Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2011/33

e-JEMMi edisi No. 33 Vol. 14/2011 (16-8-2011)

Memberitakan Kabar Baik Kepada Saudara Sepupu

______________________________  e-JEMMi  _____________________________
                   (Jurnal Elektronik Mingguan Misi)
______________________________________________________________________

SEKILAS ISI
ARTIKEL MISI: PENGINJILAN KEPADA SAUDARA SEPUPU: PELUANG BARU YANG
              DIBERIKAN ALLAH
DOA BAGI MISI DUNIA: NIGERIA, KAZAKHSTAN
DOA BAGI INDONESIA: PELAYANAN DI DAERAH P DAN C

Shalom,

Mungkin banyak dari kita, melihat Saudara Sepupu sebagai pribadi yang
sangat teguh dalam keyakinan mereka. Terkadang kita menjadi bersikap
skeptis. Bahan yang disajikan kali ini, akan membahas bagaimana Tuhan
membukakan jalan bagi kita untuk memperkenalkan kasih Kristus kepada
mereka. Dengan doa and kasih kami percaya kesaksian kita akan mendapat
tempat di hati mereka. Selamat membaca, Tuhan Yesus memberkati.

Redaksi Tamu e-JEMMi,
Rento Ari Nugroho
< http://misi.sabda.org/ >

                ARTIKEL MISI: PENGINJILAN KEPADA SAUDARA SEPUPU:
                        PELUANG BARU YANG DIBERIKAN ALLAH

Dapatkah Saudara Sepupu Mengalami Pertobatan?

Pria itu sangat percaya diri dan bersikap agresif ketika ia memasuki
kantor rumah singgah. Ia datang untuk menyuruh orang Kristen agar
menutup tempat itu dan berhenti menyuarakan kebohongan. Ia telah
mempelajari agamanya, menghafal Kitab Sucinya, dan meyakini bahwa
agamanya adalah satu-satunya yang benar di dunia. Dia bertekad untuk
memajukan agamanya, dengan cara mengajak setiap orang agar menganut
agamanya. Ia berdebat sengit dengan orang-orang yang bertugas di
tempat itu tentang para penipu dengan propaganda kekristenan. Itulah
pertemuan pertama yang mengawali banyak pertemuan selanjutnya.

Ia seorang sopir taksi yang sering mampir ke tempat itu untuk berdebat
tentang pandangannya. Setelah dua bulan, manajer di tempat itu dengan
sabar dan setia, memperkenalkan Kristus secara pribadi kepadanya.
Secara bertahap ia mulai bersedia berdiskusi -- alih-alih berdebat.
Setelah beberapa minggu melakukan diskusi, tukang debat itu menjadi
pendengar yang serius. Sang manajer memberinya beberapa artikel
kekristenan dan memberi saran, "Bagaimana kalau Anda membawanya dan
merenungkan apa isinya?" Sang manajer merasa pria itu sekarang seorang
yang sungguh-sungguh mencari kebenaran. Ia meminta teman-temannya
sesama Kristen mendoakan, agar firman Allah membawa terang ke dalam
hati pria itu.

Empat bulan berlalu tanpa petunjuk apa pun tentang pria itu. Manajer
Kristen itu berpikir, ia telah membuatnya tersinggung dan kehilangan
kontak. Lalu, ia melihatnya di sebuah pusat perbelanjaan dan bertanya,
"Mengapa Anda tidak mengunjungi kami lagi?" Pria itu menjawab, "Saya
akan datang lagi suatu hari nanti. Saya sedang merenungkan bahan-bahan
bacaan yang Anda berikan dulu."

Beberapa bulan kemudian ia mampir ke tempat itu dan bertanya kepada
sang manajer, "Tahukah Anda mengapa saya datang hari ini? Karena ini
hari yang istimewa." Ia menunjukkan kepada sang manajer, selembar
kalender harian yang bertuliskan ayat Alkitab: "Kamu harus lahir
baru". Pria itu berkata, "Aku ingin melakukannya. Aku ingin lahir
baru." "Apa yang Anda katakan?" tanya orang Kristen itu. "Apakah Anda
paham makna lahir baru? Tidak tahukah Anda bahwa hal itu berarti
penganiayaan dan masalah besar bagi Anda? Apakah Anda siap menghadapi
tantangan?" Pria itu tidak bisa dihalangi. Ia memohon kepada sang
manajer untuk membimbingnya bertobat, dan menerima Kristus sebagai
Juru Selamatnya. Wajahnya bercahaya selagi berdoa, lalu ia meminta
Alkitab.

Ia meninggalkan tempat itu, wilayah yang didominasi oleh para pemilik
toko yang beragama lain sambil berteriak dengan keras, "Aku sudah
lahir baru! Aku seorang Kristen sekarang." Sang manajer berlari
mendekatinya dan memintanya untuk tidak bertingkah konyol. Pria itu
menjawab, "Saya tidak memunyai waktu untuk berdiam diri. Saudara
Sepupu akan memberi saya waktu tiga hari untuk mengaku salah, atau
mereka akan berusaha membunuh saya."

Tak lama kemudian, pemimpin agama mendatanginya dengan ancaman
terhadap nyawanya dan rumah singgah itu, jika ia tidak kembali memeluk
agama asalnya. Tetapi ia berhasil menghindari ancaman itu, dan mulai
menghadiri Persekutuan Arab dengan orang Kristen yang telah membawanya
kepada Kristus. Kemudian ia pindah dari daerah itu, namun mengirim
pesan kepada sang manajer bahwa ia masih bertumbuh dalam imannya.

Contoh lainnya adalah teman saya yang diasuh Saudara Sepupu di sebuah
negara Timur Tengah. Pemuda ini telah mendengar tentang Alkitab, namun
belum pernah melihatnya. Ia tahu bahwa ada penjaga toko di kotanya
yang memunyai salinan Alkitab. Ia lalu meminjamnya.

Selama beberapa tahun, dengan penuh rasa ingin tahu, ia membaca...
membaca... dan membaca. Ia memberi tahu saya bahwa ia membaca seluruh
Alkitab 14 kali, dan membaca ulang Perjanjian Baru 13 kali. Akhirnya
ia mengerti kebenaran tentang Tuhan Yesus Kristus, dan memercayainya
sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Imannya memberinya damai sejahtera
dalam hati dan kepastian keselamatan yang telah lama dirindukannya.

Imannya juga membawa masalah besar baginya. Keluarganya menarik undian
tentang siapa yang akan membunuhnya, atas kemurtadan yang tak
terampuni karena meninggalkan agama asalnya. Dia menunjukkan bekas
luka di lehernya karena upaya pembunuhan oleh pamannya. Teman saya dan
istrinya kini memunyai pelayanan efektif dalam penginjilan Saudara
Sepupu di Timur Tengah.

Saudara Sepupu akan mau beriman kepada Kristus walaupun selalu
membutuhkan waktu lama. Penting bagi mereka untuk mendalami Alkitab
sebagai pintu masuk cahaya rohani ke dalam hati dan pikiran mereka.
Kesaksian Saudara Sepupu yang bertobat, selalu ditandai dengan
pergumulan panjang akan kebenaran Alkitab. Terkadang, pengalaman
rohani mereka diawali dengan suatu mimpi atau penglihatan, namun
selalu berpuncak dalam pergumulan atas pernyataan Alkitab tentang
Tuhan Yesus Kristus.

Tantangannya

Migrasi Saudara Sepupu dari daerah yang tertutup ke negara-negara
Barat dalam beberapa tahun belakangan adalah fenomena unik. Tidak ada
yang bisa meramalkan perubahan yang dibawa oleh imigrasi bagi
negara-negara tersebut. Kelompok-kelompok orang yang sebelumnya tak
terlintas dalam pikiran kami, kini tinggal di sebelah rumah kami,
belajar di sekolah-sekolah dan universitas-universitas kami, bekerja
dengan kami, dan anak-anak mereka bermain bersama putra-putri kami.
Kehadiran mereka tidak selalu disambut baik dan menimbulkan kebencian
dan kemarahan, khususnya saat mereka mencari kedudukan politis dan
pengaruh untuk mengenalkan agama mereka. Mereka juga membawa
permusuhan tradisional dari Timur Tengah.

Bagaimana sebaiknya reaksi orang-orang Kristen terhadap perubahan ini?
Pengalaman saya dalam menghadapi masalah-masalah ini, muncul dari
keterlibatan dengan kelompok sukarelawan yang pergi ke jalanan dan
taman setiap Minggu sore dan malam. Kami mengabarkan Kabar Baik dengan
berkhotbah di ruang terbuka. Setelah acara berakhir, kami selalu
mendatangi orang-orang yang berhenti untuk mendengarkan. Kami berbagi
cerita secara pribadi dan memberi bacaan-bacaan Alkitab untuk dibawa
pulang.

Saya tidak akan lupa salah satu perjumpaan yang berdampak sangat dalam
terhadap kehidupan saya. Pria itu berdiri sambil mendengarkan khotbah
cukup lama. Saat dia berjalan pergi, saya menghentikannya dan dengan
ramah menawarkan Injil Yohanes. Ia segera membaca judulnya,
menyodorkan kembali kepada saya, dan berkata, "Tidak, terima kasih.
Saya non-Kristen." Saya benar-benar bingung. Kata-kata terakhir dan
tindakannya itu membuat saya merasa benar-benar dikalahkan. Saya tidak
tahu harus berkata apa. Saat saya melihatnya berjalan pergi, saya
merasa sungguh-sungguh tak berdaya. Melalui peristiwa ini saya mulai
belajar.

Pandangan Allah terhadap Migrasi Saudara Sepupu

Gereja Kristen memunyai catatan buruk dalam upaya penginjilan kepada
Saudara Sepupu. Gereja menganggap mereka "terlalu keras", sehingga
beralih kepada kelompok lain. Ada lebih banyak penginjil yang berusaha
memenangkan setengah juta jiwa di Alaska, daripada yang berusaha
menjangkau satu miliar Saudara Sepupu di dunia. Ada satu penginjil
Kristen untuk setiap satu juta orang di Timur Tengah. Ketika kami
membandingkan data ini dengan sekian banyak rohaniwan dan pengerja
Kristen di Barat, kami mulai memahami kesenjangan yang luar biasa
dalam prioritas kami.

Namun, Allah memberi kesempatan lain kepada gereja di wilayah kami
dengan mengirim para imigran dan pelajar ke negara kami. Kami berusaha
mengejar peluang baru ini untuk mengabarkan Kabar Baik kepada mereka.
Saya ingat seorang pemuda dari Afganistan, yang dikirim oleh
pemerintahnya untuk belajar bahasa Inggris di negara kami. Kelompok
penginjilan kami telah berjumpa dengannya di jalanan. Kami
mengundangnya untuk mampir dan bersantap malam. Dalam kelanjutan
acara, kami menceritakan tentang kedahsyatan Tuhan Yesus Kristus dan
apa yang telah diperbuat-Nya bagi kami. Ini pertama kalinya dia
mendengar kesaksian seperti itu, dan dia terpesona selagi mendengar.
Matanya berlinang air mata dan wajahnya mencerminkan pergulatan
pikirannya, "Benarkah ini? Apakah benar ada seorang Juru Selamat yang
murah hati?" Dengan antusias ia menerima Alkitab. Ia berkata kepada
kami, "Saya ingin belajar lebih lagi tentang hal ini, dan memberi tahu
rakyat saya ketika saya kembali ke Afganistan."

Peran penting saksi Injil semacam itu biasanya tidak diketahui
seketika. Kebanyakan pelajar yang datang ke negara kami, menempati
jabatan yang berpengaruh ketika mereka kembali ke negara asal.
Contohnya, seorang pemuda lain menikmati keramahan di rumah saya,
mendengar Kabar Baik, lalu membawa pulang Alkitab. Sekarang dia
menjadi raja suatu wilayah otonom di India.

Hak Istimewa Membawa Tanggung Jawab Istimewa

Mengapa banyak orang mendengar Kabar Baik berulang kali sementara
jutaan lainnya di dunia ini belum pernah sekalipun mendengarnya?
Secara umum, kita tidak bisa memilih hak istimewa untuk tinggal di
negara di mana Kabar Baik bebas diberitakan dan Alkitab tersedia
dengan mudah. Namun, jangan lupa bahwa hak istimewa juga berarti
tanggung jawab istimewa.

Pernahkah Anda berpikir Anda berada di bagian mana jika situasinya
dibalik dan Anda Saudara Sepupu? Anggaplah bahwa Anda lahir di suatu
desa terpencil di Turki, Iran, atau Arab Saudi. Berapa besar Anda
berharap dapat mengenal Tuhan Yesus Kristus? Barangkali, Anda hanya
akan sedikit sekali mengenalnya. Mengapa? Karena, seperti di negara
kami, ada banyak orang Kristen hidup dalam "kehidupan yang
menyenangkan", kemajuan karier, kesuksesan finansial, dan ketersediaan
tabungan hari tua. Mereka hidup seolah-olah dunia materi adalah dunia
nyata, sehingga gagal mengumpulkan harta di surga. Mari bertobat dan
taat kepada perintah Tuhan Yesus Kristus, untuk mengabarkan Kabar Baik
kepada semua orang, termasuk satu miliar Saudara Sepupu.

Cara paling efektif bagi umat Kristen untuk mengabarkan Kabar Baik
adalah, dengan menjadikan kebutuhan spiritual Saudara Sepupu sebagai
titik awal yang utama. Kebutuhan spiritual ini selanjutnya dapat
digunakan sebagai sarana, untuk membawa kepada penjelasan tentang
pribadi Tuhan Yesus Kristus dan karya-Nya.

Saya menemukan bahwa konsep kebutuhan spiritual ini adalah tema yang
penting dalam pemberitaan Kabar Baik. Inilah titik persamaan umum bagi
semua orang di mana saja. Pengkhotbah 3:11a mengatakan "Ia membuat
segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan
dalam hati mereka." Unsur kekal dalam kodrat manusia ini mencerminkan
kesadaran akan kebutuhan batin yang diungkapkan dalam berbagai cara di
beragam budaya.

Di dunia Barat, kebutuhan spiritual mungkin dinyatakan sebagai berikut:

1. Rasa kekosongan dan ketidakpuasan batin.
2. Pencarian jati diri dan tujuan hidup. Siapa saya? Dari mana saya
   berasal? Mengapa saya berada di sini? Kemana saya akan pergi?
3. Apakah Allah itu ada? Dapatkah Ia dikenali?

Sayangnya, kemakmuran materi, kegemaran berhura-hura, dan kemajuan
teknologi di dunia Barat, tampaknya mematikan hasrat untuk menemukan
jawaban akan kebutuhan-kebutuhan spiritual.

Di dunia Saudara Sepupu, ada kesadaran universal akan hal-hal rohani.
Keberadaan dan kuasa Allah diterima oleh semua. Akan tetapi, ada
kegelisahan batin yang tidak mampu dijawab Saudara Sepupu. Inilah
contoh-contoh kebutuhan spiritual itu:

1. Pencarian akan pengampunan dari Allah.
2. Kerinduan akan kepastian masuk surga.
3. Rasa takut akan maut dan penghakiman oleh Allah.
4. Rasa takut akan kuasa setan atas mereka dan kecenderungan untuk
   berbuat jahat.
5. Keterikatan dengan kuasa jahat dan praktik okultisme.
6. Tidak merasakan adanya pemeliharaan kasih Allah atau bahwa Ia akan
   menjawab doa.

Minat mereka timbul ketika kita dengan rendah hati mampu menunjukkan
bahwa Tuhan kita Yesus Kristus, oleh kematian dan kebangkitan-Nya,
menjawab semua kebutuhan ini. Pendekatan kepada Saudara Sepupu adalah
seperti "menggaruk di tempat mereka merasa gatal" dan menghindari
diskusi kontroversial tentang mereka. Kita tidak perlu menjadi pakar
agama mereka untuk menggunakan metode kesaksian ini secara efektif.

Saya belajar berbagi hidup dengan Saudara Sepupu dengan mendatangi
mereka dan melakukannya, lalu secara bertahap mendapat pemahaman yang
lebih. Anda juga dapat belajar dengan cara yang sama, entah Anda
merasa mampu atau tidak. Saya seorang insinyur kimia yang menghabiskan
hidup bekerja di bidang bisnis. Pemahaman saya tentang firman Allah
diperoleh dari membaca Alkitab dari awal sampai akhir, setidaknya
setahun sekali dalam hidup kekristenan saya. Saya jemaat aktif di
gereja lokal, tetapi rindu untuk melakukan pelayanan lainnya.

Rencana yang disarankan untuk menjangkau Saudara Sepupu dapat saya
ringkas sebagai berikut.

1. Bangunlah rasa saling percaya antarsesama melalui persahabatan.
2. Beritakan Kabar Baik tentang Tuhan kita Yesus Kristus.
3. Ceritakan awal mula Anda percaya Yesus sebagai Tuhan dan Juru
   Selamat, sehingga kini memiliki kepastian keselamatan.
4. Bagikan beberapa cuplikan firman Allah kepada Saudara Sepupu Anda.

Keyakinan akan Perkataan Allah

Apakah peluang mengabarkan Kabar Baik kepada Saudara Sepupu tampak
menakutkan? Apakah hal itu membuat Anda merasa takut dan gentar
(1 Korintus 2:3)? Apakah Anda merasa sangat membutuhkan keberanian
(Efesus 6:19)? Apakah Anda merasa lemah untuk melakukan tugas itu
(2 Korintus 12:9-10)? Jika Anda merasakan hal-hal tersebut, yakinlah
bahwa Anda tidak seorang diri. Rasul Paulus pernah mengalami hal yang
sama. Kenyataannya, inilah yang biasa dialami semua orang yang berani
terlibat dalam peperangan rohani bagi jiwa-jiwa yang terhilang.

Pikirkan dasar keyakinan untuk mengabarkan Kabar Baik kepada Saudara
Sepupu yaitu Alkitab -- Perkataan Allah yang penuh kuasa dan tidak
pernah berubah. Firman Allah adalah kebenaran (Yohanes 17:17) yang
hidup, berkuasa, dan dinamis (Ibrani 4:12). Secara ajaib Tuhan Yesus
Kristus, firman Allah yang Hidup (Yohanes 1:1-3) identik dengan
Alkitab, tulisan Perkataan Allah (1 Petrus 1:23). Perkataan yang penuh
kuasa ini diilhami oleh Allah Roh Kudus (1 Yohanes 5:6). Injil adalah
kekuatan Allah yang luar biasa, yang melekat dalam karya penyelamatan
(Roma 1:16). Injil memberikan buktinya sendiri; yaitu apa yang
dilakukannya bagi jiwa-jiwa yang terhilang yang menerimanya. Kami
mengakui kebenaran bukti ini dengan menceritakan apa yang telah Tuhan
Yesus Kristus lakukan bagi kami.

Milikilah keyakinan penuh akan Alkitab. Tanggung jawab kita adalah
menyatakan pesannya, sebagaimana yang dilakukan oleh para nabi di masa
lalu. Mereka berkata, "Demikianlah Tuhan berfirman," dan kita harus
melakukan hal yang sama (2 Petrus 1:20-21). Jangan pernah merasa
terpaksa membela firman Allah. Jika seekor singa diserang, adakah
orang akan cukup bodoh mengambil sebuah tongkat dan membela singa itu?
Tidak mungkin! Biarkan saja dan singa itu akan membela dirinya
sendiri. Demikian juga dengan firman Allah.

Penting bagi kita untuk tidak mengabaikan keistimewaan Injil. Semua
agama, termasuk Saudara Sepupu, memiliki tema yang sama, "manusia
mencari Allah". Namun, dalam Injil Yesus Kristus, Tuhan kita, temanya
adalah "Allah mencari manusia". (t/Dicky)

Diterjemahkan dari:
Judul asli buku: Sharing the Good News with Muslims
Judul asli artikel: A God Given Opportunity
Penulis: Bill Dennett
Penerbit: Anzea, New South Wales Australia, 1992
Halaman: 3 -- 15

                DOA BAGI MISI DUNIA: NIGERIA, KAZAKHSTAN

NIGERIA -- "Pertahankan imanmu dalam Yesus maka kita akan bertemu dan
tidak akan pernah berpisah lagi," itulah kata-kata pendeta JMR kepada
istrinya yang sekarat. Ekstremis Mayoritas yang menyerang desa mereka
di daerah B, telah membunuh dua anak mereka yang berumur 1 dan 13
tahun dengan parang, dalam sebuah serangan yang dimulai pada tengah
malam pada tanggal 4 Mei 2011. Setelah mengambil barang-barang
berharga dan membakar rumah, gerombolan tersebut juga membunuh 14
orang Kristen yang lain di daerah K yang kebanyakan adalah anak-anak.
Serangan itu terjadi menyusul kematian 500 orang di daerah B dan
beberapa negara bagian lain di bagian Utara bulan lalu, setelah kaum
Mayoritas mengobarkan kerusuhan pada saat pemilihan presiden di bulan
April, yang dimenangkan oleh GJ yang mengalahkan seorang kandidat
Mayoritas. Laporan mengatakan bahwa lebih dari 200 bangunan gereja
dibakar, para pemimpin Kristen di wilayah Nigeria sebelah utara
menyerukan penyelidikan atas aksi kekerasan tersebut, sementara
orang-orang Kristen menyusun pertahanan. (t/Yudo)

Diterjemahkan dari:
Judul Buletin: Body Life Vol. 29, No. 6 June 2011
Nama Kolom: World Christian Report
Judul asli artikel: Nigeria: "Faithful unto Death"
Penerbit: 120 Fellowship Adult Class at Lake Avenue Church, Pasadena
Halaman: 1

Pokok doa:

* Doakan pendeta JMR, agar Tuhan memberi kekuatan kepadanya untuk
tetap setia melayani Tuhan dan melayani jemaat Tuhan yang sedang
tertekan di Nigeria.

* Doakan juga agar Tuhan menjaga hati umat percaya di Nigeria, agar
tidak terpancing dan bertindak ceroboh atas setiap peristiwa yang
tidak menyenangkan yang menimpa mereka.

KAZAKHSTAN -- Ibadah Minggu pagi tanggal 1 Mei yang lalu di A,
Kazakhstan, tiba-tiba dihentikan oleh aparat kepolisian yang menangkap
pendeta Z, istrinya, dan ketiga anak mereka, juga seorang pengurus
gereja dan istrinya. Walaupun aparat kepolisian juga memutus aliran
listrik ke gereja tersebut, namun para jemaat tetap berdoa dan memuji
Tuhan dalam kegelapan. Sampai kini tak ada kabar mengenai mereka yang
ditahan itu, begitu pula mengenai penjelasan untuk membubarkan ibadah
gereja yang sudah terdaftar secara hukum. Republik Kazakhstan sesumbar
mengenai peningkatan ekonomi di negara mereka. Tetapi umat beragama
tengah berjuang untuk menciptakan kebebasan beragama, setelah beberapa
dekade yang keras di bawah pemerintahan Soviet. Di negara ini terdapat
komunitas-komunitas Kristen yang bertumbuh di antaranya ada lebih dari
15 juta populasi yang terdiri dari 76 suku, bahasa, dan bangsa.
(t/Yudo)

Diterjemahkan dari:
Judul Buletin: Body Life Vol. 29, No. 6 June 2011
Nama Kolom: World Christian Report
Judul asli artikel: Kazakhstan: Church Disrupted, Leaders Arrested
Penerbit: 120 Fellowship Adult Class at Lake Avenue Church, Pasadena
Halaman: 3

Pokok doa:

* Doakan pendeta Z, istrinya, dan ketiga anak mereka, serta pengurus
gereja dan istrinya yang ditahan oleh pihak kepolisian, agar Tuhan
melindungi dan memelihara mereka.

* Doakan komunitas-komunitas Kristen di Kazakhstan, agar iman mereka
terus bertumbuh dan semakin kuat di dalam Kristus.

            DOA BAGI INDONESIA: PELAYANAN DI DAERAH P DAN C

Shalom, saya dan beberapa rekan melakukan pelayanan misi di daerah P
sampai C. Selama ini banyak kendala yang kami hadapi di lapangan, di
antaranya:

1. Kekristenan dianggap sebagai agama yang dibawa oleh bangsa
   penjajah.
2. Apabila ada anggota keluarga dari suku setempat yang menjadi
   Kristen, maka mereka dianggap telah mencoreng nama baik keluarga,
   dan sebagai hukumannya mereka diusir dari keluarga bahkan dianiaya.
3. Banyak organisasi dari Saudara Sepupu yang melakukan tindakan
   anarkis kepada kami, baik melalui pengusiran dan pembakaran rumah
   suku setempat yang menjadi pengikut Kristus, sehingga kami tidak
   dapat/sulit sekali melakukan persekutuan doa pada satu tempat, dan
   harus berpindah-pindah demi keamanan.
4. Saat ini ada 200 jiwa lebih yang telah menerima Yesus sebagai Juru
   Selamat.

Untuk hal tersebut, kami mohon dukungan doa dari saudara-saudara
seiman, agar kendala yang kami hadapi ini bisa kami atasi. Terima
kasih.

Kiriman: T

Pokok Doa:

1. Doakan pelayanan T dan rekan-rekan, agar Tuhan memberi perlindungan
dan kesehatan kepada mereka.

2. Doakan juga agar Tuhan memampukan dan memberi hikmat kepada mereka
ketika sedang melayani yang belum percaya.

3. Berdoa agar T dan rekan-rekan dimampukan untuk memuridkan para
petobat baru, agar iman mereka terus bertumbuh dewasa di dalam
Kristus.

4. Doakan agar Tuhan memberi kekuatan kepada para petobat baru di
daerah P dan C, agar mereka tetap setia mengikut Tuhan meskipun banyak
tantangan yang harus mereka hadapi.

5. Berdoa agar melalui kesaksian dan teladan hidup orang percaya di
daerah P dan C, dapat menarik mereka yang belum percaya untuk menerima
Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat.

"TIME IN CHRIST`S SERVICE REQUIRES TIME OUT FOR RENEWAL"

Kontak: < jemmi(at)sabda.org >
Redaksi: Novita Yuniarti, Yulia Oeniyati
(c) 2011 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/misi >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org