Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2012/32

e-JEMMi edisi No. 32 Vol. 15/2012 (7-8-2012)

Menanggapi Injil

______________________________  e-JEMMi  _____________________________
                   (Jurnal Elektronik Mingguan Misi)
______________________________________________________________________

e-JEMMi -- Menanggapi Injil
No.32, Vol.15, Agustus 2012

SEKILAS ISI
ARTIKEL MISI: MENANGGAPI INJIL
DOA BAGI MISI DUNIA: IRAN
DOA BAGI INDONESIA: BANJIR DI AMBON

Shalom,

Mempertanyakan kebenaran sesuatu merupakan naluri alami manusia,
termasuk mempertanyakan kebenaran akan keyakinan yang dipegangnya.
Karena keyakinan merupakan sesuatu yang fundamental, kebenarannya
haruslah bisa meyakinkan orang yang meyakininya. Interaksi Yesus
dengan orang-orang pada zaman itu juga menunjukkan bahwa Tuhan
mengizinkan manusia "mengeksplorasi-Nya" untuk menemukan kebenaran
tentang diri-Nya. Injil merupakan sumber utama yang menuntun manusia
kepada pengenalan akan Allah. Tetapi, mengapa harus Injil? Bukankah
masih banyak kitab lain yang juga berbicara tentang Allah? e-JEMMi
edisi 32 akan mengupas tentang apakah Injil itu dan mengapa kita
sebaiknya tidak mengabaikannya. Harapan kami, artikel yang kami
sajikan semakin mengokohkan keyakinan Anda pada kebenaran Injil.
Selamat membaca.

Redaksi Tamu e-JEMMi,
Berlian Sri Marmadi
< http://misi.sabda.org/ >

                    ARTIKEL MISI: MENANGGAPI INJIL

"Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang
percaya." (Roma 1:16) Berita Injil bukan berasal dari manusia,
melainkan dari Allah. Injil yang diberitakan Yesus Kristus adalah
Injil Allah (Markus 1:14).

Karena Injil adalah berita dari Allah, maka adalah suatu keharusan
bagi setiap kita untuk benar-benar memahaminya. Injil adalah berita
yang penuh kuasa dan penuh kekuatan karena merupakan kekuatan Allah
sendiri. Isi beritanya ditentukan sendiri oleh Allah dan bukan oleh
manusia. Oleh sebab itu, yang menjadi tanggung jawab manusia bukanlah
isi dari Injil itu, melainkan bagaimana berita dalam Injil itu dapat
disampaikan kepada dunia.

Melalui nabi-nabi dalam Perjanjian Lama, Allah berjanji akan
memberikan Injil-Nya. Karena itu, Simeon yang saleh, yang sudah lanjut
usia itu, ketika berhadapan dengan bayi Yesus di bait Allah berkata,
"Sekarang Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera
sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang
dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa,
yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain, dan
menjadi kemuliaan bagi umat-Mu Israel." (Lukas 2:29-32)

Injil adalah berita tentang segala sesuatu mengenai Yesus Kristus.
Inti berita Injil adalah mengenai Putra Tunggal Allah, Yesus Kristus.
Injil yang pemberitaannya tidak berintikan Yesus Kristus bukanlah
Injil yang berasal dari Allah. Oleh sebab itu, Injil yang kita
teruskan haruslah Injil yang berintikan berita mengenai Yesus Kristus.

Mengapa kita harus menanggapi Injil?

1. Yesus Kristus merupakan pusat dari seluruh tujuan dan rencana Allah
atas segala sesuatu (Kolose 1:16). Rencana Allah adalah agar setiap
ciptaan-Nya mengakui Yesus Kristus sebagai Tuhan (Filipi 2:10-11).

2. Allah menghendaki agar setiap manusia ciptaan-Nya kembali
kepada-Nya dalam pertobatan dan penyembahan kasih kepada-Nya. Allah
tidak berkenan atas kebinasaan manusia, melainkan ingin agar manusia
selamat, menjalin hubungan mesra dengan-Nya, berdasarkan iman
kepada-Nya (Yehezkiel 33:11; 2 Petrus 3:9-11).

3. Adanya pengadilan terakhir (2 Petrus 3:10-11). Melalui firman-Nya,
Allah berulang kali mengingatkan manusia akan kedahsyatan penghakiman
terakhir, penghakiman yang telah diserahkan kepada Putra Tunggal-Nya
(Yohanes 5:22-23). Yesus Kristus sendiri berulang kali memberi
peringatan akan dahsyatnya penghakiman terakhir dan ngerinya neraka
(Markus 9:47-48). Yesus Kristus memperingatkan kita karena Ia
mengasihi kita. Allah menyenangi keadilan dan kebenaran, Ia tidak akan
membiarkan kelaliman dan kejahatan bertahan lama. Karena itu, segala
dosa dan kejahatan harus dan akan dihukum Allah.

Bagaimanakah keadaan neraka itu? Neraka adalah suatu keadaan tanpa
Allah. Artinya suatu keadaan tanpa adanya sesuatu yang baik, tanpa
adanya sesuatu yang bernilai. Sesungguhnya, setiap kebaikan atau
keindahan, setiap sesuatu yang bernilai, berasal dari Allah saja
(Yakobus 1:17). Keadaan tanpa Allah berarti keadaan tanpa adanya
kasih, kehangatan, kemurahan, belas-kasihan, persahabatan, kedamaian,
dan sukacita. Neraka adalah keadaan yang serba gelap, sunyi, dan
mengerikan.

Berbicara tentang neraka sungguh tidak menyenangkan. Namun,
menghindari pembicaraan atau pemikiran tentang neraka tidak akan
mengurangi kenyataan adanya neraka. Neraka tetap merupakan suatu
kenyataan dan Alkitab tidak segan-segan mengungkapkan kengeriannya.
Sebagai orang-orang berdosa, kita cenderung melupakan atau meremehkan
persoalan tentang murka Allah dan adanya neraka. Sejak di taman Eden,
Iblis berusaha memengaruhi manusia agar meragukan kenyataan adanya
penghakiman terakhir Allah dan adanya neraka. Memang banyak orang
mengira bahwa Allah yang Maha Penyayang tidak akan tega menghukum
manusia seperti yang diungkapkan Alkitab. Namun, justru karena Allah
Maha Pengasih, Ia tidak mengizinkan manusia dengan semena-mena merusak
kehidupan sesamanya dan kehidupan di dunia. Saat ini, dunia telah
rusak merupakan suatu kenyataan. Namun, kita tidak diperkenankan
merusak dunia baru yang akan datang. Allah yang Mahabenar akan membuat
kebenaran unggul atas kekuasaan. Kasih Allah bukanlah kasih yang
lemah, yang sentimentil, melainkan kasih yang kuat, yang pada akhirnya
harus menghukum mereka yang tidak mau bertobat, yang tidak mau
mendengar imbauan-Nya.

Sifat Injil

1. Injil adalah kekuatan penuh dan kuasa penuh karena Injil adalah
   kekuatan Allah sendiri (Roma 1:16).
2. Injil adalah kebenaran (Roma 1:17).
3. Injil adalah kabar mahabaik bagi mereka yang mau menerimanya
   (Lukas 2:10).

Injil berbicara tentang Yesus Kristus, yang adalah Tuhan dan Juru
Selamat manusia. Ada pun ketuhanan-Nya dan kejuruselamatan-Nya
merupakan satu kesatuan. Yang satu tidak dapat dipisahkan dari yang
lain. Yesus Kristus mampu menyelamatkan umat manusia karena Ia adalah
"Tuhan". Ia telah mengalahkan maut karena Ia adalah "Tuhan". Percaya
Yesus Kristus berarti percaya kepada-Nya sebagai "Tuhan" dan "Juru
Selamat". Kita tidak dapat menerima-Nya sebagai Juru Selamat saja
karena adalah Ketuhanan-Nya yang telah membuat-Nya mampu menjadi Juru
Selamat umat manusia.

Karena itu, menanggapi Injil sebagaimana seharusnya adalah dengan
percaya pada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Artinya,
kita harus "percaya" dan "taat" kepada-Nya. Dewasa ini, betapa
seringnya kita jumpai Injil yang diberitakan dan tanggapan yang
diberikan hanyalah menyangkut menerima-Nya sebagai Juru Selamat, tanpa
menerima-Nya sebagai Tuhan, sebagai Penguasa Tunggal atas kehidupan
kita. Kita tidak dapat diselamatkan oleh-Nya tanpa mau menerima-Nya
sebagai Tuhan, sebagai Penguasa Tunggal atas kehidupan sehari-hari
kita. Tidaklah mungkin bagi kita untuk menjadi warga Kerajaan Allah
tanpa percaya Yesus Kristus sebagai Raja Kerajaan Allah, tanpa mau
menaati-Nya sebagai Tuhan (Kisah para rasul 16:31; Filipi 2:5-11).

Menghadapi kenyataan bahwa Allah telah memberikan segala kuasa di bumi
dan di surga kepada Putra Tunggal-Nya, maka kita memiliki dua pilihan,
yaitu menerima-Nya dengan bertelut dihadapan-Nya dalam penuh
pertobatan dan iman kepada-Nya, atau menolak-Nya dengan hidup terus
dalam dosa atau dalam perlawanan terhadap Dia. Alkitab mengajarkan
bahwa semua manusia telah melawan pemerintahan Kristus; telah
menyimpang dari jalannya, dan telah menuruti kehendaknya sendiri.
Karena itu, manusia berada di bawah penghukuman Allah. (Roma 3:10)

Kita tidak dapat sungguh-sungguh percaya Yesus Kristus tanpa taat
kepada-Nya. Sebaliknya, kita tidak dapat taat kepada-Nya, tanpa
percaya kepada-Nya. Berkali-kali dalam Alkitab kita temukan kata
"percaya" sebagai kata yang memiliki arti serupa dengan kata "taat",
atau sebaliknya, kata "taat" sebagai kata searti untuk kata "percaya"
(Yohanes 3:36). Adalah kehidupan baru yang taat kepada Yesus Kristus,
beserta iman percaya kepada karya penebusan-Nya, yang membuktikan
bahwa kita sudah benar-benar selamat, sudah benar-benar menjadi
anak-anak Allah, anggota Kerajaan Allah (1 Yohanes 3:5-6).

"Bertobat" dan "beriman" kepada Yesus Kristus merupakan tanggapan yang
benar terhadap Injil Allah. Melalui firman-Nya, Allah menyatakan bahwa
Yesus Kristus adalah Tuhan. Injil-Nya menyadarkan keberdosaan kita,
perlawanan kita terhadap pengaturan Kristus atas kehidupan kita. Dari
Injil, kita juga mengetahui bahwa kita berada di bawah penghukuman
Allah, di bawah murka Allah. Karena itu, hanya terdapat satu jalan
keluar bagi kita, yaitu berhenti dari kehidupan menuruti kemauan kita
sendiri, bertobat sungguh-sungguh dengan menyerahkan diri sepenuhnya
kepada pemerintahan dan pengaturan Yesus Kristus. Berpalinglah kepada
Allah, mohonlah ampunan-Nya, andalkanlah kemurahan-Nya , maka dalam
kemurahan-Nya Ia akan mengampuni kita berdasarkan kematian Putra
Tunggal-Nya.

Jadi, tanggapan yang benar terhadap Injil adalah iman percaya kepada
Tuhan Yesus, yang berakibat pertobatan atau ketaatan kepada
pengaturan-Nya. Pertobatan yang sesungguhnya adalah pertobatan yang
menaatkan seluruh kehidupan, setiap bidang kehidupan kepada pengaturan
Yesus Kristus. Pertobatan yang tidak disertai kesediaan menaati
Kristus, bukanlah pertobatan yang sesungguhnya. Kita tidak mungkin
dapat diselamatkan dari penghukuman atas dosa oleh kematian Kristus
apabila kita masih hidup dalam perlawanan kepada-Nya. Tidaklah mungkin
memiliki Yesus sebagai Juru Selamat tanpa disertai kesediaan untuk
mengakui-Nya sebagai Tuhan, Penguasa Tunggal kehidupan kita. Yesus
Kristus mampu menyelamatkan kita secara kekal karena Ia adalah Tuhan.
Dewasa ini, ada usaha yang cenderung memisahkan fungsi-Nya sebagai
Juru Selamat dari keallahan-Nya. Karya penyelamatan Yesus tidak dapat
dipisahkan dari siapa Dia.

"Pertobatan" dan "iman" kepada Yesus Kristus haruslah merupakan gaya
hidup kita sehari-hari. Betapa banyak orang Kristen yang belum pernah
bertobat sungguh-sungguh, belum mau menaatkan diri kepada pemerintahan
Kristus atas kehidupan mereka. Sedangkan keselamatan kekal yang
dijanjikan atau yang dikaruniakan Allah berhubungan erat dengan
kesediaan kita untuk menaatkan kehidupan kepada pengaturan Yesus
Kristus sebagai Tuhan, dan percaya bahwa Allah telah membangkitkan-Nya
dari kematian (Roma 10:9). Jadi, fakta bahwa Yesus sebagai Juru
Selamat tidak dapat dipisahkan dari fakta bahwa Yesus sebagai Tuhan.
Yesus telah menyelamatkan kita dari penghukuman atas dosa, dari
kematian, adalah karena Ia telah mengalahkan Iblis dan Maut, karena Ia
adalah Tuhan. Karena itu Allah mengimbau setiap manusia untuk
bertobat, untuk beriman dan menaati Putra Tunggal-Nya (Kisah Para
Rasul 17:30).

Sangat tidak dibenarkan usaha penginjilan yang hanya mengimbau
orang-orang untuk menerima Yesus sebagai Penyelamat dan Pengampun
dosa, tanpa mengimbau mereka untuk benar-benar bertobat, bersedia
meninggalkan gaya hidup lama yang tidak mau menaatkan diri kepada
pengaturan Tuhan Yesus Kristus. Mengakui Yesus Kristus sebagai Juru
Selamat tanpa mengakui-Nya sebagai Tuhan, atau sebaliknya, adalah hal
yang salah. Keduanya menandakan Injil tidak dimengerti atau
disalahartikan. Keallahan-Nya dan kejuruselamatan-Nya harus diartikan
atau diterima dalam satu kesatuan, tidak dapat diartikan atau diterima
secara terpisah.

Diambil dari:
Nama majalah: Hikmat Kekal, Edisi Mei/Juni, No.30
Penulis: Tidak dicantumkan
Penerbit: Yayasan MST, Jakarta 1986
Halaman: 4 -- 8

                       DOA BAGI MISI DUNIA: IRAN

Resolusi Amerika Serikat yang membahas mengenai pembebasan seorang
pendeta Iran, YN, kini memasuki babak baru yaitu pengambilan suara di
dalam tubuh Senat Amerika Serikat. Resolusi Senat nomor 385 diserahkan
kepada Komite Senat Hubungan Luar Negeri pada hari Selasa, 19 Juni
yang lalu.

YN ditahan pada tahun 2009 atas tuduhan murtad dari agama yang
dipeluknya. LV dari Open Doors Amerika Serikat menyatakan bahwa
meskipun kasusnya mengalami naik dan turun, YN tetap setia pada
imannya meski di dalam penjara. Ia telah dipenjara selama lebih dari 1
tahun. Ia juga diberi tahu bahwa jika ia menyangkal imannya dan
kembali ke agama lamanya, maka ia akan dibebaskan, tetapi YN menolak
tawaran itu.

Konsep Resolusi Senat nomor 385 yang disusun oleh Senator David Vitter
itu mengutuk pemerintah Iran yang tetap melakukan penganiayaan,
pemenjaraan, dan menjatuhkan vonis kepada YN karena dianggap murtad.
Resolusi tersebut didukung oleh Resolusi Dewan nomor 556 yang lolos
pada pengambilan suara awal tahun ini. Resolusi Senat ini bahkan
diperkenalkan pada hari yang sama dengan hari disetujuinya Resolusi
Dewan itu.

American Center for Law and Justice (ACLJ), sebuah organisasi yang
menentang diskriminasi agama, menyatakan bahwa Resolusi Senat ini
datang pada saat yang sangat tepat karena pengacara YN juga mengalami
penahanan. Pengacara YN, MD, dijatuhi vonis 9 tahun penjara karena
dianggap melawan badan keamanan negara. MD tidak diberi kesempatan
untuk diadili.

Waktu yang dimiliki resolusi ini untuk sampai kepada Senat Amerika
Serikat terus menipis. Pengambilan suara atas resolusi ini harus
segera dilakukan sebelum musim pemilihan. Karena jika resolusi ini
belum melewati seluruh sistem dan belum disetujui sampai dimulainya
rapat senat di akhir masa pemilihan presiden, maka resolusi ini akan
kembali ke titik awal.

Beberapa orang mungkin bertanya-tanya, "Apakah resolusi dari Amerika
Serikat benar-benar dapat membuat sebuah perbedaan dalam kasus YN dan
meminta Iran untuk bertanggung jawab?" LV berpendapat bahwa ketika
pemerintah Amerika Serikat menyatakan hal ini secara terbuka, Iran
tahu bahwa negaranya kini tengah diawasi oleh dunia. Hal itulah yang
memberi harapan kepada terdakwa yang bersangkutan. (tYudo)

Sumber: http://mnnonline.org/article/17358

Pokok Doa:

1. Berdoalah agar Resolusi Senat nomor 385 dapat diajukan dalam
pengambilan suara secepatnya dan dapat melaluinya tanpa masalah.

2. Berdoalah agar YN dan keluarganya diberi keberanian untuk tetap
mengikut Kristus dan terus menaruh pengharapan pada-Nya.

3. Berdoalah juga agar penganiayaan yang berhubungan dengan agama di
Iran semakin melemah di hadapan Injil.

                    DOA BAGI INDONESIA: BANJIR DI AMBON

Belum rampung dengan bencana banjir bandang (galodo) yang melanda kota
Padang, kita sudah diramaikan lagi dengan bencana yang sama. Kali ini
di Kota "manise" Ambon. Tepatnya Rabu, 1 Agustus 2012, salah satu
wilayah di kota Ambon yaitu Batu Merah diporakporandakan oleh banjir
bandang dan tanah longsor. Banjir tersebut disebabkan oleh hujan deras
yang berlangsung selama tiga hari berturut-turut di wilayah tersebut.
Akibatnya, beberapa sungai meluap hingga merendam pemukiman penduduk
serta mengakibatkan tanah longsor. Badan Penanggulangan Bencana Banjir
daerah Maluku melaporkan korban tewas hingga tanggal 1 Agustus 2012
berjumlah 10 orang dan sekitar 1.412 unit rumah hancur. Diduga, jumlah
korban tewas dan rumah yang rusak akan semakin bertambah. Hal ini
tentu saja menjadi pukulan berat baik bagi pemerintah kota Ambon,
maupun bagi para korban bencana tersebut. Sebagai anak Tuhan, kita
tentu merasa miris mendengar saudara-saudara kita yang tertimpa
bencana. Kami mengajak Anda berdoa untuk saudara-saudara kita di
Ambon.

Pokok Doa:

1. Ada sekitar 1.412 unit rumah penduduk yang rusak akibat banjir
bandang. Itu artinya ada ribuan orang yang harus kehilangan tempat
tinggal. Mari kita berdoa supaya mereka mendapatkan bantuan secepatnya
dari pemerintah untuk membangun tempat tinggal yang baru. Berdoa juga
bagi korban yang mungkin belum mendapatkan tempat pengungsian, supaya
mereka segera mendapatkan tempat perlindungan/pengungsian yang telah
disediakan.

2. Kita juga berdoa bagi mereka yang keluarganya tewas dalam bencana
ini. Kiranya mereka tidak terpuruk dalam kesedihan dan dapat merelakan
kepergian keluarga mereka. Berdoa juga bagi korban tewas yang belum
ditemukan, supaya secepatnya dapat ditemukan oleh tim penyelamat.

3. Proses evakuasi korban melibatkan beberapa tim penyelamat. Mari
kita berdoa bagi seluruh tim yang bergabung dalam proses evakuasi,
supaya mereka diberi kemampuan oleh Tuhan dan dijauhkan dari segala
sesuatu yang tidak diinginkan. Doakan agar mereka dapat bekerja secara
maksimal dalam melakukan evakuasi.

4. Diperlukan banyak waktu, tenaga, dan biaya untuk memulihkan keadaan
di wilayah bencana. Kita berdoa supaya pemerintah Ambon dapat dengan
cepat mengatasi permasalahan yang ada.

5. Bencana ini, tidak menutup kemungkinan, dapat menimbulkan bencana
susulan mengingat curah hujan yang cukup tinggi di daerah tersebut.
Kita berdoa supaya tidak terjadi banjir susulan dan masyarakat bisa
lebih tenang.

6. Sembako, obat-obatan, dan peralatan MCK adalah kebutuhan vital bagi
setiap korban bencana. Mari kita berdoa untuk seluruh kebutuhan dasar
di tempat-tempat pengungsian sehingga setiap tempat pengungsian tidak
mengalami kekurangan peralatan tersebut.

7. Pasca bencana banjir, wabah sakit penyakit seperti diare, malaria,
dan beberapa penyakit lain dapat berkembang karena kuman yang terdapat
pada air kotor maupun udara. Kita berdoa bagi para korban bencana
banjir Ambon, supaya mereka tidak terserang penyakit. Selain itu, mari
kita doakan juga para korban yang sudah terserang penyakit, supaya
mereka segera mendapatkan perawatan yang tepat.

8. Mengucap syukur untuk setiap bantuan yang diberikan kepada
masyarakat Ambon. Doakan agar setiap bantuan yang diberikan tepat
sasaran dan dapat meringankan beban yang harus ditanggung oleh para
korban.

"DEATH IS THE SINNER`S PENALTY BUT THE SAINT`S PROMOTION"

Kontak: < jemmi(at)sabda.org >
Redaksi: Novita Yuniarti dan Yosua Setyo Yudo
Kontributor: Doni Kukuh Mandiri
Tim editor: Davida Welni Dana, Berlian Sri Marmadi, dan
            Santi Titik Lestari
(c) 2012 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/misi >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org