Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/100

e-Konsel edisi 100 (16-11-2005)

Membangun Ibadah Keluarga


><>              Edisi (100) -- 15 Nopember 2005                  <><

                               e-KONSEL
*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*
        Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen
*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*

Daftar Isi:
    - Pengantar : Dimulai dari Keluarga
    - Cakrawala : Ibadah Keluarga yang Menyenangkan
    - Kesaksian : Ibadah Bersama Anak-anak
    - Tips      : Ibadah Keluarga
    - Surat     : Edisi Tentang Anak

*REDAKSI -*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*- REDAKSI*

                    -*- PENGANTAR DARI REDAKSI -*-

  Ada penggalan lagu yang syairnya berbunyi demikian:
     "Harta yang paling berharga adalah keluarga
      Mutiara yang paling indah adalah keluarga ...."
  Ya, keluarga akan menjadi sebuah tempat yang sangat dirindukan oleh
  anggota-anggotanya lebih dari apapun jika mereka masing-masing
  memiliki ikatan kasih yang erat. Syair lagu di atas pun saya percaya
  ditulis oleh seorang pengarang lagu yang memiliki pengalaman
  berkeluarga yang indah dan sehat.

  Perlu suatu usaha yang nyata jika keluarga Kristen ingin mendapatkan
  pengalaman hidup berkeluarga yang indah dan sesuai dengan firman
  Tuhan. Salah satunya adalah dengan membangun ibadah keluarga.
  Orangtua tidak dapat setiap saat memantau kehidupan anak-anaknya,
  baik untuk hal-hal umum ataupun hal-hal rohani. Tapi melalui ibadah
  keluarga, orangtua bisa menanam dan memupuk prinsip-prinsip firman
  Tuhan dalam diri anak-anaknya, sehingga saat mereka tidak bersama
  dengan orangtuanya kelak, "senjata rohani" sudah mereka miliki.
  Hubungan antara suami isteri pun bisa menjadi lebih harmonis, jika
  dalam ibadah keluarga ini suami isteri dapat mengekspresikan emosi
  dan kasih mereka dalam terang firman Tuhan. Untuk membahas lebih
  lanjut mengenai Ibadah Keluarga ini, silakan Anda simak sendiri
  edisi e-Konsel kali ini.

  Mari giatkan Ibadah Keluarga untuk menciptakan keluarga Kristen yang
  mengasihi dan hidup sesuai dengan Firman Tuhan! (Dav)

  Redaksi


*CAKRAWALA *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* CAKRAWALA*

              -*- IBADAH KELUARGA YANG MENYENANGKAN -*-

  Mendengar kata ibadah, kebanyakan orang menghubungkannya dengan
  ritual formal yang kaku, membosankan, dan tidak menarik. Karena itu,
  banyak keluarga yang sekalipun menyebut dirinya keluarga Kristen,
  jarang atau bahkan tidak pernah melakukan persekutuan dalam
  keluarganya sendiri. Padahal ibadah keluarga dapat menjadi saat-saat
  yang menyenangkan dan paling dinantikan oleh anak-anak kita.

  Keluarga adalah sesuatu yang berharga bagi Allah. Ada beberapa
  contoh dalam Alkitab bahwa Allah menyelamatkan keluarga umat-Nya
  dari pembinasaan orang-orang fasik yang Allah lakukan. Nuh beserta
  isteri dan anak serta menantunya diselamatkan dari air bah, Lot
  beserta isteri dan anaknya juga diselamatkan dari pemusnahan Sodom
  dan Gomora. Selain itu, Allah memberkati keluarga Abraham dan juga
  keluarga Yakub. Kita juga memperoleh gambaran mengenai ibadah
  keluarga yang dilakukan oleh orang-orang beriman ini. Karena itu,
  ibadah keluarga merupakan aktivitas penting dan melalui ibadah
  keluarga, Tuhan berkenan mencurahkan berkat-Nya.

  Absennya ibadah keluarga menyebabkan lemahnya keluarga dalam
  menghadapi serangan terhadap moral dan spiritual keluarga. Anggota
  keluarga terpecah-belah karena tidak ada kasih Tuhan yang mengikat
  mereka. Keluarga yang tidak menyelenggarakan ibadah juga rentan
  terhadap pengaruh dunia yang menggerogoti kehidupan rohani.
  Sebaliknya, terpeliharanya ibadah keluarga menyebabkan tidak
  terputusnya generasi yang beriman dan mengasihi Tuhan. Berkat Tuhan
  akan tercurah ke atas keluarga yang demikian.

  Pentingkah Ibadah Keluarga?
  ---------------------------
  Mazmur 1 adalah salah satu hafalan Alkitab yang kami hafalkan ketika
  kami masih kanak-kanak. Tentu saat itu saya tidak dapat mencerna
  sepenuhnya arti Mazmur ini. Ketika itu saya sering bertanya pada
  diri sendiri, "Apa menariknya kita merenungkan Taurat Tuhan siang
  dan malam? Bagaimana saya dapat bersukacita ketika merenungkannya?"

  Ketika dewasa, saya baru menyadari dan bersyukur bahwa kebiasaan
  melakukan ibadah keluarga yang diterapkan orangtua saya itu membawa
  banyak berkat dalam kehidupan kami. Sekalipun kerajinan saya dalam
  membaca Alkitab dan berdoa dapat mengalami pasang surut, kebiasaan
  beribadah dalam keluarga "memaksa" saya untuk terus mengupayakan doa
  dan pembacaan Firman Tuhan. Dari sanalah sukacita sejati dapat kita
  nikmati. Saya kemudian dapat menghayati, "Titah Tuhan itu tepat,
  menyukakan hati; perintah Tuhan itu murni, membuat mata bercahaya.
  Takut akan Tuhan itu suci, tetap ada untuk selamanya; hukum-hukum
  Tuhan itu benar, adil semuanya, lebih indah daripada emas, bahkan
  daripada banyak emas tua; dan lebih manis daripada madu, bahkan
  daripada madu tetesan dari sarang lebah." (Mazmur 19:8-10)

  Apa Pentingnya Ibadah Keluarga?
  -------------------------------
  PERTAMA, ibadah keluarga membuat hidup kita diarahkan kepada Tuhan.
  Setiap hari, keluarga kita mempunyai waktu khusus buat Tuhan. Dengan
  demikian hidup kita relatif terlindung dari dosa dan perpecahan
  keluarga.

  KEDUA, ibadah keluarga membuat anggota keluarga diikat satu sama
  lain dalam kasih Kristus. Bila ada perselisihan, ibadah keluarga
  mempercepat pemulihan suasana harmonis dalam rumah tangga. Dorongan
  untuk beribadah membuat masing-masing anggota keluarga merasa
  "sungkan" sehingga berpotensi mengurangi ketegangan. Tentu tidak
  enak rasanya menghadap Tuhan dalam keadaan yang kurang baik dan
  dengan masih menyimpan kebencian. Dalam keluarga yang bermasalah
  sekalipun, misalnya ketika salah satu orangtua absen dan bermasalah,
  adanya ibadah keluarga yang rutin diadakan memberi kekuatan ekstra
  untuk menghadapi masalah demi masalah. Ada kalanya Tuhan mengadakan
  pemulihan buat keluarga bermasalah ketika anggota keluarga saling
  mendoakan satu sama lain.

  KETIGA, ibadah keluarga membuat anggota keluarga bertumbuh secara
  rohani. Anak-anak akan mempunyai kenangan indah bagaimana mereka
  dibimbing oleh orangtua mereka dalam hal iman dan Firman Tuhan. Anak
  yang terbiasa membaca Firman Tuhan akan lebih mudah mengembangkan
  kepekaan akan hal-hal rohani dan karena itu perilaku mereka pun
  lebih terkontrol. Sebaliknya, acapkali orangtua pun diingatkan
  secara tidak langsung akan perilaku mereka yang tidak sesuai dengan
  apa yang mereka ajarkan. Dengan demikian orangtua pun lebih waspada
  akan tingkah lakunya sendiri.

  KEEMPAT, anak-anak dalam keluarga yang secara rutin menerapkan
  ibadah keluarga akan lebih mudah diajar dan lebih peka terhadap
  kebenaran. Mereka secara kritis akan bertanya mengenai arti rohani
  dari pengalaman-pengalaman mereka. Dampaknya, kita pun memiliki
  lebih banyak kesempatan untuk menjelaskan kebenaran dan memahami apa
  yang mereka pikirkan.

  KELIMA, persekutuan keluarga membuat seluruh anggota keluarga lebih
  kuat untuk menghadapi tekanan hidup. Ini dapat terjadi karena ketika
  kita bersekutu bersama, setiap anggota keluarga memiliki kesempatan
  untuk saling memperhatikan dan saling mendukung. Banyak kebutuhan
  emosi maupun rohani dapat memperoleh pemenuhan ketika kita
  berkesempatan berkumpul, sehingga ketika krisis melanda, anggota
  keluarga memiliki kekuatan untuk bertahan.

  Bila ibadah keluarga sedemikian bermanfaat, mengapa kita sering
  enggan melakukannya?
  ---------------------------------------------------------------
  PERTAMA, ibadah keluarga menuntut kerja keras dari orangtua, dalam
  hal ini untuk mempersiapkan diri dengan lebih banyak belajar Firman
  Tuhan. Ketika ibadah dilangsungkan, kita tentu perlu membimbing
  anak-anak kita untuk bertumbuh dalam iman. Bila kita tidak
  menyiapkan diri dengan baik, kita menjadi gamang ketika berhadapan
  dengan anak-anak yang ingin melihat contoh nyata bagaimana hidup
  yang dalam Firman Tuhan. Sebagai manusia berdosa yang sering
  berperang melawan kedagingannya sendiri, kita perlu mengingatkan
  diri kita agar tidak lengah dan malas dalam bersaat teduh dan
  membaca Alkitab.

  KEDUA, sering kali ibadah keluarga terabaikan karena adanya
  prioritas yang lebih utama di mata orangtua. Kesibukan mengejar
  karir dan popularitas di masyarakat acapkali mempersulit orangtua
  menyelenggarakan ibadah keluarga secara rutin. Kurangnya waktu
  kebersamaan dalam keluarga modern karena orangtua sibuk bekerja di
  luar rumah dan pulang malam hari dalam keadaan letih. Kesulitan anak
  dalam pelajarannya di sekolah membuat orangtua harus terus-menerus
  mengawasi anaknya belajar dan ini juga menyita banyak waktu
  keluarga. Dalam keadaan seperti ini, orangtua perlu mengingatkan
  diri bahwa semua kesibukan dan kesempatan menikmati hidup dari Tuhan
  juga asalnya. Karena itu kita perlu mendahulukan Tuhan dan kita pun
  perlu memberi contoh kepada anak-anak kita. Bila di tengah sempitnya
  waktu, kita masih dapat mengupayakan ibadah, anak juga akan belajar
  memprioritaskan Tuhan dalam hidupnya.

  KETIGA, ada cukup banyak orangtua berpandangan bahwa Sekolah Minggu
  telah mengajarkan segala sesuatu tentang Alkitab. Guru sekolah
  minggu dianggap lebih kompeten dibanding orangtua, karena itu
  orangtua sudah cukup puas bila anaknya telah disertakan dalam
  kegiatan Sekolah Minggu. Ada kalanya alasan ini dikemukakan karena
  orangtua tidak hidup dalam pemahaman Alkitab yang akibatnya orangtua
  gagap dalam beribadah, apalagi bila harus memimpin ibadah, bahkan
  untuk memimpin ibadah dalam keluarga sendiri sekalipun. Bila
  orangtua kurang percaya diri mengajarkan Alkitab dan memimpin doa di
  rumah, orangtua perlu berusaha membaca Alkitab lebih sering dan
  kemudian mempelajari latar belakang suatu bagian Alkitab ditulis,
  baik lewat buku-buku maupun lewat kelas-kelas pemahaman Alkitab.

  Sebetulnya anak-anak akan terbantu secara meyakinkan bila mereka
  memperoleh pengajaran Alkitab di gereja dan juga di rumah.
  Alasannya, pengenalan akan Tuhan bukan hanya terjadi secara rasio
  belaka. Alkitab mengajarkan pula mengenai bagaimana harus menjalani
  hidup ini dan anak perlu diajarkan untuk hidup dalam hikmat Tuhan.
  Bandingkan berapa banyak waktu televisi dan orang tidak percaya
  mempengaruhi mereka bila dibandingkan dengan jumlah waktu mereka
  bersentuhan dengan Firman Tuhan. Selain itu, banyak kali anak-anak
  memperoleh gambaran mengenai Allah melalui orangtuanya di bumi ini.
  Persekutuan keluarga membantu mereka mengenal Allah lewat orangtua
  mereka.

  KEEMPAT, kita tidak mempunyai hubungan pernikahan yang baik dan
  karena itu kita enggan berbicara dan bertegur sapa dengan pasangan
  atau anak-anak kita. Keadaan demikian mempengaruhi suasana hati kita
  sehingga kita pun enggan bersekutu, berdoa, dan membaca Alkitab.
  Bila pernikahan kita berada pada kondisi demikian, kita wajib
  bekerja keras memperbaiki hubungan pribadi kita dengan Tuhan dan
  kemudian memperbaiki juga kondisi pernikahan kita.

  KELIMA, ada kegiatan lain yang merupakan selingan, namun akhirnya
  lebih menyita waktu dan menghalangi keluarga beribadah. Selingan itu
  dapat berupa acara televisi, play station, internet, komputer, mobil
  atau motor, menonton film, shopping, rekreasi, dan sebagainya.
  Tontonan dan permainan yang sehat tentu saja kita butuhkan. Namun
  jangan sampai selingan itu mengambil alih persekutuan keluarga
  dengan Tuhan. Keberanian untuk menghitung kembali waktu rekreasi
  kita dan memotong waktu untuk kegiatan selingan yang tidak perlu
  akan membantu kita dalam mengadakan persekutuan yang lebih baik
  dengan Tuhan.

  Beberapa Ide Agar Ibadah Menyenangkan
  -------------------------------------
  Bila kita dapat menciptakan suasana yang menyenangkan, saat
  beribadah akan menjadi saat yang dinanti-nantikan oleh seluruh
  keluarga. Dengan demikian hambatan beribadah dapat dikurangi.
  Beberapa ide berikut ini dapat dicoba untuk menghidupkan suasana
  ibadah keluarga kita.

  1. Ciptakan suasana keluarga yang saling mengasihi.
     ------------------------------------------------
     Ibadah keluarga akan terasa sebagai aktivitas yang kering dan
     tidak menyenangkan tatkala suami, isteri dan anak-anak tidak
     memiliki hubungan yang baik. Upaya kita untuk mengasihi satu sama
     lain akan memberi rasa aman dan sukacita, sehingga kita pun
     menikmati kebersamaan dalam ibadah keluarga.

  2. Upayakan agar bentuk ibadah tidak terlalu formal dan kaku.
     ----------------------------------------------------------
     Banyak orangtua yang terpaku pada ritual yang lebih cocok untuk
     orang dewasa. Padahal sebenarnya yang lebih penting dari suatu
     ibadah keluarga adalah kebersamaan dalam Tuhan. Jadi, kita boleh
     melakukan itu hanya dengan berdoa bersama saja dan kemudian
     menghafalkan ayat Alkitab, atau bisa juga dengan menceritakan
     kesaksian mengenai kebaikan Tuhan. Ibadah bersama anak juga dapat
     dilakukan dengan pertanyaan kita kepada mereka menyangkut iman
     atau moralitas, misalnya mengenai kejujuran, atau mengenai
     kebaikan Tuhan atas diri mereka. Jawaban mereka ini kemudian kita
     diskusikan dan ditutup dengan doa.

  3. Buatlah variasi yang menyenangkan.
     ----------------------------------
     Ada banyak cara yang kita dapat lakukan agar anak senang
     beribadah dalam keluarga. Kita dapat menyanyikan lagu rohani
     bersama anak dan kemudian berdoa. Pada kesempatan lain kita dapat
     bermain teka-teki Alkitab. Ibadah dapat pula dilakukan dengan
     menanyakan satu dua hal yang anak ingin doakan, baik menyangkut
     teman mereka atau persoalan mereka. Pada kesempatan lain orangtua
     dan anak dapat saling berbagi cerita. Kemudian cerita ini dapat
     dikaitkan dengan pelajaran dari Alkitab. Umumnya anak-anak suka
     sekali mendengar kisah tokoh-tokoh Alkitab. Karena itu bercerita
     dapat menjadi bagian yang paling sering dilakukan dalam ibadah
     kita. Menghafal ayat Alkitab juga dapat menjadi bagian ibadah
     yang menyenangkan. Bila anak sudah dapat membaca, anak dapat
     diminta membacakan ayat-ayat tertentu dari Alkitab. Beberapa buku
     bantu renungan Alkitab yang disusun secara menarik buat anak
     dapat pula dijadikan sebagai salah satu bahan ibadah. Teka-teki
     silang, juga permainan kata dan gambar dapat merupakan alat bantu
     menarik sehingga anak tertarik untuk belajar Alkitab.

  4. Seyogyanya acara ibadah keluarga berlangsung tidak terlalu lama.
     ----------------------------------------------------------------
     Lebih baik mengadakan ibadah keluarga dengan frekuensi lebih
     banyak setiap minggunya dari pada jarang diadakan, tetapi setiap
     kali dilakukan selalu berlangsung lama. Alasannya, anak yang
     masih kecil tidak mampu memusatkan perhatian dalam jangka waktu
     yang lama. Bila ibadah berkepanjangan, selain anak menjadi bosan
     dan tidak lagi menyukainya, kita pun seolah melakukannya dengan
     terpaksa.

  5. Ciptakan berbagai kesempatan untuk melangsungkan ibadah dalam
     keluarga.
     -------------------------------------------------------------
     Banyak kesempatan yang dapat dimanfaatkan untuk berbagi hidup di
     dalam Tuhan dengan anak-anak kita. Dalam perjalanan ke sekolah,
     bila kita mengantar sendiri anak kita dengan mobil, kita
     mempunyai kesempatan cukup banyak untuk membagikan apa yang kita
     lihat dan mengajak anak untuk bersyukur. Bila di rumah ada alat
     musik atau tape, kita dapat memainkan atau memutarkan lagu rohani
     dan menyanyikannya bersama anak. Makan malam bersama keluarga
     merupakan waktu yang baik untuk mendengarkan anak-anak bercerita
     tentang pengalaman mereka dan menggali beberapa pokok doa. Waktu
     malam menjelang tidur adalah waktu yang ideal bagi kebanyakan
     orangtua untuk berdoa dan berbagi cerita.

  Ibadah keluarga lebih mudah dilakukan bila kita dapat mengupayakan
  relasi keluarga yang harmonis. Orangtua yang takut akan Tuhan dan
  anak-anak yang dididik sejak usia sangat muda di dalam Tuhan
  merupakan modal penting dalam membangun suasana ibadah dalam
  keluarga. Selamat berbakti melalui keluarga!

-*- Sumber:-*-
  Judul Artikel: Ibadah Keluarga yang Menyenangkan
  Penulis      : Heman Elia, M.Psi.
  Nama Situs   : TELAGA (Tegur Sapa Gembala Keluarga)
  URL          : http://www.telaga.org/


*KESAKSIAN *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* KESAKSIAN*

  Kesaksian berikut ini kami ambil dari Majalah Eunike yang
  mewawancarai keluarga Pdt. Yohanes Lilik Susanto, S.Th. dan Ibu Ayny
  L.S. Di bawah ini adalah hasil wawancara yang telah dituliskan dalam
  sebuah artikel kecil.

                   -*- IBADAH BERSAMA ANAK-ANAK -*-

  Ibadah keluarga merupakan ibadah non-formal karena konteksnya adalah
  realita hidup sehari-hari. Kalau Tuhan dihormati dan ditinggikan di
  dalam ibadah formal di gereja, maka Tuhan juga harus dihormati dan
  ditinggikan di dalam seluruh aspek kehidupan keluarga di rumah.
  Mengutip Francis Schaeffer, "If God is not the Lord of all, He is
  not the Lord at all (Jika Tuhan tidak menjadi Tuhan dalam segala
  hal, maka Tuhan sama sekali bukan Tuhan)."

  Di dalam Ulangan 6 dikatakan bahwa sebelum orangtua mengajarkan
  kebenaran Firman Tuhan kepada anak-anaknya, orangtua itu sendiri
  harus melakukan dan mengaplikasikan kebenaran Firman Tuhan itu di
  dalam hidup mereka. Dan karena konteks dari ibadah keluarga adalah
  realita hidup sehari-hari, maka kehidupan orangtua itu sendiri
  haruslah merupakan suatu ibadah. Baru sesudah itu mereka dapat
  mengajarkan kepada anak-anaknya setiap saat -- pada saat berbaring
  tidur, bermain, mengerjakan sesuatu atau pada saat apapun juga --
  artinya setiap ada kesempatan berkomunikasi, di saat itulah
  kebenaran Firman Tuhan diajarkan. Oleh sebab itu di keluarga kami,
  waktu dan tempat ibadah keluarga bisa fleksibel sekali, kadang-
  kadang di meja makan, di ruang tamu, ataupun di kamar tidur
  menjelang anak-anak akan tidur.

  Karena kesibukan suami saya sebagai seorang hamba Tuhan, seringkali
  kami baru dapat berkumpul bersama pada waktu malam hari ketika anak-
  anak sudah siap untuk tidur. Kesempatan ini biasanya kami gunakan
  untuk beribadah bersama-sama yang dimulai dengan beberapa pujian,
  lalu suami saya menanyakan apa yang terjadi pada hari itu. Kami
  mendiskusikan bersama-sama sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan dan
  ditutup dengan menaikkan doa syafaat dan ucapan syukur. Dalam
  kesempatan berkumpul tersebut kami lebih menekankan doa-doa syafaat
  dan doa syukur. Namun jika suami saya sedang ada pelayanan di luar
  kota maka sayalah yang memimpin acara ibadah ini, dan anak-anak
  dilibatkan dengan memberi mereka kesempatan untuk memimpin pujian,
  berdoa, atau menceritakan apa yang mereka pikirkan atau rasakan.
  Pergumulan mereka dengan Tuhan dan firman-Nya kami lihat sebagai
  pergumulan pribadi yang dapat membawa mereka pada pertumbuhan. Dan
  hubungan pribadi mereka dengan Tuhan itu akan menjadi dasar
  kehidupan iman mereka kelak.

  Sebagai keluarga Hamba Tuhan, ibadah mempunyai dampak yang sangat
  besar dalam kehidupan keluarga kami termasuk anak-anak, karena pada
  saat kami mengajarkan kepada mereka bahwa Tuhanlah yang paling
  dihormati dan ditinggikan di rumah ini lebih dari segala sesuatu
  maka yang kami lihat dan rasakan adalah anak-anak mengerti bahwa
  Tuhan dan pekerjaan-Nya merupakan hal yang sangat penting sehingga
  perlu mendapatkan prioritas utama. Hal ini terlihat dari sikap
  mereka yang bisa menerima ketika kami harus menunda kesempatan untuk
  pergi bersama-sama karena papanya harus melakukan pelayanan secara
  mendadak, misalnya ada jemaat yang masuk rumah sakit atau meninggal.

-*- Sumber: -*-
  Judul Majalah: Eunike, Edisi 07/Triwulan IV/2002
  Judul Artikel: Ibadah Bersama Anak-anak
  Penulis      : Ibu Irene Anakota
  Penerbit     : Yayasan Eunike, Jakarta, 2002
  Halaman      : 36


*TIPS *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* TIPS*

                        -*- IBADAH KELUARGA -*-

  Berikut ini beberapa saran praktis untuk memadukan ibadah gereja ke
  dalam kegiatan keluarga Anda sehari-hari.

  1. Mulailah percakapan waktu makan malam pada hari Minggu dengan
     suatu pertanyaan, pembenaran, atau argumentasi sehubungan
     dengan khotbah pendeta pada pagi harinya.

  2. Carilah ayat-ayat Alkitab sebagai pendukung untuk dibacakan dalam
     kebaktian keluarga setiap hari dengan didahului, "Aku telah
     memikirkan pemberitaan Firman oleh pendeta atau pelajaran Sekolah
     Minggu ....", 3. Berikan kesaksian pribadi kepada keluarga mengenai bagaimana
     khotbah, nyanyian, atau ayat Alkitab dalam kebaktian ibadah itu
     dapat mengingatkan saat menghadapi suatu keputusan, krisis atau
     pencobaan.

  4. Hubungkan kebenaran yang diberitakan dalam ibadah dengan
     peristiwa atau krisis moral zaman sekarang waktu Saudara menonton
     televisi atau membaca surat kabar.

  5. Gunakan tulisan nats Alkitab yang dipakai dalam khotbah hari
     Minggu atau dalam pelajaran Sekolah Minggu untuk dibacakan
     bersama sebelum doa pengucapan syukur waktu hendak makan, atau
     nyanyikan bersama-sama satu bait lagu yang dinyanyikan dalam
     kebaktian ibadah hari Minggu.

  6. Berilah nasihat kepada keluarga, "Dalam setiap kebaktian ibadah
     aku menemukan suatu hal yang dapat menolongku, meskipun kebaktian
     itu terasa membosankan dan semua orang muram. Hari ini, misalnya,
     aku merasa tertolong oleh ...."

-*- Bahan diedit dari sumber:-*-
  Judul Buku   : Penerapan Praktis Pola Hidup Kristen
  Judul Artikel: Ibadah Keluarga
  Penulis      : David McKenna
  Penerbit     : Kerjasama antara Gandum Mas, Malang; Kalam Hidup,
                 Bandung; Lembaga Literatur Baptis, Bandung; dan
                 YAKIN, Surabaya, 2002
  Halaman      : 581


*SURAT*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-DARI Anda-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*SURAT*

  Dari: Lita <nalita(at)>
  >Dear e-Konsel,
  >Saya mau tanya apakah e-Konsel memiliki atau pernah membahas
  >tentang masalah seputar anak-anak? Kalau sudah pernah membahas
  >bagaimana saya bisa mendapatkannya?
  >Terimakasih, Tuhan memberkati pelayanan e-Konsel.

  Redaksi:
  e-Konsel pernah membahas beberapa masalah seputar anak, silakan cek
  beberapa arsip edisi e-Konsel berikut ini:
  1. Awas Autis!
     ==>   http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/091/

  2. Stress Pada Anak
     ==>   http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/090/

  3. Masalah Remaja dan Orangtua
     ==>   http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/048/

  Untuk melihat arsip Publikasi e-Konsel secara lengkap, silakan
  berkunjung ke alamat:
  ==>   http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/arsip/

  Selamat menjelajah!


e-KONSEL*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*e-KONSEL

                         STAF REDAKSI e-Konsel
                          Ratri, Evie, Silvi
                    PENANGGUNG JAWAB ISI dan TEKNIS
                         Yayasan Lembaga SABDA
                     INFRASTRUKTUR dan DISTRIBUTOR
                         Sistem Network I-KAN
                      Copyright(c) 2005 oleh YLSA
                      http://www.sabda.org/ylsa/
                       http://katalog.sabda.org/
                    Rekening: BCA Pasar Legi Solo
                 No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati

*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*
Anda punya masalah atau perlu konseling? <masalah-konsel(at)sabda.org>
Informasi/artikel/bahan/sumber konseling/surat/saran/pertanyaan/dll.
dapat dikirimkan ke alamat:             <owner-i-kan-konsel(at)xc.org>
*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*
Berlangganan  : <subscribe-i-kan-konsel(at)xc.org>
Berhenti      : <unsubscribe-i-kan-konsel(at)xc.org>
Sistem lyris  : http://hub.xc.org/scripts/lyris.pl?enter=i-kan-konsel
ARSIP e-Konsel: http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/
Situs C3I     : http://www.sabda.org/c3i/
*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org