Kewajiban umat adalah bertobat.
Hosea 14:2-9
Kewajiban umat adalah bertobat. Penghukuman memang harus dialami Israel sebagai akibat dosa mereka. Namun penghukuman itu adalah langkah Allah untuk mengembalikan milik-Nya pada relasi yang semula. Akan tetapi pemulihan itu tidak akan terjadi jika Israel tidak meresponi sikap dan kebaikan Allah itu. Kewajiban yang harus dilakukan umat ialah berjalan pada jalan Allah. Dan apabila Israel mau berjalan pada jalan Allah lagi, maka Israel harus bertobat/berbalik kepada Allah dengan jalan-jalannya. Itulah sebabnya Hosea menyerukan kepada Israel untuk bertobat dan menyesali perbuatan-perbuatan mereka. Pertobatan Israel tidak dengan sendirinya menyebabkan pemulihan hubungan dengan Allah terjadi. Sebab pemulihan hubungan itu adalah hak Allah semata-mata; sedangkan bertobat dan menyesal adalah kewajiban umat. Bertobat dan menyesal ialah mengakui semua kesalahan dan berjanji untuk tidak mengulangi penyimpangan-penyimpangan yang pernah dilakukan (ayat 2-4), seperti menyembah berhala, berhenti bersandar pada kekuatan bangsa-bangsa lain, dan juga berhenti menindas orang lemah.
Panggilan untuk bertobat mestinya terus-menerus didengungkan, karena manusia mempunyai sifat lengah dan gampang tergelincir. Padahal, pertobatan itu adalah kewajiban yang harus berlangsung terus menerus. Mengapa harus terus menerus? Karena manusia harus terus menerus mempertahankan sikap setia kepada Allah. Artinya manusia mesti berjalan pada jalan Allah. Tidak ada waktu yang bukan waktu dari Allah. Karena itu seluruh hidup orang percaya harus merupakan perwujudan kehendak Allah. Pemulihan hubungan oleh Allah adalah hak Allah sendiri, tetapi bertobat adalah kewajiban manusia. Pemulihan hubungan antara Allah dengan manusia telah Allah lakukan melalui peristiwa kelahiran Yesus Kristus. Karena itulah kita selalu dituntut untuk bertobat.
Renungkan: Pertobatan tidak boleh dianggap sebagai jalan untuk mencapai damai sejahtera, tetapi kita dituntut untuk bertobat supaya damai sejahtera yang telah Allah berikan itu tetap terpelihara dalam kehidupan kita.
Sabtu, 14 Desember 2002
Anugerah, pada akhirnya.
Hosea 14:2-9
Anugerah, pada akhirnya. Judul ini diambil dari buku yang mengupas tema teologi dari sejumlah kitab Perjanjian Lama. Judul ini mengisyaratkan bahwa di balik murka Allah yang mengharuskan dosa dibereskan dan dihukum, kasih Allah tetap tidak berubah.
Memang, penimbunan dosa menyebabkan hukuman Allah tidak bisa dihindari lagi. Israel harus dihukum berupa pembuangan ke Asyur. Namun, Allah tetap menyediakan kelepasan setelah penghukuman itu. Allah menyediakan pemulihan setelah masa pembuangan. Syaratnya: bertobat, mengakui semua kesalahan, dan mengakui bahwa tidak ada yang dapat menolong Israel, kecuali Allah sendiri (ayat 2-4). Maka barulah pengampunan dan pemulihan akan dicurahkan kepada mereka. Allah kembali mengasihi mereka, memberikan damai sejahtera, dan "menyuburkan" kembali kehidupan mereka (ayat 5-9).
Apakah Anda seseorang yang setelah membaca nubuat Hosea bahkan pernah mengalami penghukuman Allah sedahsyat ini tetap menolak bertobat? Nubuat Hosea ditutup dengan suatu panggilan hikmat yaitu agar orang-orang yang berhikmat belajar dari pengalaman. Pelajaran rohani Hosea ialah agar kita tidak meneruskan langkah yang salah. Kiranya mata rohani kita yang membaca dan menggali kebenaran kitab Nabi Hosea ini dapat dicelikkan. Pada dasarnya Allah mengasihi dan tidak menginginkan umat-Nya binasa. Penghukuman yang paling keras pun tidak dimaksudkan-Nya untuk membinasakan, tetapi untuk tujuan pertobatan. Marilah kita bersedia untuk dipulihkan Allah. Biarlah rangkaian khotbah-khotbah Hosea dalam nubuatnya yang menuding dosa Israel dalam penyembahan berhala ini mengingatkan kita akan bahayanya berpaling dari Allah. Meskipun demikian, perlu kita ingat bahwa penghukuman Allah kepada umat-Nya ditujukan untuk membuat kita bertobat.
Doaku: Tuhan, aku bersyukur, karena sampai saat ini Engkau masih bermurah hati dan mengasihi aku. Jangan biarkan aku berkeras di dalam dosa. Ajar aku cepat bertobat sebelum waktu anugerah lewat.
Rabu, 17 November 2004
|