KERJASAMA GEREJA LOKAL DALAM PENDIDIKAN MISI
Kita tahu bahwa pendidikan misi disebut sukses jika dapat membawa
hasil. Teologi yang bagus menghasilkan sosiologi yang bagus pula.
Dasar Alkitab yang kuat bila diikuti dengan fakta-fakta yang tepat
dan diskusi yang berbobot akan memunculkan buah yang seturut dengan
Amanat Agung dalam segala segi kehidupan. Beberapa petunjuk berikut
akan menolong gereja dalam mengembangkan kerjasama antara anggota
gereja lokal dengan pelayanan misi.
Kerjasama misi harus melibatkan orang-per-orang.
Kerjasama dalam misi dimulai dari tanggapan pribadi seseorang
terhadap panggilan Tuhan atas satu jiwa dan kesempatan untuk menjadi
seorang rekan kerja Tuhan. Ada begitu banyak cara dan sumber yang
tak ada habis-habisnya bagi seseorang yang mau bekerja untuk Tuhan
dalam bidang misi. Beberapa diantaranya dijelaskan dalam bagian
berikut ini.
Mengajarkan sebuah kerjasama yang berkomitmen.
Setiap orang Kristen kelak harus memberikan sebuah penjelasan kepada
Tuhan tentang seberapa dalam mereka menyerahkan hidup mereka
pada-Nya serta bagaimana mereka menanggapi perintah Tuhan untuk
mengabarkan Injil ke seluruh dunia.
"Sebab kita semua harus menghadap tahta pengadilan Kristus,
supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya,
sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini,
baik ataupun jahat." (2Korintus 5:10)
Tiap orang berhutang nyawa pada Kristus; tiap orang diperintahkan
untuk bersandar sepenuhnya kepada kehendak Tuhan dan menyediakan
diri untuk melayani dalam misi agung yang direncanakan-Nya. Tidak
ada yang dapat dilakukan selain dengan menjadi hamba-Nya, melayani
sepenuhnya kepada apa yang diperintahkan Tuhan Yesus. Walau semua
harus bersandar dan membuka diri untuk melakukan apa saja, kapan
saja, dan dimana saja bagi Kristus, kebanyakan kita akan diberi
tanggung jawab di rumah. Gembala adalah satu kelas khusus bagi
pribadi yang dituntut Tuhan supaya hidup sebagai teladan bagi
jemaatnya, agar mereka mengerti apa maksud dari penyerahan diri.
Beberapa menolak untuk menyerahkan dirinya secara pribadi dalam misi
karena takut Tuhan akan memerintahkan mereka menjadi bagian dari
padanya, untuk meninggalkan gereja serta kampung halamannya untuk
melakukan pelayanan yang mereka anggap kurang glamour. Beberapa
gembala hanya akan mengizinkan penginjil berbicara pada jemaatnya
ketika mereka sedang di luar kota. Sangat sedikit pengajar sekolah
seminari yang menekankan pengajaran tentang misi secara serius.
Namun, gembala yang menanggapi masalah ini secara menyeluruhlah yang
akan mempunyai pengalaman kekuatan spiritual yang dinamis dan
efektivitas yang luar biasa -- saat-saat dimana Tuhan bisa
mencurahkan api-Nya.
Mengajarkan kerjasama melalui doa syafaat.
Tiap hari seseorang dapat memberitakan Injil di Brazil, Jepang, dan
daerah lain di dunia. Hal itu dapat dilakukan dari kursi di ruang
tamu mereka. Orang tersebut dapat melakukan perjalanan ke daerah-
daerah melalui doa syafaatnya. Orang Kristen yang memahami dampak
nyata dari percakapan dengan Bapa tidak akan menemui kesulitan dalam
mengatur waktu untuk menemui-Nya dalam doa. Banyak orang yang
memakai banyak alat pengingat untuk membantu mereka mendoakan orang
lain. Ada yang menggunakan alat pengingat doa berbentuk gambar,
kartu, surat misi, informasi berita misi, berita, dan nama orang-
orang yang menjadi beban doa mereka, menyerahkan semuanya dalam
tangan Tuhan melalui doa syafaat yang penuh kasih. Ada juga yang
biasa membuat sebuah daftar pokok doa pribadi, membagi daftar itu
dalam 5 hari atau lebih untuk menciptakan kebiasaan mendoakan orang
lain. Para pendoa tersebut telah mengalami kemenangan dan berkat
Tuhan sekarang ini, yang pada akhirnya juga akan menerima bagian
dari keselamatan kekal.
Mengajarkan kerjasama melalui korespondensi misi.
Setiap orang Kristen yang dewasa sebaiknya mengadopsi seorang
misionaris dan memberinya perhatian khusus secara istimewa,
menjadikannya fokus doa, berkorespondensi, mengingat ulang tahunnya
dan hari-hari yang dirayakannya, mengingatnya saat Natal, dan
memberinya paket-paket "kasih" istimewa. Anak-anak dan pemuda juga
hendaknya didorong untuk berkorespondensi dengan para misionaris.
Suatu ikatan yang kuat akan terjalin diantara mereka, dan
memungkinkan terjadinya pertemuan yang hangat antara misionaris yang
diutus dengan mereka yang mengutusnya waktu sang misionaris pulang
nanti.
Mengajarkan kerjasama melalui keuangan.
Sebagaimana doa syafaat, melalui partisipasi dalam dana bagi
kegiatan misi, seseorang juga telah turut memberitakan Injil dan
mendirikan gereja di seluruh dunia. Karena tidak semua orang percaya
dapat pergi dan turun tangan langsung dalam penginjilan di lapangan,
dengan memberikan bagian yang terbaik dari apa yang mereka dapat
untuk mendukung orang lain, mereka juga dapat melayani lewat
keuangan. Sistem pembukuan Tuhan juga memperhitungkan mereka yang
harus tinggal di rumah untuk menanti hadiah kemenangan rohani bagi
mereka (lih. 1Samuel 30:24). Sangat menarik untuk diamati jika
mereka yang mulai dengan menerapkan doa syafaat sebagai gaya hidup
biasanya akan menjadi pendukung setia bagi hal yang berhubungan
dengan pelayanan misi, terlepas dari berkat istimewa yang akan
didapatkannya.
Mengajarkan kerjasama melalui pengalaman.
Orang-orang yang mendapat kesempatan melakukan kunjungan ke luar
negeri untuk menyaksikan sendiri ladang-ladang misi, biasanya akan
segera mengalami perubahan cara pandang secara drastis karena
pengalaman itu. Tidak ada yang dapat memberi dampak sebesar dan
sedramatis ketika mereka melihat sendiri pekerjaan itu. Biaya
transport biasanya tidak akan terlalu membebani orang muda atau
pasangan muda. Perjalanan kerja, satu cara lain untuk mendapatkan
pengalaman langsung dengan ladang misi, telah menetapkan sasaran
dalam menyelesaikan tugas atas nama pelayanan. Perjalanan-
perjalanan macam itu biasanya berlangsung selama beberapa hari
sampai beberapa minggu. Ahli bangunan, guru, tenaga medis
profesional, mekanik, tenaga-tenaga semi terlatih atau yang tak
terlatih dapat menawarkan waktu mereka dalam perjalanan semacam itu
untuk memberi bantuan di mana mereka dibutuhkan. Hasilnya akan dapat
mempengaruhi diri mereka sendiri serta gereja mereka.
Dewasa ini, semakin banyak orang yang memberikan waktu satu atau dua
tahun bagi pelayanan misi jangka pendek. Tanpa harus merasa
dipanggil Tuhan untuk menjadi pelayan Tuhan seterusnya, mereka hanya
ingin memberikan sebagian dari hidupnya bagi pekerjaan misi. Pilihan
seperti ini hendaknya dapat ditekankan pada jemaat muda atau tua,
lajang atau sudah menikah, mahasiswa atau pensiunan. Gereja-gereja
hendaknya dapat menyemangati orang-orang Kristen untuk
mempertimbangkan gagasan ini. Banyak dari mereka yang telah
menjalani pelayanan jangka pendek ini, kemudian kembali lagi untuk
berkarir dalam bidang sekuler, karena mereka menangkap visi mereka
dalam pekerjaan itu. Sementara yang lain juga ada yang kemudian
menjadi pekerja misi dan pemimpin dalam gereja yang berorientasi
pada misi.
Ada banyak cara untuk belajar tentang misi selain dari program
pendidikan di gereja lokal. Menyadari bahwa pengajaran dan khotbah
yang baik tentang misi dapat membawa dampak yang mengejutkan, sedang
akibatnya yang paling luar biasa adalah saat seseorang dapat
"terlibat secara pribadi" dalam pelbagai kerjasama -- yang
menunjukkan bahwa Tuhan turut bekerja dalam hidup anak-anak-Nya yang
mengabarkan Injil ke seluruh dunia.
KERJASAMA MISI HENDAKNYA MELIBATKAN KELUARGA
Kesempatan misi yang sesuai diterapkan bagi seseorang juga dapat
diterapkan pada keluarganya. Lagipula keluarga dapat mengerjakan
sesuatu yang dirasa sulit untuk dilakukan satu orang, dengan cara
gotong royong. Tidak ada yang dapat menyamai kekuatan pembentukan
yang dimiliki rumah tangga Kristen pada generasi mendatang. Petunjuk
berikut dapat membantu keluarga yang ingin lebih terlibat dalam
misi.
Mengajarkan kerjasama keluarga dalam pemikiran tentang misi.
Seorang misionaris veteran pernah ditanya, di mana ia mendapatkan
pelatihan yang mendasari pelayanan misinya yang begitu berbuah
selama bertahun-tahun. "Kebanyakan latihan nyata misi saya,"
jawabnya, "saya dapatkan dari rumah." Walaupun ia juga mendapatkan
pelatihan dari kampus dan seminari, minatnya yang mendalam berasal
dari rumah yang dikelilingi oleh hal-hal yang berhubungan dengan
misi, di mana plakat dan gambar-gambar mengenai misi digantung di
dinding, surat-surat misi secara teratur dibacakan pada kebaktian
keluarga dan misionaris diundang pada acara makan malam.
Keluarga yang bersatu dalam kepentingan pekerjaan Tuhan menemukan
bahwa dampak yang terbesar muncul dalam keluarga itu sendiri.
Hubungan kekeluargaan yang makin dekat tercipta karena adanya
kesamaan tujuan. Setiap anggota memiliki potensi untuk memusatkan
diri pada misi sepenuh waktu, yang berfokus pada Kristus. Anak-anak
diajarkan nilai-nilai dari Tuhan daripada dari dunia. Misalnya,
mengajarkan tentang bagaimana membuat bank misi, yaitu menyimpan
uang mereka bagi kepentingan misi, hal itu juga merupakan proyek
Sekolah Minggu yang bagus. Anak-anak dapat mulai belajar akan berkat
dari investasi keuangan di surga.
Mengajarkan kerjasama keluarga mengenai adopsi misi.
Sebuah keluarga dapat "mengadopsi" seluruh keluarga seorang
misionaris, secara kolektif bergabung dan memfokuskan diri pada doa
dan kegiatan untuk melayani keluarga tersebut dalam nama Yesus. Baik
pelayanan fokus doa dan surat-menyurat itu akan membawa semangat
luar biasa bagi pekerjaan misionaris tersebut. Jika sebuah keluarga
yang mempunyai anak mengadopsi sebuah keluarga misionaris yang juga
mempunyai anak sebaya, ikatan tersebut dapat membawa kepada sebuah
persahabatan jangka panjang dan memberikan anak-anak itu sebuah visi
yang lebih besar dan kesediaan untuk melayani Tuhan.
Mengajarkan kerjasama keluarga dalam kunjungan misionaris.
Satu cara yang menakjubkan dalam memperkenalkan anak pada dunia misi
adalah dengan mengundang misionaris dalam sebuah acara kunjungan.
Baik dalam jamuan makan atau sebagai tuan rumah, tidak ada yang
dapat menggantikan interaksi pribadi dengan seorang misionaris atau
sebuah keluarga misionaris dalam menanamkan ketakjuban akan Tuhan
dan tantangan sejak muda. Orang dewasa, pemuda, dan anak-anak
semuanya mendapat manfaat dari pengalaman ini. Ini adalah berkat dua
arah, dengan membantu misionaris kita membantu hamba Tuhan merasa
dipulihkan, dicintai dan disegarkan sementara keluarga tuan rumah
sendiri merasa dikuatkan. Karena tamu sesungguhnya adalah Kristus
sendiri (Matius 10:41-42). (t/Ary)
Sumber diterjemahkan dari :
Judul Buku : Foundations of Ministry
Judul Artikel Asli : Local Church Partnership in Mission Education
Pengarang : Michael J. Anthony
Penerbit : Bridgepoint Book, illinois (USA), 1992
Halaman : 350 - 353
e-JEMMi 43/2005