Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/76

e-Konsel edisi 76 (1-12-2004)

Menyambut Natal

><>                Edisi (076) -- 01 Desember 2004                 <><

                               e-KONSEL
*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*
        Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen
*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*

Daftar Isi:
    - Pengantar            : Menyambut Natal
    - Renungan             : Beban Berat di Saat Natal
    - Cakrawala            : Natal dan Kasih Allah
    - Tanya Jawab          : Apakah Anak-anak Boleh Mengikuti Perayaan
                             Natal yang Menggunakan Sinterklas?
    - Tips                 : Mintalah Maaf Bila Anda Bersalah
    - Info                 : Seminar dari LK3
    - Surat                : Topik yang Lebih Spesifik

*REDAKSI -*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*- REDAKSI*

                    -*- PENGANTAR DARI REDAKSI -*-


  Syallom pembaca e-Konsel,

  Tak terasa, kita sudah memasuki bulan di penghujung tahun 2004. Itu
  berarti, sebentar lagi kita akan merayakan Natal. Kami yakin, sejak
  awal bulan Desember ini, segala persiapan untuk menyambut Natal
  sudah mulai Anda lakukan, bukan? Seperti tahun-tahun sebelumnya,
  pada bulan Desember ini, e-Konsel juga sudah menyiapkan dua edisi
  dengan tema NATAL. Edisi pertama untuk bulan ini (076/2004)
  menyuguhkan topik "Menyambut Natal", disusul topik kedua (077/2004)
  yang akan terbit pertengahan bulan Desember adalah "Selamat Natal".

  Pada topik "Menyambut Natal" ini, kami menyajikan renungan dan
  artikel yang akan menolong Anda menyiapkan hati untuk menyambut
  Natal. Juga pada Kolom Tanya Jawab Anda akan mendapat informasi
  tentang Sinterklas, icon Natal yang sangat populer di tengah-tengah
  anak-anak. Boleh nggak sih merayakan Natal dengan Sinterklas? Adapun
  pada kolom Tips, kami sajikan artikel berjudul "Mintalah Maaf Bila
  Anda Bersalah" yang mungkin bisa Anda jadikan salah satu alternatif
  kegiatan yang bisa dilakukan menjelang Natal. Bagi para orangtua,
  guru, atau siapa saja yang tertarik pada dunia anak, simak info
  seminar dari LK3 (Layanan Konseling Keluarga dan Karir).

  Nah, tunggu apa lagi? Silakan menyimak sajian kami dan jadikan masa
  Advent ini sebagai saat-saat untuk merenungkan kembali makna Natal
  yang sesungguhnya. Tuhan Memberkati!

  Redaksi


*RENUNGAN *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* RENUNGAN*

                  -*- BEBAN BERAT DI SAAT NATAL -*-

  Bacaan: Lukas 4:14-21

  Dalam perjalanan menuju Museum Seni Metropolitan di New York pada
  bulan Desember, saya berhenti sejenak untuk mengagumi pohon Natal
  yang menakjubkan. Pohon itu dihiasi boneka malaikat dan dasarnya
  dikelilingi oleh patung-patung dari abad ke-18 yang menggambarkan
  kelahiran Kristus. Jumlahnya hampir 200 patung. Di antaranya
  terdapat para gembala, orang majus, dan penduduk kota. Mereka
  memandangi palungan dengan penuh harap atau menatap para malaikat
  dengan takjub.

  Namun, ada satu patung yang tampak berbeda dari yang lainnya, yaitu
  patung pria tanpa alas kaki, yang membawa beban berat di punggungnya
  dan menundukkan kepala. Hati saya tersentak. Pria ini seperti
  kebanyakan orang saat ini, yang sangat berbeban berat sehingga tidak
  dapat melihat Sang Mesias.

  Natal dapat menjadi saat yang tidak menyenangkan bagi mereka yang
  menderita karena beban kerja yang berat, ketegangan dalam keluarga,
  dan kehilangan. Namun, patut diingat bahwa Kristus datang ke dunia
  ini untuk mengangkat kepala orang yang tertunduk karena beban berat.
  Yesus mengutip perkataan Yesaya untuk memberitahukan misi yang
  diberikan Allah kepada-Nya bagi dunia: "Untuk menyampaikan kabar
  baik kepada orang-orang miskin; ... untuk memberitakan pembebasan
  kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta,
  untuk membebaskan orang-orang yang tertindas." (Lukas 4:18,19)

  Yesus datang untuk mengangkat beban kita sehingga kita dapat
  mengangkat kepala kita untuk menyambut-Nya saat Natal tiba.

                                                       David McCasland

                  AGAR DAPAT MERASAKAN SUKACITA NATAL
                           PANDANGLAH YESUS

-*- Sumber: -*-
  Arsip Publikasi e-RH (Renungan Harian), Selasa, 24 Desember 2002
  ==>  http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2002/12/24/


*CAKRAWALA *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* CAKRAWALA*

                    -*- NATAL DAN KASIH ALLAH -*-

  Bila Anda penggemar komputer dan senang ber-email ria serta suka
  menjelajahi internet, maka Anda akan tahu bahwa pada masa raya Natal
  tahun 1987, ketika pengguna internet hanya kurang dari 100.000
  orang, ada sebuah kode panggilan komputer yang binal disebut
  "Christmas.exe". Kode ini menyebarkan virus yang mengacaukan dunia
  perkomputeran dan merusak ribuan mainframes. Yang menarik dari
  peristiwa tersebut adalah message yang digunakan: "Here´s a
  Christmas greeting I thought you´d like.", artinya "Ini adalah
  ucapan Natal yang saya kira akan Anda sukai". Virus "Natal" yang
  nakal itu mendatangkan malapetaka jika seseorang menerima email dan
  mengklik attachment "Chistmas.exe" tersebut. Sekali memasuki
  komputer Anda, maka virus "Natal" itu akan merusak seluruh file dan
  akan mereplikasi atau menjiplak diri menjadi ratusan kali, sehingga
  mengacaukan jalan masuk ke memori secara rancu alias random. Virus
  nakal tersebut dapat menyalin daftar email -- orang-orang yang
  sering menerima mail dari address book komputer Anda, kemudian
  mengirimkan secara otomatis ke alamat-alamat tersebut untuk mencari
  mangsa baru.

  Peristiwa yang sama dengan korban lebih banyak terjadi lagi pada
  musim semi tahun 2000 ketika sepasang muda dan mudi Filipina
  melepaskan virus dengan nama "I Love You", tentu semua pembaca tahu
  artinya.

  Pelacakan terhadap pencipta virus "Cinta" yang melibatkan FBI dan
  Interpol ini dipusatkan ke Filipina setelah sebuah warnet di Manila
  melaporkan bahwa virus itu muncul melalui dua alamat email pelanggan
  mereka. Virus "Cinta" tersebut telah merusak puluhan juta komputer
  dengan nilai ratusan juta dollar. Namun, para ekonom Teknologi
  Informasi di California menduga, secara keseluruhan kerugian yang
  diakibatkan virus tersebut mencapai 10 milyar dollar!

  Jika kita dapat mencari tahu penyebab musibah virus yang
  mengakibatkan begitu banyak korban dan kerugian ini, maka kita dapat
  menyimak bahwa apa yang sebenarnya dicari oleh manusia pada umumnya
  dibalik peristiwa tersebut adalah cinta kasih. Kebutuhan akan cinta
  kasih itu makin terasa dalam hidup ini karena makin semaraknya
  kekejaman dan kebengisan manusia di tahun-tahun terakhir ini. Belum
  lagi trauma tragedi 911 sirna dari ingatan kita, kembali halaman-
  halaman depan koran dipenuhi berita-berita tindakan manusia yang
  tanpa cinta-kasih terhadap sesamanya.

  Bagi kita, masyarakat Indonesia, belum kering air mata kita oleh
  meledaknya bom Bali, peledakan bom kembali terjadi di Hotel JW
  Marriott Jakarta dengan korban-korban yang tidak berdaya. Demikian
  pula di markas besar PBB, belum ada tanda-tanda kesedihan menurun
  karena kantornya di Irak meledak dan sejumlah pegawai seniornya
  meninggal, lagi-lagi bom bunuh diri menimpa kantor yang sama, bahkan
  korban yang jatuh semakin bertambah, baik dari pasukan koalisi
  ataupun US serta penduduk lokal yang terkena serangan roket. Korban
  jatuh lain yang tidak terhitung jumlahnya juga terjadi dalam konflik
  Israel-Palestina di Timur Tengah serta akibat dari ledakan bom
  teroris di Arab Saudi. Di Amerika sendiri, penjagaan dan pemeriksaan
  bagasi para penumpang pesawat domestik ataupun internasional semakin
  diperketat, sehingga menyebabkan kejengkelan dan kekesalan bagi
  kebanyakan penumpang. Seseorang yang akan bepergian dengan pesawat
  internasional harus menyediakan waktu empat jam di muka sebelum
  check in. Dalam kehidupan dunia yang hanya terdiri dari rangkaian
  musibah dan kekejaman ini, benar-benar telah mengganggu kehidupan
  umat manusia sejagat. Tidak ada seorang pun, termasuk Presiden
  Amerika Geoge W. Bush atau Sekjen PBB Kofi Annan, dapat memprediksi
  kapan ketidak-pastian itu akan berakhir.

  Kita adalah Obyek Kasih Allah
  -----------------------------
  Di tengah kerisauan, kecemasan, ketakutan, kegelisahan, dan keputus-
  asaan, kita melihat bahwa dunia tidak berubah lebih baik, tetapi
  semakin mengecewakan dan moral manusia semakin merosot sekalipun
  kemajuan teknologi semakin canggih. Di masa raya Natal ini, ada
  baiknya kita merenungkan kembali cinta-kasih yang sejati di tengah
  dunia yang sudah kehilangan cinta kasih ini, yaitu kasih Allah.

  Mungkin Anda akan bertanya, bagaimanakah kasih Allah itu dinyatakan
  di tengah dunia yang penuh bencana ini? Justru di saat-saat seperti
  inilah, kita makin perlu lebih meresapi kasih Allah itu.

  Kasih Allah yang dirindukan oleh setiap orang, baik Kristen maupun
  non-Kristen, khususnya di masa yang menggelisahkan dan tidak menentu
  ini, dinyatakan dalam Injil Yohanes 3:16,
         "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia
         telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap
         orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh
         hidup yang kekal."

  Ayat tersebut tentu sudah dikenal, bahkan dihafal oleh banyak orang
  Kristen itu, sering terpampang pula di stadium-stadium besar tatkala
  diadakan pertandingan football dan di akhir Parade Mawar di Pasadena
  pada setiap hari pertama di tahun yang baru.

  Namun, pernahkah Anda bertanya, "Mengapa Allah begitu mengasihi
  saya?" Dalam Mazmur 8:4 Daud pernah bertanya,
         "Apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak
         manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?"

  Sayang ia tidak memberikan jawabannya. Memang banyak orang, bahkan
  orang Kristen sekalipun, berpendapat bahwa mustahil untuk mengetahui
  mengapa Allah mengasihi kita. Anda ingin tahu jawabannya? Bacalah
  1Yohanes 4:8,
         "Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab
         Allah adalah kasih."

  Di situ jelas dinyatakan bahwa Allah adalah KASIH dan kasih
  membutuhkan obyek. Setelah Allah menciptakan semua binatang, Allah
  tidak menemukan dalam diri hewan-hewan itu kemampuan untuk menerima
  kasih-Nya. Itulah sebabnya, Allah menciptakan manusia yang serupa
  dengan gambar-Nya dan yang kepadanya dihembuskan nafas, sehingga
  manusia itu menjadi makhluk yang hidup, pribadi yang dapat bersekutu
  dan berkomunikasi dengan Allah (Kejadian 1:26, 2:7). Kita diciptakan
  Allah karena kitalah yang layak menjadi obyek kasih Allah, itulah
  sebabnya, Allah begitu mengasihi kita dan mengaruniakan Anak-Nya
  yang tunggal bagi kita.

  Allah menciptakan manusia yang begitu dikasihi-Nya, sehingga Allah
  mau mati baginya. Kita bukanlah tokoh film kartun atau robot, kita
  adalah peta dan gambar Allah, Dia menciptakan kita untuk dikasihi-
  Nya. Sekalipun kita terhilang dan memberontak kepada-Nya, Dia tetap
  mencari dan mau mengampuni serta menyelamatkan kita. Inilah berita
  kasih Allah bagi kita di Natal ini, di masa yang menggelisahkan dan
  tidak menentu!

  Sekalipun umat manusia telah jatuh dalam dosa, Allah melihat di
  dalam diri manusia tetap ada peta dan gambar-Nya. Sekalipun umat
  manusia mengutuki sesamanya seperti yang dikatakan Yakobus 3:9,
         "Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah
         kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah,"

  namun peta dan gambar Allah tetap ada dalam diri kita. Allah
  mengasihi kita bukan karena kita tampan atau cantik, cerdas dan
  kaya, atau berbakat dan punya posisi melainkan karena kita adalah
  ciptaan Allah yang menjadi obyek kasih-Nya. Dia begitu mengasihi
  kita sebagaimana kita adanya dan tanpa syarat. Inilah pernyataan
  kasih Allah bagi kita di masa Natal yang menggelisahkan dan tidak
  menentu ini! Di dalam kasih Allah itu, kita akan menemukan kedamaian
  dan kepastian kasih.

  Kristus adalah Refleksi Kasih Allah
  -----------------------------------
  Agar kita lebih mantap meresapi kasih Allah, tengoklah Yesus Kristus
  yang oleh Paulus dikatakan:
         "Sebab dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh
         kepenuhan ke-Allahan" (Kolose 2:9)

  dan Yohanes menyaksikan,
         "Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak
         Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang
         menyatakan-Nya." (Yohanes 1:18)

  Yesus Kristus yang lahir pada hari Natal melalui anak dara Maria,
  hidup dan berkarya dalam sejarah manusia untuk menunjukkan kepada
  kita kasih Allah yang kekal itu. Itulah sebabnya, kita perlu
  sungguh-sungguh mengenal Yesus Kristus. Kasih Allah kepada kita
  dinyatakan oleh kasih Kristus kepada orang-orang yang Dia layani
  selama hidup-Nya.

  Dia begitu mengasihi kita sehingga Dia membuat yang buta melihat.

  Dia begitu mengasihi kita sehingga Dia membuat yang timpang
  berjalan.

  Dia begitu mengasihi kita sehingga Dia membuat yang tuli mendengar.

  Dia begitu mengasihi kita sehingga Dia membuat yang kusta menjadi
  tahir.

  Dia begitu mengasihi kita sehingga Dia membuat yang mati
  dibangkitkan.

  Dia begitu mengasihi kita sehingga Dia mengunjungi Samaria untuk
  melenyapkan ketegangan ras.

  Dia begitu mengasihi kita sehingga Dia menawarkan air hidup kepada
  kita supaya kita tidak kehausan akan cinta kasih dalam hidup ini.

  Dia begitu mengasihi kita sehingga Dia mau bertelut dan mencuci kaki
  kita.

  Namun kita tahu, Yesus Kristus datang bukan hanya untuk mengajarkan
  moral yang agung atau mengubah penderitaan menjadi kesejahteraan,
  kerisauan menjadi kedamaian. Dia datang adalah untuk mati
  menggantikan kita, itulah ungkapan kasih Allah yang terbesar:
         "Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah,
         tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah
         mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita."
         (1Yohanes 4:10)

  Dia begitu mengasihi kita sehingga pada waktu yang ditentukan oleh
  Allah, Kristus telah mati untuk kita yang durhaka.

  Dia begitu mengasihi kita sehingga Kristus telah mati untuk kita
  yang lemah, yang tidak sanggup melakukan perintah-perintah-Nya.

  Dia begitu mengasihi kita sehingga Kristus telah mati untuk kita
  yang adalah seteru, senantiasa menentang kehendak-Nya.

  Dia begitu mengasihi kita dengan kasih yang tidak terukur.

  Kasih Allah lebih lebar dari alam semesta.

  Kasih Allah lebih panjang dari kekekalan. Kasih Allah lebih tinggi
  dari segala langit.

  Kasih-Nya lebih dalam dari lubang maut hingga dapat mencapai Anda
  orang yang paling berdosa sekalipun. Kasih Allah tidak mempunyai
  batas.

  Dengan mengenal Yesus Kristus, maka tidak akan ada lagi ketakutan,
  melainkan keyakinan akan kasih Allah.

  Tidak akan ada lagi keperihan, melainkan penghiburan kasih Allah.

  Tidak akan ada lagi penolakan, melainkan penerimaan kasih Allah.

  Tidak akan ada lagi kesedihan, melainkan kesukacitaan dalam kasih
  Allah.

  Tidak akan ada lagi permusuhan, melainkan kerukunan dalam kasih
  Allah.

  Tidak akan ada lagi air mata, melainkan sorak pujian atas kasih
  Allah.

  Di hadapan Allah, yang ada hanya kasih, sukacita, damai, harapan,
  dan iman. Betapa bahagianya kita jika menyambut kasih Allah itu.

  Semoga, di masa Natal ini, di mana kerisauan dan ketidakpastian
  masih merasuk hidup umat manusia sedunia, kita lebih yakin bahwa
  sungguh kita adalah obyek kasih Allah di dalam Yesus Kristus. Amin.

-*- Sumber: -*-
  Judul Buletin: Newsletter GKI Monrovia, Th. XVII, No. 12, Desember
                 2003
  Penulis      : Pdt. Bob Jokiman
  Penerbit     : GKI Monrovia, California, USA
  Halaman      : 1 - 3


*TANYA-JAWAB *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* TANYA-JAWAB*

        -*- APAKAH ANAK-ANAK BOLEH MENGIKUTI PERAYAAN NATAL -*-
                     YANG MENGGUNAKAN SINTERKLAS?

  Tanya:
  ------
  Apakah anak-anak boleh mengikuti perayaan Natal yang menggunakan
  Sinterklas?

  Jawab:
  ------
  Di dalam hati saya selalu ada kecemasan, kalau-kalau pada suatu saat
  nanti, kita akan menanggalkan segala unsur rohani dari dalam
  kehidupan kita. Kecemasan ini didasarkan pada perubahan-perubahan
  nilai yang sekarang berlangsung, misalnya, yang dahulu tabu sekarang
  menjadi biasa saja. Memang tidak selalu "yang dahulu" itu
  mencerminkan yang rohani, namun saya menduga, pada umumnya, kita
  semua dapat menyetujui bahwa kita sedang menyaksikan pergeseran
  nilai, dari rohani ke sekuler. Sebagai contoh, dahulu perceraian
  dilihat dari sudut pandang moral, yakni sebagai suatu tindakan dosa.
  Sekarang, perceraian seringkali dinilai sebagai salah satu
  penyelesaian atas masalah penyesuaian belaka.

  Demikian pula dengan perayaan Natal. Kekudusan dan kekusukan Natal
  dapat tertukar dengan hingar-bingar tembang-tembang Natal yang
  diasosiasikan dengan hari Natal meskipun lagu-lagu itu, mungkin
  sekali tidak mengumandangkan kelahiran Kristus Juruselamat.
  Aktivitas-aktivitas tertentu acapkali dikaitkan pula dengan perayaan
  Natal, tukar-menukar bingkisan Natal, dan figur Sinterklas.
  Masalahnya ialah kegiatan-kegiatan ini sendiri sebetulnya tidaklah
  sama dengan memperingati Natal, bahkan pada intinya tidak
  berhubungan sama sekali. Jadi, tantangan yang timbul adalah
  bagaimana kita sebagai pengikut Kristus dapat terus menekankan unsur
  rohani dari perayaan Natal itu sendiri, di tengah-tengah zaman yang
  semakin gemar menggantikan unsur rohani itu dengan unsur sekuler,
  misalnya Sinterklas.

  Meskipun demikian, secara prinsip, saya tidak berkeberatan
  mengizinkan anak-anak mengikuti perayaan Natal yang menggunakan
  figur Sinterklas, selama anak-anak menyadari bahwa Natal adalah saat
  dimana kita memperingati hari kelahiran Tuhan Yesus di dunia.
  Kekaguman dan kepercayaan anak pada Sinterklas biasanya bersifat
  sementara. Lagipula, Sinterklas tidak memiliki dampak apa-apa
  terhadap anak (1Korintus 8:4-6). Sesudah mencapai usia enam hingga
  delapan tahun, anak-anak mulai menyadari bahwa Sinterklas hanyalah
  tokoh fiktif. Adalah suatu kelaziman apabila anak-anak terpaku pada
  tokoh-tokoh fiktif tertentu, misalnya pada Ksatria Baja Hitam, dan
  bagi mereka, ksatria itu seolah-olah sungguh hidup. Jadi, Sinterklas
  pun dapat menjadi seorang tokoh yang seolah-olah benar-benar ada
  dalam benak mereka. Yang paling penting adalah kita mengajarkan
  kepada anak-anak bahwa pada hari Natal, kita memperingati suatu saat
  yang agung dimana Allah berkenan turun ke dunia dan lahir sebagai
  bayi Yesus.

-*- Sumber: -*-
  Judul Buku: Parakaleo, Vol.I/No.4/Edisi Okt - Des 1994
  Penerbit  : Departemen Konseling STTRII
  Halaman   : 3


*TIPS *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* TIPS*

               -*- MINTALAH MAAF BILA ANDA BERSALAH -*-

  "Ya Allah, kemuliaan-Mu kekal selamanya,
  membuat dunia penuh damai sejahtera."

  While Shepherds Watched Their Flocks by Night.

  Salah satu kata yang berhubungan paling dekat dengan masa Natal
  adalah damai.
     Damai di bumi
     Damai di antara manusia
     Damai di antara saudara
     Damai di hati kita

  Namun, damai yang sejati hanya datang sebagai hasil dari
  pengampunan.

  Jadikan Adven sebagai saat untuk minta maaf bila Anda bersalah pada
  seseorang selama tahun yang telah lewat. Jangan datang ke palungan
  Natal dengan membawa beban rasa bersalah, kebencian, dendam, atau
  kegetiran.

  Usahakan Berbaik Kembali
  ------------------------
  Datangi orang yang Anda sakiti. Nyatakan penyesalan yang tulus.
  Usahakan untuk berbaik kembali. Mintalah maaf kepada mereka. Apakah
  Anda merasa Andalah yang disakiti? Pergilah pada orang tersebut, dan
  tetaplah minta maaf kepadanya. Mungkin sebagai balasannya, mereka
  akan meminta maaf kepada Anda.

  Apakah Anda menyakiti atau disakiti seseorang yang sudah meninggal
  atau sudah tidak bisa dihubungi lagi? Serahkan mereka pada kasih
  Allah.

  Lepaskan Luka Hati Anda
  -----------------------
  Lepaskan luka hati Anda jika Anda menganggap Adven sebagai saat
  untuk melepaskan kenangan, dosa, dan penyesalan yang menyakitkan.
  Anda bisa melakukannya dengan membeli sebatang lilin hitam pada masa
  awal Adven dan meletakkannya di tempat lilin kristal kecil.

  Setiap malam, saat berdoa, nyalakan lilin tersebut sambil meminta
  kepada Tuhan untuk mengingatkan pada hal-hal yang membuat Anda perlu
  bertobat. Minta juga kepada Tuhan agar menyembuhkan perasaan Anda
  yang terluka dan membebaskan Anda dari kebencian yang disimpan di
  dalam hati. Lepaskan itu semua bersama asap lilin. Jangan
  mengingatnya atau memikirkannya setelah malam tersebut.

  Natal akan jauh lebih cemerlang jika Anda tidak melihat luka hati
  Anda melalui kaca jendela yang penuh dengan dosa.

-*- Sumber: -*-
  Judul Buku: 52 Cara Membuat Natal Lebih Berkesan
  Penulis   : Jan Dargatz
  Penerbit  : Interaksara, Batam Center, 1999
  Halaman   : 50 - 51


*INFO *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* INFO*

                  -*- SEMINAR KONSELING DARI LK3 -*-

  Layanan Konseling Keluarga dan Karir (LK3) kembali mengadakan
  seminar konseling bagi para orangtua, guru, atau siapa saja yang
  tertarik dan terlibat dengan dunia anak. Seminar kali ini akan
  membahas materi KONSELING BAGI ANAK DENGAN MASALAH ROKOK, PORNOGRAFI
  DAN FILM dan akan diselenggarakan pada:

  Hari, tanggal    : Sabtu, 4 Desember 2004
  Pukul            : 10.00 - 12.30 WIB
  Tempat           : Parenting & Counseling Education Center,
                     Gajah Mada Plaza, Lantai 7
  Pembicara        : Pdt. Sukirno Taryadi (pakar konseling remaja)
  Deskripsi Singkat:
         Sesi ini membahas bagaimana menjelaskan kepada anak yang
         terlanjur menjadi perokok, bagaimana mendampinginya dan
         memotivasi sang anak untuk berhenti dengan kemauan sendiri.
         Dibahas pula bagaimana seharusnya orangtua bersikap jika
         mengetahui bahwa anaknya sering mengakses situs-situs porno,
         menonton film porno, dan sebagainya. Materi lain yang
         disajikan adalah bagaimana membantu anak yang sudah sulit
         diatur jadwal menontonnya, apalagi jika sudah kecanduan
         menonton film. Juga diajarkan dengan simulasi bagaimana
         membuat anak mampu berkata "tidak" pada teman-temannya yang
         memberi pengaruh buruk.

  Seminar berikutnya akan diselenggarakan pada:
  Hari, tanggal    : Sabtu, 11 Desember 2004
  Pukul            : 10.00 - 12.30 WIB
  Tempat           : Parenting & Counseling Education Center,
                     Gajah Mada Plaza, Lantai 7
  Materi           : Konseling bagi Anak Dengan Gangguan Belajar,
                     Lemah Motivasi dan Phobia.
  Pembicara        : 1. Mayke Tedjasaputra, Psi (Psikolog anak dan
                        ahli terapi bermain dari Universitas
                        Indonesia).
                     2. Pdt. Julianto Simanjuntak M.Div. MSi.
                        (konselor keluarga).
  Deskripsi Singkat:
         Sekarang makin banyak anak yang mengalami gangguan belajar.
         Hal ini bisa terjadi karena lemahnya motivasi, minimnya
         pendampingan orangtua dan beratnya tuntutan sekolah yang
         tidak mampu diakomodasi oleh anak. Sesi ini akan mengajarkan
         bagaimana mendampingi anak yang mengalami gangguan belajar
         dan memiliki motivasi belajar yang rendah karena trauma dan
         phobia. Sesi ini juga akan mengangkat topik bagaimana
         menolong anak yang minder dan sulit bergaul.

  Untuk informasi lebih lanjut, silakan menghubungi:
  KANTOR LK3
  Taman Permata Sektor 5 Blok A 7 No. 38 Lippo Karawaci
  Tlp/Faks: 021-55650281, 021-70281762, 021-55654851 (dengan
  Sdr. Nita, Wita, Rumini atau Samurai) pada jam kantor, Selasa-Sabtu
  pukul 09.00 - 17.00 WIB.


*SURAT*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-DARI Anda-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*SURAT*

  Dari: Adi Yosef <adyose@>
  >Dear Staf-e-Konsel
  >Selamat HUT untuk pelayanan e-Konsel, semoga Tuhan terus memberikan
  >Ide-ide yang kreatif kepada setiap Hamba Tuhan yang melayani di
  >e-Konsel. Bersyukur dan berterima kasih saya bisa menerima artikel
  >dari e-Konsel. Ini sangat membantu saya di dalam mengenal hal-hal
  >tentang pelayanan konseling. Walaupun saya baru tiga kali menerima
  >artikel e-Konsel, menurut saya artikel-artikel yang diterbitkan
  >sudah sangat bagus dan berbobot. Saya berharap topik-topiknya
  >lebih dispesifikkan lagi dan dibahas secara detil dengan cara-cara
  >berdialog yang tepat. Misalnya: topik tentang menghadapi anak
  >yang mempunyai masa lalu yang buruk karena masalah keluarga, bisa
  >menolong orang yang terhambat pertumbuhan rohaninya, dll.
  >demikian dari saya, terima kasih. Tuhan Memberkati,
  >best wishes
  >adi yosep

  Redaksi:
  Redaksi mengucapkan terima kasih dan sekaligus mengucapkan selamat
  bergabung di e-Konsel untuk Saudara Adi Yosef. Redaksi juga
  mengucapkan terima kasih untuk masukan yang Anda berikan dan
  kiranya masukan tersebut dapat menghiasi edisi e-Konsel y.a.d..

  Selain melalui e-Konsel, Anda juga bisa mendapatkan bahan-bahan
  konseling yang berlimpah dari situs C3I (Christian Counseling Center
  Indonesia). Silakan berkunjung ke:

  ==>   http://www.sabda.org/c3i/

  Perlu Redaksi tambahkan bahwa Anda juga bisa ikut ambil bagian
  memeriahkan Publikasi e-Konsel dan Situs C3I dengan mengirimkan
  artikel, tips, atau bahan-bahan lain ke:

  ==>  <submit-konsel@sabda.org>

  Cara lain untuk berpartisipasi adalah dengan mempromosikan publikasi
  ini kepada teman, saudara atau siapa saja. Nah, sekali lagi, Redaksi
  mengucapkan selamat bergabung bersama e-Konsel! Tuhan memberkati.


e-KONSEL*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*e-KONSEL

                         STAF REDAKSI e-Konsel
                       Ratri, Puji, Tesa, Yulia
                    PENANGGUNG JAWAB ISI dan TEKNIS
                         Yayasan Lembaga SABDA
                    INFRASTRUKTUR dan DISTRIBUTOR
                         Sistem Network I-KAN
                     Copyright(c) 2004 oleh YLSA
                      http://www.sabda.org/ylsa/

*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*
  Anda punya masalah atau perlu konseling? <masalah-konsel@sabda.org>
  Informasi/artikel/bahan/sumber konseling/surat/saran/pertanyaan/dll.
  dapat dikirimkan ke alamat:             <owner-i-kan-konsel@xc.org>
*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*
  Berlangganan: Kirim e-mail kosong ke: subscribe-i-kan-konsel@xc.org
  Berhenti:     Kirim e-mail kosong:  unsubscribe-i-kan-konsel@xc.org
  Sistem lyris: http://hub.xc.org/scripts/lyris.pl?enter=i-kan-konsel
  ARSIP publikasi e-Konsel:  http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/
*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org