Kehilangan kasih mula-mula.
Wahyu 2:1-7
Kehilangan kasih mula-mula. Apabila ada suatu sidang jemaat yang sangat kokoh berpegang pada ajaran yang benar, tak kenal lelah melayani Tuhan, bahkan sampai harus menderita sengsara karena Tuha, itulah jemaat Efesus. Militansi mereka bagi Tuhan tak diragukan lagi. Kecintaan mereka pada kebenaran Injil tidak kenal kompromi. Bahkanmereka mengritik pengajar-pengajar palsu dan membongkar kesesatan mereka, baik dari segi pengajaran maupun moralitas (ayat 2,6). Sungguh, mereka menjalankan amanat rasuli untuk menguji roh (ayat 1Yoh. 4:2, bdk. 1Tes. 5:21) yang pada galibnya berakar dari ajaran Tuhan Yesus sendiri semasa kehidupan bumiah-Nya (Mat. 7:15-20). Tuhan sendiri memuji Jemaat Efesus: Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu ... (Why. 2:2a).
Namun, Tuhan juga menegur keras jemaat Efesus karena ada kekurangan, yang menurut pandangan Tuhan, fatal Engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula (ayat 14). Keseriusan teguran ini diperkuat dengankomentar bahwa hal meninggalkan kasih yang semula merupakan kejatuhan yang sangat dalam, serta seruan bertobat yang dibarengi dengan nubuatan hukuman bagi penolakan untuk bertobat (ayat 5). Dia yang memiliki otoritas mutlak atas Gereja sekaligus sangat menaruh perhatian terhadapnya (ayat 1b) memang tidak main-main.
Meninggalkan kasih mula-mula atau kasih menjadi dingin (Mat. 24:12) bukan menunjuk pada lunturnya kasih kepada Tuhan. Mereka masih tekun melayani, mempertahankan kebenaran Injil. Bahkan menderita aniaya, sebagai rutinitas dan bukan kecintaan mereka kepada Tuhan. Juga, sering kali kecintaan kepada kebenaran, melunturkan kasih kepada sesama, dan memandangnya dari segi benar-salah semata. Suasana persekutuan yang pada mulanya begitu indah, kini berubah menjadi suasana dingan dan kaku, yang setiap saat bisa meletus dalam silang sengketa yang mengarah pada perpecahan.
Renungkan: Berpegang pada kebenaran dalam kasih (Ef. 4:15) memang tidak mudah. Kita cenderung memilih salah satu. Tapi Tuan menghendaki keduanya ada dalam diri kita dan nyata dalam Gereja.
Rabu, 23 Oktober 2002
Kasih yang mula-mula.
Wahyu 2:1-7
Kasih yang mula-mula. Diperkirakan jemaat Efesus sudah berumur lebih dari 40 tahun ketika Kristus menyampaikan surat ini melalui Yohanes. Generasi saat itu tidak memiliki antusias yang sama seperti para pendahulu mereka pada masa penyebaran Injil mula-mula. Kristus memperkenalkan diri-Nya sebagai Pemegang ketujuh bintang di tangan kanan-Nya, yaitu utusan atau pelayan Kristus yang sejati, dan berjalan di antara ketujuh kaki dian emas. Hal ini berarti Kristus menguji dan mengetahui apa yang terjadi dalam setiap jemaat. Jemaat ini memiliki kelebihan yang dipuji Kristus: (ayat 1). Pekerja keras dalam ketekunan; (ayat 2). Aktif dalam kegiatan dan pekerjaan; (ayat 3). Sangat tegas dalam hal pengajaran mereka menguji rasul-rasul palsu dan mendapati kesesatan mereka; (ayat 4). Sabar menderita karena nama Tuhan; (ayat 5). Dalam kesulitan dan penderitaan yang dialami itu mereka tidak mengenal lelah! Jika keadaannya demikian mengagumkan mengapa Kristus mencela mereka? Karena menurut Kristus mereka telah meninggalkan kasih yang semula. Kelima pujian tersebut ternyata dilakukan bukan karena cinta kasih kepada Tuhan tetapi semata-mata hanya menjalankan tugas dan kewajiban yang harus dipenuhi.
Menurut jemaat Efesus mereka telah menjalani segala tuntutan kewajiban dan tugas mereka sebagai umat Tuhan. Mungkin bagi mereka itu sudah memuaskan Tuhan. Tetapi mereka melupakan hal yang esensi dari tuntutan Tuhan tersebut. Sebenarnya, jika mereka mengikuti alur atau koridor yang Tuhan tetapkan bagi umat percaya, maka segala kewajiban dan tugas itu baru lengkap sempurna jika didasari oleh cinta kasih Tuhan. Artinya, antara cinta kasih, tindakan yang benar, dan kesetiaan pada pengajaran yang benar harus berjalan seimbang dan harmoni dalam kehidupan umat Allah.
Renungkan: Berjerih lelah, bertekun, ketat dalam pengajaran, sabar menderita bagi Tuhan tidak dapat dipisahkan dengan cinta kasih Tuhan yang mula-mula dalam kehidupan kita.
Senin, 15 Desember 2003
|