copyright
21 May 2024 | Home | Bible | Biblical | Tools | Download | | SiteMap |
Bible Versions 
Alkitab Terjemahan Baru
Alkitab Kabar Baik (BIS)
Firman Allah Yang Hidup
Perjanjian Baru WBTC [draft]
Alkitab Terjemahan Lama
Kitab Suci Injil
Alkitab Shellabear [draft]
Alkitab Melayu Baba
Alkitab Klinkert 1863
Alkitab Klinkert 1870
Alkitab Leydekker [draft]
Alkitab Ende
TB Interlinear [draft]
TL Interlinear [draft]
AV with Strong Numbers
Bible in Basic English
The Message Bible
New King James Version
Philips NT in Modern English
Revised Webster Version
God's Word Translation
NET Bible [draft]
NET Bible [draft] Lab
BHS with Strongs
Analytic Septuagint
Interlinear Greek/Strong
Westcott-Hort Greek Text
Textus Receptus

Introductions 
Pengantar Full Life
Pengantar BIS
Pengantar FAYH
Pengantar Ende
Pengantar Jerusalem
Pengantar Bible Pathway
Intisari Alkitab
Ajaran Utama Alkitab
Garis Besar Full Life
Garis Besar Ende
Garis Besar Pemulihan
Judul Perikop Full Life
Judul Perikop BIS
Judul Perikop TB
Judul Perikop FAYH
Judul Perikop Ende
Judul Perikop KSI
Judul Perikop WBTC

Verse Notes 
Catatan Ayat Full Life
Catatan Ayat BIS
Catatan Ayat Ende
Catatan Terjemahan Ende
Catatan Ayat Jerusalem
Referensi Silang TSK
Referensi Silang TB
Referensi Silang BIS
Santapan Harian

Dictionaries 
Kamus Kompilasi
Kamus Easton
Kamus Pedoman
Kamus Gering
Maps

Lexicons 
Greek Lexicon
Hebrew Lexicon
Santapan Harian - Hosea 12:1
Introduction Introduction | Context Context | Hosea 12:1 Hosea 12:1
Previous bookNext bookPrevious chapterNext chapterPrevious verseNext verse
_FORMAT_BIG
Hosea 12

Pertolongan di luar Allah = sia-sia! Pada pasal ini Hosea kembali merinci dosa-dosa bangsa Israel (ayat 1,2,12). Kebohongan/penipuan, melarikan diri dari Allah dan mengharapkan pertolongan dari kekuatan lain, seperti Asyur dan Mesir, sama halnya dengan mengabaikan Allah. Ia tidak hanya meninggalkan Allah, tetapi juga mengikat perjanjian dengan bangsa Asyur dan Mesir (ayat 2), yang kemudian justru akan menelan mereka. Artinya, sikap dan tindakan Israel ini tidak hanya telah membatalkan perjanjiannya dengan Allah secara sepihak, tetapi juga Israel telah mengabaikan syarat-syarat perjanjian dengan Tuhan yang telah disepakati yaitu: pertama, Israel dengan cara tidak bertanggung jawab telah melepaskan diri dari tanggung jawabnya sebagai umat Allah. Kedua, demi kepentingan diri sendiri, tanpa memperhatikan kepentingan Allah, Israel rela melaksanakan syarat-syarat perjanjian dengan Asyur dan Mesir. Sebagai bangsa, seharusnya kita bisa belajar dari pengalaman Israel dengan Allahnya dalam sejarah bangsa itu. Israel juga mengalami krisis multidimensi seperti kita. Agaknya, usaha-usaha perbaikan yang bersifat politis, ekonomis, dan sosial saja tidak cukup untuk menyelamatkan bangsa Israel dari krisis multidimensinya. Kata kunci yang mestinya dapat menyelamatkan mereka dari krisis multidimensi waktu itu ialah pengajaran Tuhan. Ketika mereka mengabaikan pengajaran Tuhan itu, maka mereka pasti menuai kebinasaan.

Persoalannya dengan bangsa kita ialah, apakah segala usaha baik di bidang politik, ekonomi, maupun sosial yang telah dirintis saat ini sudah merupakan usaha yang cukup untuk menyelamatkan kita dari krisis multidimensi bangsa ini? Tentu saja tidak! Bangsa ini juga harus belajar dari kebaikan, keadilan dan kebenaran Allah yang tentu sangat menjunjung tinggi nilai-nilai moral yang baik. Artinya, kita harus memiliki nilai-nilai luhur seperti kejujuran, ketulusan, kesediaan untuk berkorban, menghargai nilai-nilai luhur kemanusiaan, tidak mementingkan diri sendiri atau kelompok, dll.

Renungkan: Di masa-masa penantian ini, nilai-nilai luhur seperti itulah yang seharusnya menjadi komitmen kita menyambut kedatangan-Nya.

Kamis, 12 Desember 2002

_FORMAT_BIG
Hosea 12:1-14

Bujukan Allah. "Lembut manis Tuhan Yesus memanggil. Memanggil saya dan kau." Demikian syair yang sangat menyentuh hati kita mengungkapkan undangan Allah agar orang berdosa datang kepada-Nya. Itulah yang kini Allah sedang "mohonkan" dari umat-Nya yang sedang berselingkuh.

Dalam beberapa catatan Alkitab tentang Kerajaan Yehuda dan Israel, biasanya Kerajaan Yehuda lebih setia. Akan tetapi, kini keduanya telah "berselingkuh" (ayat 1,3, 8-9). Oleh sebab itu, sekali lagi Allah menggugat mereka (rib) (lihat 4:1) layaknya suami menggugat cerai istrinya yang berselingkuh (ayat 12:3). Namun, tujuan Allah menggugat itu bukan agar terjadi perpisahan, melainkan agar tercipta kerinduan dalam Israel dan Yehuda untuk kembali kepada Allah yang tetap mengasihi mereka. Melalui nubuat Hosea ini, Allah mengingatkanYehuda dan Israel akan masa lalu mereka. Dulu Allah telah mengasihani Yakub, yang harus melarikan diri dari Esau, setelah Yakub menipu Esau. Di Betel, Allah telah menyatakan kepada Yakub bahwa berkat Allah diperolehnya bukan oleh usahanya mengatur Allah, tetapi oleh sikap tunduk kepada anugerah dan kehendak Allah (ayat 4-6). Bahkan, di kemudian hari Dia telah menolong keturunan Yakub di Mesir (ayat 10), menuntun mereka keluar dari Mesir (ayat 14), lalu mengutus nabi-nabi untuk mengajarkan kebenaran Allah (ayat 11,14). Seluruh peristiwa dan sejarah nenek moyang Israel adalah kisah kebaikan dan kesabaran Allah.

Bila kita telah jatuh dalam dosa dengan menyembah ilah lain, biarlah kita diingatkan kembali bagaimana Allah sudah mengasihi dan menyelamatkan kita. Marilah kita bertobat karena Allah masih menantikan kita dengan penuh kasih. Hukuman yang ditimpakan-Nya saat ini bukan untuk menghancurkan kita, melainkan agar kita sadar dan bertobat. Maukah Anda menanggapi kasih-Nya itu?

Doaku: Tuhan, terima kasih karena Engkau tidak pernah berhenti mengasihi aku. Dulu Engkau pernah mengampuni aku, sekarang pun dengan kasih yang sama Engkau masih mau mengampuniku meskipun aku telah meninggalkan-Mu. Aku bangga memiliki Allah seperti-Mu yang tidak melupakanku.

Senin, 15 November 2004

Previous page ../../images/steelblue/top.gif Next page
| About Us | Support Us | F.A.Q. | Guest Book | YLSA Sites |copyright ©2004–2015 YLSA