copyright
"Sabda-Mu adalah pelita bagi langkahku, cahaya untuk menerangi jalanku." Mazmur 119:105 (BIS)
Biblika
Pengantar
Temukan di Alkitab: Kata(-kata) Daftar Ayat
Versi Alkitab
Alkitab Terjemahan Baru
Alkitab Kabar Baik (BIS)
Firman Allah Yang Hidup
Perjanjian Baru WBTC [draft]
Alkitab Terjemahan Lama
Kitab Suci Injil
Alkitab Shellabear [draft]
Alkitab Melayu Baba
Alkitab Klinkert 1863
Alkitab Klinkert 1870
Alkitab Leydekker [draft]
Alkitab Ende
TB Interlinear [draft]
TL Interlinear [draft]
AV with Strong Numbers
Bible in Basic English
The Message Bible
New King James Version
Philips NT in Modern English
Revised Webster Version
God's Word Translation
NET Bible [draft]
NET Bible [draft] Lab
BHS dengan Strongs
Analytic Septuagint
Interlinear Greek/Strong
Westcott-Hort Greek Text
Textus Receptus
Pengantar Kitab
Pengantar Full Life
Pengantar BIS
Pengantar FAYH
Pengantar Ende
Pengantar Jerusalem
Pengantar Bible Pathway
Intisari Alkitab
Ajaran Utama Alkitab
Garis Besar Full Life
Garis Besar Ende
Garis Besar Pemulihan
Judul Perikop Full Life
Judul Perikop BIS
Judul Perikop TB
Judul Perikop FAYH
Judul Perikop Ende
Judul Perikop KSI
Judul Perikop WBTC
Catatan Ayat
Catatan Ayat Full Life
Catatan Ayat BIS
Catatan Ayat Ende
Catatan Terjemahan Ende
Catatan Ayat Jerusalem
Referensi Silang TSK
Referensi Silang TB
Referensi Silang BIS
Santapan Harian
Kamus
Kamus Kompilasi
Kamus Easton
Kamus Pedoman
Kamus Gering
Peta
Leksikon
Leksikon Yunani
Leksikon Ibrani
Pengantar Full Life - Yeremia
Pasal: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52
Kitab sebelumnyaKitab berikutnya
Penulis          : Yeremia
Tema             : Hukuman Allah Tidak Terelakkan bagi Yehuda yang
                   Tidak Bertobat.
Tanggal Penulisan: + 585 -- 580 SM

Latar Belakang
Pelayanan Yeremia sebagai nabi diarahkan kepada kerajaan selatan Yehuda,
sepanjang 40 tahun terakhir dari sejarahnya (626-586 SM). Ia masih hidup
untuk menyaksikan serbuan Babel ke Yehuda yang berakhir dengan kebinasaan
Yerusalem dan Bait Suci. Karena tugas Yeremia ialah bernubuat kepada bangsa
itu selama tahun-tahun akhir dari kemunduran dan kejatuhannya, dapatlah
dimengerti bahwa, kitabnya penuh dengan kesuraman dan firasat buruk.

Yeremia, putra seorang imam, lahir dan dibesarkan di Anatot, desa para imam
(6 km di timur laut dari Yerusalem) selama pemerintahan Raja Manasye yang
jahat. Yeremia memulai pelayanan sebagai nabi pada tahun ke-13 pemerintahan
Raja Yosia yang baik, dan ia ikut mendukung gerakan pembaharuan Yosia. Akan
tetapi, ia segera menyadari bahwa gerakan itu tidak menghasilkan perubahan
yang sungguh-sungguh dalam hati bangsa itu; Yeremia mengingatkan bahwa jika
tidak ada pertobatan nasional sejati, maka hukuman dan pemusnahan akan
datang dengan tiba-tiba.

Pada tahun 612 SM, Asyur dikalahkan oleh suatu koalisi Babel. Sekitar empat
tahun setelah kematian Raja Yosia, Mesir dikalahkan oleh Babel pada
pertempuran di Karkemis (605 SM; lih. Yer 46:2). Pada tahun yang sama
pasukan Babel di bawah pimpinan Nebukadnezar menyerang Palestina, merebut
Yerusalem dan membawa sebagian pemuda pilihan dari Yerusalem ke Babel, di
antara mereka terdapat Daniel dan ketiga sahabatnya. Penyerbuan kedua ke
Yerusalem terjadi tahun 597 SM; ketika itu dibawa 10.000 orang tawanan ke
Babel, di antaranya terdapat Yehezkiel. Selama ini nubuat Yeremia yang
memperingatkan tentang hukuman Allah yang mendatang tidak diperhatikan.
Kehancuran terakhir menimpa Yerusalem, Bait Suci, dan seluruh kerajaan
Yehuda dalam tahun 586 SM.

Kitab nubuat ini menunjukkan bahwa Yeremia, sering kali disebut "nabi
peratap," merupakan seorang yang membawa amanat keras namun berhati lembut
dan hancur (mis. Yer 8:21--9:1). Sifatnya yang lembut itu menjadikan
penderitaannya makin mendalam ketika firman nubuat Allah ditolak dengan
angkuh oleh kerabat dan sahabat, imam dan raja, dan sebagian besar bangsa
Yehuda. Walaupun sepi dan ditolak seumur hidupnya, Yeremia termasuk nabi
yang paling tegas dan berani. Kendatipun berhadapan dengan perlawanan yang
berat, dengan setia ia melaksanakan panggilannya sebagai nabi untuk
memperingatkan sesama warga Yehuda bahwa hukuman Allah makin dekat. Ketika
merangkum kehidupan Yeremia, seorang penulis mengatakan: "Tidak pernah
manusia fana memperoleh beban yang begitu meremukkan. Sepanjang sejarah
bangsa Yahudi tidak pernah ada teladan kesungguhan yang begitu mendalam,
penderitaan tak henti-hentinya, pemberitaan amanat Allah tanpa takut, dan
syafaat tanpa kenal lelah dari seorang nabi seperti halnya Yeremia. Tetapi
tragedi kehidupannya ialah: bahwa ia berkhotbah kepada telinga yang tuli dan
menuai hanya kebencian sebagai balasan kasihnya kepada orang-orang
senegerinya" (Farley).

Penulis kitab ini jelas disebut yaitu Yeremia (Yer 1:1). Setelah
bernubuat selama 20 tahun di Yehuda, Yeremia diperintahkan Allah untuk
menuangkan amanatnya dalam bentuk tertulis; hal ini dilakukannya dengan
mendiktekan nubuat-nubuatnya kepada Barukh, juru tulisnya yang setia
(Yer 36:1-4).  Karena Yeremia dilarang menghadap raja, Barukh diutus
untuk membacakan nubuat-nubuat itu di rumah Tuhan, dan setelah itu Yehudi
membacakannya kepada Raja Yoyakim. Raja itu menunjukkan sikap menghina
kepada Yeremia dan firman Allah dengan menyobek-nyobek kitab gulungan itu
dengan pisau lalu melemparkannya ke dalam api (Yer 36:22-23). Yeremia
kemudian mendiktekan kembali nubuat-nubuatnya kepada Barukh, kali ini ia
mencantumkan lebih banyak daripada di gulungan pertama. Kemungkinan besar,
Barukh menyusun kitab Yeremia dalam bentuk terakhirnya segera sesudah
wafatnya Yeremia (+585 -- 580 SM).

Tujuan
Kitab ini ditulis

(1) untuk menyediakan suatu catatan abadi dari pelayanan dan berita nubuat
    Yeremia,

(2) untuk menyatakan hukuman Allah yang pasti jadi dan tidak terelakkan
    ketika umat-Nya melanggar perjanjian dan bersikeras dalam pemberontakan
    terhadap Allah dan firman-Nya, dan

(3) untuk menunjukkan keaslian dan kekuasaan firman nubuat. Banyak nubuat
    Yeremia tergenapi pada zamannya sendiri (mis. Yer 16:9; Yer 20:4;
    Yer 25:1-14; Yer 27:19-22; Yer 28:15-17; Yer 32:10-13; Yer 34:1-5);
    nubuat lainnya yang meliputi masa depan yang amat jauh digenapi kemudian
    atau masih belum digenapi (mis. Yer 23:5-6; Yer 30:8-9; Yer 31:31-34;
    Yer 33:14-16).

Survai
Kitab ini pada dasarnya merupakan kumpulan nubuat-nubuat Yeremia,
yang terutama dialamatkan kepada Yehuda (pasal 2-29; Yer 2:1--29:32),
tetapi juga kepada sembilan bangsa asing lainnya (pasal 46-51;
Yer 46:1--51:64); nubuat-nubuat ini terutama dipusatkan pada
hukuman, walaupun ada beberapa yang membahas pemulihan (lih. khususnya
pasal 30-33; Yer 30:1--33:26).  Nubuat-nubuat ini tidak secara teliti
disusun menurut kronologi atau tema, sekalipun kitab ini menyajikan
susunan menyeluruh sebagaimana yang tampak dalam Garis Besar di atas.
Sebagian kitab ini ditulis dalam bentuk syair, sedangkan bagian lainnya
dalam bentuk prosa atau cerita. Berita nubuatnnya terjalin dengan aneka
kilasan sejarah dari

(1) kehidupan pribadi dan pelayanan sang nabi (mis. pasal 1; Yer 1:1-19;
    Yer 34:1--38:28; Yer 40:1--45:5),

(2) sejarah Yehuda terutama selama masa Raja Yosia
    (pasal 1-6; Yer 1:1--6:30), Yoyakim (pasal 7-20; Yer 7:1--20:18),
    dan Zedekia (pasal 21-25, 34; Yer 21:1--25:38; Yer 34:1-22), termasuk
    runtuhnya Yerusalem (pasal 39; Yer 39:1-18), dan

(3) aneka peristiwa internasional yang melibatkan Babel dan bangsa-bangsa
    lainnya (pasal 25-29, 46-52; Yer 25:1--29:32; Yer 46:1--52:34).

Seperti Yehezkiel, Yeremia memakai berbagai tindakan yang bersifat
perumpamaan dan lambang untuk mengilustrasikan berita nubuatnya dengan lebih
jelas: mis. ikat pinggang yang lapuk (Yer 13:1-14), musim kering
(Yer 14:1-9), larangan oleh Allah untuk menikah dan mempunyai anak
(Yer 16:1-9), penjunan dan tanah liat (Yer 18:1-11), buli-buli
yang dihancurkan penjunan (Yer 19:1-13), dua keranjang buah ara
(Yer 24:1-10), kuk di pundaknya (Yer 27:1-11), pembelian ladang di
kota kelahirannya (Yer 32:6-15), dan batu-batu besar yang disembunyikan
dalam pelataran istana Firaun (Yer 43:8-13). Pemahaman Yeremia yang
jelas akan panggilannya sebagai nabi (Yer 1:17), seiring dengan penegasan
Allah yang berulang-ulang (mis. Yer 3:12; Yer 7:2,27-28; Yer 11:2,6;
Yer 13:12-13; Yer 17:19-20*), memungkinkan dia untuk memberitakan nubuatnya
dengan tegas dan setia kepada Yehuda kendatipun tanggapan yang terus
diterimanya adalah permusuhan, penolakan, dan penganiayaan (mis.
Yer 15:20-21).  Setelah kebinasaan Yerusalem, Yeremia dipaksa pergi
ke Mesir di mana ia tetap bernubuat sampai kematiannya (pasal 43-44;
Yer 43:1--44:30).

Ciri-ciri Khas
Tujuh ciri utama menandai kitab Yeremia.

(1) Kitab ini menjadi kitab terpanjang kedua dalam Alkitab, berisi lebih
    banyak kata (bukan pasal) daripada kitab lainnya selain Mazmur.

(2) Kehidupan dan pergumulan pribadi Yeremia selaku nabi diungkapkan dengan
    lebih mendalam dan terinci dibandingkan nabi PL lainnya.

(3) Kitab ini sarat dengan kesedihan, sakit hati, dan ratapan dari "nabi
    peratap" itu karena pemberontakan Yehuda. Kendatipun berita Yeremia itu
    keras, ia menderita kesedihan dan hancur hati yang mendalam karena umat
    Allah; namun kesetiaannya adalah terutama kepada Allah, dan ia merasa
    kesedihan yang paling dalam karena hati Allah terluka.

(4) Salah satu kata kunci ialah "murtad," (dipergunakan 8 kali) dan "tidak
    setia" (dipakai 9 kali), dan tema yang muncul terus ialah hukuman Allah
    yang tidak terelakkan lagi atas pemberontakan dan kemurtadan.

(5) Satu-satunya penyataan teologis yang terbesar di kitab ini ialah konsep
    "perjanjian baru" yang akan ditetapkan Allah dengan umat-Nya yang setia
    pada saat pemulihan kelak (Yer 31:31-34).

(6) Syairnya mengesankan dan penuh perasaan seperti syair Alkitab lainnya,
    dengan kelimpahan metafora, ungkapan-ungkapan yang hidup dan
    bagian-bagian patut diingat.

(7) Rujukan terhadap Babel di dalam nubuat Yeremia (164) lebih banyak
    daripada di semua bagian lain di Alkitab.

Penggenapan Dalam Perjanjian Baru
Yeremia terutama di kutip dalam PB berkenaan dengan nubuatnya tentang
"perjanjian baru" (Yer 31:31-34). Sekalipun Israel dan Yehuda
berkali-kali melanggar perjanjian-perjanjian Allah dan kemudian dihancurkan
dalam hukuman akibat kemurtadan mereka, Yeremia menubuatkan suatu saat
ketika Allah akan mengikat perjanjian yang baru dengan mereka
(Yer 31:31). PB menjelaskan bahwa perjanjian yang baru ini ditetapkan
dengan kematian dan kebangkitan Kristus (Luk 22:20; bd.
Mat 26:26-29; Mr 14:22-25), dan kini digenapi di dalam gereja selaku
umat perjanjian baru Allah (Ibr 8:8-13) dan akan mencapai puncak
kesempurnaan dalam penyelamatan Israel yang luar biasa (Rom 11:27).
Bagian-bagian lain tentang Mesias di Yeremia yang diterapkan kepada Yesus
Kristus dalam PB adalah:

(1) Mesias sebagai gembala yang baik dan tunas Daud yang adil
    (Yer 23:1-8; lih. Mat 21:8-9; Yoh 10:1-18; 1Kor 1:30;
     2Kor 5:21);

(2) ratapan yang hebat di Rama (Yer 31:15) digenapi saat Herodes
    berusaha membunuh bayi Yesus (lih. Mat 2:17-18); dan

(3) semangat Mesias akan kesucian rumah Allah (Yer 7:11) ditunjukkan
    ketika Yesus menyucikan Bait Allah. (lih. Mat 21:13; Mr 11:17;
    Luk 19:4).
Kitab sebelumnya Atas Kitab berikutnya
| Tentang Kami | Dukung Kami | F.A.Q. | Buku Tamu | Situs YLSA | copyright ©2004–2015 | YLSA |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Laporan Masalah/Saran