Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2012/29

e-JEMMi edisi No. 29 Vol. 15/2012 (17-7-2012)

Pandangan "Saudara Sepupu" tentang Inkarnasi Tuhan dalam Yesus Kristus 2

______________________________  e-JEMMi  _____________________________
                   (Jurnal Elektronik Mingguan Misi)
______________________________________________________________________

e-JEMMi -- Pandangan "Saudara Sepupu" Terhadap Inkarnasi Tuhan dalam
           Yesus Kristus 2
No.29, Vol.15, Juli 2012

SEKILAS ISI
ARTIKEL MISI: ALLAH DALAM "SAUDARA SEPUPU" DAN INKARNASI TUHAN
              DALAM YESUS KRISTUS 2
DOA BAGI MISI DUNIA: IRAN
DOA BAGI INDONESIA: LONJAKAN HARGA KEBUTUHAN POKOK

Shalom,

Dalam edisi 28, kami telah menyajikan bagian pertama dari artikel yang
mengulas mengenai Allah dan inkarnasi Yesus menurut "agama sepupu".
Dalam edisi 29 ini, kami menyajikan bagian kedua dari artikel tersebut
yang akan lebih dalam membahas mengenai Roh Kudus menurut "agama
sepupu", serta kesimpulan dari apa yang sudah dijabarkan sebelumnya.

Harapan kami, Anda semakin sadar akan realitas bahwa masih banyak
orang di sekitar kita yang belum mengenal dan menerima Yesus Kristus
sebagai Juru Selamat. Kiranya Roh Allah yang penuh kasih menggerakkan
hati kita sekalian untuk terus berdoa dan mendukung pekabaran Kabar
Baik sampai ke ujung bumi. Selamat menyimak, selamat berdoa. Tuhan
Yesus memberkati.

Staf Redaksi e-JEMMi,
Yosua Setyo Yudo
< http://misi.sabda.org/ >

              ARTIKEL MISI: ALLAH DALAM "SAUDARA SEPUPU"
              DAN INKARNASI TUHAN DALAM YESUS KRISTUS 2

Kristologi berbasis Kitab Suci "saudara sepupu" menunjukkan bahwa
ide-ide dari sebuah perselisihan doktrinal atas keadaan diri Kristus,
yang timbul antara abad ke-3 dan ke-6 dalam gereja-gereja di daerah
Mediterania, telah tersebar sampai ke Mekah. Orang-orang Yahudi
mungkin juga telah memengaruhi "nabi sepupu" dengan penolakan terhadap
status anak Ilahi Yesus. Karenanya, "nabi sepupu" menolak keberadaan
Yesus yang surgawi dengan sebuah pemotongan tajam. Dalam Surah 112,
kita menemukan inti "agama sepupu" dalam perintah untuk pengakuan
"saudara sepupu", "Allah tidak beranak dan tidak diperanakkan". Frasa
ini ditekankan kepada setiap "saudara sepupu" sejak masa kanak-kanak
-- Tuhan bukanlah seorang Bapa dan tidak pernah memiliki seorang putra.
Dalam Surah 9:29,30, "nabi sepupu" memberikan sebuah argumen yang
lebih radikal pada tema ini. Dia memastikan: "Orang Kristen berkata,
`Mesias adalah Putra Allah.` Inilah ucapan dari mulut mereka, sesuai
dengan orang-orang yang tidak percaya sebelum mereka. Allah membunuh
mereka! Betapa murtadnya mereka!`" Dengan kata-kata kutuk ini "nabi
sepupu" menegaskan bahwa siapa pun yang percaya bahwa Tuhan adalah
seorang Bapa dan Kristus adalah anak-Nya, haruslah dihancurkan oleh
Allah. Siapa yang dapat menyangkal bahwa ini adalah sebuah manifestasi
roh anti-Kristen? Dalam "agama sepupu", sebuah perwujudan nyata Tuhan
dalam Kristus tidak terpikirkan. Dalam 1 Yohanes 2:22-23, 4:2-3,
tanda-tanda antikristus dibuat jelas: "Inilah antikristus yang
menyangkal Bapa dan Anak. Siapa pun yang menyangkal Anak, ia juga
tidak memiliki Bapa ... Setiap roh yang tidak mengaku bahwa Yesus
Kristus telah datang dalam rupa manusia bukanlah Roh Tuhan, dan inilah
roh Antikristus."

Pada awal 1984, Gaddafi menerbitkan sebuah surat terbuka kepada para
pemimpin di dunia Kristen, di mana dia merangkum pemikiran-pemikiran
"agama sepupu" dalam sebuah koran harian India. Kami telah mencetak
ulang surat ini dalam Bahasa Inggris yang ada dalam lampiran. Surat
ini merupakan ekspresi umum seluruh kristologi "agama sepupu".

"Nabi sepupu" menganalisis pribadi Yesus. Dia memercayai
mukjizat-mukjizat-Nya yang ajaib. Kitab Suci "saudara sepupu"
mengatakan bahwa Yesus mencelikkan mata yang buta, menyembuhkan mereka
yang menderita kusta, dan membangkitkan orang mati. "Nabi sepupu"
mewartakan bahwa Yesus membentuk burung-burung dari tanah liat,
memberikan napas kepada mereka, dan mereka semua terbang. Selain itu,
Dia membebaskan murid- murid-Nya dari kewajiban mematuhi beberapa
hukum yang rumit dan memberikan perintah-perintah baru. "Nabi sepupu"
melihat bahwa dalam berbagai tindakan dan perkataan Kristus ini, tidak
ada tanda otoritas dan kuasa ilahi-Nya, namun lebih merujuk pada
kelemahan-Nya. "Nabi sepupu" berulang kali mengatakan bahwa Allah
menguatkan Kristus melalui Roh Kekudusan, sehingga Dia dapat
mengadakan mukjizat-mukjizat tersebut (Surah 2:87,253, 5:110). Di mata
"nabi sepupu", Yesus merupakan sebuah instrumen dalam tangan Allah,
yang menjadi sarana menyingkapkan kebesaran-Nya. "Nabi sepupu" tidak
memahami kelemahlembutan Kristus ketika Dia mengatakan, "Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari
diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya; sebab
apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak." Yesus
menunjukkan diri-Nya sebagai seseorang yang lembut dan rendah hati.
Semangat seperti itu merupakan hal yang asing bagi "agama sepupu".
Salah satu dari 99 nama-nama indah Allah adalah "Yang Mahamegah."
Karenanya, "nabi sepupu" melihat kerendahan hati Yesus sebagai sebuah
tanda kelemahan dan ketidakmampuan, dia tidak mengakui sumber kuasa
dan otoritas-Nya.

Semangat pemberontakan "agama sepupu" melawan Tuhan dan Kristus
terungkap melalui dirinya sendiri, pada akhirnya dalam penyangkalan
akan penyaliban Yesus. Dalam Surah 4:157 dikatakan, "Kami (orang
Yahudi) membunuh Mesias, Yesus, Putra Maryam, utusan Tuhan -- namun
mereka tidak membunuh-Nya, atau menyalibkan-Nya, hanya seseorang yang
menyerupai Dia yang ditunjukkan kepada mereka."

"Nabi sepupu" hidup di Mekah dengan mengalami banyak kesulitan besar,
dikejar-kejar oleh para saudagar dari kota ini. Sulit baginya untuk
menerima bahwa mereka menghina misinya. Ancaman-ancaman mereka begitu
jelas untuknya: "Seperti orang Yahudi membunuh Kristus, putra Maryam,
Utusan Allah, mungkin juga mereka membunuhmu juga, pengacau dan
penipu, jika kamu tidak berhenti menyebarkan "agama sepupu"". Allah
tidak menyelamatkan Yesus dari tangan orang Yahudi dan Dia tidak akan
menyelamatkanmu dari kami juga." Namun "nabi sepupu" memercayai
kemahahadiran Allah. Sulit dibayangkan baginya bahwa Tuhan yang agung
akan mengizinkan pelayan-Nya yang teraniaya binasa. Karenanya, "nabi
sepupu" menolak dan menyangkal penderitaan melalui kayu salib dan
berkata, "Tidak mungkin! Allah itu setia. Dia pasti menyelamatkan
Kristus yang setia, bahkan jika tampaknya Dia telah disalibkan bagi
kerumunan orang yang kebingungan. Tidaklah benar bahwa Dia benar-benar
mati di kayu salib, namun diangkat hidup-hidup oleh Tuhan."

Ketakutan dan kekecewaan mungkin telah menyebabkan "nabi sepupu"
menolak penyaliban Yesus. Ia ingin mengaburkan salib dan
menghilangkannya dari muka bumi. Dia tidak langsung menyangkal karya
penebusan Kristus, tidak juga membenarkannya karena anugerah atau
kelahiran baru melalui Roh Kudus, namun dia membatalkan persyaratan
mendasar dari pokok iman yang kedua dan ketiga untuk para pengikutnya.
Dalam "agama sepupu", tidak ada tempat untuk salib Kristus dan buah-
buah roh-Nya. Semangat anti-Kristen pada "nabi sepupu" menolak inti
terpenting Kabar Baik. Yang membingungkan, dia bersaksi dalam "Kitab
Suci sepupu" tentang banyak mukjizat, doa-doa, dan nama-nama Kristus.
Dia juga menegaskan kenaikan Yesus dan keberadaan-Nya saat ini di
sebelah kanan Tuhan. Namun, dia menolak inkarnasi ilahi Yesus, syarat
yang sangat diperlukan untuk penebusan kematian Kristus di kayu salib,
dan mencoba menghapus masa-masa pendamaian dunia dengan Tuhan dari
sejarah umat manusia.

Penolakan terhadap kematian Kristus bagi semua manusia adalah sebuah
konsekuensi logis dalam "agama sepupu". Allah tidak memerlukan seorang
pengantara atau pengganti untuk manusia. Kemungkinan korban darah di
Perjanjian Lama yang meramalkan kematian Kristus demi penebusan tidak
dimungkinkan dalam "agama sepupu". Allah berdaulat. Dia mengampuni
kapan pun Dia mau, siapa pun, dan di mana pun. Dia tidak memerlukan
seekor domba "penebusan". Keberadaan seorang pengantara dan penebus
akan mengurangi kemegahan Allah di mata seorang "saudara sepupu".
Hanya Allah sendiri yang besar.

Karenanya, dalam "agama sepupu", tidak ada tempat untuk domba Tuhan
yang menanggung dosa dunia. Akibatnya adalah "saudara sepupu" tidak
pernah yakin akan pengampunan dosa-dosa mereka. Mereka dapat membaca
dalam "Kitab Suci sepupu" sebanyak 111 kali bahwa Allah adalah seorang
yang pemaaf, murah hati, dan mengampuni, serta menerima para petobat.
Namun, Allah yang adil ini tidak memberikan tanda yang jelas bagi
"saudara sepupu", apakah pengampunan dosanya sah atau tidak untuknya.
Ketika "saudara sepupu" ditanya apakah dia sungguh-sungguh telah
memiliki pengampunan atas dosa-dosanya, dia hanya dapat menjawab,
"Jika Allah menghendaki!" Namun, kehendak Allah hanya akan terlihat
pada Hari Penghakiman.

Pemahaman ini sekali lagi menunjukkan bahwa tidak ada seorang "saudara
sepupu" pun yang memiliki kepastian akan pengampunan atas dosa-dosa di
dalam hatinya. Dia hidup tanpa penebusan dan menanggung beban hati
nurani yang terus mendakwa. "Allah tidak mencintai para pendosa"
tertulis sebanyak 24 kali dalam "Kitab Suci sepupu": Dia hanya
mencintai mereka yang takut akan Dia. Siapakah yang dapat hidup begitu
taat sehingga ia tidak dapat lagi dianggap berdosa? Sebaliknya, Kabar
Baik menyatakan, "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini,
sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap
orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup
yang kekal." (Yohanes 3:16) Kristus telah datang untuk mencari dan
menyelamatkan mereka yang terhilang. Gembala yang Baik memilih
meninggalkan 99 orang benar yang tidak memerlukan pertobatan dan
mencari seorang yang terhilang, yang sedang mencari pembenaran, sampai
Gembala itu menemukan dia (Lukas 15:2-7). Pengampunan Tuhan dalam
Kabar Baik berlaku untuk setiap pendosa; pengampunan Allah dalam
"agama sepupu" hanya berlaku untuk penyembah-Nya yang sejati -- bahkan
ini pun belum pasti juga. "Saudara sepupu" tidak mengenal kepastian
yang menghibur bahwa dosa-dosa mereka diampuni karena mereka menolak
Dia yang tersalib, yang merupakan satu-satunya jalan bagi kita untuk
menerima anugerah dan damai dari Tuhan.

ALLAH -- BUKAN ROH KUDUS

Dua kali dalam Kitab Suci "saudara sepupu" Allah dirujuk sebagai "Yang
Kudus". Arti nama ini dalam "agama sepupu" tidak jelas. Mungkin saja
nama ini diambil dari Yudaisme untuk menandakan keagungan dan
kemuliaan Allah.

Kata bahasa Arab untuk "roh" terikat erat dengan arti dari "angin".
Seperti angin yang datang dan pergi ke mana pun dia mau dan tidak bisa
dilihat, demikian juga roh tak terpahami. Dalam "agama sepupu", "Roh
Kudus" dipahami sebagai suatu roh ciptaan yang setara dengan para
malaikat dan setan, yang semuanya diciptakan Allah dari ketiadaan.
"Kitab Suci sepupu" tidak mengenal suatu pewahyuan bahwa "Allah adalah
Roh" atau "Roh Allah". Tidak seorang pun dapat memahami apa dan
siapakah Allah yang sebenarnya. Dalam "agama sepupu", "Roh Kudus"
dipahami sebagai Malaikat Gabriel yang diutus oleh Allah pada Zakaria,
Maria, dan "nabi sepupu" untuk menyampaikan pesan-pesan khusus pada
mereka (Surah 19:17).

Perjanjian Baru menyingkapkan untuk kita bahwa kesalehan mendalam di
"agama sepupu", yang terwujud dalam doa-doa, puasa, dan penziarahan,
amat jauh berbeda dari pengudusan karena kelahiran baru. Perkataan
Yesus menyerupai sebilah pedang yang memisahkan kesalehan palsu dari
realitas penebusan. Hanya "barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh
hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak
akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya"
(Yohanes 3:36).

"Saudara sepupu" mendapatkan gambaran sekilas akan kuasa Roh Kudus
dalam hubungan-Nya dengan mukjizat-mukjizat Kristus, namun kuasa dan
anugerah-Nya masih tersembunyi untuk mereka. Dalam kebudayaan "agama
sepupu", tidak dijumpai buah Roh Kudus. Buah kedagingan memerintah di
sana (Galatia 5:19-26). Kita mengakui bahwa keramahan Arab
mempermalukan orang-orang Barat. Kesopanan, kepekaan, sopan santun
yang halus mereka sangatlah menarik bagi setiap pendatang. Siapa pun
yang tinggal di Timur Tengah untuk waktu yang lama, tahu bahwa
kebaikan-kebaikan ini sering ditampilkan secara tidak sadar untuk
membangun penghargaan atas klan mereka sendiri, atau dipengaruhi oleh
sebuah usaha untuk mendapat pembenaran karena perbuatan.

"Agama sepupu" adalah sebuah agama yang dapat menimbulkan sebuah
kehidupan yang seluruhnya dikontrol dan dicontohkan oleh religi
pengikutnya. Namun, setiap esensi dan karakter individu tidak
membarui. Setelah ketaatannya kepada Allah, "saudara sepupu" secara
umum dapat menjadi sama dengan sebelumnya. Jika dia telah menikahi
banyak perempuan, perpindahannya ke "agama sepupu" bukanlah masalah
karena dalam "agama sepupu" poligami dilegalkan oleh Allah. "Agama
sepupu" adalah agama yang menyenangkan untuk para laki-laki.

Juga, jika pencurian dan tindak kriminal jarang terjadi di
"negara-negara sepupu" daripada di negara-negara barat, hal itu
bukanlah karena kepribadian "saudara sepupu" yang lebih baik, namun
karena ketakutan mendalam akan hukuman yang mengerikan.

Persembahan Kristus untuk menggantikan mereka yang tidak berharga
tidak terlalu menarik untuk orang dalam kebudayaan "agama sepupu".
Alih-alih, kemuliaan dan kedaulatan Allah telah menjadi prinsip
panduan. Sang diktator yang baik hati menghadiahi para penyembahnya
jika dia ingin. Pemikiran akan imbalan amal, bukan ketaatan yang
berasal dari rasa syukur, mencirikan kehidupan "agama sepupu" setiap
harinya. Kemegahan kekuasaan, kemegahan anak raja, dan kekayaan yang
mendarahdaging adalah prinsip-prinsip yang dihasilkan oleh contoh dari
Allah. Kristus, sebaliknya, telah mendorong para pengikut-Nya untuk
menjadi rendah hati, taat, miskin, menyangkal diri, dan memikul salib.
"Agama sepupu" menghasilkan tuan yang megah dan ingin disanjung,
sementara Kristus membentuk para pelayan yang rendah hati dan rajin.

"Nabi sepupu" secara pribadi pernah bertemu dengan orang-orang
Kristen, karenanya dia menulis, "Kamu pasti akan menemukan orang
terdekat mereka yang mencintai orang yang beriman ("saudara sepupu")
yaitu orang-orang yang berkata `kami adalah orang Nasrani`; hal ini
disebabkan karena beberapa di antara mereka adalah pendeta dan
biarawan, dan karenanya mereka tidak menjadi sombong." (Surah 5:82)
Inilah sebuah kesaksian dari "nabi sepupu" tentang Kristus yang hidup
dalam orang-orang percaya di Arab pada waktu itu. "Nabi sepupu" telah
melihat kerohanian "tubuh Kristus" dan bersaksi tentang keberadaan-
Nya, namun tidak memahami semangat Yesus. Orang-orang Kristen bersaksi
kepadanya bahwa mereka adalah anak-anak Tuhan dan orang yang dikasihi-
Nya, namun "nabi sepupu" dengan tegas menolak pernyataan ini dan
mempertanyakan keberadaan dan keistimewaan kerohanian mereka ketika
dia menjawab sebagai balasannya, "Lalu mengapa Dia menghukum kamu
karena dosa-dosamu? Tidak, kamu semua adalah ciptaan-Nya yang fana;
Dia mengampunimu seturut dengan kehendak-Nya, dan Dia menghukum siapa
pun yang Dia mau. Kamu bukanlah apa-apa kecuali budak-budak yang
diciptakan untuk memuja-Nya." (Surah 5:18)

Semangat "agama sepupu" bertentangan dengan semangat Yesus Kristus
dalam hidup dan pengajaran. "Saudara sepupu" tidak menganggap dirinya
sebagai anak-anak Tuhan dan tidak menerima anugerah yang diberikan
oleh Tuhan yang Tritunggal kepada anggota jemaat gereja Perjanjian
Baru. "Agama sepupu", melalui "Kitab Suci sepupu", menolak dogma-dogma
dan liturgi Kristen, faktor-faktor yang merupakan kandungan penting
pesan-pesan kekristenan. Siapa pun yang berhubungan dengan "agama
sepupu", baik melalui kegiatan pelayanan ataupun melalui sebuah hukum
dan teologi "agama sepupu", dipaksa untuk mengakui agama ini sebagai
sebuah kekuatan anti-Alkitab dan anti-Kristen. "Saudara sepupu"
diimunisasi untuk menentang penyelamatan oleh Kristus. Surah 112 yang
baru saja dikutip adalah sebuah himpunan pemberontakan mereka melawan
Tuhan dan Yang Diurapi-Nya:

Allah tidak beranak = Allah bukanlah Bapa.
dan tidak diperanakkan = dan bukan Putra.
dan tiada yang seperti dia = dan bukanlah Roh Kudus.

"Saudara sepupu" sejati mengetahui Surah ini dengan sepenuh hati dan
mendoakannya berulang-ulang dalam keheningan selama sembahyang lima
waktu. Dia membawa kata-kata ini dengan gigih, seperti sebuah kuk
dalam ketidaksadarannya, dan mengeluarkan dirinya sendiri dari
penebusan Yesus Kristus melalui pengakuan ini.

Sulit bagi kita untuk memahaminya, walau terdapat kesalehan seperti
itu, "agama sepupu" bukanlah jalan menuju keselamatan, namun sebuah
jalan yang langsung mengarah ke neraka. Pengerasan hati setiap hari
dari 900 juta "saudara sepupu" seharusnya menggoncang orang-orang
Kristen dan memacu mereka untuk berdoa. Terutama ketika kita
mengetahui bahwa di bawah selubung ketaatan "agama sepupu" tersembunyi
sebuah ikatan rohani dan sebuah obsesi kolektif, yang selama lebih
dari 1.300 tahun telah menentang hampir semua upaya orang Kristen
dalam misi. Di "dunia sepupu, penolakan akan Tritunggal yang kudus
digemakan berulang-ulang ribuan kali setiap hari dan menara-menara
"ibadah sepupu" menciptakan gema yang terus berlanjut dari litani
"agama sepupu": "Tiada Tuhan selain Allah, ...." (tRento)

Diterjemahkan dari:
Judul buku: Islam Under The Magnifying Glass
Judul asli bab: Allah In Islam And The Incarnation Of God In Jesus Christ
Penulis: Abd Al Masih
Penerbit: Light of Life, Villach, Austria
Halaman: 24 -- 34

                       DOA BAGI MISI DUNIA: IRAN

Pada 6 Mei 2012, gembala sidang jemaat dari Gereja Utama Assemblies of
God`s (AOG) di Teheran mengumumkan kepada jemaatnya bahwa pihak
berwajib meminta daftar nama dan nomor identifikasi jemaat gereja.
Risiko terbesar dalam upaya pengumpulan data ini adalah untuk
mengonversikan jemaat menjadi agama lain. Gereja AOG mengadakan dua
kali ibadah pada hari Minggu dan keduanya dilangsungkan menggunakan
bahasa Farsi. Gereja ini adalah satu-satunya gereja yang mengadakan
ibadah dalam bahasa Farsi pada hari Minggu di Teheran. "Pergerakan
Pemerintah ini pada dasarnya bertujuan agar jemaat di gereja tidak
bertambah dan mengondisikan keresahan bagi mereka yang belum Kristen
untuk datang ke gereja," kata MB, seorang Kristen dan pejuang hak-hak
inisiatif warga Iran.

Buletin Frontline Faith, Edisi Juli-Agustus 2012, Hal.11

Pokok doa:

1. Mari berdoa untuk umat percaya di Iran, agar mereka tetap kuat di
tengah-tengah situasi yang tidak bersahabat dengan mereka.

2. Doakan untuk MB, agar Tuhan melindungi dan memberi hikmat kepadanya
ketika sedang memperjuangkan hak-hak warga Iran.

3. Berdoa agar terjadi kebangunan rohani di Iran, dan setiap orang
bisa mengenal dan menerima Tuhan Yesus sebagai Juru Selamat pribadi.

           DOA BAGI INDONESIA: LONJAKAN HARGA KEBUTUHAN POKOK

Lonjakan harga bahan-bahan kebutuhan pokok menjelang Ramadan
memberikan dampak yang cukup meresahkan bagi masyarakat Indonesia.
Tidak sedikit kita jumpai masyarakat, khususnya para ibu, mulai
mengeluhkan mahalnya harga bahan pokok akhir-akhir ini. Hal ini
tentunya juga berdampak pada masyarakat Indonesia yang hidup di bawah
standar, yang dalam hari-hari biasa mereka sudah cukup kesulitan untuk
mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari.

Pokok Doa:

1. Mari berdoa agar masyarakat Indonesia dapat lebih bijaksana dalam
membelanjakan uang mereka selama bulan Ramadan.

2. Doakan agar para pedagang tidak mempermainkan harga kebutuhan pokok
selama bulan Ramadan.

3. Doakan agar tercipta kondisi yang aman dan toleransi selama bulan
Ramadan.

"THE WORLD CROWNS SUCCESS, GOD CROWNS FAITHFULNESS"

Kontak: < jemmi(at)sabda.org >
Redaksi: Novita Yuniarti dan Yosua Setyo Yudo
Tim editor: Davida Welni Dana,  Santi Titik Lestari, dan Berlian Sri Marmadi
(c) 2012 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/misi >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org