Setelah Kabar Baik tentang Yesus mulai diberitakan dan diterima di antara
orang-orang bukan Yahudi, timbullah pertanyaan apakah untuk menjadi
seorang Kristen yang sejati orang harus mentaati hukum agama Yahudi.
Paulus mengemukakan bahwa hal itu tidak perlu -- bahwa sesungguhnya
satu-satunya dasar yang baik untuk kehidupan Kristen adalah percaya kepada
Kristus. Dengan kepercayaan itu hubungan manusia dengan Allah menjadi baik
kembali. Tetapi orang-orang yang menentang Paulus telah datang ke
jemaat-jemaat di Galatia, yaitu sebuah provinsi Roma di Asia Kecil. Mereka
berpendapat bahwa untuk berbaik kembali dengan Allah, orang harus
melaksanakan hukum agama Yahudi.
Surat Paulus Kepada Jemaat-jemaat di Galatia ini ditulis untuk
menolong orang-orang yang telah disesatkan oleh ajaran-ajaran salah itu,
supaya mereka kembali taat kepada ajaran yang benar. Paulus mulai dengan
mengatakan bahwa ia berhak disebut rasul Yesus Kristus. Dengan tegas
Paulus mengatakan bahwa panggilannya untuk menjadi rasul berasal dari
Allah, bukan dari manusia. Juga bahwa tugasnya ditujukan terutama sekali
kepada orang bukan Yahudi (pasal 1-2 Gal 1:1-2:21 (BIS)). Setelah itu
Paulus membentangkan pendiriannya bahwa hubungan manusia dengan Allah
menjadi baik kembali hanya melalui percaya kepada Allah (pasal 3-4
Gal 3:1-4:31 (BIS)). Di dalam pasal-pasal terakhir buku ini (pasal 5-6
Gal 5:1-6:18 (BIS)), Paulus menunjukkan bahwa cinta kasih yang timbul
pada diri orang Kristen karena ia percaya kepada Kristus, akan dengan
sendirinya menyebabkan orang itu melakukan perbuatan-perbuatan Kristen.
Isi
Pendahuluan
Gal 1:1-10 (BIS)
Hak Paulus sebagai rasul
Gal 1:11-2:21 (BIS)
Kabar Baik tentang rahmat Allah
Gal 3:1-4:31 (BIS)
Kebebasan dan kewajiban orang Kristen
Gal 5:1-6:10 (BIS)
Penutup
Gal 6:11-18 (BIS)
|