Home
       

Resources
Artikel
Artikel-artikel MISI
Bahan PA
Misi Allah Bagi Dunia &
Para Pengubah Dunia
Cerita Misi
Alkitab di Seluruh Dunia :
48 Kisah Nyata
Buku
Buku-buku Misi
Doa
Doa bagi Negara
Doa bagi Kota
Doa bagi Suku
PD Timotius
40 Hari Doa
e-KJDN
Info
Sejarah
Ulasan Tokoh MISI
Lembaga
Lebih dekat dengan lembaga MISI
Media
Berbagai program pengabaran Injil
Lintas
Lintas Religi
Profil Suku di Indonesia
 
 Renungan
 Kesaksian
 
 
| suku 19
dari 61 suku
SUKU DOHOI
Kalimantan Tengah

Nama Suku : Dohoi
Letak : Kalimantan Tengah
Populasi : 105.000 jiwa
Bahasa : Dohoi
Anggota Gereja : 500 (0,48%)
Alkitab dalam bahasa Dohoi : Ada
Film Yesus dalam bahasa Dohoi : Tidak Ada
Siaran radio pelayanan dalam bahasa Dohoi : Tidak Ada

Suku Dohoi disebut suku Ot Danum yang artinya "orang-orang yang tinggal di wilayah di sepanjang sungai." Mereka mendiami wilayah yang membentang dari Sungai Melawi sampai Sungai Barito. Karena letaknya yang terpencil di daerah pedalaman, umumnya jika orang ingin ke sana, harus berperahu berhari-hari melalui sungai Lamandau. Suku Dohoi termasuk dalam kelompok suku Dayak. Bahasa yang mereka pergunakan adalah bahasa Dohoi.

SOSIAL BUDAYA

Mata pencaharian orang Dohoi adalah bercocok tanam di ladang. Mereka biasanya menumbuk padi pada malam hari, setelah seharian bekerja diladang. Suara tumbukan bertalu-talu ini disambut dengan gelak tawa di setiap hampir rumah tangga. Inilah keunikan suku Dohoi. Hasil panen disimpan pada tempat khusus yang disebut jorong, yaitu rumah yang terbuat dari satu tiang guna menghindari tikus. Rumah mereka berbentuk persegi panjang dan didirikan 2 - 5 m di atas tanah dengan tiang-tiang kayu (rumah panggung) dengan tangga bertingkat. Anjing, babi, dan ayam merupakan hewan peliharaan mereka. Mereka juga memelihara sapi untuk disembelih pada perayaan-perayaan besar. Orang Dohoi juga terkenal dalam kerajinan topi, keranjang, dan berburu juga mereka buat secara lokal.

Desa-desa suku Dohoi dihuni antara 100-400 orang. Tanah di sekeliling setiap desa (sekitar 2 - 3 km jauhnya) dianggap sebagai tanah milik desa. Setiap penduduk desa berhak menjual tanahnya bila dikehendaki, tetapi hanya kepada sesama penduduk desa. Tanah yang tetap kosong selama lebih dari 5 tahun bisa dimiliki oleh siapa saja di desa itu.

Pernikahan di antara saudara sepupu lebih disukai di antara suku Dohoi. Bila telah tercapai persetujuan/kesepakatan oleh orang tua pasangan, keluarga mempelai laki-laki memberikan hadiah secara simbolis kepada keluarga mempelai wanita. Pemberian kedua diberikan ketika pertunangan diumumkan. Sesudah pernikahan dilangsungkan, dilakukan pembayaran kepada pengantin wanita

Kondisi Indonesia yang beriklim tropis menyebabkan mereka mengenakan pakaian yang ringan dan longgar. Kain pinggang dipakai untuk acara-acara tidak resmi, sedangkan rok lilit dipakai untuk acara-acara resmi.

Hubungan dengan tetangga bervariasi antara kelompok satu dengan kelompok lainnya. Tetapi mereka yang berbicara dalam bahasa dan dialek yang sama tampaknya memiliki hubungan yang paling damai.

AGAMA/KEPERCAYAAN

Orang Dohoi adalah penganut animisme (kepercayaan bahwa benda-benda mati mempunyai roh) dan polytheisme (menyembah banyak dewa). Walaupun demikian, praktek keagamaan mereka berkisar di antara dua dewa, yang satu dilambangkan dengan Burung Enggang dan yang lainnya Ular air.

Upacara-upacara keagamaan bisa berupa acara-acara sederhana maupun pesta-pesta yang lama. Penduduk meminta bantuan shaman (dukun) untuk mengobati penyakit mereka. Shaman bisa laki-laki atau perempuan dan seringkali dikuasai/kerasukan roh.

KEBUTUHAN

Suku Dohoi yang tampaknya telah berswasembada ini memerlukan pembinaan sumber daya manusia agar bisa berpikiran lebih malu dan bisa menyesuaikan diri dengan perkembangan jaman. Industri kecil (anyaman) yang ada masih potensial untuk lebih dikembangkan lagi.

POKOK DOA

Kemudian daripada itu aku melihat : sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhintung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka. Dan dengan suara nyaring mereka berseru : "Keselamatan bagi Allah kami yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba !" (\\/TB #Wahyu 7:9-10*\\)

  1. Berdoa agar Tuhan mencurahkan Roh Kudus, berkat dan kasihNya di tengah-tengah suku Dohoi, agar terang dan kemuliaan Tuhan bercahaya di atasnya. Berdoa agar hati mereka disentuh oleh kasih Tuhan melalui berbagai cara dan mereka yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan.
  2. Berdoa agar Tuhan yang empunya tuaian membangkitkan gerejaNya untuk bersatu dan bekerjasama, menyediakan pekerja : pendoa syafaat, penerjemah Alkitab, kaum profesional, penabur dan penuai untuk memberkati dan meningkatkan kesejahteraan hidup suku Dohoi.
  3. Berdoa bagi adanya lembaga & gereja yang digerakkan oleh Tuhan untuk mengadopsi suku Dohoi yang juga berbeban dalam meningkatkan kesejahteraan hidup mereka.

Jika saudara ingin mengetahui informasi lebih lanjut, silahkan menghubungi :
PJRN
Kotak Pos 6739/JKUKP - Jakarta 14607
Telp/Fax. (021) 45843235-42

Untuk kalangan sendiri
|



 Ke atas 
© 2003 YLSA