Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2012/4

e-JEMMi edisi No. 04 Vol. 15/2012 (24-1-2012)

Musik Membawa Kami Pada Mereka

______________________________  e-JEMMi  _____________________________
                   (Jurnal Elektronik Mingguan Misi)
______________________________________________________________________

SEKILAS ISI
KESAKSIAN MISI: MUSIK MEMBAWA KAMI PADA MEREKA
SUMBER MISI: CAROLYN FORD -- BIBLE TRANSLATION AND LITERACY FACILITATOR
             WITH SIM IN ETHIOPIA
STOP PRESS: PENDAFTARAN KELAS PESTA PASKAH 2012

Shalom,

Sering kali kekristenan ditolak, tapi bukan selalu berarti bahwa
Kristus juga ditolak. Belum banyak penginjil yang membawa Kabar Baik
melalui sarana musik, karena ada yang memandang budaya bukan sebagai
sarana penginjilan. Padahal sarana apa pun bisa dipakai Tuhan untuk
menjangkau orang lain, termasuk musik. Pada edisi kali ini, e-JEMMi
menyajikan kesaksian misi dari sepasang suami istri yang memiliki
hasrat untuk membawa Injil Yesus Kristus ke dalam sebuah masyarakat
asing melalui musik etnik daerah itu, sehingga mereka dapat mengenal
Sang Penebus sekaligus mempertahankan anugerah umum budaya mereka
sendiri. Kiranya kesaksian yang kami sajikan dalam edisi ini memberi
inspirasi bagi Pembaca sekalian untuk menyaksikan Tuhan kita dengan
lebih kreatif. Selamat membaca, Tuhan Yesus memberkati.

Staf Redaksi e-JEMMi,
Yosua Setyo Yudo
< http://misi.sabda.org/ >

           KESAKSIAN MISI: MUSIK MEMBAWA KAMI PADA MEREKA

Perbedaan latar belakang bahasa antara pemusik dengan pendengarnya
bukanlah sebuah halangan untuk menikmatinya. Falsafah ini dapat
dijadikan landasan bahwa musik dapat dijadikan bahasa untuk menjangkau
suku-suku yang belum mengenal firman-Nya.

AU dan DL, yang mendalami bidang etnomusikologi, sedang melakukan
pendekatan kepada sebuah suku yang dikenal melalui musik. Langkah yang
mereka tempuh dimulai dengan melakukan survei langsung ke
tengah-tengah masyarakat asli suku ini, dengan menemui para
pimpinan/tokoh musik daerah tersebut. Melalui cara ini, AU dan DL pun
melakukan pendekatan secara pribadi, walaupun ada dari mereka yang
tertutup ketika diwawancarai.

Suatu hari ketika AU sedang melakukan survei di kampung K. Ia bertemu
dengan istri dari seorang tokoh musik kampung tersebut. Awalnya, ia
sangat berhati-hati menjawab setiap pertanyaan AU. Namun setelah
beberapa saat berbicara dengannya, ia menjadi lebih bebas setelah
diwawancarai istri sang tokoh musik tersebut. AU pun lalu diundang
untuk menyaksikan langsung pagelaran musik tradisional pimpinan
suaminya di sebuah pesta pernikahan.

Tapi perjalanan survei berikutnya tak semulus seperti di kampung K.
Seorang mantan tokoh musik daerah menolak mentah-mentah. Bahkan sang
tokoh musik ini menyuruh agar ia pergi ke kampung yang lain saja.
Kendala memang hadir, tetapi AU dan DL tetap melangkahkan kakinya
untuk menjangkau suku ini melalui musik.

Kerinduan AU dan DL adalah agar masyarakat dari suku ini dimenangkan
bagi Yesus melalui budaya musik mereka. Juga agar dari suku tersebut
lahir sebuah kelompok musik rohani, yang anggotanya terdiri dari
penduduk asli yang dapat menjadi berkat bagi sukunya dengan membawa
pujian dan penyembahan dalam musik tradisional mereka. Pelayanan yang
dilakukan AU dan DL tak hanya untuk memenangkan suku ini, tetapi juga
untuk melestarikan budaya musik suku ini yang hampir punah
ditenggelamkan oleh arus modernisasi.

Untuk kerinduan mereka inilah AU sekarang sedang mempelajari berbagai
alat musik tradisional suku langsung dari pemusik asli suku P.
Tujuannya adalah agar mereka dapat lebih memahami budaya musik suku
ini, sehingga dapat merancang metode pelayanan yang efektif melalui
musik mereka. Oleh karena itu, sepanjang tahun 2008 AU dan DL berusaha
mempelajari alat-alat musik tradisional suku P secara lebih serius.

Kecintaan AU dan DL pada alat musik tak hanya dipendam untuk diri
mereka sendiri. AU dan DL juga mengumpulkan dan menyusun materi-materi
lokakarya etnomusikologi. Dengan diadakannya lokakarya ini, diharapkan
masyarakat daerah dapat diberdayakan untuk menggali potensi budaya
seni mereka sendiri untuk digunakan dalam mensosialisasikan hal-hal
yang berhubungan dengan kehidupan sosial masyarakat, kebenaran firman
Tuhan, dan juga untuk memuji dan menyembah Tuhan. Selain itu, melalui
lokakarya ini peserta dapat menemukan nilai-nilai yang sangat berharga
dalam budaya mereka untuk dipertahankan dan dihargai.

Rencananya, sebuah lokakarya menciptakan lagu akan dilaksanakan bagi
beberapa orang dari suku P, yang dilaksanakan atas kerja sama dengan
salah satu mitra dalam pelayanan suku P. Dalam lokakaryanya ini
diharapkan akan tercipta lagu-lagu bertemakan HIV/AIDS, yang akan
digunakan untuk mendukung sosialisasi buku tentang HIV/AIDS dalam
bahasa P, yang akan segera diterbitkan.

Ada banyak cara yang dapat digunakan untuk melayani suku-suku di
Indonesia, dan musik adalah salah satunya.

Tetap dukung dalam doa pelayanan AU dan DL di tengah-tengah suku P,
agar hubungan yang telah terjalin dapat menjadi landasan untuk
memberitakan kabar baik bagi masyarakat suku P. Doakan pula AU dan DL
agar diberi hikmat dan kemampuan dalam mempelajari kebudayaan dan
musik suku P.

Pokok doa:

1. Berdoalah agar Tuhan memberkati pelayanan AU dan DL, agar lewat
metode mereka semakin banyak orang yang dilawat oleh Allah. Doakan
juga agar Allah memberi hikmat kepada AU dan DL dan juga kemampuan
dalam mempelajari kebudayaan dan musik suku P.

2. Berdoalah agar ada orang-orang P yang yang tergerak untuk menjadi
mitra kerja pelayanan AU dan DL, sehingga tidak hanya kebutuhan rohani
saja yang dipenuhi, namun juga mereka dapat mempertahankan budaya
kebanggaan mereka.

3. Doakan agar semakin banyak pemusik Kristen yang dipanggil untuk
melayani mereka yang belum terjangkau bagi Kristus melalui musik.

Diambil dari:
Judul buletin: Berita Kartidaya Edisi 1 Tahun 2008
Penulis: Tidak dicantumkan
Penerbit: Yayasan Kartidaya, Jakarta
Halaman: 4 -- 5

           SUMBER MISI: CAROLYN FORD -- BIBLE TRANSLATION AND
              LITERACY FACILITATOR WITH SIM IN ETHIOPIA

Di antara sekian banyak hal yang dibutuhkan untuk pertumbuhan seorang
Kristen, firman Tuhan merupakan prioritas pertama. Oleh sebab itu,
tersedianya Alkitab dalam bahasa suku bangsa merupakan hal yang sangat
penting. Inilah alasan utama mengapa Carolyn Ford membaktikan dirinya
untuk penerjemahan Alkitab dan program literasi bagi gereja Ethiopia.

Computer Assisted Related Language Adaption (CARLA), merupakan sebuah
program komputer yang dikembangkan oleh Wycliffe Bible Translator,
menolong membuat sebuah naskah kasar dari Perjanjian Baru dalam bahasa
Banna. Bahasa Banna masih memunyai kaitan dengan bahasa Aari, di mana
terjemahan Perjanjian Baru dalam bahasa ini telah selesai dikerjakan
beberapa tahun lalu. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang CARLA,
silakan mengunjungi www.carolynford.org. (SIM now, No. 10, Desember
2008)

==> www.carolynford.org

             STOP PRESS: PENDAFTARAN KELAS PESTA PASKAH 2012

Apakah Anda ingin merayakan Paskah dengan lebih bermakna? Menjelang
peringatan perayaan Paskah 2012, Yayasan Lembaga SABDA melalui PESTA
(Pendidikan Elektronik Studi Teologia Awam) < http://pesta.org >
membuka kelas khusus Paskah, yang akan mempelajari pokok-pokok penting
tentang karya penebusan Kristus. Kami berharap melalui kelas diskusi
ini peserta semakin memahami makna Paskah yang sejati, sehingga
perayaannya tidak hanya sekadar tradisi saja. Kelas ini terbuka untuk
orang Kristen awam yang rindu belajar lebih dalam mengenai makna
Paskah. Kelas diskusi akan dimulai pada 22 Februari 2012.

Segera daftarkan diri Anda sekarang juga dalam kelas PESTA Paskah
2012! Anda dapat menghubungi tim PESTA di alamat email:
< kusuma(at)in-christ.net > untuk mendaftarkan diri dan memperoleh
informasi yang lebih lengkap lagi mengenai kelas PESTA Paskah 2012
ini.

"GRACE CAN TRANSFORM PAINFUL TRIALS INTO GLORIOUS TRIUMPHS"

Kontak: < jemmi(at)sabda.org >
Redaksi: Novita Yuniarti, Yosua Setyo Yudo
(c) 2012 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/misi >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org