Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2012/19

e-JEMMi edisi No. 19 Vol. 15/2012 (8-5-2012)

Menjadi Pemimpin 1

______________________________  e-JEMMi  _____________________________
                   (Jurnal Elektronik Mingguan Misi)
______________________________________________________________________

e-JEMMi -- Menjadi Pemimpin 1
No.19, Vol.15, Mei 2012

SEKILAS ISI
ARTIKEL MISI: MENJADI PEMIMPIN 1
DOA BAGI MISI DUNIA: PAKISTAN
DOA BAGI INDONESIA: TRAGEDI SUKHOI SUPERJET

Shalom,

Kepemimpinan adalah hal yang paling krusial, baik dalam komunitas
maupun pelayanan. Dengan kepemimpinan yang baik maka kejayaan dan
kemajuan dapat dicapai dengan mudah. Bagaimanakah dengan kepemimpinan
Kristen? Secara berturut-turut, JEMMi edisi 19 dan 20 akan membahas
topik yang sangat penting ini. Kiranya menjadi berkat bagi Anda.
Selamat membaca, Tuhan Yesus memberkati!

Staf Redaksi e-JEMMi,
Yosua Setyo Yudo
< http://misi.sabda.org/ >

                  ARTIKEL MISI: MENJADI PEMIMPIN 1

"Kepemimpinan adalah mengetahui cara untuk menuju tempat kita yang
seharusnya dari tempat kita berada." (Steve Chalke)

Betapa besarnya kebutuhan untuk mendapatkan orang yang bersedia
melayani sebagai pemimpin. Jika Anda menginginkan bukti betapa
terbatasnya para pemimpin yang potensial, perhatikanlah proses yang
menyakitkan ini melalui perjuangan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB),
untuk menemukan seorang Sekretaris Jenderal yang baru, atau proses
yang dijalani oleh Amerika Serikat dan banyak negara lainnya, untuk
memilih segelintir orang yang memenuhi syarat dan bersedia mengisi
kantor-kantor pemerintahan tertinggi. Kebanyakan lembaga Kristen,
terutama organisasi-organisasi misi, menyerukan perlunya keberadaan
lebih banyak pemimpin, baik laki-laki maupun perempuan. Terdapat
sebuah kebutuhan agar lebih banyak orang Kristen mengambil posisi
kepemimpinan, bukan sebagai penghormatan atau hadiah, namun sebagai
sebuah cara untuk melayani Tubuh Kristus dengan berbagai anugerah dan
pelayanan yang diberikan pada mereka. Banyak orang yang tidak pernah
mengharapkannya akan menjadi pemimpin, terutama dalam gereja lokal
mereka. Menjadi seorang pemimpin di rumah mungkin membuktikan sebuah
tantangan terbesar.

Kita memerlukan lebih banyak penekanan di gereja tentang pelatihan
kepemimpinan, untuk tua maupun muda. Saya teringat pada para pemimpin
gereja di Tesalonika, yang berkirim surat dengan Paulus. Mereka adalah
orang yang belum lama bertobat. Pelatihan dapat dimulai dengan kaum
muda. Saya berkomitmen pada tugas untuk melatih tentang kepemimpinan,
yang memang seharusnya menjadi bagian diri mereka, sementara pada saat
yang bersamaan, memberi mereka gambaran akan kebenaran pada sebuah
visi yang mendunia. Gereja akan menjadi sebuah pembangkit, jika kita
bisa menggabungkan pengajaran Alkitab yang menciptakan para pemimpin
rohani yang dinamis di negara mereka masing-masing, dengan semacam
visi yang kita baca di Kisah Para Rasul 1:8. Hal ini akan mengarahkan
gereja pada sebuah dorongan besar ke depan menuju misi yang luas.
Terdapat sebuah kebutuhan akan para pemimpin yang akan "menggerakkan
umat Tuhan pada misi yang imajinatif dan penuh dengan petualangan."

Dipenuhi oleh Roh

Banyak yang harus saya ulas dalam artikel ini, yang membahas kenyataan
sulit tentang menjadi seorang pemimpin di gereja dan di pelayanan misi
masa kini. Bagaimanapun juga, saya tidak akan selesai tanpa
mengingatkan Anda akan banyaknya sumber yang tersedia untuk para
pemimpin dalam Kristus. Selama bertahun-tahun menjadi direktur
Operation of Mobilisation, saya telah menghabiskan banyak waktu dalam
pelatihan para pemimpin. Kadang-kadang ketika berbicara dalam sebuah
pertemuan para pemimpin, saya akan berurusan dengan
kemampuan-kemampuan karakter dan spiritual yang diperlukan oleh para
pemimpin dalam pekerjaan Tuhan. Kedua hal tersebut sangatlah penting.
Terkadang, saya juga membahas hal-hal yang detail mengenai bagaimana
mengambil keputusan sebagai seorang pemimpin, dan bagaimana mengatur
diri Anda. Hal ini juga penting. Lebih sering lagi, saya juga
menemukan diri saya berbicara pada para pemimpin tentang perlunya
mereka untuk mengerjakan hal-hal mendasar dalam kehidupan kekristenan
-- pertumbuhan rohani mereka dan berjalan dengan Tuhan. Tidak ada hal
yang lebih penting untuk para pemimpin selain hal ini. Kemudian, dalam
hubungan mereka dengan orang lain, para pemimpin harus melakukan
segala hal yang mungkin untuk memperbaiki akhlak, membangun, dan
menolong orang untuk semakin serupa dengan Yesus Kristus: memberikan
pertimbangan penuh pada kondisi yang berbeda, di mana orang bekerja
dalam organisasi dan pergerakan yang dibangkitkan Tuhan, untuk bekerja
bersama dalam tugas penginjilan dunia.

Lebih dari semua itu, apa yang ingin saya tekankan ketika berbicara
kepada para pemimpin adalah, "hendaklah kamu penuh dengan Roh" (Efesus
5:18), 
karena Rohlah yang berkuasa atas semua pelayanan Kristen. J.
Oswald Sanders dalam bukunya, "Spiritual Leadership" memberi judul
salah satu bagian dari bukunya yang membahas Roh Kudus dengan
"Kebutuhan yang Tak Tergantikan". Dia mengatakan bahwa terdapat banyak
kemampuan yang dibutuhkan oleh para pemimpin rohani, namun hanya ada
satu yang tak tergantikan -- bahwa mereka harus dipenuhi dengan Roh.
Saya yakin bahwa terdapat banyak kebutuhan akan kesadaran yang lebih
besar tentang Roh Kudus dan karya-karya-Nya di antara orang percaya.
Setiap kita harus diajarkan bahwa hal ini adalah sebuah hak istimewa
untuk mengenal kepenuhan Roh Kudus setiap hari, ketika Dia
mengagungkan Tuhan Yesus dan menjadi pemimpin yang berdaulat atas
hidup dan hal-hal yang terjadi dalam hidup kita. Kepenuhan ini tidak
hanya berhubungan dengan emosi dan kehidupan rohani yang mendasar,
namun juga berhubungan dengan realitas tersembunyi tentang bagaimana
kita hidup dari hari ke hari (Galatia 5:22-25), dalam membuat berbagai
rencana, serta perkembangan strategi dalam karya iman Kristen kita.
Para pemimpin harus bergantung pada Roh Kudus untuk memimpinnya ketika
ia bergerak dalam pelayanan misi. Sangatlah jelas dari Kitab Kisah
Para Rasul bahwa Roh Kudus memimpin pelayanan misi (Kisah Para Rasul
1:8, 13:2).

Kitab Kisah Para Rasul membuat hal itu jelas, bahwa mereka yang
memimpin karya misi perlu dipenuhi dengan Roh. J. Oswald Sanders
mengatakan dalam bukunya yang berjudul "Spiritual Leadership":
"Sangatlah jelas dalam Kitab Kisah Para Rasul bahwa para pemimpin yang
berpengaruh secara signifikan dalam pergerakan Kristen adalah
orang-orang yang dipenuhi oleh Roh Kudus. Ada tercatat mengenai Dia
yang memerintahkan murid-murid-Nya untuk tinggal di Yerusalem sampai
mereka diperlengkapi dengan kuasa dari tempat tinggi, di mana Dia
sendiri telah diurapi ... dengan Roh Kudus dan dengan kuasa (10:38).
Orang- orang terpilih yang berjumlah seratus dua puluh orang di
ruangan atas dipenuhi dengan Roh (2:4). Petrus dipenuhi dengan Roh
ketika dia berbicara di depan Sanhedrin (4:8). Stefanus, yang dipenuhi
dengan Roh, mampu menjadi saksi Kristus yang luar biasa dan mati
sebagai martir dengan sukacita (6:3,5, 7:55). Dengan kepenuhan Roh,
Paulus memulai dan mengerjakan pelayanannya yang unik (9:17, 13:9).
Rekan sepelayanannya yaitu Barnabas, dipenuhi dengan Roh (11:24).
Adalah orang buta yang tidak memahami fakta-fakta mengenai
syarat-syarat dan perlengkapan yang sangat mendasar bagi kepemimpinan
rohani tersebut.

Beberapa orang merasa kecewa dengan tindakan pewarisan semangat
penginjilan yang sering kali dihubung-hubungkan dengan pengalaman
kepenuhan Roh Kudus pada gereja mula-mula. Namun seperti yang
dijelaskan di buku "Unseen Warfare", hilangnya semangat ini mungkin
menjadi sebuah tanda mengenai berlalunya tahap awal dan berlanjut ke
tahap "pertumbuhan". Jika Anda ingin menjadi seorang pemimpin Kristen,
Anda harus bertumbuh. Anda harus membiasakan diri dengan sebuah
rutinitas yang tetap untuk memiliki Roh, yang memandu Anda dalam
pencapaian pekerjaan dan rencana-rencana Anda setiap hari, seperti
yang kita lihat dalam kitab Kisah Para Rasul. Hal ini haruslah menjadi
pemenuhan yang tetap setiap hari, dan bukan pencarian yang didasari
rasa gelisah akan "pengalaman" yang baru. Banyak orang merasa bahwa
mereka memerlukan sebuah sentuhan yang baru dalam hidup mereka, dan
pergi dari satu pertemuan ke pertemuan lainnya untuk mencari sesuatu
yang baru. Tentu saja saya tidak mengecualikan kemungkinan
pengalaman-pengalaman genting dengan Tuhan, namun terdapat beberapa
kebutuhan untuk menjadi suatu "program yang berkelanjutan untuk
pertumbuhan rohani", mengutip subjudul dari buku karya Ralph Salli,
"From Now On". Ketika Tuhan menyelamatkan Anda dan menaruh Roh Kudus
ke dalam hidup Anda, Dia menaruh bola ke dalam lapangan permainan
Anda. Dia mungkin menunggu Anda untuk memukul bola itu kembali. Dalam
analogi yang lain, mungkin saja Tuhan sedang mendesak Anda, seperti
ketika Nehemia mendesak orang Israel, untuk "bangkit dan membangun"
(Nehemia 2:18).

Kenyataan yang Sulit bagi Para Pemimpin

Tentu saja kepemimpinan yang penuh dengan Roh tidak semudah
kelihatannya. Tozer membahasnya dalam bukunya, "Leaning into the
Wind". Judul ini mengingatkan saya akan tindakan nekat saya yang
berubah menjadi bencana, ketika saya mencoba melakukan selancar angin
pada saat badai. Sepertinya mudah, namun saya tidak dapat tegak lebih
dari beberapa menit dalam setiap usaha saya. Tidak semudah
kelihatannya atau kedengarannya. Ada banyak realitas yang keras yang
harus dihadapi siapa pun yang terlibat dalam kepemimpinan misi atau
kepemimpinan Kristen apa pun juga.

Saya yakin akan adanya orang yang hidup dalam visi, yang ingin melihat
sesuatu yang spesifik terjadi, yang harus tahu bagaimana memenangkan
kesetiaan orang lain, dan yang harus tahu bagaimana cara untuk
mendelegasikan dan menjadi seorang anggota tim. Yang harus kita garis
bawahi adalah kita harus sungguh-sungguh memercayai orang, dan belajar
bagaimana caranya untuk memercayai, mengasihi, dan menguatkan mereka.

Saya telah belajar melalui cara yang keras tentang bagaimana sebuah
kata yang tidak sensitif, atau bahkan cara melihat yang salah pada
wajah seseorang, dapat menjadi hal yang menyakitkan untuk orang lain
dan dapat menghalangi langkah dan pelayanan mereka. Suatu kali, saya
berbicara pada staf dan kru kapal Doulos dengan pokok bahasan
kesetiaan, dan tanggapan yang diberikan cukup membesarkan harapan
(pesan tersebut yang berupa kaset pita, telah tersebar ke seluruh
penjuru dunia). Saya ingin membagikan beberapa pokok bahasan penting.

Terdapat banyak alasan mengapa membangun kesetiaan dalam karya misi
cukup sulit. Pertama, ada sejumlah besar penyebab penting yang dapat
mengalihkan perhatian orang Kristen dari hal-hal yang terbesar. Ada
banyak hal yang mendapatkan perhatian orang, yang membuat dunia
penginjilan hanya menjadi salah satu darinya. Banyak orang Kristen
yang terlibat total dalam kampanye anti aborsi, dengan pokok persoalan
berupa hak asasi manusia atau dengan politik. Tentu saja saya tidak
berhak menyanggah mereka yang berfokus pada masalah-masalah ini; saya
sendiri hanya terfokus pada diri mereka. Namun, ketika hal-hal ini
membuat orang Kristen menganggap kurang penting dunia penginjilan dan
hanya menganggapnya sama dengan banyak hal lain yang menarik mereka,
dan mencemooh mereka yang terlibat di dalamnya, saat itulah saya mulai
khawatir. Dalam keadaan seperti inilah, beberapa orang Kristen sangat
mungkin merasa bahwa sebuah penekanan pada penginjilan dunia adalah
semacam bentuk ekstremisme, bahkan orang-orang yang tidak terlibat
dalam pelayanan atau berada di luar gereja tidak dapat membedakan
beberapa kelompok pelayanan misi dengan kelompok-kelompok kultus
tertentu.

Kedua, beberapa orang Kristen yang memiliki komitmen mendasar pada
dunia penginjilan, banyak di antaranya yang teralihkan perhatiannya
oleh buku-buku dan kaset-kaset kaum ekstremis yang beredar, yang
menyarankan bahwa satu titik sudut pandang tertentu adalah jawaban
menyeluruh untuk permasalahan dalam kehidupan kekristenan, terkadang
yang salah adalah bukunya, namun kadang-kadang pembacanyalah yang
siap, demi rasa nyaman mereka, untuk mendedikasikan diri mereka pada
beberapa sudut pandang kehidupan kekristenan yang terlalu
disederhanakan. Hal ini dapat mengarah pada sebuah bentuk kerusakan
pada super-spiritualitas, yang membuat orang sangat sulit untuk
dimenangkan, karena kekuatan dan sempitnya sudut pandang mereka pada
apa yang benar. Hal yang sama, walaupun kurang bersifat dogmatis,
adalah semacam idealisme palsu yang dimiliki beberapa orang tentang
kondisi dunia misi, menolak untuk mengakui dan pada akhirnya amat
terkejut dengan kenyataan akan kelemahan, dukacita, dan kesalahan yang
dapat terjadi dalam jenis karya ini. Kadang-kadang, hal yang
sebaliknya dapat menjadi masalah, dengan orang Kristen menjadi sangat
terinfeksi oleh roh sinisme dalam dunia, sehingga sangat sulit bagi
mereka untuk memercayai seseorang.

Kesetiaan melibatkan beberapa bentuk kepatuhan dan harus berlangsung
dua arah. Ketika ketaatan pada orang tua menjadi semakin lemah, sebuah
kesulitan lain dalam hal membangun kesetiaan dalam hal dunia
penginjilan adalah bahwa banyak orang sulit menerima perintah apa pun
dari pemimpin. Terdapat semacam harga diri dalam rangka mempertahankan
diri yang dianggap sebagai kebebasan. Dalam beberapa kasus, ini adalah
kesalahan sang pemimpin. Saya tahu bahwa saya sulit untuk bersikap
lembut ketika memberikan perintah, khususnya ketika saya harus bekerja
dengan bahasa asing. Terdapat sebuah kebutuhan untuk belajar mengenai
ketaatan tanpa menjadi sok rohani ataupun manipulatif. Terdapat juga
sebuah kebutuhan untuk belajar bagaimana caranya bekerja dengan
sekelompok orang.

Membangun kesetiaan dan kerja sama tim dalam hal dunia penginjilan
adalah sebuah tantangan yang utama untuk para pemimpin pada masa
sekarang, namun ada realitas lain yang keras yang harus dihadapi oleh
para pemimpin dan calon pemimpin.

Mereka harus menerima kenyataan yang sulit tentang penderitaan dalam
dunia, tanpa meminimalkan atau menyembunyikannya dengan hal-hal
sederhana namun basi. Para pemimpin harus mampu menghadapi kenyataan
akan adanya sebuah dunia yang menderita, di mana orang-orang Kristen
dari kelompok etnis yang berbeda bisa terlibat dalam pembunuhan massal
satu sama lainnya. Kita tahu bahwa Tuhan dapat memulihkan hal-hal
tersebut, namun seharusnya kita tidak memperkecil dampaknya pada
orang, atau berpura-pura bahwa hal-hal tersebut tidak memengaruhi
kita.

Dalam bukunya, "From Tragedy to Triumph", Frank Retief, seorang
pemimpin gereja di Afrika Selatan menuliskan pengalaman jemaatnya
dalam menghadapi pembunuhan beberapa jemaat mereka dan trauma jemaat
yang lainnya, ketika beberapa pria bersenjata menyerbu kebaktian
mereka, melepaskan tembakan pada jemaat, dan melemparkan sebuah granat
tangan dalam kerumunan orang. Dia mengatakan: "Ada sebuah perasaan
yang tak mampu diungkapkan dengan kata-kata di antara orang Kristen
tentang hal itu, jika ada penderitaan, haruslah itu mampu dihadapi dan
kita seharusnya tidak mengalami kengerian yang sama, yang dialami
orang-orang tidak percaya. Kebenaran yang diperoleh dari masalah ini
adalah kita sering dihadapkan dengan tingkat penderitaan yang sama.
Penderitaan kita tidak selalu dapat dijelaskan. Kadang-kadang
penderitaan datang lebih dari yang mampu kita hadapi. Kesedihan
menyelimuti kita dan kita merasa seakan-akan sedang tenggelam. Inilah
kenyataan yang jelas dari pengalaman manusia di dunia ini."

Banyak orang telah ditolong dalam hal ini melalui buku-buku C.S Lewis,
"Mere Christianity" dan "The Problems of Pain". Banyak orang telah
datang kepada Kristus melalui buku ini. Jika kita adalah seorang
pemimpin yang visioner, kita seharusnya membagikan buku-buku seperti
itu. (tRinto)

Diterjemahkan dari:
Judul buku: Out of the Comfort Zone: Grace! Vision! Action!
Judul asli artikel: Taking the Lead
Penulis: George Verwer
Penerbit: OM Books, Secunderabad-India 2000
Halaman: 47 -- 55

                  DOA BAGI MISI DUNIA: PAKISTAN

Pihak berwenang belum mengetahui siapa dalang penculikan dua karyawan
(IS dan IJ) rumah sakit Kristen Good Samaritan di Karachi pekan lalu.
Tetapi, sumber-sumber polisi mengatakan mereka menduga para penculik
memiliki hubungan dengan organisasi teroris terlarang. Terdapat
kemungkinan yang kuat bahwa kaum ekstremis membawa mereka ke daerah
kesukuan setelah mereka diculik. Kebanyakan kaum Radikal berpikiran
bahwa LSM Kristen melakukan campur tangan dalam penginjilan dan hal
inilah yang menjadikan mereka target operasi.

Sumber: Buletin Frontline Faith, Mei-Juni 2012, Halaman 3

Pokok Doa:

1. Doakan untuk IS dan IJ, agar Tuhan memberi kekuatan kepada mereka
dan mereka segera bisa ditemukan dengan selamat.

2. Doakan agar peristiwa penculikan IS dan IJ, tidak melemahkan iman
umat Kristen lainnya di Pakistan. Doakan agar umat Kristen di Pakistan
bisa menjadi teladan bagi orang-orang di sekitar mereka.

3. Doakan untuk LSM Kristen di Pakistan, agar Tuhan melindungi dan
memampukan mereka untuk terus melayani di sana karena kasih Kristus.
Doakan agar melalui pelayanan mereka, semakin banyak orang dimenangkan
bagi Kristus.

                 DOA INDONESIA: TRAGEDI SUKHOI SUPERJET

Musibah jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 yang sedang promosi di
Indonesia sungguh sangat mengejutkan. Hingga Kamis petang, evakuasi
terhadap 50 korban di tebing Gunung Salak di Kecamatan Cijeruk,
Kabupaten Bogor, Jawa Barat belum dapat dilanjutkan mengingat medan
yang sulit dan cuaca yang kurang mendukung. Tim gabungan yang dikirim
untuk memeriksa lokasi temuan serpihan pesawat masih belum bisa
mencapai lokasi pesawat.

Sumber: Kompas, Jumat, 11 Mei 2012, Hal. 1

Pokok Doa:

1. Mari kita berdoa untuk tim yang melakukan evakuasi, agar Tuhan
menolong, memberi kesehatan, dan kekuatan kepada setiap anggota tim.
Doakan juga agar tim bisa bekerja sama dengan baik.

2. Doakan agar Tuhan memberi cuaca yang baik selama evakuasi, sehingga
proses evakuasi bisa segera dilakukan.

3. Berdoa untuk para keluarga korban, agar Tuhan memberi penghiburan
kepada mereka.

4. Berdoa agar Tuhan memberi kejujuran kepada pihak-pihak yang
terlibat dalam proses penyelidikan jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet
100, agar segera bisa mengetahui penyebab pasti jatuhnya pesawat.

"CHRIST ALONING DEATH HAS NO VALUE A PART FROM HIS SINLESS LIFE"

Kontak: < jemmi(at)sabda.org >
Redaksi: Novita Yuniarti dan Yosua Setyo Yudo
(c) 2012 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/misi >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org