Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2011/9

e-JEMMi edisi No. 09 Vol. 14/2011 (1-3-2011)

Tujuan Allah Mengirim Yesus Kristus Untuk Mati (1)

______________________________  e-JEMMi  _____________________________
                   (Jurnal Elektronik Mingguan Misi)
______________________________________________________________________

SEKILAS ISI
ARTIKEL MISI: TUJUAN ALLAH MENGIRIM YESUS KRISTUS UNTUK MATI (1)
DOA BAGI MISI DUNIA: RUSIA, TUNISIA
DOA BAGI INDONESIA: TUBERKULOSIS -- ADA 61.000 KEMATIAN PER TAHUN

Shalom,

Dalam rangka mempersiapkan perayaan Paskah 2011, e-JEMMi edisi 9, akan
menyajikan artikel yang mengulas tentang tujuan kematian Yesus
Kristus. Yesus Kristus mati di kayu salib bukanlah tanpa alasan. Ia
mengetahui dengan jelas tujuan kematian-Nya dan konsekuensi dari
kematian-Nya. Allah Bapa memiliki tujuan tertentu untuk mengirim Yesus
ke dunia. Bagaimana dengan kita? Sudahkah kita memahami karya
penyelamatan Allah tersebut? Silakan menyimak bagian pertama artikel
John Owen tersebut, dan nantikan kelanjutannya pada e-JEMMI edisi 10.
Tuhan Yesus memberkati.

Redaksi Tamu e-JEMMi,
Mahardhika Dicky Kurniawan
< http://misi.sabda.org/ >

              ARTIKEL MISI: TUJUAN ALLAH MENGIRIM YESUS
                       KRISTUS UNTUK MATI (1)

Pengenalan Masalah

Kristus sendiri yang memberitahukan kepada kita maksud kedatangan-Nya
di dunia ini. Ia berkata, "Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan
menyelamatkan yang hilang." (Lukas 19:10) Dalam kesempatan yang lain,
Ia berkata bahwa Anak Manusia datang "untuk memberikan nyawa-Nya
menjadi tebusan bagi banyak orang." (Markus 10:45)

Rasul Paulus juga dengan jelas menyatakan maksud kedatangan Kristus ke
dunia, "Tuhan Yesus Kristus yang telah menyerahkan diri-Nya karena
dosa-dosa kita, untuk melepaskan kita dari dunia jahat sekarang ini."
(Galatia 1:4) "Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang
berdosa." (1 Timotius 1:15) "Yesus Kristus, yang telah menyerahkan
diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan
untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat kepunyaan-Nya sendiri yang
rajin berbuat baik." (Titus 2:14)

Dari pernyataan-pernyataan ini, jelas bahwa tujuan kematian Kristus
adalah untuk:

1. Menyelamatkan manusia dari dosa.
2. Membebaskan manusia dari dunia jahat sekarang ini.
3. Memurnikan dan menguduskan manusia.
4. Menciptakan manusia yang melakukan perbuatan-perbuatan baik.

Perikop-perikop lain dalam Alkitab, menjelaskan apa yang sesungguhnya
dikerjakan oleh Yesus Kristus dalam kematian-Nya. Ada lima hal yang
dapat kita temukan:

1. Manusia didamaikan dengan Allah (Roma 5:1).
2. Manusia diampuni dan dibenarkan (Roma 3:24).
3. Manusia disucikan dan dikuduskan (Ibrani 9:14).
4. Manusia diangkat menjadi anak Allah (Galatia 4:4-5).
5. Manusia menerima kemuliaan dan hidup yang kekal (Ibrani 9:15).

Dari semua bukti ini, jelaslah pengajaran Alkitab: kematian Kristus
dimaksudkan untuk memberi kepada manusia pengampunan pada saat ini
(dan kenyataannya memang demikian), dan kemuliaan pada saat yang akan
datang. Karena itu, jika Kristus mati bagi semua manusia, maka dua
kemungkinan yang muncul:

1. Semua orang sekarang telah dibebaskan dari dosanya, dan mereka
telah diampuni dan akan dimuliakan, atau Kristus telah gagal mencapai
tujuan-Nya.

2. Melalui pengalaman hidup sehari-hari sebagai manusia, kita tahu
bahwa pernyataan pertama di atas adalah tidak benar. Pernyataan yang
kedua -- bahwa Kristus telah gagal -- merupakan suatu penghinaan
terhadap Allah.

Untuk menghindari kesulitan dalam menerima satu dari kedua pernyataan
tersebut, mereka yang berpendapat bahwa Kristus mati untuk semua
orang, menyatakan bahwa Allah tidak bermaksud agar semua manusia
menerima penebusan tersebut. Mereka mengatakan bahwa penebusan
tersebut hanya bagi mereka yang beriman pada Kristus. Tindakan beriman
ini haruslah merupakan sesuatu yang dapat dilakukan oleh manusia
berdasarkan keinginannya sendiri, yang membuat mereka berbeda dengan
manusia yang lain (Jika iman merupakan sesuatu yang diperoleh karena
kematian Kristus, dan jika ia mati untuk semua orang, maka seharusnya
semua orang memunyai iman!). Bagi saya pendapat semacam ini semakin
memperkecil apa yang sesungguhnya telah dicapai Kristus melalui
kematian-Nya, jadi saya menentangnya dengan menunjukkan bahwa apa yang
diajarkan Alkitab sungguh berbeda!

Siapa, Bagaimana, dan Apa

Ketika suatu tindakan terjadi, maka pasti ada sang pelaku (siapa yang
melakukannya); ada cara yang digunakan (bagaimana tindakan itu
dilakukan); dan ada sebuah hasil akhir yang tampak (apa atau hasil
akhir).

Kita memilih bagaimana kita akan melakukan sesuatu (sarana/cara)
menurut apa yang ingin kita lakukan (hasil akhir). Jadi dapat kita
katakan bahwa, hasil akhir merupakan sebab bagi cara. Jika kita telah
memilih cara yang benar, hasil akhirnya sudah dapat dipastikan. Jadi
kita dapat mengatakan bahwa cara merupakan penyebab dari suatu hasil
akhir. Jelaslah, jika sang pelaku yang bermaksud melakukan sesuatu
telah memilih cara yang benar untuk melakukannya, maka tindakan
tersebut pasti terlaksana!

Sekarang kita dapat menerapkan prinsip tersebut untuk diskusi kita
dalam artikel ini. Kita akan terlebih dulu melihat siapa pelaku yang
bermaksud menebus kita. Kemudian kita akan melihat cara apakah yang
digunakan untuk menebus kita. Dan akhirnya kita akan melihat hasil
dari cara yang telah digunakan tersebut.

Menurut Alkitab, pelaku yang menghendaki keselamatan kita adalah Allah
Tritunggal. Semua pelaku-pelaku yang lain hanyalah alat di tangan-Nya
(Kisah Para Rasul 4:28). Pelaku utamanya adalah Allah Tritunggal yang
kudus. Marilah kita mempelajarinya dengan lebih mendetail.

Allah Bapa, Pelaku Penebusan Kita

Mengenai pertanyaan, bagaimana Allah Bapa menjadi pelaku penebusan
kita? Saya menjawab, ada dua cara: Bapalah yang mengutus Anak untuk
mati menebus manusia, dan Bapalah yang menghukum Kristus karena
dosa-dosa kita. Penjelasannya adalah sebagai berikut:

1. Banyak ayat Alkitab yang secara jelas menyatakan bahwa Bapa
mengutus Anak ke dalam dunia. Sebagai contoh, "Tetapi setelah genap
waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang
perempuan dan takluk kepada hukum Taurat. Ia diutus untuk menebus
mereka, yang takluk kepada hukum Taurat, supaya kita diterima menjadi
anak." (Galatia 4:45) Pengutusan Anak ini melibatkan Allah Bapa dalam
3 hal:
a. Rencana awal yang selalu ada dalam pikiran-Nya (l Petrus 1:20).
b. Bapa memberikan kepada Anak seluruh kemampuan yang diperlukan dalam
   melaksanakan tugas yang diserahkan pada Anak (Yohanes 3:34-35).
c. Janji-Nya kepada Anak untuk memberikan pertolongan yang diperlukan
   untuk menyukseskan tugas tersebut (Kisah Para Rasul 4:10-11).

2. Banyak ayat Alkitab yang secara jelas menunjukkan bahwa Allah
menghukum Yesus Kristus karena dosa-dosa kita. Sebagai contoh: "Dia
yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita,
supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah." (2 Korintus 5:21) Dapat
dikatakan bahwa, Kristus menderita dan mati menggantikan kita. Bila
demikian, bukankah merupakan pemikiran yang aneh bila Kristus harus
menderita sebagai ganti mereka yang juga akan menderita karena dosa-
dosa mereka sendiri?

Kita dapat merumuskan masalahnya seperti ini: Kristus menderita untuk
(salah satu di bawah ini):

1. Seluruh dosa dari semua manusia.
2. Seluruh dosa dari sebagian manusia.
3. Sebagian dosa dari semua manusia.

Jika pernyataan terakhir benar, maka semua manusia masih memunyai
sebagian dosa, jadi tidak ada yang dapat ditebus.

Jika pernyataan pertama benar, lalu mengapa tidak semua manusia
dibebaskan dari dosa? Anda dapat berkata, karena ketidakpercayaan
mereka. Tetapi saya bertanya, apakah ketidakpercayaan merupakan suatu
dosa? Jika itu bukan dosa, mengapa manusia dihukum karenanya? Jika itu
suatu dosa, maka pastilah itu merupakan salah satu dosa yang karenanya
Kristus mati. Jadi pernyataan pertama tidak mungkin benar!

Jadi jelas bahwa satu-satunya kemungkinan yang ada ialah, Kristus
telah memikul seluruh dosa dari sebagian manusia, yakni kaum
pilihan-Nya. Inilah yang saya percayai sebagai pengajaran Alkitab.

Diambil dari:
Judul buku: Kematian yang Menghidupkan
Judul buku asli: Life by Death
Judul artikel: Tujuan Allah Mengirim Yesus Kristus Untuk Mati
Penulis: John Owen
Penerjemah: Yanti
Penerbit: Momentum, Surabaya 2001
Halaman: 25 -- 32

                 DOA BAGI MISI DUNIA: RUSIA, TUNISIA

RUSIA (Diringkas oleh: Dicky) -- Program tahunan gereja di Rusia yang
disebut "Project Hope, the Great Gift Exchange" baru saja berakhir.
Sekitar 300 gereja terlibat dalam pembagian kado untuk anak-anak
miskin, telantar, tunawisma, atau yatim piatu di seluruh wilayah
Rusia. Alkitab Perjanjian Baru yang dimasukkan dalam bingkisan itu
adalah hadiah yang melatarbelakangi nama program ini.

Sementara itu para pemimpin muda Kristen berbagi berita Injil di rumah
sakit jiwa negara di St. Petersburg untuk melayani para pasien yang
telah keluar dari panti asuhan. Setiap tahun tanggapan para pasien
sangat baik. Seorang percaya berkata, "Para pasien senang menyanyi dan
mendengar tentang Kristus. Ketika kami mengatakan betapa Allah
mencintai mereka, mereka berpelukan! Kami percaya Allah memiliki
hubungan istimewa dengan mereka."

Sumber: http://mnnonline.org/article/15318

Pokok doa:

1. Doakan anak-anak Rusia yang telah mendengar berita Injil selama
   beberapa bulan terakhir, agar merasakan mukjizat kelahiran Sang
   Penebus dalam hati mereka.

2. Doakan supaya setiap pasien rumah sakit negara di St. Petersburg
   menerima kasih karunia Tuhan dan menanggapi belas kasihan-Nya.

TUNISIA (Diringkas oleh: Dicky) --  Sejak pertengahan Januari telah
terjadi protes besar-besaran di Yaman, Mesir, Aljazair, dan Yordania.
Unjuk rasa dalam skala yang lebih kecil terjadi juga di Arab Saudi,
Mauritania, Oman, Sudan, dan Libya.

Sementara pergolakan masih terus berlangsung di dunia Arab, ada
peluang untuk perubahan dan harapan untuk kemajuan. TE, seorang
pengurus organisasi misi berkata dengan optimis, "Menurut saya dalam
empat atau lima tahun lagi, beberapa negara akan lebih terbuka bagi
penginjilan; sedangkan di beberapa negara lain penginjilan akan lebih
sulit."

Orang-orang mulai bertanya lebih dalam ketika hidup mereka dilanda
kebimbangan. Melalui Arab World Media dan Global Response Management
System (GRMS) sebagai mitra, para penginjil dapat menjangkau para
pencari kebenaran dengan harapan Kristus. "Terbukti bahwa internet
adalah alat luar biasa di negara-negara yang tertutup. Saya rasa
pelayanan melalui internet, televisi, SMS, dan lain-lain akan semakin
penting dan merebak."

Sumber: http://mnnonline.org/article/15327

Pokok doa:

1. Doakan agar para pemimpin gereja dan penginjil di Tunisia, agar
   Tuhan memberi kebijaksanaan dalam menjalankan pelayanan mereka di
   masa-masa yang gawat ini.

2. Doakan pelayanan Arab World Media dan GRMS, supaya lebih menjangkau
   daerah-daerah yang membatasi penginjilan langsung.

3. Doakan agar Roh Kudus bekerja di hati setiap orang sehingga mereka
   dapat melihat kebenaran terang Kristus.

   DOA BAGI INDONESIA: TUBERKULOSIS -- ADA 61.000 KEMATIAN PER TAHUN

Masih ada kematian 61.000 orang per tahun akibat tuberkulosis, meski
peringkat Indonesia sudah turun dari nomor tiga ke nomor lima sebagai
negara dengan jumlah kasus Tuberkulosis (TB) terbanyak di dunia. Salah
satu kendala dalam pemberantasan TB adalah kuman TB kebal terhadap
segala macam obat (multidrug resistance). Di Indonesia sebanyak 1.8
persen dari kasus TB disebabkan kuman bersifat kebal obat. Salah satu
penyebab kuman TB kebal obat adalah perilaku penderita TB sendiri,
seperti tidak disiplin minum obat, minum obat tidak sesuai ketentuan,
atau putus obat. TB bisa disembuhkan bila pasien rutin berobat selama
enam bulan tanpa putus. Pemerintah berkomitmen memberantas TB dengan
meningkatkan anggaran penanganan TB sampai 300 persen.

Sumber: Kompas, Jumat, 25 Februari 2011, Halaman 12

Pokok Doa:

1. Mengucap syukur atas keberhasilan pemerintah dalam menurunkan kasus
   Tuberkulosis di Indonesia. Doakan agar tahun-tahun ke depan kasus
   Tuberkulosis bisa lebih diminimalkan lagi.

2. Doakan para penderita Tuberkulosis di Indonesia, agar lebih
   memerhatikan dan peduli terhadap pemakaian obat TB, sehingga proses
   penyembuhan bisa berjalan dengan lebih baik.

3. Doakan juga agar upaya pemerintah untuk peningkatan anggaran bagi
   penanganan TB bisa terlaksana dengan baik. Doakan juga agar dana
   yang ada, dimanfaatkan dengan baik, sehingga masyarakat Indonesia
   yang terjangkit Tuberkulosis -- terkhusus mereka yang kurang mampu
   bisa dilayani dengan baik.

4. Dengan populasi penduduk Indonesia yang besar, tantangan yang
   dihadapi pemerintah Indonesia dalam mengatasi Tuberkulosis cukup
   berat. Doakan agar Tuhan memampukan dan memberi hikmat kepada
   pemerintah dalam menetapkan strategi dalam menangani kasus ini.

"GOD CAN TURN WINDS OF ADVERSITY INTO SHOWERS OF BLESSING"

Kontak: < jemmi(at)sabda.org >
Redaksi: Novita Yuniarti, Yulia Oeniyati
(c) 2011 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/misi >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org