Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2011/5

e-JEMMi edisi No. 05 Vol. 14/2011 (1-2-2011)

Mengidentifikasi Talenta Para Pekerja Lintas Budaya

______________________________  e-JEMMi  _____________________________
                   (Jurnal Elektronik Mingguan Misi)
______________________________________________________________________

SEKILAS ISI
ARTIKEL MISI: MENGIDENTIFIKASI TALENTA PARA PEKERJA LINTAS BUDAYA
DOA BAGI MISI DUNIA: GHANA, CHINA
DOA BAGI INDONESIA: CUACA EKSTREM DI INDONESIA

Shalom,

Pelayanan misi membutuhkan kerja sama antara gereja yang mengutus dan
organisasi misi yang menaungi para pekerja yang diutusnya. Namun
sayang kadang gereja kurang bisa memaksimalkan pekerja misi karena
mereka tidak mengenali talenta para pekerja misi. Nah, melalui artikel
misi minggu ini kami berharap kita bisa belajar lebih jauh tentang apa
yang seharusnya gereja lakukan untuk mengidentifikasi talenta para
pekerja misi supaya mereka bisa memberikan yang terbaik.

Selamat menikmati sajian kami selengkapnya. Jangan lupa, sisihkan
waktu Anda untuk berdoa bagi pelayanan misi di Ghana dan China. Tuhan
memberkati.

Redaksi Tamu e-JEMMi,
Mahardhika Dicky Kurniawan
< http://misi.sabda.org/ >

  ARTIKEL MISI: MENGIDENTIFIKASI TALENTA PARA PEKERJA LINTAS BUDAYA

Supaya bisa berfungsi sebagai satu tubuh, jemaat/gereja sebagai Tubuh
Kristus dalam lingkup kehidupan yang lebih kecil, membutuhkan
anggota-anggota tubuh yang lain. Tubuh memerlukan mulut sehingga
Tuhan memilih beberapa nabi dan pendeta atau para pengajar. Tubuh
perlu berfungsi secara "sopan dan teratur" sehingga Tuhan memberikan
karunia kepada beberapa orang untuk mengatur administrasi.

Tuhan kadangkala membutuhkan seseorang yang senantiasa "dibutuhkan
kehadirannya seperti apendiks atau lampiran pada buku", karena
menjangkau keluar adalah salah satu fungsi utama gereja, seperti yang
Tuhan katakan, "Ladang adalah dunia ini" (Matius 13:38), maka Allah
telah menempatkan setiap bagian tubuh untuk melayani pelayanan lintas
budaya.

Di banyak gereja, pekerja lintas budaya tidak diberikan kesempatan
untuk menggunakan talenta mereka. Jadi, mereka duduk diam dan
bertanya-tanya, "Untuk apa aku di sini?" Mereka barangkali mencoba
mencari pelayanan di bidang yang lain, namun mereka selalu merasa
tidak cocok untuk pelayanan tersebut. Oleh karena itu, dengan
frustrasi mereka berpindah dari satu pelayanan ke pelayanan yang lain,
atau dari satu gereja ke gereja yang lain. Gerejalah yang bertugas
membantu mereka memperkenalkan jenis pelayanan lintas budaya dan
melatih mereka untuk menjadi bagian dari pelayanan ini.

Ketika Barnabas dan Paulus pulang dari Yerusalem ke Antiokhia dengan
membawa hasil laporan pertama para rasul, maka gereja segera
mengidentifikasi talenta-talenta setiap orang dan menempatkan lima
orang yaitu para nabi dan para pengajar, termasuk para pemimpin
gereja. Lalu, melalui doa dan puasa, gereja mendengarkan suara Roh
Kudus mengatakan, "Aku menginginkan Barnabas dan Saulus untuk beberapa
tugas lintas budaya." (Terjemahan bebas dari Kisah Para Rasul 13:1-2,
Red). Orang-orang percaya dalam persekutuan Anda harus mengambil
inisiatif di dalam proses misi dengan mengidentifikasi talenta-talenta
yang ada pada pelayanan lintas budaya gereja Anda dan mengizinkan
mereka menggunakan karunia-karunia mereka.

Suatu persekutuan misi di gereja dapat menjadi tempat ujian yang ideal
bagi para calon utusan Injil yang potensial. Di bawah pengarahan
seorang jemaat awam atau anggota majelis yang percaya bahwa mereka
dapat menjadi bagian dari pelayanan lintas budaya -- mereka dapat
mempelajari semua aspek misi. Mereka dapat ditantang untuk menjalankan
tugas menjangkau jiwa dengan pelayanan lintas budaya. Mereka dapat
mempraktikkan seni mendukung utusan Injil secara moral, termasuk
urusan logistik, dengan melayani melalui lembaga misi di kota Anda.
Sebagai orang-orang yang berpotensi untuk pergi ke ladang-ladang misi,
mereka dapat melakukan misi jangka pendek atau perjalanan misi singkat
untuk mendapatkan pengalaman. Dan mereka yang diidentifikasikan
memiliki talenta sebagai pengutus, dapat menggunakan karunia mereka.

Pendeta, panitia misi atau persekutuan, janganlah menjadi orang
terakhir yang mengetahui bila seorang anggota dari gereja Anda turut
terlibat dalam misi! Ambillah inisiatif, buatlah kegiatan untuk
menjangkau pelayan lintas budaya sebagai bagian visi Allah yang telah
diberikan kepadamu.

Memelihara Tanggung jawab dalam Pelayanan

Pertanggungjawaban telah menjadi slogan dalam budaya kita. Bagaimana
dengan orang-orang yang menjadikan prinsip "uruslah urusanmu sendiri"
sebagai falsafah hidupnya? Toh, dari segala bangsa, ada ratusan
pendeta dan pemimpin gereja yang tidak tahu apa-apa tentang apa yang
mereka lakukan di luar gereja. Beberapa orang mengatakan: "Mereka
bersama misi XYZ. Bukankah itu suatu misi yang baik?" Ya, sangat
mungkin. Akan tetapi, apakah misi itu sesuai dengan tujuan pelayanan
dari gereja Anda? Apa target pelayanan itu? Apakah kemampuan dan
karunia sang utusan Injil sesuai dengan pekerjaan misi itu? Dimensi
kedua dari tanggung jawab, antara lain: pada saat Anda yakin bahwa
pekerja lintas budaya Anda itu terlibat dalam suatu pelayanan yang
sesuai dengan talenta dan mandat dari gereja, Anda harus melakukan
suatu evaluasi yang terus-menerus dan berkesinambungan untuk
mengetahui apa saja yang telah dicapai dalam pelayanan itu. Laporan
yang teratur dari supervisornya akan membantu Anda memantau pelayanan
mereka. Bila utusan Injil Anda bekerja melalui suatu badan misi, maka
usahakanlah jalur hubungan pertanggungjawaban tetap terbuka, jelas,
dan masuk dalam persekutuan Anda. Ingatlah, utusan Injil ini masih
bagian dari satu tubuh gereja Anda.

Laporan dari pekerja Anda itu harus diisi secara rinci. Usahakanlah
menghubungi pekerja Anda secara berkala. Laporan pekerja lain di
ladang pelayanan yang sama, kunjungan oleh seorang tua-tua gereja akan
meyakinkan Anda bahwa pelayanan sungguh-sungguh berjalan sebagaimana
mestinya. Di atas semuanya itu, hasil kerja mereka yang berangkat
sebagai utusan Injil maupun yang melayani sebagai pengutus-pengutus,
merupakan usaha dan pekerjaan suatu tim!

Memperkukuh Pertumbuhan Rohani

Betapa sedihnya hati kita tatkala menyimak beberapa laporan statistik
yang menyatakan bahwa para pelayan lintas budaya, yang sebelumnya
"mendengarkan suara Tuhan," dan yang mendapat dukungan penuh dari
jemaat, ternyata lebih dari separuhnya tidak mampu menyelesaikan
komitmen mereka alias gagal di tengah jalan. Kebanyakan di antara
mereka tak sanggup melakukannya akibat kekeringan rohani. Mereka hanya
sampai pada taraf mencoba untuk memberi lebih banyak dari apa yang
mereka terima. Pemimpin gereja harus mendukung pertumbuhan rohani
pekerja misi pada saat: 1. Sebelum sang misionari pergi, 2. Ketika
mereka berada diladang misi, 3. Saat mereka kembali.

1. Mendorong Pertumbuhan Rohani Sebelum Mereka Pergi

Jemaat Antiokhia memberikan suatu teladan yang baik: Barbanas dan
Saulus adalah pemimpin-pemimpin yang dewasa rohaninya, yang dipilih
oleh Roh Kudus untuk suatu tugas yang sangat berat dan sukar. Karena
itu, tidak terlalu sulit bagi kita untuk memahami mengapa faktor
pengetahuan yang baik tentang Kitab Suci menjadi kualifikasi yang
penting. Mereka juga mengajak Yohanes Markus untuk ikut bersama
mereka. Tetapi, kenyataannya, ia tidak siap dan belum matang.
Buktinya, tatkala mereka menemui kesulitan, ia meninggalkan mereka!
Beberapa tahun kemudian, Paulus merasa bahwa Yohanes Markus pun masih
belum siap (Kisah Para Rasul 15:38). Namun, beberapa tahun setelah
itu, Paulus meminta agar Timotius membawa serta Yohanes Markus, karena
"ia sangat membantu dalam pelayananku" (2 Timotius 4:11). Kerinduan
seseorang yang mau dan bersedia pergi tidak berarti bahwa ia telah
siap untuk diutus. Ada gereja yang berbuat begini: Setiap orang yang
berpikir dan merasa bahwa ia adalah bagian dari Tubuh Kristus dalam
pelayanan lintas budaya, maka orang itu dianjurkan agar selalu
menghadiri persekutuan misi yang dipimpin oleh seorang koordinator
lintas budaya. Di sinilah mereka secara teratur diekspos bagi
pelayanan lintas budaya melalui doa syafaat bagi bangsa-bangsa
diseluruh dunia, baik mendengar pengajaran dari para pembicara melalui
pelayanan video dan berbagai kesempatan pelayanan, maupun beragam
perjalanan pelayanan rohani.

Apabila seseorang, atau keluarga (pasangan suami-istri) maupun
kelompok, merasakan panggilan untuk menjadi utusan Injil, maka orang
tersebut mulai berhubungan dengan pendeta senior dalam pelatihan
pemuridan. Setelah ia diangkat dalam posisi kepenatuaan di gereja dan
aktif dalam suatu kurun waktu tertentu, maka ia pun siap untuk
pelatihan misi lintas budaya, dan mau membangun tim pendukung pribadi.
Gereja harus mengutus seorang pekerja yang memenuhi syarat dan
memiliki kredibilitas; ia harus tahu apa yang ia percayai dan mengapa
ia mempercayainya. Kepercayaan itu dapat ia peroleh melalui kombinasi
dari berbagai macam pelatihan dan program persiapan. Selain itu,
gereja harus mengutus orang yang telah dilengkapi dengan keterampilan
dasar dan pengajaran yang dalam tentang Kristus, serta memahami
berbagai kebudayaan, seperti kebudayaan Asia, Yunani, dan Ibrani,
sehingga ia dapat mengerti budaya dari negeri yang akan dimasukinya.
Dengan begitu, ia dapat melakukan pemberitaan Injil dengan menggunakan
konteks yang sesuai dengan kebudayaan setempat.

Para pengutus, harus mengutus orang yang telah dilatih dalam hubungan
antar-pribadi (inter-personal relationship). Sebab, kekurangan dalam
hal inilah yang menjadi alasan terbesar ambruknya para utusan Injil di
ladang pelayanan. Gereja harus mengutus orang-orang yang berjiwa besar
yang mau belajar, dan tidak pernah merasa telah mencapai pengetahuan
akan kebenaran secara lengkap (2 Timotius 3:7). Atau, orang yang
senantiasa mau diisi pengetahuan dan pengenalannya akan Allah (Kolose
1:10).

2. Mendorong Pertumbuhan Rohani di Ladang Misi

Ketika seorang pelayan lapangan dibebani dengan urusan penghidupannya
di rumah (lihat 2 Timotius 2:4), dan terhanyut dalam kesibukan
pelayanan yang begitu menumpuk, sangat mudah baginya untuk mengabaikan
kehidupan rohaninya. Itu sebabnya, ia harus selalu bekerja keras bagi
Pokok Anggur yang benar, sehingga apabila ada carang-carang yang rusak
mesti dikerat atau dipangkas, agar pohon anggur itu tetap bersih,
terpelihara, dan menghasilkan buah yang lebat. Sebaliknya, apabila
pohon anggur itu tidak diurus dengan baik, maka beragam doa yang
dinaikkan kepada Allah dan pembacaan Alkitab, serta belajar firman
Allah, hanyalah merupakan rutinitas belaka. Akibatnya, si pekerja
lintas budaya itu pun gugur dimakan `virus` kekeringan rohani.

Penulis kitab Ibrani berkata, "Janganlah kita terus-menerus meletakkan
pengajaran dasar, seperti memberikan susu kepada balita, tetapi
baiklah kita memberikan makanan keras agar ia bisa bertumbuh ke
tingkat kedewasaan yang penuh" (Ibrani 5:12-6:3). Meski pekerja Anda
itu tidak mendengarkan siaran di stasiun radio Kristen, pelayanan
firman Allah di stasiun TV, serta selusin seri pelajaran Alkitab untuk
bisa dipilih setiap minggunya, ia tidak perlu merasa malu. Yang
penting adalah bahwa pekerja Anda harus setia mempelajari Alkitab
sebagai sumber kebenaran itu. (2 Timotius 2:15) Ia harus senantiasa
"memberi makan" kehidupan rohaninya. Anda mungkin dapat membantunya
dengan mengiriminya rekaman-rekaman kaset tentang pelajaran Alkitab
atau barangkali Anda bisa belajar bersama-sama dengan dia melalui
surat-menyurat membahas kitab demi kitab dalam studi Alkitab.

Sebuah keluarga utusan Injil di Peru, dikirimi oleh gereja mereka
rekaman studi Alkitab melalui kaset. Mereka segera mendengar
kaset-kaset itu dalam kelompok studi Alkitab bersama anggota-anggota
pelayanan yang lain. Ketika mereka mulai mendengarkan beberapa bait
lagu-lagu rohani lewat kaset-kaset itu, timbul kerinduan mereka akan
musik-musik Kristen. Puji Tuhan! Kerinduan itu segera terpenuhi ketika
sebuah stasiun radio amatir mengumandangkan pujian rohani Kristen.
Bahkan, dari stasiun ini mereka dapat meminta beberapa kaset musik
Kristen lainnya.

3. Mendorong Pertumbuhan Rohani Ketika Mereka Pulang ke Rumah

Utusan Injil Anda mungkin akan pulang untuk waktu yang singkat,
sebelum kembali lagi ke ladang misi. Cobalah cek temperatur kehidupan
rohaninya. Banyak yang dihujani dengan sejumlah ide-ide, perbedaan
nilai dan kepercayaan. Apakah ia masih berpegang teguh pada Batu
Karang? Adakah perubahan dalam cara berpikirnya? Kemungkinan, dia
membutuhkan peneguhan dalam imannya. Lebih serius lagi, ia barangkali
perlu menyatakan kembali dasar-dasar iman Kristennya. Beberapa pokok
atau doktrin yang agak miring, bisa saja datang dari tim yang
bergabung dengannya, yang berasal dari organisasi lain.

Jika pekerja Anda telah pulang ke rumahnya untuk menangani suatu
pelayanan baru di tempat asalnya, Anda tidak boleh beranggapan bahwa
kehidupan rohaninya akan berjalan terus. Di rumahnya, ia mungkin
dihujani oleh ilah-ilah materialisme dan kenikmatan hidup. Hal ini
dapat membawa efek negatif pada pengajarannya. Usahakan agar ia masih
tetap membagikan apa yang "pertama-tama ia terima dari Tuhan" dan
tetap mengobarkan kasih mula-mula (1 Korintus 15:3).

Ada keluarga tertentu menjalani petualangan misi selama dua tahun di
Asia Timur Jauh. Mereka kembali ke Amerika Serikat guna memulai lagi
pelayanan kurang lebih 15 tahun kemudian. Atas bimbingan pemimpin
gereja mereka, mereka kemudian menyadari adanya serangan rohani yang
begitu hebat yang dilancarkan kepada seluruh keluarga mereka di ladang
misi. Karena itu, mereka lalu bekerja menghancurkan kuasa-kuasa
kegelapan, mematahkan kebiasaan-kebiasaan yang merusak, dan mulai
hidup dalam kemenangan dan kebebasan yang tersedia dalam Kristus.
Dukungan dan doa terus menerus yang tulus dari anggota gereja ketika
pertama kali kembali ke rumah mereka, semuanya itu merupakan cara
terbaik untuk mengatasi berbagai persoalan yang datang menyerang
mereka.

Diambil dari:
Judul buku: Melayani sebagai Pengutus
Judul buku asli: Serving as Senders
Judul artikel: Dukungan Logistik
Penulis: Neal Pirolo
Penerjemah: Tim Om Indonesia
Penerbit: Yayasan OM Indonesia, Jakarta
Halaman: 43 -- 49

                DOA BAGI MISI DUNIA: GHANA, CHINA

GHANA (Dirangkum oleh: Samuel) -- HCJB Global and Theovision
International berhasil mendirikan stasiun Radio di Saboba, Ghana bulan
lalu. Siaran radio ini meliputi kota Saboba dengan populasi penduduk
sekitar 120.000 orang, termasuk daerah sekitarnya. Dengan demikian,
diperkirakan terdapat sekitar 800.000 orang yang dapat mendengarkan
siaran radio Kristen ini. Nama radio ini adalah Radio "Gaakii" (dalam
bahasa Konkomba yang artinya "Iman") merupakan radio FM ketiga yang
diluncur oleh Theovision. Diharapkan radio ini akan beroperasi 24 jam
pada bulan depan. Menurut pimpinan HCJB Global, WP, radio FM ini
adalah radio yang sangat populer di Afrika. Radio ini menyediakan
informasi seputar kesehatan, keluarga, peristiwa-peristiwa terkini,
dan masih banyak lagi, dan yang terpenting adalah Kabar Baik tentang
Kristus dapat disebarkan.

Sumber: http://mnnonline.org/article/15211

Pokok Doa:

1. Doakan agar melalui siaran radio yang didirikan oleh HCJB Global
dan Theovision International banyak jiwa di Ghana mendengar berita
Injil Tuhan Yesus Kristus.

2. Doakan juga agar staf stasiun radio Kristen ini diperlengkapi
dengan visi dan Misi yang jelas sehingga pelayanan mereka semakin luas
menyebar ke negara-negara tetangga.

CHINA (Dirangkum oleh: Samuel) -- Biblica melansir telah menerbitkan
The Chinese Contemporary Bible (CCB) untuk menolong orang-orang
percaya di China. Alkitab CCB ini juga telah tersedia pada jaringan
Biblica.com, BiblegGateway.com, dan YouVersion.com. Dengan populasi
pengguna layanan online terbesar 29% (sekitar 384 juta orang) China
telah menjadi kelompok masyarakat pengguna terbesar di dunia.
Meningkatnya kebutuhan akan sumber-sumber bacaan Kristen dipicu oleh
semakin meningkatnya populasi orang Kristen di China. Kebutuhan ini
telah diresponi oleh Biblica dengan menyediakan Alkitab modern yang
mudah dibaca dengan mencetak 50 ribu salinan CCB. Pada musim semi
tahun 2011, Alkitab Audio versi CCB juga akan tersedia. Kiranya
alat-alat yang disediakan Biblica ini dapat memperlengkapi
orang-orang percaya, khususnya pemuda dan anak-anak di China supaya
mereka memiliki fondasi yang kuat dan berakar pada firman Allah.

Sumber: http://mnnonline.org/article/15200

Pokok Doa:

1. Doakan agar Biblica terus dipakai oleh Tuhan untuk melayani orang-
orang Kristen di China, khususnya dalam penyediaan bahan-bahan
kekristenan yang bermutu.

2. Doakan rencana pembuatan Alkitab Audio The Chinese Contemporary
Bible (CCB) yang sedang dikerjakan agar bisa cepat selesai dan dapat
disebarkan seluas mungkin.

         DOA BAGI INDONESIA: CUACA EKSTREM DI INDONESIA

Perubahan cuaca ekstrem, secara khusus telah berdampak pada kehidupan
nelayan di Tanah Air. Ratusan ribu nelayan tidak bisa melaut dan
puluhan nelayan hilang terseret ombak. Berdasarkan data Kiara, pada
Januari 2010 sampai September 2010 tercatat ada 68 nelayan meninggal
di laut, sebagian besar disebabkan oleh karena cuaca ekstrem.
Pemerintah mengklaim bahwa jumlah nelayan yang tidak bisa melaut ada
473.983 orang di 41 kabupaten/kota di 20 provinsi. Mari kita berdoa
untuk keadaan yang kurang menguntungkan nelayan ini.

Sumber: Kompas, Jumat, 28 Januari 2011, Halaman 19

Pokok Doa:

1. Berdoa untuk para nelayan di Indonesia, yang tidak bisa melaut
karena cuaca ektrem yang terjadi belakangan ini, agar Tuhan memberi
kesabaran dan kekuatan.

2. Doakan agar Tuhan memampukan setiap nelayan untuk mencari pekerjaan
sampingan, guna mencukupi keperluan hidup sehari-hari.

3. Doakan agar Tuhan menjaga hati setiap nelayan, sehingga tidak
melakukan tindakan kriminal dalam mencukupi kebutuhan hidup
sehari-hari.

4. Doakan juga untuk para keluarga nelayan yang kehilangan anggota
keluarga mereka karena terseret ombak atau kecelakaan di laut, agar
Tuhan memberi penghiburan dan kekuatan.

5. Berdoa juga untuk pemerintah agar Tuhan memberi hikmat sehingga
dapat dengan cepat mencari jalan keluar bagi kesulitan para nelayan
dalam mencukupi kehidupan sehari-hari.

     "THE CHURCH ROOTED BY GOD CAN NEVER BE UPROOTED BY MAN"

Kontak: < jemmi(at)sabda.org >
Redaksi: Novita Yuniarti, Yulia Oeniyati, dan Samuel Njurumbatu
(c) 2011 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/misi >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org