Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2012/21

e-JEMMi edisi No. 21 Vol. 15/2012 (22-5-2012)

Torrey Johnson: Menjangkau Kaum Muda untuk Kristus

______________________________  e-JEMMi  _____________________________
                   (Jurnal Elektronik Mingguan Misi)
______________________________________________________________________

e-JEMMi -- Torrey Johnson: Menjangkau Kaum Muda untuk Kristus
No.21, Vol.15, Mei 2012

SEKILAS ISI
TOKOH MISI: TORREY JOHNSON: MENJANGKAU KAUM MUDA UNTUK KRISTUS
SUMBER MISI: WORLD HARVEST MISSION (WHM)

Shalom,

Anak-anak muda adalah generasi penerus yang sangat membutuhkan arahan
untuk memaksimalkan hidup mereka. Mereka juga membutuhkan teladan
hidup supaya mereka dapat melihat hal-hal penting yang harus
diutamakan dalam hidup ini, misalnya tentang keselamatan dan hidup
kekal. Sayangnya, masih sedikit sekali gereja ataupun orang Kristen
yang betul-betul mau memberikan perhatian besar untuk menjangkau anak
muda. Kisah hidup seorang pelayan Tuhan pada edisi e-JEMMi kali ini,
mencoba menambahkan perbendaharaan inspirasi mengenai kegigihan dan
kemauan seorang anak Tuhan yang rindu menjangkau anak muda. Mari kita
berdoa supaya Anda pun boleh dipakai dan terlibat dalam pelayanan
untuk anak-anak muda dan memenangkan mereka. Selamat membaca, Tuhan
Yesus memberkati!

Redaksi Tamu e-JEMMi,
Berlian Sri Marmadi
< http://misi.sabda.org/ >

    TOKOH MISI: TORREY JOHNSON: MENJANGKAU KAUM MUDA UNTUK KRISTUS

Waktu itu tengah malam, ketika pesawat telepon berdering di kediaman
Doug Fisher, di Chicago. Suara keras yang menjadi lawan bicaranya
ialah milik Torrey Johnson, pendeta dari Gereja Alkitab Midwest.

"Doug, kita harus mulai mengadakan Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR)
di Chicago untuk menjangkau kaum muda bagi Kristus," kata
penginjil-pendeta kepada sahabatnya yang pemusik itu. "Saya baru saja
menghadiri pertemuan doa di Assosiasi Nasional Kaum Injili di
Columbus, Ohio, dan saya yakin Tuhan menginginkan kita untuk melakukan
apa yang telah didorong oleh Bev Shea dan Lacy Hall kepada kita."

George Bev Shea, seorang pemusik di WMBI -- stasiun radio Institut
Alkitab Moody, dan Lacy Hall -- seorang mahasiswa dari institut
tersebut, telah terlibat dalam KKR untuk kaum muda yang dipimpin oleh
Jack Wyrtzen dan Glenn Wagner di Pantai Timur. Mereka merasa yakin KKR
injili serupa dibutuhkan di jantung Amerika Serikat, dan mereka
melihat bahwa pendeta yang memiliki tiga ratus lima puluh anggota
terletak di sisi barat laut dari kota sebagai upaya kuncinya. "The
Chapel Hour", siaran radio mingguan yang disiarkan oleh Johnson di
WAIT, sudah memiliki pendengar, yang menarik lebih banyak orang ke
gerejanya pada kebaktian Minggu sore daripada kebaktian di pagi hari.

Awal Masa Perang

Panggilan telepon terus berdering selama dua puluh satu minggu pada
KKR hari Sabtu malam pada musim panas tahun 1944. Siaran radio WCFL,
ikut andil dalam kelahiran Chicagoland Youth for Christ, dengan
menarik perhatian personel militer yang ada di sekitar jalan-jalan di
kota nomor dua terbesar di Amerika Serikat, bersama dengan
gereja-gereja injili dan kaum muda mereka.

Hampir tiga ribu orang berkumpul di Orchestra Hall pada tanggal 26 Mei
1944 untuk mendengarkan Billy Graham, yang pada waktu masih belum
begitu dikenal dari daerah pinggiran Western Springs, menyampaikan
Kabar Baik. Diperkirakan empat puluh lima orang memberikan respons
terhadap panggilan untuk melakukan komitmen rohani dan benih sudah
disemaikan untuk KKR pada hari Sabtu malam di Chicago. Perhatian media
nasional kembali tertarik setahun kemudian, ketika hampir tujuh ribu
orang bertemu di Chicago, di depan sebuah danau di Lapangan Militer
untuk mendengar Percy Crawford menyampaikan khotbah pada KKR, dengan
pesan yang ditujukan kepada kaum muda dan undangan penginjilan.

Walaupun Torrey Maynard Johnson adalah seorang penginjil, namun
sumbangan terbesar yang dilakukannya dalam kebangkitan kembali kaum
injili pada pertengahan abad ke-20 ialah kecakapannya untuk
mempersatukan orang-orang percaya dari berbagai denominasi untuk
penyebaran Kabar Baik. Ia menjembatani jurang antargenerasi yang
dihadapi para pemimpin besar dari awal abad ini seperti: Bob Jones,
John Brown, Louis Talbott, dan Will Houghton, dan para pembicara muda
seperti: Billy Graham, Bob Pierce, Charles Templeton, Jack Wyrtzen,
dan Jack Shuler, yang datang untuk memimpin kaum injili Amerika
memasuki paruh terakhir abad ke-20.

Torrey Maynard Johson dilahirkan pada tanggal 15 Maret 1909, anak
ketiga dari enam anak Jacob Martin dan Thora Mathilda Evenson Johnson,
pasangan imigran dari Norwegia. Nama lengkap bayi tersebut ialah R.A.
Torrey, penginjil yang bekerja erat dengan D.L. Moody dan menjadi
rektor Institut Alkitab di Los Angeles (sekarang Universitas Biola).

Torrey Johnson dibesarkan di belahan barat utara Chicago, di mana
ayahnya berjualan kopi dan berkecimpung dalam bisnis real estate.
Keluarganya tinggal di sebuah rumah yang berlokasi hanya dua rumah
dari Gereja Injili Bebas Salem, yang ingin dikunjungi mereka.
Pandangan Torrey terhadap dunia dibentuk oleh nilai-nilai yang
diajarkan keluarganya melalui wejangan dari atas mimbar, yang
dibawakan oleh C.T. Dyrness dan oleh guru sekolah minggunya, Oscar
Larson, seorang kontraktor baja. Larson memimpin sebuah kelas yang
terdiri dari lima sampai dua puluh pemuda, yang bertemu pada akhir
minggu di rumahnya. Mereka menyebut diri mereka Kelas Pasukan Salib
Kristen. Kelompok ini memfokuskan diri pada pemahaman Alkitab dan doa,
dan benar-benar serius dalam hubungan mereka dengan Allah. Namun baru
setelah tahun pertama di perguruan tinggi di Wheaton College, Torrey
Johnson menyadari tentang jaminan keselamatan.

Meracik Program-Program Kaum Muda

Ayahnya adalah pengagum fanatik dari penginjil-pendeta Paul Rader.
Selama masa kuliahnya, Torrey Johnson mengenal lebih dekat dan
menghargai orang yang dianggapnya sebagai pionir yang berani dalam
metodologi penginjilan. Visi Rader mencakup bidang radio, program
musik, suatu campuran dari kesaksian dan unsur surprise, dalam
kebaktian sore dan mencapai klimaksnya dengan khotbah yang menarik.
Unsur-unsur yang dicampur dengan teknik promosi dan program kaum muda,
memberikan suatu model yang di kemudian hari ditiru oleh Johnson, dan
dikembangkan melalui cara yang lebih reseptif pada masa-masa
peperangan.

Torrey Johnson memperlihatkan nalurinya dalam manajemen pelayanan, dan
ini merupakan dampak dari pola etika kerja Norwegianya sebagai
pengaruh ajaran Dyrness, Larson, dan Rader. Ketika ia berusia sepuluh
tahun, ia sudah bekerja di sebuah penatu China. Kemudian ia
berganti-ganti kerja. Ketika masih menuntut ilmu di Sekolah Menengah
Atas Carl Schurz, ia bekerja sebagai pengrajin timah untuk seorang
yang percaya pada ajaran teori evolusi dan tak memiliki waktu untuk
Tuhan. Ini merupakan kesempatan emas bagi seorang pemuda Kristen untuk
memberitakan Injil. Ada satu masalah. Torrey Johnson pada saat itu
belum menyerahkan hidupnya kepada Kristus, walaupun ia sudah
berkenalan dengan banyak pengkhotbah terkenal di kota Chicago. Ia
mengakui bahwa pada masa remajanya, ia lebih memfokuskan pada
pekerjaan sampingannya, dan terlalu malu untuk bersaksi secara verbal
mengenai Yesus Kristus.

Perusahaan

Akan tetapi, sebagai usahawan, Torrey Johnson bukanlah seorang pemalu.
Pada musim panas, keluarga Johnson menghabiskan waktunya di tempat
peristirahatan keluarga di Pantai Williams, Wisconsin, di mana pada
masa ia menuntut ilmu di perguruan tinggi, sebagai pemuda atletis ia
membiayai kuliahnya dengan berjualan es krim. Kesediaannya untuk
mengambil risiko dan mengelola keuangan menjadi dasar bagi perjalanan
penginjilannya sepanjang hidupnya.

Pada bulan Januari 1927 di sebuah gereja kecil di Wheaton College,
Torrey untuk pertama kalinya memperoleh jaminan keselamatannya. Pesan
penginjilan pada malam itu kelihatannya tak memberi dampak kepada
mereka yang sedang memimpin pertemuan malam itu, tetapi tidak bagi
Johnson yang merupakan satu-satunya orang yang mengambil keputusan
untuk menerima Kristus malam itu. Ia mengikuti kuliah di Wheaton
karena ayahnya berkeinginan demikian; ia sebelumnya ingin menjadi
seorang dokter gigi atau ahli bedah. Tak lama sesudah kejadian
tersebut, ia mengubah prioritasnya.

Ketika ia lulus dari Wheaton College pada tahun 1930 dengan gelar
sarjana muda dalam bidang sains, pemuda berusia dua puluh satu tahun
ini menerima panggilan untuk menjadi pendeta di Gereja Mesias di
Chicago dan ditahbiskan menjadi pendeta gereja Baptis, dan menikahi
Evelyn Nilsen, gadis yang sudah dikenalnya sejak masih di SMU.
Pengalamannya sebagai seorang gembala sidang hanya berlangsung selama
setahun, ketika naluri berdagangnya mendorongnya untuk terjun sebagai
seorang penginjil penuh waktu, yang kemudian dikatakan Billy Graham
sebagai "seorang pendeta gereja Baptis Selatan yang kuno". Selama dua
tahun Torrey Johnson, bersama seorang pemusik, berkelana mengadakan
kebangunan rohani.

Pada bulan Oktober 1933, pendeta dan sekaligus penginjil ini menerima
tantangan untuk mengelola suatu gereja di sebelah barat laut kota
Chicago, yang tak terikat dengan suatu denominasi tertentu. Walaupun
di kemudian hari, ia berkomentar bahwa ia tidak terlalu tertarik
dengan nama Gereja Alkitab Midwest, karena konotasi separatismenya
yang dihubungkan dengan gerakan gereja injili. Johnson menolong gereja
tersebut bertumbuh dari jumlah anggota dua puluh enam orang pada tahun
1933, sehingga menjadi tujuh ratus orang pada ibadah sore sepuluh
tahun kemudian (jumlah pengunjung ibadah sore secara konsisten
mengalahkan jumlah pengunjung ibadah pagi). Sementara aktif dalam
pelayanan, kerinduan pendeta muda ini akan pengetahuan Alkitab
membawanya menuntut ilmu di Northern Baptist Seminary dan berhasil
diselesaikannya pada tahun 1936. Dua siaran radio (Chapel hours
dimulai tahun 1941 dan Songs in the Night yang didirikan empat tahun
kemudian) merupakan instrumen untuk mengembangkan pelayanan gereja,
dari sebuah mimbar terpencil di daerah pinggiran menuju suatu siaran
penginjilan yang inovatif.

Youth for Christ International

Telepon tengah malam Torrey Johnson kepada Doug Fisher memperlihatkan
kesediaannya untuk mengambil risiko, dan mengumpulkan orang-orang
kreatif untuk bergabung dengan usaha penginjilannya. Paul Guiness di
Brantford, Ontario; Oscar Gillan di Detroit; Jack Wyrzten di New York;
dan Roger Malsbary di Indianapolis telah lama menggunakan slogan
"Youth for Christ" sebelum KKR di Chicago. Walaupun demikian, justru
keberhasilan Chicagoland YFC-lah yang membuat gerakan tersebut
memperoleh perhatian nasional dan menjurus kepada terbentuknya Youth
for Christ International pada tahun 1945, dengan Torrey Johnson
sebagai presidennya.

Pada tahun 1948, Johnson mengundurkan diri sebagai presiden Youth for
Christ dan mengabdikan seluruh tenaganya untuk gerejanya. Namun, ipar
Torrey dan mantan pendeta pembantunya, Bob Cook, muncul sebagai
presiden kedua dari YFC. Penggembalaan Torey terus berlangsung sampai
tahun 1953, ketika ia kembali pada penginjilan penuh waktu dengan
berkhotbah di Amerika Serikat, Eropa, Amerika Selatan, Afrika, dan
Timur Jauh.

Sejak tahun 1967 sampai 1982, Johnson mengatasi suatu tantangan lain;
ia menjadi pendeta Gereja Bibletown dan menjadi presiden Konferensi
dan Konsert Bibletown di Boca Raton, Florida. Kecakapan bisnis serta
naluri berdagangnya kembali menonjol, dan ketika digabungkan dengan
keterampilan berkhotbahnya, mengalihkan fokus pelayanan dari hiburan
bagi kaum injili yang kaya kepada suatu pelayanan gereja yang utuh,
yang mencakup aktivitas konferensi Alkitab.

Pada masa "pensiun"-nya, Torrey M. Johnson terus berusaha
mempersatukan kaum injili. Ia membentuk suatu perusahaan untuk
mengembangkan kompleks perumahan bagi orang-orang yang mendekati atau
dalam masa pensiun. Dengan gagasan serta energinya yang melimpah,
mantan penjual es krim, pendeta, dan penginjil ini telah menghabiskan
seluruh hidupnya dengan melayani generasi muda di Amerika Serikat.

Tiga Prinsip

Walaupun Johnson memiliki keterampilan berorganisasi dan kepemimpinan
yang hebat, namun ia tetap menganggap ada satu hal yang sangat hakiki
dalam setiap usaha yang dilakukannya. Ketika menjabarkan strategi yang
dibutuhkan untuk mengelola KKR malam Minggu, ia berkomentar, "Hal yang
utama, kedua, dan ketiga yang harus Anda lakukan ketika memulai segala
sesuatu, hal berurutan yang perlu Anda lakukan ialah: `1. Berdoa. 2.
Berdoa. 3. Berdoa.` Ini merupakan keyakinan Torrey bahwa doa merupakan
satu ramuan yang paling utama, baik untuk suatu KKR maupun untuk suatu
kehidupan pelayanan seumur hidup."

Sumber: Mark Senter, "Torrey Johnson: Reaching Youth for Christ",
dalam John Woodbridge. ed., More Than Conquerors: Protraits of
Believers from All Walks of Life, (Chicago: The Moody Bible Institute:
1992).

Diambil dari:
Judul majalah: Kalam Hidup, Oktober 1996
Penulis: Tea
Penerbit: Yayasan Kalam Hidup, Bandung
Halaman: 4 -- 8

                 SUMBER MISI: WORLD HARVEST MISSION (WHM)

World Harvest Mission (WHM) adalah sebuah agen pengiriman misionaris
yang melayani 14 negara di dunia. Dengan visi pergerakan gereja yang
dikuasai oleh kasih karunia untuk kebaikan dunia dan kemuliaan Allah,
para pengerja WHM memberi hidup mereka untuk menyatakan Kerajaan Yesus
Kristus melalui pengajaran, penyembuhan, dan pembekalan.

Saat menjelajahi situs ini, Anda bisa membaca kisah pelayanan maupun
acara-acara yang diadakan oleh WHM, lengkap dengan foto-foto
dokumentasinya. Situs ini juga memiliki tautan untuk pembelian
"online" buku-buku terbitan WHM, khususnya mengenai pemuridan dan
kelompok kecil pendalaman Alkitab. Anda yang tertarik dengan bisa juga
memberikan dukungan pelayanan bagi mereka. (MDK)

==>  www.whm.org

"WE NEED NOT NERVOUSLY PACE THE DECK IF THE GREAT PILOT IS AT THE WHEEL"

Kontak: < jemmi(at)sabda.org >
Redaksi: Novita Yuniarti dan Yosua Setyo Yudo
(c) 2012 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/misi >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org