2 Korintus 1:17-24 |
1:17 | Saudara mungkin bertanya, kalau demikian, mengapa saya mengubah rencana saya? Apakah pada waktu itu saya belum mengambil keputusan yang pasti? Atau apakah saya seperti orang duniawi yang mengatakan "ya", padahal sebenarnya yang dimaksudkan ialah "tidak"?
|
1:18 | Sekali-kali bukan demikian! Sama pastinya seperti Allah itu benar, saya pasti bukan orang semacam itu. Kalau saya mengatakan "ya", maka saya maksudkan "ya".
|
1:19 | Saya dan Timotius serta Silwanus telah memberitakan Yesus Kristus, Anak Allah, kepada Saudara sekalian. Ia tidak mengatakan "ya" kalau maksud-Nya "tidak". Tindakan-Nya tidak pernah bertentangan dengan ucapan-Nya.
|
1:20 | Ia melaksanakan serta menggenapi semua janji Allah, betapapun banyaknya janji-janji itu; dan demi kemuliaan nama-Nya sudah kami beritakan kepada semua orang betapa besar kesetiaan-Nya.
|
1:21 | Allah ini jugalah yang telah menjadikan Saudara dan saya orang Kristen yang setia dan telah mengutus kami, para rasul, untuk mengabarkan Berita Kesukaan.
|
1:22 | Kita sudah dicap-Nya dengan tanda milik-Nya, dan Ia telah mengaruniakan Roh Kudus dalam hati kita sebagai jaminan bahwa kita adalah milik-Nya, sebagai permulaan dari segala sesuatu yang akan dikaruniakan-Nya kepada kita.
|
1:23 | Allah menjadi saksi saya, bahwa apa yang saya kemukakan benar adanya. Alasan mengapa saya belum datang berkunjung kepada Saudara ialah karena saya tidak mau menyedihkan Saudara dengan suatu tegoran yang keras.
|
1:24 | Tidak banyak yang dapat saya lakukan untuk menolong iman Saudara, sebab iman Saudara sudah cukup kuat. Meskipun begitu, apabila saya datang nanti, saya ingin melakukan sesuatu untuk menyukakan hati Saudara. Saya ingin membahagiakan Saudara, bukan mendukakan.
|
2 Korintus 2:1-8 |
2:1 | KEPADA diri sendiri saya berkata, "Tidak. Aku tidak akan melakukannya. Aku tidak mau menjadikan mereka berhati murung karena kunjunganku."
|
2:2 | Sebab, kalau saya mendukakan Saudara, siapa yang akan membahagiakan saya? Saudaralah yang dapat membahagiakan saya, dan bagaimana mungkin Saudara dapat melakukannya, kalau saya mendukakan Saudara?
|
2:3 | Itulah sebabnya saya menyampaikan kepada Saudara hal-hal yang tercantum dalam surat saya yang lalu, supaya Saudara membereskan persoalan-persoalan sebelum saya datang. Dengan demikian, pada waktu saya datang, saya tidak akan didukakan oleh mereka yang justru seharusnya memberi saya kesukaan yang paling besar. Saya merasa yakin, bahwa sukacita Saudara erat berpaut dengan sukacita saya, sehingga Saudara tidak akan merasa senang, kecuali kalau saya datang dengan sukacita.
|
2:4 | Alangkah segannya saya menulis surat itu! Hancur rasanya hati saya! Terus terang saja, saya mencucurkan air mata karenanya. Saya tidak ingin menyakiti hati Saudara, tetapi saya harus menunjukkan betapa besar kasih saya kepada Saudara dan bahwa saya memperhatikan keadaan Saudara.
|
2:5 | Ingatlah bahwa orang yang saya bicarakan dalam surat saya dan yang menimbulkan kesulitan-kesulitan itu lebih mendukakan Saudara sekalian daripada mendukakan saya, walaupun tentu saja saya juga turut bersedih hati. Saya tidak mau memperlakukan orang itu dengan lebih keras daripada seharusnya. Tegoran Saudara bersama sudah cukup merupakan hukuman baginya.
|
2:6 | (2-5)
|
2:7 | Sekarang sudah waktunya Saudara mengampuni dan menghibur dia, sebab kalau tidak, ia mungkin menjadi sedemikian sedih dan putus asa sehingga ia tidak dapat pulih kembali.
|
2:8 | Sekarang tunjukkanlah kepadanya bahwa Saudara tetap sangat mengasihinya.
|