Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2012/45

e-JEMMi edisi No. 45 Vol. 15/2012 (5-11-2012)

Terlibat dalam Misi 1


______________________________  e-JEMMi  _____________________________
                   (Jurnal Elektronik Mingguan Misi)
______________________________________________________________________

e-JEMMi -- Terlibat dalam Misi 1
No.45, Vol.15, November 2012

SEKILAS ISI
ARTIKEL MISI: DASAR-DASAR PEKERJAAN MISI
DOA BAGI DUNIA: INDIA
DOA BAGI INDONESIA: PERGOLAKAN DI BEBERAPA WILAYAH INDONESIA

Shalom,

Banyak orang Kristen terpanggil dalam pelayanan misi ke berbagai 
daerah, bahkan sampai ke luar negeri. Tentu ada faktor pendorong yang 
sangat kuat, yang mampu "memindahkan" mereka ke tempat yang 
bahkan tidak mereka ketahui apakah ada jaminan keselamatan atas hidup 
mereka di sana atau tidak. Hal ini juga yang mendorong kami untuk 
menyajikan pembahasan tentang dasar-dasar pekerjaan misi. Dengan 
membaca artikel ini, kami berharap kita dapat mengetahui bagaimanakah 
Alkitab, khususnya PL, memandang pekerjaan misi ini. Selamat membaca.

Redaksi Tamu e-JEMMi,
Berlian Sri Marmadi
< http://misi.sabda.org/ >


              ARTIKEL MISI: DASAR-DASAR PEKERJAAN MISI

Sekilas, Perjanjian Lama (PL) sepertinya tidak banyak berbicara tentang misi, 
namun lebih sering mengisahkan tentang perang yang brutal dan pembantaian 
terhadap berbagai bangsa penyembah berhala. Juga, PL tampaknya hanya menyisakan 
sedikit ruang bagi pengampunan, dan sepertinya belum siap memberkati bangsa-
bangsa penyembah berhala dengan pemberitaan Kabar Baik. Dunia penyembahan 
berhala kerap kali digambarkan sebagai ancaman dan godaan bagi bangsa Israel, 
daripada sebagai tempat Allah menyatakan keselamatan-Nya. Sifat Israel yang 
sangat mudah tergiur dengan agama-agama bangsa kafir dan tunduk pada berhala-
berhala yang disembah bangsa-bangsa di sekitar mereka, justru membangkitkan 
pertentangan yang keras serta membangun tembok pemisah yang menjulang tinggi.

Namun, jika kita mengamati PL secara saksama, jelaslah bahwa masa 
depan bangsa-bangsa justru menjadi bagian terbesarnya. PL sangat 
sering membahas masa depan bangsa-bangsa itu, serta menaruh perhatian 
pada keselamatan yang akan menjadi milik mereka. Hal ini tidak mungkin 
berarti sebaliknya, sebab mulai dari halaman awal sampai halaman 
akhir, Alkitab menunjukkan perhatiannya kepada bangsa-bangsa dan 
kepada penyingkapan rencana keselamatan ilahi, sambil terus-menerus 
menyinggung tentang seluruh dunia. Dasar-dasar misi yang terdapat 
dalam PL mempertimbangkan hal-hal berikut ini (kita tidak akan 
menyinggung kitab-kitab nubuatan karena mereka memunyai tempat yang 
unik dalam sejarah pewahyuan):

1. Kita harus menunjukkan bagaimana Alkitab kerap mengacu pada seluruh 
bumi dan mereka yang mendiaminya sebagai ciptaan Allah. Pemikiran ini 
sangat akrab di telinga kita, sehingga kita tidak memakainya sebagai 
prinsip yang penting dalam doktrin misi. Tetapi, Kejadian 1:1 
merupakan dasar Amanat Agung yang terdapat dalam Matius 28:19-20. 
Simaklah apa kepercayaan bangsa-bangsa tentang asal mula bumi. Dalam 
mitos kuno suku-suku Asia, Afrika, dan bagian dunia lainnya, 
disebutkan bahwa mereka adalah suku bangsa yang berasal langsung dari 
para dewa, dan mereka terhubung dengan dunia yang mereka diami. Dalam 
konsep ini, tidak ada ruang bagi bangsa lain. Kejadian 1:3, Kejadian 
10, 
serta pernyataan Paulus bahwa Allah "telah menjadikan semua 
bangsa dan umat manusia untuk mendiami seluruh muka bumi" (Kisah 
Para Rasul 17:26), memegang peranan yang sangat penting dalam bidang 
pelayanan. Karena, bagian-bagian tersebut tidak menyatakan bahwa suku 
atau ras tertentu memunyai hakikat yang lebih tinggi daripada yang 
lain. Bagian Alkitab tersebut membuka pandangan dunia yang berbeda 
dengan pandangan bangsa-bangsa lain.

2. Gagasan penciptaan secara tidak langsung menyiratkan yuridikasi 
Allah di seluruh dunia (Mazmur 24; Mazmur 33:13). Walaupun tampaknya 
Allah menyerahkan bangsa-bangsa kepada nasib mereka, pada kenyataannya 
tidaklah demikian. Bangsa-bangsa lain juga merupakan subjek perhatian-
Nya; Dia juga adalah Hakim Adil mereka. Di dalam Kitab Mazmur, tertera 
dengan jelas betapa seringnya bangsa-bangsa turut dipanggil untuk 
mengenal dan menaati Allah, dan betapa lengkap kesaksian para nabi 
tentang bangsa-bangsa di sekitar Israel. Allah tidak mengabaikan 
bangsa-bangsa dalam keadilan-Nya; namun Dia membutuhkan ketaatan dan 
pertangungjawaban atas kemurtadan dan kemerosotan mereka.

3. Alasan ini jugalah yang menjadi dasar dilarangnya penyembahan 
kepada allah-allah lain. Para nabi acap kali menekankan bahwa allah-
allah bangsa lain adalah dewa (Yeremia 10:10). Karena Alkitab sungguh-
sungguh percaya bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan, maka terdapat 
misi di sini (Ulangan 4:39).

4. Pengkhususan Israel tidak mengubah situasi ini. Namun, pengkhususan sementara 
itu diperlukan untuk menggenapi rencana keselamatan ilahi; pemisahan itu akan 
dihapuskan oleh Tuhan pada waktunya nanti. Ketika Abraham dipanggil dari Ur, dia 
diyakinkan bahwa oleh Abraham "semua kaum di muka bumi akan mendapat 
berkat." (Kejadian 12:3) Dan janji yang sama ditegaskan ulang dalam 
kaitannya dengan keturunan Abraham (Kejadian 22:18). Kesadaran Israel akan 
pemisahan yang bersifat sementara ini tidak akan pernah dilupakan; hal inilah 
yang justru menjadi awal dari nubuat tentang keselamatan bangsa-bangsa.

5. Yang terutama di sini adalah struktur perjanjian yang unik dalam 
agama Israel. Bangsa-bangsa penyembah berhala di sekitar Israel, 
menganggap diri mereka kurang lebih serupa dengan dewa-dewa yang 
mereka sembah. Dewa-dewa mereka dianggap sebagai penjaga yang 
melindungi dan pemberi kehidupan. Dewa-dewa itu berinkarnasi dalam 
bangsa-bangsa, sehingga ketika suatu bangsa menaklukkan bangsa lain, 
itu berarti mereka juga menaklukkan dewa-dewanya. "Di manakah 
dewa Hamath dan Arpad? Di manakah dewa Sefarvaim, Hena, dan 
Ivva?" Begitu Rabeshekah menyindir di depan gerbang Yerusalem. 
Bangsa-bangsa penyembah berhala menyembah sifat yang dikandung dalam 
kuasa dewa-dewa mereka. Raja-raja mereka bisa mendewakan diri mereka 
sendiri karena merasa memiliki kuasa ilahi.

Situasinya sangat berbeda dengan di Israel. Allah menjalin hubungan 
dengan Israel secara istimewa, dalam sebuah perjanjian. Akan tetapi, 
hubungan itu tidak lantas menjadikan-Nya sama dengan bangsa Israel. 
Yehovah dapat menghukum bangsa pilihan-Nya dengan menyerahkan mereka 
kepada para musuhnya, menghantam mereka dengan wabah penyakit dan 
kelaparan dalam murka-Nya, serta membuat mereka merintih di bawah 
perbudakan selama bertahun-tahun, tetapi Dia tidak menderita kekalahan 
apa pun. Namun, di tengah-tengah kebutuhan dan kebingungan yang 
dialami umat-Nya, Allah membuktikan diri-Nya sebagai Yang Mahakudus 
Allah Israel, sebagai pribadi yang mengayomi umat-Nya sepanjang zaman 
dengan kesetiaan yang tiada taranya.

Pelayanan misi hanya bisa dilaksanakan di dalam konsep perjanjian. 
Agama-agama penyembah berhala mengizinkan adanya penaklukan paksa; 
allah bangsa penakluk dipaksakan kepada bangsa yang ditaklukkan. Dalam 
lingkup agama penyembah berhala seperti inilah, Nebukadnezar 
menjatuhkan hukuman mati bagi orang-orang Yahudi yang diasingkan di 
Babel jika mereka melanggar perintahnya untuk menyembah berhala. Dunia 
yang didiami oleh para dewa, dalam pengertian agama penyembah berhala, 
dipercaya sebagai sisi lain yang suci dari dunia yang kita tinggali 
ini. Sinkretisme mungkin juga terjadi di antara agama-agama penyembah 
berhala. Suatu bangsa bisa mendapati bahwa allah-allah yang mereka 
sembah, ternyata identik dengan dewa yang disembah bangsa lain, tetapi 
dikenal dengan nama yang berbeda. Namun, yang mustahil ditemukan dalam 
agama-agama penyembah berhala, adalah usaha yang tulus untuk membawa 
bangsa lain beriman kepada allah mereka, melalui kesaksian rohani. 
Usaha seperti ini hanya dapat dilaksanakan di dalam perjanjian. Jika 
Yehovah adalah Allah Israel karena perjanjian-Nya dengan Israel, maka 
kita dapat melihat bahwa bangsa-bangsa lain, suatu saat juga akan 
diikusertakan dalam perjanjian tersebut. Israel tidak memunyai 
pengakuan tersendiri atau khusus tentang Allah; posisi istimewa mereka 
hanyalah karena berkat kasih karunia Allah. Israel tidak lebih baik 
daripada bangsa-bangsa lain, mereka hanya mendapat kehormatan dan 
tanggung jawab yang lebih besar. Pembedaan tersebut terdapat dalam 
fakta bahwa melalui bangsa Israel, suatu hari nanti, bangsa-bangsa 
lain juga akan menerima keselamatan dari Allah Israel.

6. Israel merupakan bangsa yang sejarahnya dapat dilihat oleh bangsa-
bangsa yang ada di sekitarnya, yang sadar bahwa Allah sedang bekerja 
di tengah-tengah bangsa itu. Sering kali dalam PL, Israel memohon 
kepada Allah untuk menganugerahi mereka kelepasan, agar bangsa-bangsa 
lain menyaksikan dan memuliakan Allah Israel. Israel sadar bahwa 
mereka terus-menerus hidup di bawah pengawasan dunia pada zaman itu. 
Kejadian ini dinyatakan dalam ratapan Musa setelah melihat Allah 
menghukum bangsa Israel karena menyembah patung lembu emas (Keluaran 
32:12). 
Kemudian, sesudah Allah menjatuhkan hukuman yang keras, Musa 
berkata, "maka bangsa-bangsa yang mendengar kabar tentang Engkau 
itu nanti berkata: oleh karena TUHAN tidak berkuasa membawa bangsa ini 
masuk ke negeri yang dijanjikan-Nya dengan bersumpah kepada mereka, 
maka Ia menyembelih mereka di padang gurun." (Bilangan 14:16) 
Keluhan yang sama disebutkan dalam Ulangan 9:28. Dan sesudah bangsa 
Israel mengalami kekalahan di kota Ai, Yosua menyerukan bahwa bangsa 
sekitar Israel akan mengepung mereka dan melenyapkan mereka (Yosua 
7:9). 
Dan, Hizkia berdoa ketika Sanherib menyerang tembok Yerusalem, 
"Maka sekarang, ya TUHAN, Allah kami, selamatkanlah kami dari 
tangannya, supaya segala kerajaan di bumi mengetahui, bahwa hanya 
Engkau sendirilah TUHAN." (Yesaya 37:20) Ketika orang-orang 
Israel yang taat berdoa dalam Mazmur 67 agar Allah senantiasa bermurah 
hati kepada bangsanya dan memberkati mereka, dia menambahkan, 
"Supaya jalan-Mu dikenal di bumi, dan keselamatan-Mu di antara 
segala bangsa." (Mazmur 67:2)

Israel berada dalam sebuah kesan bahwa sejarah mereka terbentuk di 
dalam kontak dengan bangsa-bangsa lain. Allah tidak hanya menggunakan 
sejarah Israel untuk menyentuh bangsa-bangsa disekitarnya, tetapi juga 
seluruh dunia. Kekalahan dan kemenangan Israel, kebesaran dan 
penaklukannya oleh bangsa lain, pembebasan ajaib yang diterimanya, dan 
penderitaan berat yang ditimpakan ke atasnya merupakan bagian dari 
rencana Allah untuk dunia. Allah mengulurkan tangan-Nya kepada seluruh 
dunia melalui peristiwa-peristiwa tersebut. Dan hebatnya, Israel 
sangat sadar akan posisi mereka yang unik.

7. Semua peristiwa yang dialami oleh bangsa Israel itu hanya dilihat 
dari sudut pandang teosentris. Kata-kata yang mengandung belas kasihan 
jarang terdengar bagi bangsa-bangsa yang tidak memunyai kesempatan 
mengenal Allah. Kemuliaan Yehovah, bukan kebutuhan para penyembah 
berhala, adalah tema utama kehidupan bangsa Israel. Mereka telah 
terlibat dalam konflik yang sangat keras dengan bangsa-bangsa 
penyembah berhala di perbatasan wilayah mereka. Selain itu, Israel 
merasakan ancaman dan godaan dari dunia penyembahan berhala dalam 
kehidupan sehari-hari mereka, sehingga mereka memunyai ketakutan yang 
kudus terhadap elemen kuasa kegelapan yang terdapat dalam penyembahan 
berhala. Israel mengenal kesombongan yang menakutkan dari kuasa 
kegelapan itu, keberdosaan dan kekejiannya yang mengerikan, sebab 
mereka telah melihat sendiri kengerian yang sebenarnya dari kuasa 
kegelapan itu (Mazmur 9:19-20). Bangsa Israel tidak digerakkan oleh 
kepedulian yang mendalam kepada bangsa-bangsa lain melalui belas 
kasihan, tetapi melalui keinginan mereka menjelaskan kepada seluruh 
dunia bahwa Yehovah adalah Tuhan, Allah yang benar. Israel dapat 
menghadapi apa pun juga, bahkan penjajahan dan pengasingan bila perlu, 
asalkan penyembah berhala tidak berpikir bahwa Yehova sudah tidak 
memiliki kuasa untuk melepaskan umat-Nya. Mereka dapat melihat 
kerajaan dunia dihancurkan menjadi puing-puing, asalkan seluruh 
manusia di bumi mengerti bahwa Allah Israel yang Kuduslah yang 
menjatuhkan penghakiman itu, sebab hanya Israel saja yang peduli akan 
Allah, ya, hanya mereka saja yang peduli kepada Allah.

8. Berbagai ungkapan dari Mazmur yang memanggil bangsa-bangsa untuk 
memuliakan Tuhan harus dilihat dengan cara ini. "TUHAN itu Raja, 
maka bangsa-bangsa gemetar."(Mazmur 99:1) "Hai segala 
bangsa, bertepuktanganlah, elu-elukanlah Allah dengan sorak-
sorai!" (Mazmur 47:1) Ungkapan-ungkapan tersebut bukanlah khotbah 
misi, ungkapan tersebut mungkin bahkan tidak pernah didengar oleh 
seorang penyembah berhala sekalipun. Akan tetapi, kesaksian yang kerap 
terulang itu, bangsa Israel mengingatkan diri mereka sendiri bahwa 
bangsanya hidup di tengah-tengah bangsa lain. Selain itu, urusan Allah 
dengan Israel juga melibatkan bangsa-bangsa lain yang masih terikat 
dalam belenggu pemujaan berhala yang fatal. Israel lebih terkesan 
terhadap dirinya sebagai sebuah bangsa yang berdiri sendiri, daripada 
terhadap potensi mereka untuk masuk ke dalam dunia pada zamannya untuk 
melakukan pelayanan misi. Mereka tahu bahwa waktu untuk melakukan hal 
itu belum tiba. Namun, ketika mereka dalam derita penawanan setelah 
perang, banyak orang Israel yang mengerti bahwa Allah akan menggunakan 
cara keras itu untuk membuat nama-Nya dikenal di antara orang-orang 
kafir. Orang-orang Israel tersebut belajar untuk tidak takut, tetapi 
berdoa, menyadari bahwa kesejahteraan mereka berada dalam 
kesejahteraan bangsa Babel (Yeremia 29:7). Dengan kekuatan yang tak 
mengenal rasa takut, Daniel menjadi saksi keagungan Yehovah di depan 
pemimpin para raja yang memerintah Babel dan Persia. Selain itu, 
seorang anak perempuan kecil Israel yang menjadi budak dipakai oleh 
Tuhan untuk membawa tuannya mengenal apa yang dapat dilakukan oleh 
Allah Israel yang Kudus terhadapnya (2 Raja-raja 5:1-3). Dari sini, 
tampak bahwa di balik kebencian Israel terhadap penyembahan berhala, 
api pelayanan misi di antara orang-orang Israel tidak pernah padam. 
Bahkan, apinya dapat membakar luas jika Allah membawa Israel dalam 
kontak yang lebih dekat dengan para penyembah berhala, melalui pukulan 
keras dari kesusahan yang mereka lewati.

Jika kita merenungkan hal-hal di atas, maka jelaslah bahwa pewahyuan 
Allah dalam PL mengandung prinsip-prinsip dasar tertentu yang 
mengutarakan konsep misi. Konsep misi bukanlah hal yang asing dari 
keseluruhan pemaparan kitab ini, namun mereka berjalan secara harmonis 
dengan keseluruhan Kitab Suci, yang dapat dimengerti pada waktu Allah. 
Kelemahan moral dan rohani Israel memang memperlambat perkembangan 
mereka. Serta, Israel sendiri terlalu condong ke dalam praktik-praktik 
penyembahan berhala, untuk menjadi saksi yang jelas bagi dunia saat 
itu. Namun, rencana Allah tetap terjaga murni; dan akan datang 
saatnya, Allah menghancurkan tembok pemisah itu. Dan, jalan pun akan 
terbuka bagi seluruh penjuru dunia. (t/Uly)

Diterjemahkan dari:
Judul buku: An Introduction to the Science of Missions
Judul asli artikel: The Foundations of Mission Works
Penulis: J. H. Bavinck
Penerbit: Presbyterian and Reformed Publishing Co., New Jersey
Halaman: 11 -- 17


                          DOA BAGI DUNIA: INDIA

World Evangelical Alliance (WEA) melaporkan mengenai negara bagian 
Karnataka, India, yang membutuhkan perhatian. Akhir-akhir ini, mereka 
lebih sering mengalami penyerangan. WEA menyatakan, "Partai Hindu yang 
berkuasa (BJP) tampaknya mendorong kantong-kantong suara mayoritas 
Hindu untuk menciptakan krisis tersebut." Beberapa tokoh kunci BJP 
kini tengah menghadapi tuduhan korupsi, sementara partai tersebut 
tengah mengalami masalah internal.

Karena korupsi merupakan masalah besar di India, partai BJP ingin 
mengalihkan perhatian para pemilih dari masalah korupsi para pemimpin 
BJP. Menjelang pemilu, WEA menyatakan bahwa BJP nasional di Karnataka 
menggerakkan pemilihnya untuk menyerang orang-orang Kristen. "Tidak 
mengherankan jika mereka menggunakan taktik seperti ini," kata GM. 
"Orang-orang Kristen di India, terutama di negara bagian Karnataka, 
merupakan warga minoritas sehingga mudah untuk dikorbankan." (t/Okti)

Sumber: http://mnnonline.org/article/17857

Pokok Doa:

1. Mari berdoa bagi orang-orang percaya di India, agar Tuhan 
melindungi mereka dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

2. Doakan agar orang-orang kristen dapat bertekun, dan terintimidasi 
ketika membagikan kasih serta pengampunan bagi orang-orang yang belum 
mengenal Yesus Kristus, termasuk bagi pelaku penyerangan.


DOA BAGI INDONESIA: PERGOLAKAN DI BEBERAPA WILAYAH INDONESIA

Voice of the Martyrs Canada dan Open Doors melaporkan tindakan 
supresif dilakukan secara tiba-tiba dengan menutup sejumlah gereja, 
pada bulan Mei di sebuah wilayah di Indonesia yang menganut hukum 
agama. Sejak itu, kekerasan terhadap umat Kristen meningkat di 
beberapa wilayah Nusantara. Gerakan ini menimbulkan kekhawatiran di 
antara orang-orang percaya, sebagai tanda dari ketiadaan toleransi 
beragama yang semakin meningkat. Di samping penutupan gereja, para 
ekstremis juga meledakkan bom di rumah seorang umat Kristen, serta 
sebuah gedung gereja di salah satu wilayah di Indonesia. Serangan itu 
menyebabkan umat Kristen di seluruh daerah itu menjadi waspada. 
Walaupun UUD Indonesia secara terbuka menjamin kebebasan beragama, 
pemerhati penganiayaan terhadap gereja serta kelompok-kelompok hak 
asasi menyatakan bahwa dalam dekade terakhir ini, pemerintah Indonesia 
seolah-olah tidak peduli terhadap serangan-serangan tersebut. (t/Okti)

Sumber: http://mnnonline.org/article/17821

Pokok Doa:

1. Mari kita berdoa kepada Tuhan Yesus, khususnya untuk 
keberlangsungan pertumbuhan jemaat Tuhan di Indonesia, di tengah 
penolakan dan penganiayaan yang semakin meningkat.

2. Berdoa juga bagi orang-orang percaya, agar Tuhan Yesus menolong 
mereka tetap teguh dalam iman dan bersaksi kepada yang belum percaya.

3. Doakan juga agar Tuhan Yesus membuka kesempatan bagi para kelompok 
militan di Indonesia, supaya mereka mengalami perkenalan dengan-Nya.


"THE FLOWER OF SELF-RESPECT CAN`T GROW IN THE SOIL OF SINFUL HABITS"


Kontak: < jemmi(at)sabda.org >
Redaksi: Novita Yuniarti dan Yosua Setyo Yudo
Tim Editor: Davida Welni Dana, Berlian Sri Marmadi, dan Santi Titik Lestari
(c) 2012 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/misi >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org