Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2011/39

e-JEMMi edisi No. 39 Vol. 14/2011 (4-10-2011)

Pentingnya Doa dalam Misi

______________________________  e-JEMMi  _____________________________
                   (Jurnal Elektronik Mingguan Misi)
______________________________________________________________________

SEKILAS ISI
ARTIKEL MISI: DOA: SENJATA STRATEGIS MENCAPAI
              SUKU-SUKU YANG BELUM TERJANGKAU 1
DOA BAGI MISI DUNIA: ALJAZAIR, SYRIA DAN MESIR
DOA BAGI INDONESIA: KEJAHATAN JALANAN KEMBALI MARAK

Shalom,

Pada bulan November yang akan datang, kita akan menyambut hari
"International Day of Prayer" (IDOP). Untuk itu, e-JEMMi edisi 39 dan
40 akan menyajikan artikel yang mengulas pentingnya doa dalam
pelayanan misi, terutama untuk Allah membuka pintu kepada suku-suku
yang belum terjangkau. Harapan kami, artikel ini akan menambah wawasan
Anda untuk semakin terbeban melayani suku-suku yang belum terjangkau.
Selamat membaca.

Pemimpin Redaksi e-JEMMi,
Novita Yuniarti
< novita(at)in-christ.net >
< http://misi.sabda.org/ >

               ARTIKEL MISI: DOA: SENJATA STRATEGIS
             MENCAPAI SUKU-SUKU YANG BELUM TERJANGKAU 1
                Diringkas oleh: Novita Yuniarti

Allah Menginginkan dan Mendorong Doa Syafaat Bagi Pelaksanaan Maksud
Penyelamatan-Nya untuk Manusia di Bumi

Yesus mengajarkan kita berdoa, "Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di
sorga." Abraham bersyafaat bagi Lot di Sodom, Musa berdoa agar Allah
mengalihkan murka-Nya terhadap Israel, Daniel berdoa bagi pengembalian
bangsa Israel dari Babel. Mengapa Allah menginginkan dan memerlukan
doa syafaat umat-Nya? Pada mulanya Allah memberi manusia wewenang
untuk memerintah bumi, sedangkan wewenang untuk memerintah yang
dimiliki Setan, dicapai melalui pemberontakan melawan Sang Pencipta,
merupakan wewenang untuk memerintah yang palsu, yang tidak sah, dan
yang direbut. Melalui kebangkitan-Nya, kita dapat mendayagunakan hak
yang diberikan Allah kepada kita -- doa syafaat, agar kehendak-Nya
terlaksana dan kerajaan-Nya datang di bumi. Berdoa dalam kuasa Roh
Kudus menerobos wewenang musuh, meratakan jalan bagi Dia untuk
menyelamatkan semua orang, dan ikut ambil bagian dalam pelaksanaan
maksud penebusan-Nya.

Awal tahun 1998, Allah menuntun Dick Eastman membentuk satu tim doa
syafaat di setiap bagian Eropa Timur. Tugas mereka ialah "menghadapi
benteng-benteng Komunisme". Mereka "berjalan sambil berdoa" di seputar
bangunan Politbiro di Bukarest. Dua tahun kemudian, Ceaucescu, yang
sebelumnya dengan bangga mengatakan rezimnya akan bertahan seribu
tahun lagi, akhirnya runtuh. Di Berlin, pada tengah malam, Allah
menuntun Dick dan seorang teman Jermannya berdoa untuk tembok Berlin.
Mereka berdua meletakkan tangan di tembok lalu berdoa, "Dalam nama
Yesus, runtuhlah!" Dalam peristiwa-peristiwa dramatis tahun lalu di
Eropa Timur, Allah telah menggunakan doa umat-Nya untuk menggoncangkan
bangsa-bangsa. Dia juga dapat berbuat hal yang sama untuk dunia yang
belum terjangkau. Ia sedang mencari mereka yang akan berdiri di
hadapan-Nya untuk 2000 kelompok suku-suku yang belum terjangkau, 1000
kota, dan 30 negara yang belum terinjili (Yehezkiel 22:30).

Kewenangan dalam Alam Rohani Diraih Melalui Doa

Ingatlah doa syafaat yang disampaikan Musa ketika ia mengangkat
tangannya di hadapan Allah, sementara Yosua dan tentara Israel
berperang melawan orang Amalek. Setiap kali tangan Musa menjadi lelah
dan tertatih-tatih, tentara Israel dipukul mundur. Tetapi, sewaktu ia
menopang pendiriannya dalam doa dan dengan tangan yang terangkat,
orang-orang Israel mengalami kemenangan. Dalam sejarah Israel, Raja
Yosafat mengandalkan doa, puasa, pujian, dan penyembahan -- sebagai
senjata untuk melawan musuh-musuh yang menyerang Israel. Kemenangan
dalam alam rohani merupakan hal yang penting sekali. Kemenangan
tersebut harus diperoleh dengan menggunakan senjata-senjata rohani.
Dua babak dalam sejarah Alkitab ini secara gamblang menggambarkan doa
syafaat sebagai faktor pembawa kemenangan.

Doa Menopang dan Memperluas Jangkauan Pengutusan

Doa dicatat lebih dari 30 kali dalam kitab Kisah Para Rasul. Bagi para
rasul, waktu yang diperpanjang dalam doa dan menanti-nantikan Tuhan
bersama-sama, sangatlah penting dalam pelayanan mereka kepada
orang-orang yang belum terjangkau. Sebelum pencurahan Roh Kudus pada
waktu Pentakosta dan khotbah Petrus yang membawa 3000 orang bertobat,
Alkitab mencatat, "semua bertekun dengan sehati dalam doa
bersama-sama" (Kisah Para Rasul 1:14). Ketika para rasul dan para
petobat baru berkumpul untuk berdoa, terjadilah mukjizat dan
tanda-tanda; kota itu dipenuhi dengan ketakjuban, serta Tuhan
menambahkan jumlah orang yang diselamatkan ke dalam jemaat setiap hari
(Kisah Para Rasul 2:42-44). Sesudah mereka berdoa, tempat pertemuan
mereka digoncangkan dan semua orang dipenuhi Roh Kudus, lalu
membicarakan firman Allah dengan berani (Kisah Para Rasul 4:31).

Para rasul menetapkan prioritas mereka dalam pelayanan misi dengan doa
dan pelayanan Firman (Kisah Para Rasul 6:4). Hasilnya, "Firman Allah
makin tersebar, dan jumlah murid di Yerusalem makin bertambah banyak;
juga sejumlah besar imam menyerahkan diri dan percaya." (Kisah Para
Rasul 6:7) Doa Petrus menghasilkan mukjizat dan tanda-tanda seperti
kebangkitan Tabita (Kisah Para Rasul 9:40). Doa juga membuka mata
Petrus untuk memberitakan Injil kepada orang-orang bukan Yahudi, yang
membuatnya rela pergi memberitakan Injil pada Kornelius (Kisah Para
Rasul 10). Doa dan puasa yang dilakukan oleh lima pemimpin jemaat
Antiokia, telah menuntun pada pemilihan Paulus dan Barnabas untuk
menjangkau orang-orang bukan Yahudi (Kisah Para Rasul 13:1-3). Melalui
doalah Paulus tidak diizinkan oleh Roh Yesus untuk memasuki Bitinia,
tapi diarahkan ke Makedonia (Kisah Para Rasul 16:7-10). Melalui doa
dan pujian pada Allah yang dilakukan oleh Paulus dan Silas yang
terpenjara, berdirilah jemaat di Filipi (Kisah Para Rasul 16:25-26).

Kebangunan rohani yang terjadi di benua Eropa bermula dari Pietisme --
suatu gerakan doa yang sungguh-sungguh. Dari pengaruhnya timbullah
Danish Halle Mission yang melayani di India dan gerakan orang-orang
Moravia di bawah Count Zinzendorf. Salah seorang yang menulis tentang
orang-orang Moravia mengatakan, "gerakan doa syafaat dari orang-orang
Moravia di Herrnhut pada tahun 1727, menghasilkan penginjil-penginjil
hebat selama dua abad terakhir." Pertemuan doa yang dimulai
orang-orang Moravia pada tahun 1727 berjalan terus selama 100 tahun!
Secara berantai, mereka menyampaikan doa yang tak putus-putusnya bagi
jemaat dan kebutuhan semua jemaat di dunia. Upaya doa ini mengobarkan
hasrat mereka untuk memberitakan Kristus kepada orang-orang yang belum
terjangkau. Dari desa kecil inilah, lebih dari 100 utusan Injil telah
diutus dalam 25 tahun.

Beberapa dasawarsa kemudian, William Carey -- tukang sepatu yang
rendah hati, menyokong pemberitaan Injil yang dilakukannya secara
paruh waktu, dengan menggambar sebuah peta dunia, lalu memasukkan
semua informasi yang didapatkannya tentang wilayah-wilayah dan
negara-negara ke dalam peta tersebut. Sewaktu ia merenungkan
masalah-masalah dan kebutuhan-kebutuhan yang menggemparkan dunia, ia
mengalihkan informasi yang diperoleh menjadi doa syafaat yang
disampaikan dengan sepenuh hati. Penulis riwayat hidupnya menyatakan,
"Sering dalam keheningan malam -- lewat cahaya lampu yang tidak
terang, ia akan meneliti peta tersebut, lalu berlutut di hadapan-Nya
dan berdoa sambil mencurahkan jiwanya pada Allah". Pada tahun 1806,
beberapa mahasiswa dari William`s College meluangkan waktu mereka
untuk berdoa bagi dunia. Dari doa merekalah gerakan misi bangsa
Amerika lahir.

Robert Glover merangkum peranan doa dalam sejarah misi sebagai
berikut, "Dari Pentakosta dan Rasul Paulus hingga masa kini, setiap
terobosan baru dalam dunia misi merupakan hasil dari doa dan iman.
Setiap upaya penginjilan yang dilakukan oleh anak-anak-Nya merupakan
benih yang ditanamkan roh ilahi".

Kebangunan Rohani yang Dimulai Melalui Doa, Memberi Dampak Besar Bagi
Pencapaian Suku-Suku yang Belum Terjangkau

Semua kebangunan rohani berakar dalam doa. Jonathan Goforth, utusan
Injil yang mengadakan kebangunan rohani di Timur Jauh pada permulaan
abad ini, memaparkan kebangunan-kebangunan rohani yang berlangsung di
Korea dan Tiongkok tidak hanya menyegarkan jemaat, tapi membawa
puluhan ribu orang dari suku-suku yang belum terjangkau kepada
Kristus. Semua itu bermula dengan kelompok kecil orang-orang percaya,
yang memutuskan untuk berdoa bersama-sama secara teratur bagi
pencurahan Roh pada mereka, dan pada orang-orang yang belum bertobat.

"Sewaktu berkunjung ke Inggris, saya menemui seorang yang saleh. Kami
berbicara tentang kebangunan rohani di Tiongkok, dan ia memberi saya
tanggal-tanggal tertentu ketika Allah secara khusus mendorongnya untuk
berdoa. Saya sangat terkejut, karena pada tanggal-tanggal inilah Allah
sedang mengerjakan karya yang luar biasa di Mancuria dan Tiongkok.
Saya percaya, harinya akan tiba di mana seluruh sejarah tentang
kebangunan rohani akan disingkapkan, dan mereka yang mengkhususkan
diri dalam doa adalah orang yang berperan utama dalam mewujudkan
kebangunan rohani tersebut.

Di Hawai, kebangunan rohani yang dikenal sebagai "Kebangunan Agung"
(1837-1843), bermula dalam hati para utusan Injil yang digerakkan
untuk berdoa. Pada pertemuan tahunan mereka di tahun 1835 dan tahun
1836, mereka digerakkan untuk berdoa dan dikesankan begitu dalam
dengan kebutuhan akan pencurahan Roh Kudus, sehingga mereka memohon
kepada jemaat-jemaat yang mengutus mereka untuk bersatu dengan mereka
di dalam doa. Pada tahun 1837 terjadi kebangunan rohani di Hawai,
sehingga para utusan Injil harus bekerja siang dan malam untuk
menampung banyak orang yang gelisah mencari jaminan keselamatan. Dalam
sehari, lebih dari 1700 petobat dibaptis dan dalam enam tahun 27.000
orang ditambahkan ke dalam jemaat.

J. Edwin Orr -- sejarawan kebangunan rohani, menyimpulkan bahwa
kebangunan rohani terjadi karena adanya peningkatan pertemuan-
pertemuan doa yang tersebar di seluruh dunia. Ia mengamati bahwa
kebangunan-kebangunan rohani pada abad ke-19, menyadarkan semua
lembaga misi yang ada, memampukan mereka untuk memasuki ladang-ladang
yang lain, serta membawa orang-orang yang belum percaya kepada
Kristus. Mengenai kebangunan rohani yang terjadi pada abad ke-19, ia
menulis, "Pada peralihan abad, kebangunan-kebangunan rohani
mengirimkan utusan-utusan Injil perintis ke Laut Selatan, Amerika
Latin, Afrika Hitam, India, dan Tiongkok. Di sana bermunculanlah
lembaga-lembaga misi denominasi seperti Baptist Missionary Society,
American Board, dan lembaga-lembaga misi lainnya di Eropa. Gelombang
kedua dari kebangunan rohani menggerakkan lembaga-lembaga misi dan
para utusan Injil yang berasal dari luar negeri, seperti William Carey
untuk menginjili India. Kemudian Robert Morrison membuka jalan bagi
para utusan Injil untuk bermukim di perkampungan sekitar pelabuhan-
pelabuhan di Tiongkok. Para utusan Injil mendesak ke utara dari
Tanjung Pengharapan sewaktu David Livingstone menyelidiki daerah
pedalaman Afrika".

David Bryant setuju dengan pengkajian yang dilakukan Orr. Ia mengamati
strategi utama Allah adalah membawa umat-Nya bersama-sama dalam doa,
agar mereka bersatu mencari Dia. Kapan saja Allah siap melakukan hal
baru dengan umat-Nya, Ia selalu mendorong mereka berdoa. Bryant juga
menemukan suatu pola dalam gerakan-gerakan perluasan Injil selama
lebih dari 300 tahun:

1. Dimulainya persekutuan-persekutuan doa.
2. Munculnya pembaruan visi tentang Kristus dan gereja-Nya.
3. Jemaat dipulihkan dalam kesatuan dan tekadnya untuk menaati
   ketuhanan Kristus.
4. Terjadinya pembaruan dalam pelayanan-pelayanan yang ada, sehingga
   terjadi pencapaian terhadap orang-orang yang belum terjangkau.
5. Hal ini menuntun pada perluasan Injil di antara mereka yang belum
   tersentuh.

Doa Syafaat Memungkinkan Anak-Anak Allah Memiliki Pusaka Mereka --
Suku-Suku Bangsa di Bumi

Mazmur 2:8 menjelaskan kepada kita perlunya berdoa bagi terbukanya
pintu untuk menjadikan bangsa-bangsa milik Allah, atau khususnya suku-
suku yang belum terjangkau menjadi milik pusaka kita. Satu-satunya hal
yang dapat kita bawa ke dalam kekekalan sebagai warisan kita adalah
orang lain. Sukacita dan mahkota kita sama seperti yang dialami
Paulus, berupa orang-orang lain yang datang kepada Kristus melalui
pelayanan kita.

Dalam sejarah misi, penuaian di dalam jemaat Kristus dihubungkan
dengan doa yang kuat dan gigih. John Hyde, yang melayani di India
Utara dikenal sebagai "rasul doa", karena Allah menambahkan pekerja
nasional sebagai jawaban atas doa-doanya. Ia membuat sebuah
kesepakatan dengan Allah, untuk berdoa setiap hari bagi satu orang
agar menerima Kristus. Di tahun pertama, sekitar 400 orang menerima
Kristus. Tahun berikutnya, dia memutuskan untuk memercayai Allah agar
dua orang sehari percaya kepada Kristus. Hasilnya 800 orang datang
kepada Kristus pada tahun tersebut.

Seorang utusan Injil wanita yang dipengaruhi oleh kehidupan doa Hyde,
memutuskan untuk membaktikan jam-jam terbaik dari waktunya untuk doa,
dengan menjadikan doa sebagai hal primer bukan sekunder seperti
sebelumnya. Allah berkata kepadanya, "Berserulah kepada-Ku, maka Aku
akan menjawab engkau dan akan memberitahu kepadamu hal-hal yang besar
dan yang tidak terpahami. Engkau belum berseru kepada-Ku, karena itu
engkau tidak melihat hal-hal yang besar dalam hidupmu." Sewaktu ia
mulai memprioritaskan doa dalam pelayanannya, perubahan luar biasa
terjadi -- 15 orang dibaptis dan 125 orang dewasa datang pada Kristus,
dan Tuhan menambahkan jumlah mereka yang belum percaya untuk menerima-
Nya.

Di India, doa menjadi kunci penuaian di antara orang-orang yang belum
terjangkau. Para utusan Injil yang melayani di antara suku Telugu,
menjadi kecewa sampai hampir meninggalkan pelayanan mereka karena
kurangnya tanggapan. Akan tetapi pada malam terakhir di tahun 1853,
seluruh pasangan utusan Injil dan tiga orang India yang membantu
pelayanan mereka, berdoa semalam suntuk bagi suku Telugu di sebuah
bukit yang memandang ke bawah kota Ongole. Dalam waktu enam minggu,
8000 orang suku Telugu menyerahkan hidup mereka kepada Kristus. Dalam
sehari, lebih dari 2200 orang dibaptis dan jemaat itu menjadi yang
terbesar di dunia! Pada tahun 1902, dua orang utusan Injil wanita
dengan Khassia Hills Mission, digerakkan untuk berdoa dan orang-orang
Kristen Khassia juga mulai berdoa bagi sesama mereka yang belum
bertobat. Dalam beberapa bulan, lebih dari 8000 orang bertobat.

Wesley Duewel dari OMS Internasional, yang dikenal sebagai seorang
guru doa mengatakan, 25 tahun pertama dari pelayanan misi mereka di
India sangatlah lambat. Hanya ada satu sidang jemaat setiap tahun yang
didirikan. Akhirnya, mereka memutuskan untuk merekrut 1000 orang di
negeri yang mengutus mereka, untuk berdoa selama 15 menit setiap hari
bagi pelayanan mereka. Beberapa tahun kemudian, Tuhan menjawab doa
mereka. Dari 25 sidang jemaat dengan 2000 orang percaya, menjadi 550
sidang jemaat dengan 73.000 orang percaya. Salah seorang bangsa India,
rekan sekerja Duewel berkata, "Kita semua telah melihat hasil yang
melampaui setiap hal yang dapat kita bayangkan!" Jonathan Goforth,
dalam tulisannya tentang kebangunan rohani Korea pada tahun 1907
mengatakan, "Kebangunan rohani terjadi berkat ketekunan dalam doa yang
penuh keyakinan, yang menyebabkan 50.000 orang Korea menerima
Kristus." Seorang utusan Injil berkata "Tuhan dapat melakukan banyak
hal dengan doa yang sedikit, apalagi jika kita berdoa sebagaimana
mestinya."

Disampaikan pada: International Society for Frontier Missiology, 13-15
September 1990

Diringkas dari:
Judul buku: Doa: Senjata Strategis dalam Mencapai Suku-suku
            yang belum Terjangkau
Judul artikel: Doa: Senjata Strategis dalam Mencapai Suku-suku
            yang belum Terjangkau
Penulis: John Robb
Halaman: 5 -- 12

           DOA BAGI MISI DUNIA: ALJAZAIR, SYRIA DAN MESIR

ALJAZAIR -- Seorang penganut Kristen yang bernama SK, divonis penjara
selama lima tahun setelah membagikan imannya, dan memberi sebuah CD
Kristen kepada seorang tetangganya yang beragama lain -- vonis itu
lebih berat tiga tahun dari tuntutan jaksa. Tekanan yang meningkat
terhadap orang-orang percaya juga tampak sangat jelas pada bulan Mei
ketika Kepala Asosiasi Gereja Protestan Aljazair (EPA), menerima surat
pemberitahuan dari Komisaris Besar Polisi -- yang kemudian diralat,
oleh seorang pejabat pengadilan senior -- yang menyatakan keputusan
untuk menutup semua bangunan ibadah umat Kristen yang tidak dirancang
untuk kegiatan keagamaan. Kebanyakan gedung gereja bukanlah gedung
yang dirancang khusus untuk kegiatan ibadah, karena sudah terbukti
bahwa sangat mustahil untuk mendapatkan izin dari pihak yang
berwenang. Di Aljazair terdapat sekitar 60.000 orang Kristen yang
kebanyakan dari mereka merupakan orang-orang yang berasal dari agama
lain. (t/Yudo)

Diterjemahkan dari:
Judul Buletin: Body Life Vol. 29, No. 7 July 2011
Nama Kolom: World Christian Report
Judul asli artikel: Algeria: Pressure Intensifies on Church
Penerbit: 120 Fellowship Adult Class at Lake Avenue Church, Pasadena
Halaman: 1

Pokok Doa:

* Doakan SK agar ia diberi kekuatan oleh Allah untuk tetap
mempertahankan imannya, dan tetap menjadi saksi bagi Kristus sekalipun
di dalam penjara.

* Doakan pemerintah Aljazair, agar mereka tidak mempersulit pengadaan
izin pembangunan gereja, sehingga orang-orang percaya dapat memiliki
tempat beribadah kepada Tuhan.

SYRIA DAN MESIR -- Menurut beberapa sumber, kelompok teroris Hamas
telah memindahkan markas mereka dari Syria ke Mesir. Perdana Menteri
Israel, Binyamin Netanyahu mengatakan bahwa Persaudaraan Radikal, yang
memiliki hubungan yang dekat dengan Hamas juga semakin kuat di Mesir.
Syria telah menjadi medan pertumpahan darah dahsyat, yang disebabkan
oleh diberlakukannya perlakuan keras terhadap kekerasan dan kerusuhan
yang dilakukan oleh golongan anti pemerintah. Meskipun perpindahan
Hamas ini dapat membuat ketidakstabilan yang lebih jauh lagi di Timur
Tengah, namun hal itu dapat menjadi kabar baik bagi orang-orang
percaya di Syria, yang menghadapi penganiayaan yang lebih hebat dari
yang mereka alami selama berpuluh-puluh tahun. TD dari E3 Partners
mengatakan, "Beberapa orang berasumsi bahwa (penganiayaan) hanya
dilakukan oleh pemerintah, akan tetapi penganiayaan ternyata juga
diakibatkan oleh kelompok teroris yang ada di negara itu. Jadi, jika
salah satu dari penganiaya itu pergi, maka akan membuat keadaan
menjadi sedikit lebih baik bagi umat Kristen. (t/Yudo)

Diterjemahkan dari:
Judul Buletin: Body Life Vol. 29, No. 6 June 2011
Nama Kolom: World Christian Report
Judul asli artikel: Syria and Egypt: Good News and Bad News
Penerbit: 120 Fellowship Adult Class at Lake Avenue Church, Pasadena
Halaman: 1,4

Pokok Doa:

* Doakan agar Tuhan melindungi umat-Nya di Syria dan Mesir, dan
memberi mereka kekuatan dalam menghadapi penganiayaan, baik dari
pemerintah maupun dari kelompok-kelompok radikal.

* Doakan para penganiaya di Syria dan Mesir, baik pemerintah maupun
Hamas, agar Tuhan berkenan menunjukkan belas kasihan terhadap mereka,
sehingga mereka dapat mengenal Tuhan Yesus Kristus.

          DOA BAGI INDONESIA: KEJAHATAN JALANAN KEMBALI MARAK

Pasca-Lebaran, kejahatan jalanan kembali marak. Perampokan, pencurian,
dan perampasan terjadi dengan menggunakan senjata. Bahkan pada
beberapa kasus, pelaku kejahatan nekat melukai korbannya.

Sumber: Kompas, 30 September 2011, Halaman 26

Pokok doa:

1. Doakan agar Tuhan menggerakkan orang-orang percaya untuk ikut ambil
bagian dalam menjaga keamanan atas aksi kejahatan yang terjadi di
masyarakat pada pasca-Lebaran.

2. Doakan juga agar anak-anak-Nya dapat bersikap waspada dan bijaksana
agar tidak mengundang pihak lain melakukan aksi-aksi/hal-hal yang
dapat membahayakan dan merugikan diri sendiri dan orang lain.

3. Doakan para aparat keamanan, agar Tuhan melindungi, memberi
kekuatan, dan kesehatan dalam bertugas, sehingga mereka bisa melakukan
tugasnya dengan baik.

"REMEMBERING WHO YOU ARE IN CHRIST WILL AFFECT WHAT YOU ARE"

Kontak: < jemmi(at)sabda.org >
Redaksi: Novita Yuniarti, Yulia Oeniyati
(c) 2011 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/misi >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org