SUKU DAYAK LAWANGAN
Kalimantan tengah
Letak | : | Kalimantan Tengah |
Populasi | : | 100.000 jiwa |
Bahasa | : | Dayak Lawangan |
Anggota Gereja | : | 50 (0,05%) |
Alkitab dalam bahasa Dayak Lawangan | : | Tidak Ada |
Film Yesus dalam bahasa Dayak Lawangan | : | Tidak Ada |
Siaran radio pelayanan dalam bahasa Lawangan | : | Tidak Ada |
Suku Dayak Lawangan atau Luangan adalah sekelompok masyarakat
yang bermukim di Kalimantan Tengah. Kata Lawangan berasal dari kata
lobang. Ini memberi petunjuk bahwa nenek moyang orang Lawangan dahulu
tinggal di gua-gua di kaki gunung yang bernama Gunung Luang. Orang
Lawangan berdiam pada tujuh kecamatan yang termasuk wilayah Kabupaten
Barito Selatan (Kecamatan Dusun Tengah dan Pematang Karau) dan Barito
Utara (Kecamatan Gunung Purei, Montalat, Gunung Timang, Teweh, Timur
dan Teweh Tengah). Asal usul suku dayak berasal dari Asia Barat yaitu
orang-orang Mongolioid yang masuk ke nusantara bagian barat melalui
kota pantai yang sekarang dikenal sebagai Martapura (Kalimatan
Selatan). Suku Dayak terbagi menjadi empat bagian besar, yaitu : suku
Dayak Ngayu, Dayak Ot-Danom, Dayak Lawangan dan Dayak Ma,anyan. Suku
Dayak Lawangan terbagi atas 7 suku kecil yang mendiami dusun-dusun
Tabalong, sepanjang anak-anak sungai Mahakam dan meliputi beberapa
bagian yang bergunung-gunung, yaitu di sebelah timur sungai Barito
dan merupakan deretan Pegunungan Maratus Bebaris.
SOSIAL BUDAYA
Mata pencaharian orang Lawangan adalah berburu, meramu,
perikanan, bercocok tanam, peternakan, kerajinan dan sekarang banyak
yang berdagang. Mereka juga mengusahakan perkebunan karet dan kopi.
Tanah yang berbukit-bukit membuat orang Dayak Lawangan biasa berjalan
kaki berjam-jam untuk mencapai lahan pertanian mereka. Orang Dayak
Lawangan bermukim di tengah-tengah daratan selain di tepi sungai.
Secara keseluruhan, sistem pengetahuan orang dayak pada umumnya
dikaitkan dengan kepercayaan akan roh. Demikian juga hasil-hasil seni
dan budaya mereka berhubungan dengan kepercayaan mereka. suku Dayak
lawangan juga mengenal upacara-upacara adat, seperti mencari jodoh,
pernikahan, kehamilan, kelahiran anak, sunatan pada usia 7 tahun,
orang sakit keras, penguburan, peringatan orang meninggal, hari raya
agama Islam dan Kahariangan. Penting dicatat di sini, Pernikahan antar
kerabat keluarga tidak diperbolehkan.
AGAMA/KEPERCAYAAN
Secara umum, orang Dayak pedalaman menganut animisme dan
agama Kristen, sedangkan yang di daerah pantai menganut agama Islam.
Orang Dayak Lawangan umumnya beragama Kaharingan. Selain itu, ada
juga yang menganut kepercayaan Nyuli yang mendasarkan diri pada
ajaran kebangkitan dari kematian (suli), yaitu unsur yang bertalian
dengan agama. Menurut ajaran Nyuli itu, Bukit Lumut akan melepaskan
orang-orang yang sudah meninggal, yang semuanya akan kembali ke
desanya masing-masing dengan membawa beberapa hal dari akhirat yang
akan memulihkan keadaan surga di dunia. Orang Lawangan juga percaya
pada Duus yaitu makhluk yang hidup dan mati mempunyai jiwa
(animisme). Kuburan dipercaya sebagai surga (rumah tulang belulang).
Selain itu, suku Lawangan memuja leluhur sebagai makhluk yang lebih
tinggi dan disebut Duwata. Tiap keluarga memuja Duwatanya sendiri
yang bertidak sebagai dewa rumah, yang mereka namakan Kunau.
Pangantuhu, tengkorak manusia adalah alat untuk memanggil Duwata.
KEBUTUHAN
Mobilitas penduduk yang meningkat dan terjadinya kontak
dengan dunia luar, membawa perubahan-perubahan yang cukup berarti
dalam kehidupan, adat istiadat dan pandangan hidup orang Lawangan.
mereka tidak lagi bersikap tertutup, malahan semakin terbukan
terhadap pendatang. Hal ini mempengaruhi juga sistem pencaharian
mereka. Orang Lawangan membutuhkan pendidikan dan bekal ketrampilan
yang meadai untuk meghadapi pelbagai perubahan yang muncul serta
untuk mengatasi kebodohan, keterbelakangan dan kemiskinan.
POKOK DOA
Kemudian daripada itu aku melihat :
sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang
banyak yang tidak dapat terhintung banyaknya, dari
segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa,
berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak
Domba, memakai jubah putih dan memegang
daun-daun palem di tangan mereka. Dan dengan
suara nyaring mereka berseru : "Keselamatan
bagi Allah kami yang duduk di atas takhta dan
bagi Anak Domba !"
(\\/TB #Wahyu 7:9-10*\\)
- Berdoa agar Tuhan mencurahkan Roh Kudus, berkat dan kasihNya di
tengah-tengah suku Dayak Lawangan, agar terang dan kemuliaan Tuhan
bercahaya di atasnya. Berdoa agar hati mereka disentuh oleh
kasih Tuhan melalui berbagai cara dan mereka yang berseru kepada
nama Tuhan akan diselamatkan.
- Berdoa agar Tuhan yang empunya tuaian membangkitkan gerejaNya
untuk bersatu dan bekerjasama, menyediakan pekerja : pendoa
syafaat, penerjemah Alkitab, kaum profesional, penabur dan penuai
untuk memberkati dan meningkatkan kesejahteraan hidup suku
Dayak Lawangan
- Berdoa bagi adanya lembaga & gereja yang digerakkan oleh Tuhan
untuk mengadopsi suku Dayak Lawangan yang juga berbeban dalam
meningkatkan kesejahteraan hidup mereka.
Jika saudara ingin mengetahui informasi lebih lanjut,
silahkan menghubungi :
PJRN
Kotak Pos 6739/JKUKP - Jakarta 14607
Telp/Fax. (021) 45843235-42
Untuk kalangan sendiri