Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2011/36

e-JEMMi edisi No. 36 Vol. 14/2011 (13-9-2011)

Mengutus Mahasiswa Bagi Kristus

______________________________  e-JEMMi  _____________________________
                   (Jurnal Elektronik Mingguan Misi)
______________________________________________________________________

SEKILAS ISI
ARTIKEL MISI: MENGUTUS MAHASISWA BAGI KRISTUS
DOA BAGI MISI DUNIA: ALJAZAIR, MESIR
DOA BAGI INDONESIA: INDONESIAN CROSS CULTURAL CONFERENCE VII (ICCC)

Shalom,

Dalam edisi sebelumnya (edisi 35), telah dibahas mengapa kita harus
membawa dan menolong mahasiswa datang kepada Kristus. Tahap
selanjutnya adalah kita harus memperlengkapi dan memotivasi mereka
untuk mau menjadi duta-duta Allah, baik di kampus mereka sendiri,
maupun lintas kampus, bahkan diharapkan ketika mereka sudah terjun di
dunia kerja sekalipun, mereka tetap memiliki semangat untuk membawa
teman-teman kerjanya untuk mengenal Kristus. Bagaimana hal ini
dilakukan? Untuk mengetahui jawabannya, kami mengajak Anda untuk
menyimak sajian yang telah kami persiapkan. Tuhan Yesus memberkati.

Pimpinan Redaksi e-JEMMi,
Novita Yuniarti
< novita(at)in-christ.net >
< http://misi.sabda.org/ >

             ARTIKEL MISI: MENGUTUS MAHASISWA BAGI KRISTUS

Sifat dasar pelayanan penginjilan tidak lain adalah pemberitaan Kabar
Baik dari Allah. Tujuannya adalah agar manusia mendengar Injil dan
memberi tanggapan secara nyata, dengan cara menerima Yesus sebagai
Juru Selamat dan Tuhannya. Namun, harus dipahami bahwa penerimaan akan
Kristus bagi orang percaya, perlu dilanjutkan dengan kerelaan untuk
bersedia diutus bagi Kristus ke dalam dunia. Sebagaimana Kristus
datang ke dalam dunia bukan untuk dilayani tetapi untuk melayani.
Mahasiswa Kristen perlu menyadari panggilannya untuk menjadi utusan
Allah bagi dunia.

Pengertian Misi Allah

Landasan pemahaman tentang Misi telah dinyatakan Allah dalam
Firman-Nya. Ada beberapa pemahaman dasar yang perlu kita pahami.

1. Misi bersumber dari kepribadian Allah sendiri.

Alkitab menjelaskan bahwa Allah memiliki karakter dasar pada diri-Nya
yang tidak berubah yaitu berorientasi keluar (misi). Seperti dikatakan
Alkitab bahwa Allah dalam ketritunggalan-Nya adalah Roh (Yohanes
4:24), terang (1 Yohanes 1:5), dan kasih (1 Yohanes 4:8-16). Yesus
Kristus juga diutus ke dalam dunia untuk menebus manusia berdosa.
Demikian pula Roh Kudus hadir di dunia dalam kerangka pelaksanaan
tugas pengutusan. Dengan demikian, setiap orang yang telah
dipersekutukan dengan Allah, pada dirinya akan terdorong untuk menjadi
utusan Allah.

2. Alkitab menunjukkan bahwa tema kerajaan Allah, menjadi pusat
rencana Allah untuk menyelamatkan manusia berdosa melalui karya Yesus
Kristus.

Perjanjian Lama menekankan pada pengharapan bagi pemulihan umat-Nya
yang dinubuatkan para nabi sebagai datangnya Kerajaan Allah.
Kedatangan Kerajaan Allah dalam Perjanjian Baru digenapi oleh
datangnya sang Mesias. Sebagaimana proklamasi Yesus, "waktu-Nya telah
genap, Kerajaan Allah sudah dekat, bertobatlah dan percayalah kepada
Injil." (Markus 1:15) Jadi, kedatangan Yesus berarti pemulihan relasi
antara manusia dengan Allah. Beberapa teolog modern mendefinisikan
misi dengan pengertian yang bervariasi. John Stott mengatakan bahwa
"misi adalah Allah sendiri mengutus para nabi, Anak-Nya, dan Roh-Nya,
di mana Yesus menjadi pusat dari misi Allah." Secara praktis, gereja
memiliki tugas sebagai garam dan terang dunia. Stephen Neill
mengatakan bahwa misi adalah seseorang yang pergi untuk membawa orang
lain yang belum pernah mendengar Injil, ke dalam persekutuan dengan
Allah melalui Yesus Kristus. Umat Kristen menjadi alat untuk
Penginjilan. Sedangkan menurut Donald Mc Gravan, misi berarti segala
aktivitas yang memiliki tujuan utama adalah penginjilan dunia.

Mandat Ilahi Sebagai Landasan Mengemban Misi Allah

Setiap orang percaya mengemban mandat ilahi ganda dalam dirinya, di
satu pihak ia mengemban mandat ilahi pembangunan, yaitu mandat yang
diberikan Tuhan untuk menjadikan dunia sebagai tempat yang baik dan
tenteram untuk dihuni (Kejadian 1:28, 2:15). Di pihak lain, ia juga
mengemban mandat ilahi pembaruan, yaitu mandat dari Allah untuk
menyaksikan Injil Tuhan Yesus Kristus, yang telah ditetapkan sebagai
jalan satu-satunya bagi pengampunan dosa dan pembaruan jiwa manusia
(Matius 28:19-20). Kedua mandat ini sama penting dan tidak saling
meniadakan, sekalipun mandat budayawi itu temporal dan mandat
pembaruan itu bernilai kekal.

Pengertian Pengutusan Mahasiswa

Mahasiswa Kristen sebagai bagian integral dari gereja Tuhan perlu
menyadari panggilannya untuk mengemban Misi Allah. Ia adalah pengemban
mandat ilahi ganda: pembangunan dan pembaruan dalam dunia ini. Pada
masa menjadi mahasiswa, mereka adalah utusan Allah di kampusnya.
Namun, mereka dipersiapkan untuk menjadi utusan yang siap untuk diutus
ke dunia yang lebih luas, pada saat mereka menjadi alumnus. Mahasiswa
Kristen maupun alumnus Kristen sebagai utusan Allah, perlu memiliki
kualifikasi keilmuan dan keimanan yang memadai, sehingga mampu
mengemban mandat ilahi Allah.

1. Kualifikasi keilmuan.

Mahasiswa Kristen dan alumnus Kristen dipanggil Allah untuk menjadi
cendekiawan yang bisa menjawab kebutuhan pembangunan. Tanggung jawab
dalam studi dan profesi hendaknya menjiwai setiap mahasiswa dan
alumnus Kristen. Dengan kualifikasi keilmuan yang memadai, cendekiawan
Kristen akan semakin terbuka untuk menyuarakan "suara kenabian", baik
di kampus maupun dalam konteks kehidupan yang lebih luas
(Ipoleksosbud).

2. Kualifikasi keimanan.

Firman Allah jelas mengajarkan: "Takut akan Tuhan adalah awal
pengetahuan." (Amsal 1:7a) Cendekiawan Kristen yang dewasa dalam iman,
akan mampu memenuhi panggilan pengutusan bagi Kristus. Mereka tidak
mudah larut dalam tantangan moral dan sosial yang dihadapi di kampus
maupun di dunia luas. Kedewasaan rohani akan menempatkan para
cendekiawan Kristen untuk setia terhadap perannya sebagai utusan
Kristus di mana pun ia berada. Cendekiawan Kristen yang mumpuni dalam
iman dan ilmu, akan memenuhi kualifikasi menjadi seorang utusan
Kristus.

Semasa kuliah, mahasiswa Kristen diutus untuk membawa mahasiswa lain
kepada Yesus. Pendekatan ini sangat kontekstual dan efektif,
dibandingkan dengan pemberitaan Injil yang dilakukan oleh pihak lain.
Hal ini karena pihak lain memiliki keterbatasan-keterbatasan maupun
perbedaan konteks yang dihadapi. Dengan demikian, di luar fungsinya
sebagai lembaga ilmiah, nyata bahwa kampus merupakan ladang untuk
mewujudkan misi Allah. Pengutusan Mahasiswa Kristen untuk penginjilan
tidak berakhir di kampus. Mahasiswa Kristen yang kemudian menjadi
alumnus, harus tetap setia dengan perannya sebagai utusan Kristus
untuk memberitakan Injil di mana pun ia berada. Seorang alumnus
Kristen perlu tetap mendukung pelayanan pengutusan di kampus,
sekalipun dengan cara yang berbeda. Pelibatan ini bisa dilakukan
melalui pelayanan pendampingan, pelatihan, pendanaan, maupun
bentuk-bentuk pelayanan yang lain, dalam kerangka pengutusan
mahasiswa Kristen untuk memberitakan Injil di kampus. Di samping
seorang Alumnus Kristen mendukung pelayanan mahasiswa, jangkauan
pelayanan akan semakin luas dan berkembang, meliputi keluarga, gereja,
tempat kerja, maupun lingkup sosial budaya.

1. Keluarga

Keluarga Kristen merupakan inti dari strategi pengembangan gereja,
bahkan sering disebut sebagai gereja kecil. Mahasiswa dan alumnus
Kristen dipanggil untuk mempersiapkan diri dalam membangun keluarga-
keluarga Kristen yang misioner. Bertolak dari diri sendiri,
perwujudannya dimulai dari pemilihan teman hidup yang seiman bahkan
sepanggilan. Seiring dengan itu, pemberitaan Injil juga diarahkan
kepada anggota keluarga, sanak saudara, dan lainnya yang belum
menerima Yesus.

2. Gereja

Pelayanan pengutusan mahasiswa tidak lepas dari gereja, bahkan harus
menjadi motivator misi gereja. Mahasiswa dan alumnus Kristen
bertanggung jawab untuk mengembangkan misi di gerejanya. Kepemimpinan
mahasiswa yang terus dibina semasa di kampus, diharapkan menjadi bekal
pelayanan sebagai alumnus untuk kemajuan pelayanan misi gereja.

3. Pelayanan Profesi

Dampak pengutusan mahasiswa di kampus diharapkan juga membahana kelak
di sektor profesi, dalam status mereka sebagai alumnus Kristen.
Sebagaimana kampus efektif dilayani para mahasiswa sendiri, demikian
juga setiap sektor kerja efektif dijangkau oleh Injil melalui para
alumnus yang bekerja di sektor tersebut. Untuk mengefektifkan misi
lintas sektoral ini, peranan persekutuan alumnus Kristen perlu
dipertajam.

4. Pelayanan Lintas Budaya

Pengutusan mahasiswa semasa di kampus diharapkan juga memberi dampak
dalam menjangkau semua suku bangsa dan budaya dengan Injil. Dalam
skala kecil, misi ini dicapai dengan pelayanan Injil di kampus kepada
mahasiswa dari berbagai suku dan budaya yang ada. Jangkauan yang lebih
luas akan dicapai kelak sesudah mereka menjadi alumnus. Mereka telah
diperlengkapi untuk mengemban misi di lingkup sukunya sendiri, maupun
untuk menjangkau berbagai suku dan budaya lain sesuai penempatan
kerjanya, baik dalam lingkup nasional maupun internasional.

Tahap-tahap yang dilakukan untuk mempersiapkan utusan meliputi:

1. Observasi

Para mahasiswa Kristen di data dalam berbagai aspek, antara lain:
fakultas yang ditempuhnya, jenjang studinya (universitas, akademi,
atau institut), semesternya, daerah asal, latar belakang budaya daerah
asal, dan agama mayoritas di daerah asal. Data-data ini menjadi
masukan dalam melakukan rekrutmen, maupun dalam merumuskan pola dan
materi penyiapan seorang utusan yang berkualitas dan kontekstual.

2. Rekrutmen

Berdasar observasi dan data tersebut, kemudian memanggil mereka untuk
dipersiapkan menjadi utusan-utusan Kristus.

3. Pelatihan

Tahapan ini berwujud pelatihan-pelatihan yang meliputi aspek
kerohanian, pengetahuan teologi, dan bekal keterampilan pelayanan
sebagai utusan Kristus.

4. Mobilisasi

Para mahasiswa Kristen yang telah terlatih ini selanjutnya
dimobilisasikan untuk memulai pelayanan pengutusan di kampus. Lingkup
pelayanan pengutusan ini mencakup kampus di mana mahasiswa itu berada
maupun pelayanan lintas kampus. Perintisan persekutuan di kampus-
kampus perlu terus dikembangkan, sehingga penginjilan dari dan untuk
mahasiswa bisa dilakukan di semua kampus yang ada.

Diambil dari:
Judul buletin: Aletheia, Edisi 02, Tahun II
Judul artikel: Mengutus Mahasiswa Bagi Kristus
Penulis: Drs. Joko Supriyanto
Penerbit: Persekutuan Mahasiswa Kristen Surakarta
Halaman: 52 -- 58

                 DOA BAGI MISI DUNIA: ALJAZAIR, MESIR

ALJAZAIR -- Tujuh gereja di Aljazair menghadapi penyegelan minggu ini,
setelah gubernur provinsi mereka mengirimkan peringatan tertulis bahwa
mereka beroperasi secara "ilegal".

Surat peringatan yang diberikan pada hari Minggu (22 Mei 2011) dari
Kepala Polisi Ben Salma, mengutip dekrit 8 Mei yang dibuat oleh
gubernur provinsi Bejaia, yang juga menyatakan bahwa setiap gereja "di
seluruh wilayah Aljazair", akan ditutup karena kurang menyesuaikan
dengan regulasi pendaftaran. Para pemimpin Kristen menolak untuk
menerima ini, karena seorang pejabat provinsi tidak memiliki
kewenangan atas seluruh negara.

Salma menyatakan dalam surat peringatan itu bahwa, "Semua bangunan
yang sudah dirancang atau masih dalam proses perancangan untuk praktik
keagamaan selain agama Mayoritas, akan ditutup di seluruh wilayah
negara, begitu pula dengan bangunan yang tidak menerima persetujuan
dari Komisi Nasional."

Pada tanggal 22 Mei 2011, gubernur Bejaia mengirim pernyataan kepada
ketua Protestant Church of Algeria (EPA), dan menginformasikan bahwa
setiap gereja di provinsi tersebut adalah gereja-gereja ilegal sebab
mereka tidak terdaftar. Pendaftaran itu diatur oleh Peraturan 06-03
yang kontroversial, tetapi orang-orang Kristen melaporkan bahwa
pemerintah menolak untuk merespon atau mengabulkan permohonan
pendaftaran mereka. (t/Yudo)

Diterjemahkan dari:
Judul Buletin: Body Life Vol. 29, No. 6 June 2011
Nama Kolom: World Christian Report
Judul asli artikel: Algeria: Churches Ordered Closed
Penerbit: 120 Fellowship Adult Class at Lake Avenue Church, Pasadena
Halaman: 5

Pokok doa:

* Doakan untuk jemaat Tuhan di tujuh gereja di Aljazair yang
menghadapi penyegelan, agar tetap kuat di dalam Tuhan dan tidak
melakukan hal-hal yang dapat mengancam keberadaan umat percaya di
Aljazair.

* Berdoa agar Tuhan menjamah hati para pejabat pemerintahan di
Aljazair, sehingga mereka mengizinkan umat percaya untuk bisa memiliki
tempat ibadah yang resmi.

MESIR -- Rezim militer di Mesir berusaha mempermudah hubungan antar
agama, dengan memerintahkan membangun kembali sebuah gereja Mesir yang
sebelumnya dirusak oleh ekstremis Mayoritas.

Sekelompok tukang sudah dikirim dan bekerja untuk memulihkan keadaan
gereja St. Mary di Imbaba, sebuah daerah pinggiran di ibukota Mesir,
Kairo.

Ketegangan yang meningkat antara umat Kristen dan Mayoritas di Mesir,
dapat dilihat dari peningkatan kekerasan dalam beberapa bulan
terakhir. Meskipun demikian, pemerintah militer negara itu berusaha
untuk menenangkan kedua belah pihak, dan memerintahkan agar gereja
yang dirusak itu diperbaiki secepat mungkin.

Para pekerja telah berada di tempat itu dan berharap untuk dapat
menyelesaikan pekerjaan itu dalam tiga minggu, walaupun biasanya
pekerjaan semacam itu diselesaikan dalam jangka waktu yang mendekati
tiga bulan.

Salah satu perusahaan konstruksi terbesar di Mesir, saat ini telah
tiba dan akan menggunakan bahan kimia dan cat untuk menyelamatkan
sebanyak mungkin artefak dan lukisan di gereja tersebut. (t/Yudo)

Diterjemahkan dari:
Judul Buletin: Body Life Vol. 29, No. 6 June 2011
Nama Kolom: World Christian Report
Judul asli artikel: Egypt: Church Restoration Ordered
Penerbit: 120 Fellowship Adult Class at Lake Avenue Church, Pasadena
Halaman: 5

Pokok doa:

* Mengucap syukur untuk upaya pemerintah melindungi umat percaya di
Mesir. Doakan agar Tuhan melindungi mereka dari ancaman dan tindakan
anarkis pihak-pihak yang tidak menyetujui perbaikan gereja.

* Berdoa bagi umat percaya di Mesir, agar Tuhan memampukan dan memberi
mereka hati yang mau mengampuni dan mengasihi pihak-pihak yang
menganiaya mereka, sehingga kasih Kristus terpancar melalui kehidupan
mereka.

            DOA BAGI INDONESIA: INDONESIAN CROSS CULTURAL
                          CONFERENCE VII (ICCC)

International Conference Ministry (ICCM) akan menyelenggarakan
Indonesian Cross Cultural Conference VII (ICCC) pada tanggal 18 ­ 21
Oktober 2011, di Solo, Jawa Tengah, Indonesia.

Adapun tujuan diadakannya Konferensi ini adalah untuk menyemangati
gereja-gereja, khususnya gereja-gereja di Indonesia, untuk selalu
menjadikan panggilan Amanat Agung Yesus Kristus sebagai tugas utama
gereja di dunia. Konferensi ICCC tahun ini akan mengambil tema "Catch
the Vision do the Mission".

Pokok doa:

1. Doakan persiapan yang saat ini sedang dilakukan oleh panitia
Indonesian Cross Cultural Conference VII (ICCC), agar Tuhan memampukan
dan memberi kesehatan kepada panitia dalam mempersiapkan setiap
keperluan yang dibutuhkan untuk konferensi ini.

2. Berdoa agar Tuhan mencukupkan dana untuk penyelenggaraan seminar
ini. Kiranya Tuhan memberi hikmat kepada mereka yang mengatur keuangan
ini, agar dapat menggunakan uang ini dengan bijaksana.

3. Doakan untuk para peserta yang akan mengikuti konferensi ini, agar
Tuhan melindungi dan memberi kesehatan, sehingga mereka bisa datang
tepat pada waktunya dan mengikuti konferensi dengan baik.

4. Berdoa untuk para pembicara konferensi ini, agar Tuhan memberikan
hikmat kepada mereka, sehingga apa yang akan disampaikan adalah apa
yang menjadi isi hati Tuhan.

5. Doakan untuk para peserta konferensi, agar Tuhan menjamah hati
mereka dan memampukan mereka untuk bisa menangkap apa yang Tuhan
inginkan/visi untuk setiap anak-anak-Nya maupun gereja Tuhan lakukan
di Indonesia.

6. Berdoa juga untuk keamanan sebelum dan selama konferensi
berlangsung, agar tercipta suasana yang kondusif, sehingga baik
panitia, peserta, maupun pembicara dapat mengikuti konferensi dengan
baik.

"DON`T TRY TO BEAR TOMORROW`S BURDENS WITH TODAY`S GRACE"

Kontak: < jemmi(at)sabda.org >
Redaksi: Novita Yuniarti, Yulia Oeniyati
(c) 2011 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/misi >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org