copyright
"Sabda-Mu adalah pelita bagi langkahku, cahaya untuk menerangi jalanku." Mazmur 119:105 (BIS)
Biblical
Introduction
Find in Bible: Word(s) Verse List
Bible Versions
Alkitab Terjemahan Baru
Alkitab Kabar Baik (BIS)
Firman Allah Yang Hidup
Perjanjian Baru WBTC [draft]
Alkitab Terjemahan Lama
Kitab Suci Injil
Alkitab Shellabear [draft]
Alkitab Melayu Baba
Alkitab Klinkert 1863
Alkitab Klinkert 1870
Alkitab Leydekker [draft]
Alkitab Ende
TB Interlinear [draft]
TL Interlinear [draft]
AV with Strong Numbers
Bible in Basic English
The Message Bible
New King James Version
Philips NT in Modern English
Revised Webster Version
God's Word Translation
NET Bible [draft]
NET Bible [draft] Lab
BHS with Strongs
Analytic Septuagint
Interlinear Greek/Strong
Westcott-Hort Greek Text
Textus Receptus
Introductions
Pengantar Full Life
Pengantar BIS
Pengantar FAYH
Pengantar Ende
Pengantar Jerusalem
Pengantar Bible Pathway
Intisari Alkitab
Ajaran Utama Alkitab
Garis Besar Full Life
Garis Besar Ende
Garis Besar Pemulihan
Judul Perikop Full Life
Judul Perikop BIS
Judul Perikop TB
Judul Perikop FAYH
Judul Perikop Ende
Judul Perikop KSI
Judul Perikop WBTC
Verse Notes
Catatan Ayat Full Life
Catatan Ayat BIS
Catatan Ayat Ende
Catatan Terjemahan Ende
Catatan Ayat Jerusalem
Referensi Silang TSK
Referensi Silang TB
Referensi Silang BIS
Santapan Harian
Dictionaries
Kamus Kompilasi
Kamus Easton
Kamus Pedoman
Kamus Gering
Maps
Lexicons
Greek Lexicon
Hebrew Lexicon
Pengantar Ende - Numbers
Chapter: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Previous bookNext book

Kitab jang berikut ini diberi berdjudul "Tjatjah Djiwa". Adapun sebabnja ialah tjatjah djiwa umat Israil jang menurut kitab ini dibuat pada waktu Israil tinggal didaerah gunung Sinai (1-4)(Bil 1-4 (ENDE)) dan pada achir perdjalanannja dipadang gurun (26)(Bil 26 (ENDE)). Terdjemahan-terdjemahan kuno menjebutnja "Arithmoi" (Junani) atau "Numeri" (Latin). Istilah itu berarti "bilangan" atau "pembilangan" (bdk. Terdjemahan Keristen dalam bahasa Indonesia). Dan sesungguhnja kitab ini penuh angka dan bilangan. Tidak hanya berkenaan dengan tjatjah djiwa tsb. tetapi djuga berhubungan dengan pelbagai hal lain. Misalnja djumlah persembahan dan sumbangan dari pihak para pemimpin (ps. 7)(Bil 7 (ENDE)), besarnya kurban santapan dan korban tuangan (ps. 15)(Bil 15 (ENDE)), djumlahnja hewan jang harus dipersembahkan pada hari- hari raya (ps. 28-29)(Bil 28-29 (ENDE)) dll. Djadi nama "Bilangan" tjukup tepat djuga dan sesuai dengan tjiri chas kitab ini. Namun demukian kami memilih "Tjajah Djiwa" oleh karena dalam (kedua) tjatjah djiwa tsb. disadjikan bukan hanja besarnja tapi djuga susunan umat Jahwe digurun dan sebelum masuk ketanah jang didjandjikan. Karenanja tjatjah djiwa tsb. merupakan unsur jang maha penting dalam kitab ini, dan hal itu ditandaskan oleh pandjangnja tjerita jang amat terperintji itu.

Dan Kitab Tjatjah Djiwa benar-benar seluruhnja berbitjara tentang umat Jahwe jang baru ditjiptakanNja di gunung Sinai dan lagi tentang hal-ihwalnja dalam generasi eprtama. Kesemuanja itu menurut pandangan Kitab ini mendjadi pralambang sedjarah berikutnja. Ditetapkan tata-sususnan umat Allah, tidak hanja berkenaan dengan ibadah (sebagaimana terdjadi dalam Kitab pengungsian dan Levitika), tetapi djuga dibidang lain. Diadakanlah pemisahan antara kuasa politik (Josjua': Bil 27:12-23 (ENDE)) dan kuasa keigamaan (Ele'azar: Bil 20:22-29 (ENDE)). Keimaman dan kaum Levita diberi kedudukan chasnja dalam umat (Bil 3:1-3; 5-13; 18:1-7 (ENDE)). Tanah sutji sudah dibagikan kepada semua suku menurut besarnja tapi djuga menurut pentingnja masing-masing suku (Bil 33:50-34:15 (ENDE)).

Adapun susunan Kitab Tjatjah Djiwa merangkum masa Israil berkelana di gurun, mulai dari gunung Sinai sampai ia tiba diperbatasan Kena'an serta menjiapkan diri untuk menjerbu dan merebut tanah sutji, setelah daerah diseberang sana sungai Jarden diduduki. Djadi kitab ini meneruskan kisah Kitab Pengungsian jang berhenti digunung Sinai, dan melandjutkan sampai masa jang akan dikisahkan kitab Josjua'. Seluruh Kitab Levitika (dan bagian terachir Kitab Pengungsian) memutuskan djalan tjerita dengan berpandjang kalam tentang ibadah. Namun demikian Kitab Tjatjah Djiwa hanja mendjadikan sedikit peristiwa dari masa empatpuluh tahun (kurang dua) Israil berkeliaran digurun. Ada beberapa kedjadian dalam perdjalanan dari gunung Sinai langsung ke Kadesj dan beberapa lagi dari achir perdjalanan, jakni dari Kadesj sampai kedataran Moab. Tetapi sangat sedikit bahannja dari masa diantara kedua udjung itu, masa jang toh agak lama djuga.

Sudah barang tentu dalam Kitab Tjatjah Djiwa terpeliharalah bahan dari tradisi jang sangat kuno, bahkan dari djaman Musa sendiri dan dari masa suku-suku Israil terserak-serak dipadang gurun. Mungkin sekali- mengingat berita jang ada tentang bangsa-bangsa disekitarnja pada djaman itu - Musa pernah mengadakan suatu tjatjah tjiwa berhubung dengan salah satu atau beberapa suku jang sedikit banjak patuh kepadanja. Pastilah djuga suku-suku Israil beberapa lainnja mempunjai pusat keigamaannja serta tempat berdjiarah di Kadesj (Barne'a), dan kiranja satu dua suku djuga menetap disana. Tempat sutji itu tentu sadja dipelihara dan dilajani oleh sekelompok imam. Harus diterima djuga, bahwa tokoh Musa sungguh seseorang jang bagaimanapun djuga berkuasa atas beberapa suku jang dipersatukannja disekitar satu agama dan jang diberinja peraturan serta hukum tertentu. Bahwasanja kedudukan Musa sebagai pemimpin, terutama sebagai pemimpin agama, pernah terantjam dan mendapat perlawanan serta persaingan, tentu amat mungkin sekali. Suku-suku jang berkelana digurun pasti kadang-kadang mengalami kesulitan sandang-pangan, jang biasanja menjadi dalih untuk menggerutu dan memberontak. Sama sekali tjotjok dengan keadaan suku-suku itu djika terkadang berkelahi dan berperang dengan suku-suku lain. Ilmu purbakalapun menjatakan kemungkinan besar, bahwa daerah diseberang sana sungai Jarden diduduki suku-suku Israil di masa Musa. Dengan demikian Kitab Tjatjah Djiwa mempunjai latar belakang historis jang tjukup kuat.

Tetapi tidak kurang pasti djugalah bahwa tidak sedikit dari bahan kitab ini berasal dari djaman kemudian dari masa Musa. Kaum Levita dan imam turunan Harun mempunjai kedudukan dan tugas sebagaimana ditetapkan oleh nabi Jeheskiel; pelbagai undang tjotjok dengan keadaan kaum tani jang menetap, tetapi kurang sesuai dengn suku-suku jang mengembara dipadang gurun (bdk. Bil 9:10-14; 10:9-10; 18:30-31; 19:16; 27:4; 28:26 (ENDE)). Pembagian negeri Kena'an dan kota-kota suaka terlalu tjotjok dengan keadaan dikemudian hari, sehingga pengarang kiranja tahu akan keadaan itu, apalagi oleh karena Kitab Hakim-hakim memberikan suatu gambaran suku-suku Israil dinegeri Kena'an jang tjukup berbeda dengan pembagian tsb. Ibadah achirnja sebagaimana digambarkan oleh Kitab Tjatjah Djiwa sukar dibajangkan digurun dan sering mengandaikan bangsa jang sudah lama menetap, agak madju dalam kebudajaan dan tahu akan ibadah meriah dalam rumah Allah jang besar.

Maka dari itu dengan sendirinja muntjullah masalah kedjadian Kitab Tjatjah Djiwa. Soal itu memang bersangkutan dengan masalah umum tentang sedjarah Taurat Musa seluruhnja. Djadi apa jang telah dikatakan pada umumnja, dan apa jang telah dibahas berkenaan dengan Kitab Pengungsian dan Kitab Levitika dan diulang disini. Dahulu sudah dipaparkan, bahwa bahan jang terkumpul dalam Kitab Levitika berasal dari tradisi para imam (P) dan tradisi itupun tahu akan sedjarahnja sendiri dan sampai dimasa pembuangan ditambah serta disadur, bahkan sesudah itu masidh diadakan perubahan. Nah, bahan jang terdapat dalam Kitab Tjatjah Djiwa sebagaimana berasal dari tradisi para imam tsb. Tradisi itupun merupakan dasar dan rangka seluruh kitab. Tetapi sumber-sumber lain, jakni tradisi J dan E pun memberikan sumbangannja. Djadi penjusun lain kitab ini (Taurat Musa) menggunakan ketiga tradisi tsb. jang sebagian sudah tertulis djuga. Tetapi terutama dalam bahan dari tradis P. disisipkan agak banjak dari djaman belakangan, meskipun dalamnja ada djuga tradisi kuno jang terpelihara oleh kalangan para imam di Jerusalem. Bahkan djustru dalam Kitab Tjatjah Djiwa inilah diselipkan pelbagai undang dan peraturan dari djaman kemudian (malahan sudah pembuangan), oleh karena kitab inilah jang memberinja kesempatan jang paling baik. Maka dari itu kitab ini merupakan suatu wadah jang dapat menampung segala matjam bahan jang tidak mendapat tempat dalam kitab-kitab lain dari Taurat Musa.

Kedjadian Kitab Tjatjah Djiwa jang rumit tsb. menerangkan djuga tjiri kumpulan itu. Bahkan hampir-hampir sadja tidak boleh disebut "kitab" lagi, oleh karena tidak ada susunan sedikitpun. Semua katjau-balau dan bahannja bertjampur baur sedemikian rupa, sehingga tidak dapat dilihat suatu urutan didalamnja jang dapat sediki memuaskan djalan pikiran jang logis. Bertjampur-baurlah adanja tjerita- tjerita jang pandjang dengan perundang-perundangan; daftar-daftar orang dan barang dengan tjatatan serba singkat tentang salah satu perintiwa. Adakalanja kisah hanja merupakan pangkal untuk hukum dan adakalanja pula dua tjerita jang aselinja terpisah (dalam tradisi J,E,P) mendjadi satu (misalnja pemberontakan Korah, Datan, dan Abiram; tjerita tentang Bi'leam; perebutan tanah diseberang sana Jarden. bdk. Bil 16:1-17; 26:22-25; 21:10-35 (ENDE). Dengan bertumpu pada berita dari Kitab Tjatjah Djiwa orang tak dapat merekonstruksi perdjalanan Israil di gurun. Dalam Bil 14:15 (ENDE) kota Horma rupanja sudah direbut, tapi dalam (Bil 21:3 (ENDE)) baru diduduki; menurut Bil 13:26 (ENDE) Israil sudah ada di Kadesj, tapi ia sampai disitu dalam Bil 20:1 (ENDE) dll.

Paling-paling boleh dikatakan: pasal Bil 11-14; 20:1-25:8 (ENDE) memuat chususnja tjerita-tjerita pada hal Bil 5:11-6:27 (ENDE) terdiri atas pelbagai undag; daftar perajaan-perajaan sutji dalam fasal 28-29 (Bil 28-29 (ENDE)) mungkin sekali aselinja suatu dokumen tersendiri. Bagian pertama (ps.1-5) (Bil 1-5 (ENDE)) dan bagian terachir (Bil 33:5-35:34 (ENDE)) agak dibuat-buat sadja oleh penjusun, meskipun mungkin bertumpu pada bahan tradisi. Daftar tempat-tempat persinggahan dalam fasal 33 (Bil 33 (ENDE)) tentau sadja sudah tersedia bagi penjusun, sekalipun disini bertjampur tradisi-tradisi dari beberapa suku.

Oleh karena demikian keadaan pada kitab ini tak mungkin dibuat satu pembagian jang sedikit banjak memuaskan. Setiap usaha hanja merupakan usaha pertjobaan sadja, jang boleh diganti dengan usaha dan pertjobaan lain jang sama buruknja atau baiknja. Dalam terdjemahan kami hanja membuat suatu pembagian praktis (menurut Bible de Jerusalem; bdk. isi Alkitab) jang menundjukkan isi tiap-tiap potongan atau merangkum sebagian dari kitab jang lebih kurang satu. Dibawah ini kami sadjikan suatu "daftar ini" jang sedapat-dapatnja memperlihatkan bagian- bagian mana l.k. "idiil (huruf-huruf ketjil terletak renggang), bagian mana merupakan hukum (huruf ketjil biasa) dan bagian-bagian mana berupa tjerita (huruf besar).

BAGIAN PERTAMA: Sebelum pemberangkatan (Bil 1:1-10:36 (ENDE))

I Umat Allah disusun (Bil 1:1-6:27 (ENDE))
A) Djumlah orang ditetapkan (Bil 1:1-47 (ENDE))
B) Kedudukan kaum Levita (Bil 1:48-54 (ENDE))
C) Tata tertib diperdjalanan (Bil 2:1-34 (ENDE))
D) Para Imam (Bil 3:1-4 (ENDE))
E) Djumlah dan tugas kaum Levita (Bil 3:15-4:49 (ENDE))
1) Orang nadjis harus dikeluarkan (Bil 5:1-4 (ENDE))
2) Ganti rugi (Bil 5:5-10 (ENDE))
3) Hukum tjemburuan (Bil 5:11-30 (ENDE))
4) Hukum kenaziran (Bil 6:22-27 (ENDE))

II Umat memberi sumbangan (Bil 7:1-8:26 (ENDE))
A) Pedati-pedati para pemimpin (Bil 7:1-11 (ENDE))
B) Kurban pentahbisan jang disumbangkan para pemimpin (Bil 7:12-88 (ENDE))
1) Kedudukan Musa pengantara (Bil 7:89 (ENDE))
2) Pelita emas (Bil 8:1-4 (ENDE))
C) Kaum Levita masuk djabatannja (Bil 8:5-22 (ENDE))
1) Lamanja dinas kaum Levita (Bil 8:23-26 (ENDE))

III Pemberangkatan disiapkan (Bil 9:1-5 (ENDE))
A) Perajaan Paskah (Bil 9:1-5 (ENDE))
1) Perajaan Paskah jang ditunda (Bil 9:6-14 (ENDE))
B) Jahwe memimpin umatNja (Bil 9:15-23 (ENDE))
2) Isjarat-isjarat jang mengatur tata tertib (Bil 10:1-10 (ENDE))
C) Urutan diperdjalanan (Bil 10:11-28 (ENDE))

A MUSA MENTJARI SEORANG PETUNDJUK DJALAN (Bil 10:29-32 (ENDE))

B PEMBERANGKATAN (Bil 10:33-36 (ENDE))

BAGIAN KEDUA: Dari Sinai ke Kadesj (Bil 11:1-14:45 (ENDE))

A BALA DI TABER'ERA (Bil 11:1-3 (ENDE))
B KELUHAN UMAT KARENA "MANA" DI KIRBOT-HA-TAANAH (Bil 11:4-9 (ENDE))
C MUSA MENGANTARA (Bil 11:10-15 (ENDE))
D JAHWE MENDJAWAB (Bil 11:16-23 (ENDE))
E PARA PEMBANTU MUSA (Bil 11:24-30 (ENDE))
F MUKDJIDJAT BURUNG PUJUH (Bil 11:31-35 (ENDE))
G PEMBERONTAKAN MIRJAM DAN HARUN (Bil 12:1-4 (ENDE))
H MIRJAM DIHUKUM JAHWE (Bil 12:4-9 (ENDE))
I MUSA DAN HARUN MENGANTAR (Bil 12:10-15 (ENDE))
J NEGERI KENA'AN DISULUHI (Bil 13:1-24 (ENDE))
K LAPORAN PARA PENJULUH (Bil 13:25-33 (ENDE))
L UMAT MERONTAK (Bil 14:1-9 (ENDE))
M UMAT DIHUKUM: EMPATPULUH TAHUN DIGURUN (Bil 14:10-38 (ENDE))
N PERTJUMA UMAT MENDJOBA MEMASUKI NEGERI KENA'AN (Bil 14:39-45 (ENDE))

BAGIAN KETIGA: empat puluh tahun digurun (Bil 15:1-19:22 (ENDE))
1) Kurban santapan jang menjertai kurban-kurban lain (Bil 15:1-16 (ENDE))
2) Roti Bungaran (Bil 15:17-21 (ENDE))
3) Korban penebus doa (Bil 15:22-31 (ENDE))
4) Pelanggaran hari Sabat (Bil 15:32-36 (ENDE))
5) Djumbai pada pakaian (Bil 15:37-40 (ENDE))

A PEMBERONTAKAN KORAH, DATAN DAN ABIRAM (Bil 16:1-15 (ENDE))

B HUKUMANNJA (Bil 16:16-35 (ENDE))
1) Salut mesbah sebagai peringatan (Bil 17:1-5 (ENDE))

C HARUN MENGANTARA (Bil 17:6-10 (ENDE))

D TONGKAT HARUN JANG BERBUNGA (Bil 17:11-26 Bil 16:46-17:11 (ENDE))
1) Tugas mengantar para imam (Bil 17:27-18:7 Bil 17:12-18:7 (ENDE))
2) Bagian dari para imam (Bil 18:8-19 (ENDE))
3) Bagian kaum Levita (Bil 18:20-24 (ENDE))
4) Bagian sepersepuluh dari bagian kaum Levita (Bil 18:25-32 (ENDE))
5) Air pentahiran (Bil 19:1-10 (ENDE))
6) Nadjis karena menjentuh majat (Bil 19:11-16 (ENDE))
7) Upatjara air pentahiran (Bil 19:17-22 (ENDE))

BAGIAN KEEMPAT: Dari Kadesj ke Moab (Bil 20:1-25:16 (ENDE))

A UMAT MERONTAK KARENA KURANG AIR (Bil 20:1-11 (ENDE))
B MUSA DAN HARUN DIHUKUM (Bil 20:12-13 (ENDE))
C EDOM TIDAK MENGIDJINKAN ISRAIL MELALUI WILAJAHNJA (Bil 20:14-21 (ENDE))
D HARUN WAFAT: PENGGANTINJA ELEA'ZAR (Bil 20:22-29 (ENDE))
E HORMA DIREBUT (Bil 21:1-3 (ENDE))
F UMAT MENGELUH: ULAR PERUNGGU (Bil 21:4-9 (ENDE))
G PERDJALANAN MENUDJU KESEBERANG SANA JARDEN (Bil 21:10-20 (ENDE))
H DAERAH ITU DIDUDUKI (Bil 21:21-22 (ENDE))
I RADJA MOAB MEMANGGIL BILE'AM (Bil 22:22-35 (ENDE))
K BILE'AM DAN BALAK (Bil 22:36-23:3 (ENDE))
L NUBUAT BILE'AM (Bil 23:4-25 (ENDE))
M ISRAIL DI PE'OR (Bil 25:1-17 (ENDE))

Penutup kitab hukum (Bil 36:13 (ENDE)).

BAGIAN KELIMA: Achir perdjalanan (Bil 25:19-36:12 Bil 26:1-36:12 (ENDE))

A) Tjatjah djiwa (Bil 25:19-26:56 Bil 26:1-26:56 (ENDE))
B) Kaum Levita dibilang (Bil 26:57-65 (ENDE))
1) Wairsan puteri (Bil 27:1-10 (ENDE))
C) Josjua' diangkat mendjadi pemimpin (Bil 27:12-23 (ENDE))
1) Tentang Kurban: Pendahuluan (Bil 28:4-8 (ENDE))
a) Kurban harian (Bil 28:4-8 (ENDE))
b) Kurban hari Sabat (Bil 28:9-10 (ENDE))
c) Kurban bulan muda (Bil 28:11-15 (ENDE))
d) Kurban perajaan roti tak beragi (Bil 28:16-25 (ENDE))
e) kurban hari pertama bulan ketudjuh (Bil 29:1-6 (ENDE))
f) Kurban perajaan pondok-pondok daun-daunan (Bil 29:12-39 (ENDE))
2) Hukum nazar (Bil 30:1-17 Bil 29:40-30:16 (ENDE))

A PERANG SUTJI LAWAN MIDIAN (Bil 31:1-12 (ENDE))
1) Hukum perang (Bil 31:13-54 (ENDE))
a) Wanita dibunuh; djarahan ditahirkan (Bil 31:13-24 (ENDE))
b) Pembagian djarahan (Bil 31:25-47 (ENDE))
c) Sumbangan bakti para perwira (Bil 31:48-54 (ENDE))

B DAERAH DISEBERANG SANA JARDEN DIDUDUKI (Bil 31:1-49 (ENDE))

C RINGKASAN PERDJALANAN DIGURUN (Bil 33:1-49 (ENDE))
1) Pembagian Kena'an atas perintah Jahwe (Bil 33:50-56 (ENDE))
2) Batasan negeri Israil (Bil 34:1-15 (ENDE))

D DAFTAR PEMIMPIN PEMBAGIAN (Bil 34:16-29 (ENDE))
1) Bagian kaum Levita (Bil 35:1-8 (ENDE))
2) Kota-kota suaka (Bil 35:9-34 (ENDE))
3) Warisan wanita jang bersuami (Bil 36:1-12 (ENDE))

Teranglah kiranja kesepuluh pasal pertama Kitab (Bil 1:1-10:36 (ENDE)) menjadjikan suatu gambaran idiil dari umat Allah digurun. Umat idiil itu harus mendjadi tjontoh untuk sedjarah selandjutnja, chususnja untuk umat jang pulang dari pembuangan di Babel (suatu pengungsian jang baru). Tekanan letaknja pada kaum rohaniwan, para imam turunan Harun dan kaum Levita. Sudah dikatakan (bdk. pendahuluan Kitab Levitika) bahwa perbedaan antar kedua golongan itu merupakan achir suatu perkembangan jang lama dan ditetapkan oleh nabi Jeheskiel. Tugas para Levita djuga ditetapkan seperti jang ditentukan pada masa kemudian. Seorang pemimpin sipil disamping memimpin rohani tidak sampai disebut dalam bagian ini. Tidak dipungkiri bahwa dibalik gambaran idiil ada suatu kedjadian jang njata (suatu tjatjah djiwa jang diadakan Musa), tetapi kedjadian itu sama sekali tersembunji dibalik gambaran jang dibuat dengan berdasarkan perkembangan dalam sedjarah selandjutnja. Seluruh bagian ini berasal dari kalangan para imam (P), ketjuali (Bil 10:29-36 (ENDE)). Para penjusun melihat djuga suatu kesempatan baik untuk menjisipkan kedalam kitab ini beberapa peraturan ibadah jang menjangkut tugas para imam (ps. 5-6)(Bil 5-6 (ENDE)). Hukum ini sebagiannja amat kuno, seperti hukum tentang suami jang tjemburu. Tjara bertindak sematjam itu mengandaikan suatu masjarakat jang tjukup primitip. Dalam Kitap Sutji tidak ditemukan tjontoh penerapan hukum itu. Upatjara aseli kiranja disadur oelh para imam, supaja lebih sesuai dengan iman jang kemudian/ Hukum kenaziranpun kiranja berdasarkan tradisi kuno. Sebab pada djaman para hakim (Sjimson) hukum ini sudah dipraktikkan, meskipun tjaranja sedikit berbeda djuga.

Pasal-pasal berikutnja (Bil 11:1-14:45 (ENDE)) memberikan suatu gambaran jang lebih sesuai dengan sedjarah sebenarnja. Disini terpelihara tradisi-tradisi jang amat kuno (datangnja dari J,E dan P). Umat nampaknja kurang sempurna. Umat jang telah ditjiptakan dan dipilih oleh Jahwe njata tjukup degil dan keras kepala. Djika berita-berita ini dibandingkan dengan berita jang disadjikan Kitab Pengungsian tentang Israil diperdjalanan dari Mesir ke gunung Sinai, maka kesamaannja kentara sekali. Perdjandjian di Sinai sesungguhnja tidak merobah watak dan sifat bangsa Israil. Dengan demikian mendjadi djelas sekali perdjadjian itu suatu anugerah belaka, jang tidak berdasarkan djasa-djasa Israil. Dalam bagian inipun kedudukan Musa dan Harun (para imam) ditekankan; mereka berulang kali menjelamatkan umat (Bil 11:10-15; 12:11-15 (ENDE)), meskipun Harun ikut merontak (Bil 12:1-3 (ENDE)). Tapi tokoh jang terpenting ialah Musa. Dengan demikian diberikan kepada umat jang kembali dari pembuangan di Babel suatu pegangan. Sebab Musa adalah Tauratnja. Dia itulah instansi jang tertinggi. Bahkan para imam dengan segenap kewibawaan dan gengsinja tidak boleh berusaha merongrong kedudukannja. Mojangnja Harun sudah kena Murka Jahwe karena usaha jang serupa itu. Djadi Musa (Taurat) jang harus dipegang. Tentang kalahnja Israil sewaktu berusaha memasuki negeri Kena'an, kiranja berdasarkan suatu tradisi jang benar: beberapa suku pernah berusaha memasuki negeri itu tapi tidak berhasil (Bil 14:39-45 (ENDE)).

Dari masa tigapuluh delapan tahun di gurun (Bil 15:1-19:22 (ENDE)) tidak ada banjak tradisi terpelihara dalam ingatan suku-suku Israil. Daftar jang disadjikan (Bil 33:1-49 (ENDE)) kiranja menggandingkan beberapa tradisi jang kabur dan tak terperintji, jang masih hidup dalam ingatan Israil kemudian. Kitab Tjatjah Djiwa menempatkan dimasa itu berita tentang dua pemberontakan, jaitu pemberontakan Korah jang mengontjangkan kedudukan para imam (Harun), dan pemberontakan Datan dan Abiram jang lebih-lebih mengantjam wenang Musa sebagai pemimpin tertinggi. Dalam kisahnja (Bil 16:1-35 (ENDE)) kedua pemberontakan itu bertjampur. Aselinja kiranja terpelihara tersendiri dalam tradisi beberapa suku. Dalam pertaliannja jang sekarang tjerita itu bermaksud mengukuhkan kedudukan imamat di Israil, oleh karena dibela dan diteguhkan oleh Jahwe sendiri (Bil 17:11-26 Bil 16:46-17:11 (ENDE)). Atas dasar itulah maka ditetapkan tugas chusus dan hak para imam serta kaum Levita (Bil 17:27-18:32 Bil 17:12-18:32 (ENDE)). Selain dari pada itu masih ada pelbagai aturan dan ibadah lainnja jang ditempatkan dibagian ini (Bil 15:1-40; 19:1-22 (ENDE)).

Dari achir masa tinggalnja Israil digurun ada beberapa berita, setidak-tidaknja ditempatkan disitu oleh Kitab Tjatjah Djiwa (Bil 20:1-25,18 (ENDE)). Diterangkan mengapa pemimpin-pemimpin besar, Musa dan Harun tidak sampai memasuki tanah jang didjandjikan (Bil 20:12-13 (ENDE)). Latar belakang historisnja tentu ada. Kedua tokoh besar (sekurang-kurangnja Musa) sungguh tidak masuk Kena'an. Andaikata mereka memasukinja, tidak dapat dimengerti lagi mengapa ada tradisi jang berkata tidak demikian djadinja. Untuk kalangan para imam hal itu tidak masuk akal, selain sebagai hukumam atas salah satu kesalahan Musa. Kesalahannja itu sekarang digandingkan sengan mukdjidjat air, tapi tidak terang dalam hal manakah Musa bersalah. Beberapa ahli berpendapat, bahwa hukuman Musa aselinja bertalian dengan sesuatu lain (misalnja ia enggan mengantar suku-suku memasuki negeri itu:) (Bil 14:39-45 (ENDE)). Tetapi perkaranja djauh dari kentara. Tjerita imam tentang wafatnja Harun lewat Ele'azar. Kisah pandjang tentang tukang tenung Bile'am (Bil 22:2-25:17 (ENDE)) berasal dari djaman azali dan terpelihara oleh beberapa arus tradisi Israil (J dan E). Dalam redaksi jang terachir semua ditjampurkan. Pandjangnja tjerita itu sudah menjatakan betapa pentingnja peristiwa tadi dalam pandangan penjusun jang terachir. Didalamnja diperlihatkan segi politik dari umat Allah dengan puntjaknja dalam warga Dawud. Hal-ihwal dan nasib politik suku-suku Israil digandingkan dengan nubuat-nubuat kuno dan suatu ramalan dari dahulu kala kiranja disadur seperlunja sesuai dengan sedjarah jang njata. Bahwasanja kesemuanja itu dipertalikan dengan tukang tenung kafir membuktikan betapa kuat tradisi itu berakar dalam ingatan Israil, sehingga penyusun jang enggan menjebut Bile'am "nabi" tidak berani melepaskannja dari akar itu.

Bagian penutup Kitab (Bil 25:19-36:13 Bil 26:1-36:13 (ENDE)) mendjandjikan beberapa berita dari tradisi jang amat kuno (bdk. Bil 21:15-16,17- 18,27-30 (ENDE)) tentang direbutnja daerah diseberang sana sungai Jarden oleh beberapa suku Israil (Bil 31:1-12; 32:1-41 (ENDE)). Tentu sadja tjerita (dari P) itu sedikit banjak mengidialisir tradisi jang harus meneguhkan keadaan jang kemudian njata ada. Tetapi bagaimanapun bentuk sadurannja, pasti ada dibelakang sedjarah. Demikian pula halnja dengan perang melawan Midian (Bil 31:1-12 (ENDE)). Sekarang tjerita itu mendjadi landasan bagi hukum perang (Bil 31:13-24,25-47,48-53 (ENDE)). Bagian lain, seperti tjatjah djiwa dan tentang kaum Levita (Bil 25:19-26:56; 26:57-65 Bil 26:1-26:56; 26:57-65 (ENDE)), pembagian negeri serta batasannja dan kota-kota suaka (Bil 33:50-35:34 (ENDE)) lebih bertjorak idiil daripada riil, seperti tjirinja pembukaan seluruh kitab. Keadaan jang kemudian berlangsung mau digandingkan dengan Musa dan dengan demikian dilegalisir. Boleh djadi penetapan- penetapan tentang kota suaka (ps. 36)(Bil 36 (ENDE)) berasal dari djaman sesudah pembuangan. Pasal- pasal terachir inipun mendjadi wadah penampung pelbagai peraturan dan hukum jang beraneka ragam. Atas dasar salah satu tradisi pimpinan sipil dilepaskan dari imamat, tapi pemimpin sipil dilepaskan dari imamat, tapi pemimpin sipil tetap dibawah para imam jang merupakan instansi tertinggi (dibawah Taurat) dari theokrasi Israil (Bil 27:12-22 (ENDE)). Tatasusunan jang demikian merupakan tjita-tjita dari nabi Jeheskiel dalam pembuangan (bdk. Yeh 45; 46:8-10 (ENDE)) dan sesuai dengan keadaan Israil setelah kembali dari pembuangan di Babel (bdk. nabi-nabi Hagai dan Maleachi).

Sesungguhnja umat Allah dalam Kitab Tjatjah Djiwa diperlihatkan sebagai suatu theokrasi jang dipimpin oleh rohaniwan. Tentu sadja ada suatu persekutuan beribadah, tetapi segi itu tidak ditekankan dalam kitab ini seperti ditekankan dalam Kitab Levitika. Allah sendiri memimpin umatnja dengan perantaraan Musa (Taurat) dan para imam. Seluruh perdjalanan digurun dibimbing oleh tiang awan atau api jang melambangkan Allah atau mungkin: adalah Allah, Jahwe jang berupa tiang awan dan api (bdk. Bil 9:15-23; 10:34-36 (ENDE)). Atas perintah Jahwe umat dibilang dan disusun (ps. 1-4)(Bil 1-4 (ENDE)). Semua hukum dan peraturan diberikan oleh Jahwe dengan perantaraan Musa jang boleh menghadapinja dikemah sutji, tempat Jahwe tetap tinggal ditengah umatNja (Bil 7:89 (ENDE)). Umat Jahwe itu mempunjai struktur hierarkis. Segi itu amat ditekankan oleh Kitab Tjatjah Djiwa: Musa, Harun, para Imam dan kaum Levita dan achirnja kaum awam. Susunan hierarkis itu sudah nampak dalam urutan suku-suku diperdjalanan. Ditengah-tengah ada kemah sutji (Bil 2:17 (ENDE)); Musa, Harun dan para imam didepan kemah itu (Bil 3:38 (ENDE)) dikelilingnja kaum Levita (Bil 2:17 (ENDE)) dan achirnja suku-suku lainnja (Bil 2:1- 34 (ENDE)). Dengan demikian Jahwe memelihara umatNja jang terpilih, oleh karena Ia setia pada djandjiNja. Djandji itu sungguhpun tidak banjak disebut-sebut dalam Kitab Tjatjah Djiwa, tetapi selalu terbajang dilatarbelakang. Sebab kitab ini dimulai dari gunung Sinai, tempat Allah mengikat perdjandjian dengan bangsa Israil.

Tetapi umat itu djauh dari sutji dan sempurna. Maka dari itu dihukum djuga oleh Jahwe. Umat terus berontak, sehingga beritanja kebanjakan djustru mengenai kedurhakaan Israil. Tetapi Allah jang adil haruslah menghukum, baik orang biasa (Bil 11:2-3,33; 21:6; 25,5-9 (ENDE)), maupun pemimpin (Bil 14:36; 25:4 (ENDE)), kaum Levita (Bil 16:8-11,16-19,35 (ENDE)), keluarga Musa (Bil 12:10 (ENDE)), bahkan Musa dan Harunpun tidak terluput (Bil 20:12,24; 27:13-15 (ENDE)). Jahwe dalam keadilanNja tidak pandang bulu. Tetapi Iapun menggandjari orang baik, seperti Kaleb dan Josjua' (Bil 14:24,30 (ENDE)) dan Pinehas (Bil 25:11-13 (ENDE)). Tentu sadja Jahwe dapat membinasakan umat jang degil itu (Bil 14:11-12 (ENDE)), namun Ia tidak berbuat demikian (Bil 14:20 (ENDE)). Beberapa mukdjidjat diperbuatNya untuk menolong umat jang terdesak (Bil 11,31- 31; 20,11; 21,9 (ENDE)). Mukdjidjat-mukdjidjat itu merupakan bukti djelas, bahwa Allah tidak meninggalkan umat jang durhaka. Mungkin sekali tjerita-tjerita tentang mukdjidjat itu dalam tradisi sedikit dan malah banjak berkembang dan makin lama makin hebat. Tetapi keadjaiban-keadjaiban itu dipandang oleh Kitab Tjatjah Djiwa sebagi tanda jang njata tentang belaskasihan dan kebaikan Jahwe jang menolong Israil meskipun mereka berkepala batu. Israil tidak tahu berterimakasih dan berdjukur, namun Jahwe tidak menolaknja setjara mutlak.

Suatu gagasan jang penting dalam Kitab Tjatjah Djiwa ini ialah doa jang mengantara untuk meredakan murka Allah jang menghukum. Tjontohnja jang pertama ialah imam agung Harun dengan ibadahnja (Bil 17:11-15 Bil 16:46-50 (ENDE)). Dengan pendupaannja Harun mengelakkan hukuman jang sudah diantjamkan Jahwe. Tetapi terutama doa Musa adalah kuasa untuk menurunkan pertolongan Allah (Bil 11:10-15,18,31-32 (ENDE)). Atas doanja Mirjam disembuhkan (Bil 12:13-14 (ENDE)); atas permohonannja jang mengharukan Jahwe mengampuni kedurhakaan umat (Bil 14:11-20 (ENDE)) Tokoh Musa dalam doanja itu nampaknja amat luhur sekali. Ia sekali-kali tidak mentjari keuntungan dan kebesarannja sendiri, meskipun ditawarkan oleh Jahwe, melainkan hanja keselamatan bangsa Israil melulu.

Suatu lembaga jang diperbintjangkan oleh Kitab Tjatjah Djiwa ialah "kota-kota suaka" (Bil 35:9-34 (ENDE)). Lembaga jang sama dibitjarakan oleh Ula 4:41-43; 19:1-13 (ENDE) dan pelaksanaan hukum itu ditjeritakan oleh Yos 20:1-9 (ENDE). Sebenarnja hukum Israil itu mengambil alih suatu adat kuno, jang terdapt pada bangsa-bangsa lain djuga. Maksud adat dan hukum itu ialah melindungi orang jang tidak dengan sengadja membunuh sesama manusia terhadap balas dendam jang harus ditimpakan oleh "penebus darah". Lembaga ini, jakni "penebus darah" adalah suatu alat dalam masjarakat primitip untuk mempertahankan keadilan. Menurut hukum itu seorang pembunuh pada gilirannja harus dibunuh oleh kerabat jang dibunuh. Adat dan hukum itu diambil alih oleh Perdjandjian Lama djuga (bdk. Ula 19:12 (ENDE)). Tetapi adat itu sendiri mudah mendjadi ketidak-adilan dan orang jang sesungguhnja tidak berdosa dapat mendjadi kurbannja. Karena ditjiptakanlah suatu lembaga untuk melindungi pembunuh jang tidak bersalah, jaitu hak suaka. Biasanja tempat-tempat sutji mempunjai hak jang sedemikian itu. Tjontohnja jang sekarang masih ada ialah kota Mekkah serta daerah sekitarnja, jakni "haram". Di sana orang tidak boleh memburu, menebang pohon, menjabit rumput dsb. Djika seorang pembunuh dikedjar oleh "penebus darah" dan berhasil masuk dedalam tempat suaka, atau tempat sutji, maka ia selamat, setidak-tidaknja untuk sementara waktu. Sebab pabila mendjadi terang ia membunuh dengan sengadja, ia lalu diserahkan kepada "penebus darah", sekurang-kurangnja di Israil demikian halnja. Menurut (Kel 21:13-14 (ENDE)) seorang pembunuh boleh melarikan diri ketempat jang ditundjuk Allah. "Tempat" itu tentu sadja tempat sutji djuga. Adonia melarikan diri ke "mesbah" terhadap Sulaiman (1Ra 1,50-53 (ENDE)). Kemudian ditundjuklah kota-kota tertentu jang mempunjai hak suaka, sebagaimana dibuktikan ajat-ajat jang dikutup diatas ini. Kota-kota itu kiranja dahulu, sebelum Israil memasuki Kena'an sudah mendjadi tempat sutji jang mempunjai hak suaka, sehingga hukum Taurat hanja melegalisir keadaan jang njata ada. Menurut Ula 4:41-43 (ENDE) ada tiga kota suaka diseberang sini sungai Jarden, dan tiga diseberang sana menurut Ula 19:1-13 (ENDE) (bdk. Yos 20:1-9 (ENDE)). (Bil 35:11,13 (ENDE)) menjebut djuga enam kota suaka. Selandjutnja diberikan peraturan untuk menetapkan siapa jang bersalah atau jang tidak bersalah. Orang jang sengadja membunuh harus (menurut peraturan itu) diserahkan kepada "penebus darah" untuk dibunuh olehnja. Tetapi orang jang tidak dengan sengadja membunuh boleh tetap tinggal dikota suaka dan dengan demikian terlindung hingga imam agung jang mendjabat meninggal. Lalu ia boleh pulang ketempat asalnja dengan selamat.

Kota suaka tsb. sekaligus kota tempat tingal kaum Levita (jang tidak bertugas di Jerusjalem). Tentang kota-kota kaum Levita itu bertjeritalah (Bil 35:1-8 (ENDE)) (tanpa menjebut djumlahnja), Yos 21:1-42 (ENDE); 1Ta 6:30-66 (ENDE)) dan (Ima 25:32-34 (ENDE)). Kota-kota itu teruntukkan bagi kaum Levita sebagai tempat kediamannja itu. Lembaga itu sendiri kiranja sudah lama ada, meskipun mungkin sekali tidak langsung berasal dari Musa sendiri. Lembaga itu mengandaikan adanja satu tempat sutji sadja. Istilah "kota Levita" itu sendiri sudah menjatakan perbedaan-perbedaan antara kaum Levita dan para imam dan perbedaan itu baru muntjul dimasa pembuangan. Kaum Levita adalah kaum imam jang berasal dari tempat-tempat sutji diluar Jerusjalem dan dahulu mendjabat imam disitu (bdk. kata pendahuluan Kitab Levitika). Mudah diterima bahwa imam-imam itu menetap ditempat dan kota tertentu sadja. Nah kota-kota itulah kemudian disebut "kota-kota Levita". Djadi halnja sendiri sudah kuno, tetapi istilah jang dipakai adalah dari masa belakangan. Sudah barang tentu djumlah kota serta tanah milik kaum Levita sedikit banjak diidialisir oleh Kitab Sutji dan kiranja tidak sesuai dengan kedaan jang pernah mendjadi njata. Empatpuluh delapan kota, jang kadang-kadang besar dan penting serta wilajah luas disekitarnja sebagai milik chas para Levita sukar diterima sebagai realita. Namun demikian kiranja dalam kebanjakan kota itu dahulu menetap iman-iman (levita) jang tidak bertugas lagi disalah satu tempat sutji, setelah tempat keramat itu dihapus (oleh radja Josjijahu?). Dan boleh diterima, bahwa imam-imam itu didjamin penghidupannja jang wadjar. Itulah kiranja asal-usul njata dari kota-kota Levita jang didaftarkan dalam Kitab Sutji.

Previous book Top Next book
| About Us | Support Us | F.A.Q. | Guest Book | YLSA Sites | copyright ©2004–2015 | YLSA |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
%TRAC_PAGE%