Sebuah kisah cinta
JUDUL Nama Kidung Agung merupakan terjemahan harafiah dari judul dalam bahasa Ibrani yang artinya cara untuk menyatakan lagu yang terbaik atau terindah.
PENULIS Ada delapan acuan kepada Salomo dalam Kidung Agung, dan secara tradisional ia danggap sebagai penulisnya. Bait pertama dapat berarti nyanyian itu ditulis oleh Salomo, tetapi dapat juga berati "untuk" atau "tentang" Salomo. Selain nama Salomo, tidak diberikan latar belakang sejarah lainnya. Oleh karena itu, tidak mungkin untuk menentukan penulis atau waktu penulisan kitab itu dengan pasti. Namun demikian, tidak ada hal dalam kitab ini yang menolak bahwa waktu penulisan terjadi pada masa Salomo.
ISI Kidung Agung pada dasarnya merupakan puisi cinta. Isinya merupakan puji-pujian dan penyataan sukacita dalam kisah cinta antara seorang pria dan wanita. Bahasanya berbobot dan ekspresif; di dalamnya terkandung suatu apresiasi terhadap daya tarik fisik yang ditulis dengan gamblang dan tanpa tedeng aling-aling. Nama Allah tidak disebut-sebut dalam Kidung Agung dan banyak orang menganggap bahwa kitab ini dimasukkan dalam Alkitab oleh karena kitab ini merupakan gambaran nyata dari kasih Allah kepada umat-Nya. Namun, Kidung Agung sendiri tidak mengandung maksud agar pembaca mencari arti tersembunyi di dalamnya.
BENTUK Para ahli Alkitab akan melihat suatu kesatuan dalam kitab ini; dan jelas bahwa pengulangan kata-kata, ungkapan dan buah pikiran menunjukkan karya penulisan yang biasa. Tidak selalu mudah untuk mengidentifikasikan tokoh-tokoh yang berbeda, atau mengetahui siapa yang sedang berbicara dan kapan berbicaranya. Di samping dua orang kekasih itu, rupanya terdapat sekelompok teman yang berada bersama mereka pada saat-saat tertentu, di antaranya adalah putri-putri Yerusalem, demikian juga dengan warga Yerusalem.
LATAR BELAKANG Latar belakang syair kebanyakan di daerah pedesaan, boleh jadi pada musim semi, walaupun hal ini boleh jadi ditulis semata-mata sebagai bagian dari puisi. Si penulis pasti sangat akrab dengan cerita-cerita rakyat; ia menyebutkan dua puluh satu jenis tanaman dan lima belas kelompok binatang.
Garis Besar
[1] PENGENALAN TOKOH-TOKOH Kid 1:1-2:7
Kid 1:1-7 Mempelai perempuan menyatakan cintanya
Kid 1:8-11 Reaksi kekasihnya
Kid 1:12-14 Mempelai perempuan membandingkan kekasihnya dengan minyak wangi
Kid 1:15-2:2 Saling memuji
Kid 2:3-7 Mempelai perempuan berbahagia di samping kekasihnya
[2] MEMPELAI LAKI-LAKI DATANG Kid 2:8-3:5
Kid 2:8-13 Mempelai perempuan menanti untuk menyambut kekasihnya
Kid 2:14,15 Mempelai laki-laki mencarinya
Kid 2:16-3:5 Impian pencarian dan penemuan
[3] PESTA PERKAWINAN Kid 3:6-5:1
Kid 3:6-11 Iring-iringan Salomo
Kid 4:1-15 Mempelai laki-laki memuji mempelai perempuan
Kid 4:16 Undangan mempelai wanita
Kid 5:1 Jawaban kekasihnya
[4] KEDUA KEKASIH SALING MEMUJI Kid 5:2-7:9
Kid 5:2-8 Kunjungan yang tiba-tiba
Kid 5:9 Pertanyaan dari teman-teman
Kid 5:10-16 Mempelai perempuan memuji kekasihnya
Kid 6:1 Teman-temannya membantu mencari kekasihnya
Kid 6:2,3 Dia berada di kebun
Kid 6:4-7:9 Mempelai laki-laki memuji mempelai perempuan
[5] KENIKMATAN CINTA Kid 7:10-8:14
Kid 7:10-8:4 Keduanya sejodoh
Kid 8:5 Teman-temannya memperhatikan kebersamaan mereka
Kid 8:6,7 Cinta tidak ternilai
Kid 8:8,9 Adik mempelai perempuan
Kid 8:10-12 Bahagianya dicintai
Kid 8:13-14 Pernyataan akhir
Pesan
Ada dua cara berbeda dalam menafsirkan Kidung Agung:
1. Penafsiran secara harafiah
o Drama: keseluruhan nyanyian dianggap sebagai kisah dramatis tentang kisah cinta Salomo dengan seorang gadis Shulamite atau mengenai usaha Salomo untuk merebut hati seorang gadis Shulamite yang tetap setia kepada kekasihnya, seorang gembala. Masalahnya dengan pandangan ini ialah latar belakang kisah ini sukar ditelusuri, dan drama semacam ini tidak dikenal di kalangan orang Ibrani.
o Nyanyian perkawinan: sementara orang melihat adanya kesamaan dengan nyanyian-nyanyian yang dipakai oleh orang Siria dalam pesta-pesta perkawinan, tempat kedua mempelai dinobatkan sebagai raja dan ratu. Namun, gadis Shulamite tadi tidak pernah disebut sebagai ratu, dan tidak ada bukti bahwa adat perkawinan semacam itu dianut di Israel kuno.
o Syair-syair cinta: Kitab ini dianggap sebagai kumpulan syair-syair cinta, tidak terikat pada suatu peristiwa tertentu seperti perkawinan, walaupun boleh jadi saling berkaitan, dan mengisahkan tentang kisah cinta antara seorang laki-laki dan wanita.
2. Arti tersembunyi
o Alegori: di sini kisah secara harafiah dianggap tidak cocok, tetapi setiap tokoh dan penggambaran dianggap melambangkan hal yang sama sekali berbeda. Para pemikir Yahudi melihatnya sebagai gambaran tentang kasih Allah kepada bangsa Israel dan para pemikir Kristen menganggapnya sebagai kasih Kristus kepada gereja-Nya. Masalahnya ialah bahwa penafsiran seperti itu tidak dapat selalu diterapkan secara konsisten dalam seluruh cerita dan ada juga yang memberikan penafsiran yang sangat jauh berbeda. Namun demikian, penafsiran seperti inilah yang mungkin menjadi dasar di masa lampau untuk menganggap Kidung Agung patut dimasukkan dalam kanon Alkitab. Baik kasih Allah terhadap manusia maupun kasih Kristus terhadap gereja-Nya terdapat dalam Alkitab yang dibandingkan dengan cinta antara suami dan istri.
o Lambang: yaitu jika arti dasar secara harafiah dapat diterima, tetapi dengan asumsi bahwa selain itu ada juga arti rohani yang harus ditonjolkan.
Penerapan
1. Cinta seksual manusia merupakan anugerah Allah yang besar bagi manusia Cinta antara seorang laki-laki dan perempuan diberikan oleh Allah sendiri, sebagai bagian yang indah dan menyenangkan dari penciptaan. Cinta seksual dimaksudkan untuk sungguh-sungguh dihargai dan dinikmati baik oleh laki-laki maupun perempuan. Kita belajar dalam bagian lain dari Alkitab bahwa hal ini harus juga dalam batas-batas yang sudah ditentukan oleh Allah sendiri, tetapi Kidung Agung semata-mata menekankan pada kenikmatan dari hubungan yang penuh kasih dan gairah ini. Hubungan yang dimaksud jelas termasuk di dalamnya pernyataan kasih secara fisik. Perlu disadari bahwa tidak ada pertentangan antara seks dan kesucian. Tidak ada dalam Alkitab pandangan dari para bapak-bapak gereja terdahulu yang mengatakan bahwa seks itu sendiri merupakan hal yang berdosa dan harus dihindari. Masuknya Kidung Agung dalam Alkitab menunjukkan dengan jelas bahwa aspek fisik perkawinan merupakan hal yang indah, suci dan mulia.
2. Menunjuk kepada kasih Allah
Walaupun tidak seperti alegori alkitabiah lainnya, Kidung Agung tidak memberikan kunci jawaban atas arti yang tersembunyi, gambaran mengenai cinta mengingatkan kita tentang cinta yang lebih murni dan lebih besar daripada cinta manusia.
o Kasih Allah kepada manusia nyata dan dalam
o Dia telah menyerahkan diri-Nya bagi kita
o Dia mengasihi kita sebagaimana kita ada
o Dia menganggap kita bernilai tinggi
o Kita boleh sepenuhnya percaya akan kasih-Nya
o Dia mendambakan balasan cinta dari kita
o Dia ingin supaya kita menyatakan kasih kita kepada-Nya
Tema-tema Kunci
Camkanlah tema-tema di bawah ini sehubungan dengan sikap keduniawian dewasa ini dan sikap kekristenan kita. Bagaimana tema-tema itu dapat menjadi pedoman bagi hubungan perkawinan dewasa ini?
1. Kenikmatan cinta "Betapa nikmat kasih-Mu, dinda, pengantinku! Jauh lebih nikmat cintamu daripada anggur" (Kid 4:10). Lihat juga Kid 1:2,4; 7:6
2. Kuatnya cinta "Taruhlah aku seperti meterai pada lenganmu; karena cinta kuat seperti maut" (Kid 8:6).
3. Janji perkawinan "Aku kepunyaan kekasihku dan kepunyaanku kekasihku" (Kid 6:3). Lihat juga Kid 2:16; 7:10
4. Nilai cinta "Sekalipun orang memberi segala harta benda rumahnya untuk cinta, namun ia pasti akan dihina" (Kid 8:7)
5. Cinta tidak boleh dianggap enteng "Kusumpahi kamu, putra-putri Yerusalem: mengapa kamu membangkitkan dan menggerakkan cinta sebelum diingininya? (Kid 8:4). Lihat juga Kid 2:7; 3:5.
|