Home
       

Resources
Artikel
Artikel-artikel MISI
Bahan PA
Misi Allah Bagi Dunia &
Para Pengubah Dunia
Cerita Misi
Alkitab di Seluruh Dunia :
48 Kisah Nyata
Buku
Buku-buku Misi
Doa
Doa bagi Negara
Doa bagi Kota
Doa bagi Suku
PD Timotius
40 Hari Doa
e-KJDN
Info
Sejarah
Ulasan Tokoh MISI
Lembaga
Lebih dekat dengan lembaga MISI
Media
Berbagai program pengabaran Injil
Lintas
Lintas Religi
Profil Suku di Indonesia
 
 Renungan
 Kesaksian
 
 
| suku 22
dari 61 suku
SUKU GAYO
Aceh Tengah

Letak : Aceh Tengah
Populasi : 180.000 jiwa
Bahasa : Gayo
Agama mayoritas : Islam
Anggota Gereja : 7 (0.003%)
Alkitab dalam bahasa Gayo : Tidak Ada
Film Yesus dalam bahasa Gayo : Tidak Ada
Siaran radio pemnginjilan dalam bahasa Gayo : Tidak Ada

Suku Gayo tinggal di Aceh Tengah, di Dataran Tinggi Gayo yang berada di sela-sela Bukit Barisan dan ditutupi hutan primer tidak terdapat sarana perhubungan yang layak sehingga kelompok-kelompok orang Gayo jarang melakukan kontak satu sama lain.

SOSIAL BUDAYA

Bahasa mereka adalah bahasa Gayo yang mempunyai dua dialek, dialek Gayo Lut dan Gayo Luwes. Suku Gayo tidak memiliki bahasa tulisan. Ceritera rakyat yang ada merupakan ceritera yang diturunkan secara lisan turun temurun dalam bentuk puisi.

Mata pencaharian utama mereka adalah bertani dan berkebun dengan hasil utamanya kopi. Mata pencaharian lainnya adalah menangkap ikan dan meramu hasil hutan. Mereka juga mengembangkan kerajinan membuat keramik, menganyam, dan menenun. Kerajinan lain yang cukup mendapat perhatian adalah kerajinan membuat sulaman kerawang Gayo, dengan motif yang khas.

Rumah tempat tinggal suku Gayo disebut "Umah." Rumah ini ditempati oleh beberapa keluarga dekat, dan dibuat dari kayu dan daun-daun palem. Terdapat sebuah rumah juga yang disebut "Meresah," yang merupakan tempat berkumpulnya anak laki-laki di atas umur 8 tahun, laki-laki bujangan, duda dan orang-orang asing untuk menghabiskan malam mereka. Tempat itu juga digunakan untuk belajar dan melakukan acara-acara religius.

Salah satu unsur budaya yang tidak pernah lesu dikalangan masyarakat Gayo adalah kesenian yang cenderung berkembang terus. Bentuk kesenian Gayo antara lain saman, didong, yaitu perpaduan seni gerak, sastra, puisi dan seni suara. Selain itu untuk hiburan dan rekreasi bentuk-bentuk kesenian ini mempunyai fungsi ritual, pendidikan, penerangan sekaligus sebagai sarana untuk mempertahankan keseimbangan dan struktur sosial masyarakat.

Perkawinan Gayo bersifat eksogami (perkawinan campuran). Meskipun begitu, perkawinan antara sepupu tidak dilarang. Kebanyakan para pria akan menikah dengan wanita sedaerahnya supaya keluarga wanita terus dapat menjaga si wanita dan si pria berharap dapat mengenal wanita yang akan dinikahinya. Perkawinan yang pertama biasanya harus disetujui oleh keluarga dari kedua belah pihak (sistem poligami tidak dilarang, tapi kenyataannya memang jarang terjadi).

AGAMA/PERCAYA

Suku Gayo umumnya beragama Islam, tetapi pemahaman dan keyakinan mereka kurang terhadap agama ini. Hal ini terlihat dari sedikitnya mesjid di daerah tempat tinggal mereka. Sebagian besar orang Gayo di pedalaman masih mempercayai roh-roh dan hantu yang baik dan jahat serta mengkuultuskan orang-orang suci yang masih hidup ataupuan yang sudah meninggal. Mereka berusaha mengambil hati dengan memberikan persembahan dan mengadakan praktek-praktek pemujaan.

KEBUTUHAN

Suku Gayo membutuhkan tenaga medis terutama untuk penyuluhan kesehatan mereka karena masyarakat masih rendah pemahamannya akan kesehatan. Mereka juga membutuhkan tenaga pengajar terutama tenaga pengajar eksakta untuk sekolah menengah atas, dan juga fasilitas pendidikan yang lain seperti perpustakaan. Selain itu tenaga penyuluh pertanian/peternakan pun dibutuhkan untuk meningkatkan pekerjaan mereka.

POKOK DOA
Firman Tuhan : Kemudian daripada itu aku melihat : sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhintung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka. Dan dengan suara nyaring mereka berseru : "Keselamatan bagi Allah kami yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba !" (\\/TB #Wahyu 7:9-10*\\)
  1. Berdoa agar Tuhan mencurahkan Roh Kudus, berkat dan kasihNya di tengah-tengah suku Gayo, agar terang dan kemuliaan Tuhan bercahaya di atasnya. Berdoa agar hati mereka disentuh oleh kasih Tuhan melalui berbagai cara dan mereka yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan.
  2. Berdoa agar Tuhan yang empunya tuaian membangkitkan gerejaNya untuk bersatu dan bekerjasama, menyediakan pekerja : pendoa syafaat, penerjemah Alkitab, kaum profesional, penabur dan penuai untuk memberkati dan meningkatkan kesejahteraan hidup suku Gayo
  3. Berdoa bagi adanya lembaga & gereja yang digerakkan oleh Tuhan untuk mengadopsi suku Gayo yang juga berbeban dalam meningkatkan kesejahteraan hidup mereka.

Jika saudara ingin mengetahui informasi lebih lanjut, silahkan menghubungi :
PJRN
Kotak Pos 6739/JKUKP - Jakarta 14607
Telp/Fax. (021) 45843235-42

Untuk kalangan sendiri
|



 Ke atas 
© 2003 YLSA