SUKU GORONTALO
Sulawesi Utara
Letak | : | Sulawesi Utara |
Populasi | : | 900.000 jiwa |
Bahasa | : | Gorontalo |
Anggota Gereja | : | 50 (0,05%) |
Alkitab dalam bahasa Gorontalo | : | PB |
Film Yesus dalam bahasa Gorontalo | : | Ada |
Siaran radio pelayanan dalam bahasa Gorontalo (Juni 1998) | : | Ada |
Suku ini umumnya tinggal di Kabupaten Gorontalo atau
wilayah-wilayah di sekitarnya. Kabupaten ini sendiri terletak di
Propinsi Sulawesi Utara, Indonesia. Secara geografis, Kabupaten ini
berbatasan dengan Kabupaten Bolaang Mongodow di Timur, Laut Sulawesi
di Utara, dan Teluk Tomini di selatan Kawasan Gorontalo berhiaskan
banyak gunung. Daerah Pemukiman mereka umumnya di daerah dataran
rendah dan hanya sebagian kecil saja yang berdiam di sepanjang
sungai. Mereka juga berdiam di daerah pantai utara dengan topografi
yang berbukit-bukit, di sekitar Danau Limboto. Di desa-desa pemukiman
orang Gorontalo berdiri satu sampai tiga buah mesjid atau langgar.
SOSIAL BUDAYA
Umumnya, orang Gorontalo hidup bertani. Sebagian kecil
bergerak di bidang perdagangan eceran. Mereka terbilang ulet dalam
lapangan ini. Di bidang kerajinan, mereka menghasilkan rotan, kursi
batang kelapa, anyaman tikar dan sebagainya. Ada pula daerah yang
menjadi obyek pariwisata, seperti Danau Limboto dan beberapa benteng
dari jaman penjajahan. Sebagai sarana penunjang pariwisata, telah
dibangun sejumlah hotel dan motel di sepanjang jalan raya. penarikan
garis keturunan dilakukan dari pihak ayah dan ibu (bilateral). Dalam
keluarga inti (ngala'a), anak memperlihatkan hubungan sungkan
terhadap ayahnya. Anak tidak boleh bergurau dengan ayahnya, melainkan
harus berlaku taat dan sopan. Sifat hubungan semacam ini berlaku pula
terhadap saudara laki-laki ayah dan ibu. Sedangkan seseorang tampak
lebih bebas berhubungan denga nenek atau kakeknya. Hubungan yang
sifatnya bebas ini berlaku juga dengan saudara sepupu. Sebaliknya,
dengan para ipar berlaku hubungan sungkan.
Bahasa Gorontalo terbagi atas tiga dialek, yaitu dialek
Gorontalo, Bolango dan Suwawa. Saat ini, dialek yang umum dipakai
adalah dialek Gorontalo.
AGAMA/KEPERCAYAAN
Orang Gorontalo hampir seluruhnya beragama Islam, yang masuk
pada abad ke-16. Namun, mereka masih mempercayai makhluk-makhluk
halus (motolohuta) dan kekuatan gaib (hulobalangi). Sebagian
beranggapan makam para orang sakti dahulu adalah keramat. Upacara
tradisional berkaitan dengan kepercayaan akan adanya makhluk-makhluk
yang mendiami alam raya ini, meliputi upacara untuk kesuburan tanah,
menolak wabah penyakit, gerhana bulan, membuka hutan dan minta hujan.
Alat-alat yang dipakai untuk perlengkapan upacara harus lengkap. Tiap
alat tersebut menunjukkan lambang religio magis. Bau asap kemenyan
yang dibakar yang merupakan makanan setan, dianggap mempunyai
kekuatan menolak penyakit atau bencana sehingga melambangkan
keselamatan hidup masyarakat. Gendang hanya boleh dibunyikan dalam
upacara memanggil stan. Jika di luar itu, mereka menganggap para
setan akan berdatangan memberikan bencana dalam kehidupan masyarakat.
Selain itu, kain merah yang menjadi ikat kepala para pelaksana
upacara melambangkan kawan setan. Karena itu, kalau dipakai
sembarang orang mempunyai daya magis yang dapat membawa penyakit atau
bencana yang akan menimpa penduduk. Itulah sebabnya, jarang dijumpai
pakaian warna merah dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam upacara
tradisional orang Gorontalo.
KEBUTUHAN
Saat ini, Kabupaten Gorontalo membenahi diri agar daerah itu
tidak ketinggalan dengan daerah tingkat II lainnya. Mereka menantikan
"sentuhan" investor dan upaya penyiapan tenaga kerja trampil,
khususnya di bidang pariwisata. Di pedesaan, orang Gorontalo
mengharapkan bimbingan pemerintah setempat atau instansi terkait guna
mengelola dan mendistribusikan produk pertanian dan kerajinan mereka.
POKOK DOA
Kemudian daripada itu aku melihat :
sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang
banyak yang tidak dapat terhintung banyaknya, dari
segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa,
berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak
Domba, memakai jubah putih dan memegang
daun-daun palem di tangan mereka. Dan dengan
suara nyaring mereka berseru : "Keselamatan
bagi Allah kami yang duduk di atas takhta dan
bagi Anak Domba !"
(\\/TB #Wahyu 7:9-10*\\)
- Berdoa agar Tuhan mencurahkan Roh Kudus, berkat dan kasihNya di
tengah-tengah suku Gorontalo, agar terang dan kemuliaan Tuhan
bercahaya di atasnya. Berdoa agar hati mereka disentuh oleh
kasih Tuhan melalui berbagai cara dan mereka yang berseru kepada
nama Tuhan akan diselamatkan.
- Berdoa agar Tuhan yang empunya tuaian membangkitkan gerejaNya
untuk bersatu dan bekerjasama, menyediakan pekerja : pendoa
syafaat, penerjemah Alkitab, kaum profesional, penabur dan penuai
untuk memberkati dan meningkatkan kesejahteraan hidup suku
Gorontalo
- Berdoa bagi adanya lembaga & gereja yang digerakkan oleh Tuhan
untuk mengadopsi suku Gorontalo yang juga berbeban dalam
meningkatkan kesejahteraan hidup mereka.
Jika saudara ingin mengetahui informasi lebih lanjut,
silahkan menghubungi :
PJRN
Kotak Pos 6739/JKUKP - Jakarta 14607
Telp/Fax. (021) 45843235-42
Untuk kalangan sendiri