Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2011/22

e-JEMMi edisi No. 22 Vol. 14/2011 (31-5-2011)

Bajau, Indonesia

______________________________  e-JEMMi  _____________________________
                   (Jurnal Elektronik Mingguan Misi)
______________________________________________________________________

SEKILAS ISI
RENUNGAN MISI: BERJALAN BERSAMA-NYA
PROFIL BANGSA: BAJAU, INDONESIA
STOP PRESS: I-HUMOR MOBILE

Shalom,

Kadang kita diizinkan Tuhan untuk mengalami penderitaan dalam
perjalanan mengikut-Nya. Namun, kita tidak perlu khawatir karena Tuhan
Yesus sendiri berjanji akan menyertai kita sampai kepada akhir zaman.
Renungan misi kali ini akan menghadirkan pengalaman Paulus yang dalam
penderitaannya merasakan perjalanan indah bersama Yesus.

Melalui edisi ini Anda juga bisa mengenal lebih dekat orang Bajau
melalui Profil Bangsa dan informasi tentang situs i-Humor mobile.

Selamat berdoa. Tuhan memberkati.

Redaksi Tamu e-JEMMi,
Mahardhika Dicky Kurniawan
< http://misi.sabda.org/ >

                RENUNGAN MISI: BERJALAN BERSAMA-NYA

Paulus mengatakan bahwa dia rindu untuk memunyai pengalaman pribadi
dengan Yesus dalam penderitaan, kematian, dan kebangkitan-Nya.
Surat-surat Paulus berisi pengalaman pribadinya dengan Tuhan Yesus
ketika melayani secara fisik -- dari waktu ke waktu tubuh fisiknya
makin merosot, tetapi secara batiniah dia terus menerus diperbarui.

Pengalaman dengan Tuhan memberi dampak dalam pertumbuhan manusia
rohani kita. Bukan hanya Yesus yang mengalami penderitaan, Paulus juga
memiliki pengalaman-pengalaman rohani yang tidak bisa diceritakan
dengan kata-kata.

Hidup sebagai orang Kristen tidak boleh takut dengan tantangan,
penderitaan, aniaya, fitnahan, dan penolakan. Pertumbuhan iman kita
tidak boleh takut karena perbuatan tidak baik yang dilakukan oleh
orang lain kepada kita, bahkan sebaliknya, penderitaan dan kesulitan
oleh karena nama-Nya, membuat kita makin kuat memegang tangan-Nya dan
berjalan bersama-Nya dalam kemuliaan-Nya.

Di negara-negara yang menolak dan tertutup terhadap Injil, hampir
setiap hari orang-orang percaya diperlakukan dengan tidak
menyenangkan, ditentang, dan diancam, tetapi mereka tidak takut
menjalani jalan salib tersebut.

Mengapa masih ada orang Kristen yang belum mengalami tantangan jalan
salib? Mungkin mereka tidak berani menceritakan Yesus yang telah mati
dan bangkit untuk menebus dosa-dosa umat manusia, kepada mereka yang
belum mendengar berita injil ini.

Tuhan ingin umat-Nya terus aktif, bergerak masuk ke daerah-daerah yang
belum tersentuh oleh Kabar Baik, melalui perbuatan baik dan cerita
tentang pengalaman pertobatan di dalam Yesus. Kalau kita bergerak dan
berjuang bagi Kerajaan Allah, pasti akan ada keringat dan air mata,
namun itu belum seberapa karena kita masih belum sampai mengeluarkan
peluh darah seperti yang dialami Yesus. Di saat itu, kita bisa
mengingat kembali dan menghayati pengorbanan Yesus di kayu salib dan
itu amat berarti, sehingga dapat meneguhkan iman kita kembali.

Iman mengalahkan ketakutan dan tantangan-tantangan yang ada di depan
kita, iman kita semakin kuat untuk berjalan menuju arah kematian dan
kebangkitan bersama Tuhan Yesus.

Diambil dari:
Judul buletin: Kasih Dalam Perbuatan, Mei -- Juni 2006
Penulis: Tidak dicantumkan
Penerbit: Yayasan Kasih Dalam Perbuatan, Surabaya
Halaman: 1

                 PROFIL BANGSA: BAJAU, INDONESIA

Pendahuluan/Sejarah

Orang Bajau (juga disebut orang Bayo, Gaj, Luaan, atau Lutaos) adalah
kelompok orang yang sangat giat melaut yang tinggal di sepanjang
daerah-daerah pantai Sulawesi, Maluku, Kalimantan, Sumatera, dan Nusa
Tenggara. Mobilitas mereka yang tinggi membuat orang luar menyebut
mereka sebagai "gipsi laut". Di kawasan Indonesia timur, sebagian
besar orang Bajau ditemukan di kepulauan dan distrik-distrik pantai
Sulawesi. Bahasa sehari-hari mereka adalah bahasa Bajau, yang adalah
cabang dari kelompok bahasa Melayu.

Seperti Apakah Kehidupan Mereka?

Meskipun beberapa orang Bajau sudah mulai tinggal di daratan, namun
masih banyak dari antara mereka yang tinggal di perahu-perahu nelayan.
Di antara orang-orang Bajau yang tinggal di perahu, komunitas-
komunitas mereka terdiri dari keluarga-keluarga yang anggotanya
berlabuh di tempat-tempat tertentu -- di sela-sela musim menangkap
ikan. Dua sampai enam keluarga akan berkumpul bersama dalam suatu
kelompok untuk melaut bersama dan berlabuh bersama. Mereka sering kali
saling berbagi makanan, menyatukan peralatan, jala ikan dan pukat, dan
peralatan lainnya. Perahu-perahu yang mereka gunakan sebagai tempat
tinggal bervariasi ukuran dan konstruksinya. Di Indonesia dan
Malaysia, panjangnya rata-rata 10 meter dengan sebuah tiang tinggi
sekitar 2 meter. Rumah-rumah perahu itu dibangun dari papan dengan
alas/dasar yang kuat dan bagian-bagian yang melengkung. Semuanya
dilengkapi dengan suatu ruang tamu beratap, yang terbuat dari tiang-
tiang penyangga dan anyaman kajang [anyaman dari bambu, daun nipah,
mengkuang, dsb. yang biasanya digunakan untuk atap pedati, Red.], dan
sebuah tungku perapian tembikar yang mudah dibawa yang biasanya
diletakkan dekat buritan perahu, yang digunakan untuk mempersiapkan
jamuan makan keluarga.

Hewan laut tangkapan nelayan Bajau beraneka ragam; terdapat lebih dari
200 spesies ikan yang mereka tangkap. Kegiatan melaut orang Bajau juga
bervariasi, tergantung pasang surut air laut, angin muson dan angin
lokal, arus laut, migrasi ikan "pelagik" (ikan di laut lepas), dan
siklus kalender bulan. Selama malam hari tanpa cahaya bulan, kegiatan
melaut biasanya dilakukan dengan menggunakan lentera (lampu
gas/petromax), tombak, dan peralatan pancing lainnya. Saat ini,
kegiatan melaut terutama dilakukan untuk menjual ikan-ikan hasil
tangkapan ke pasar. Kebanyakan ikan yang ditangkap diawetkan dengan
proses penggaraman atau pengeringan. Orang-orang Bajau yang tinggal di
perahu menilai diri mereka sendiri (untuk membedakan mereka dengan
orang-orang lain) sebagai kelompok yang tidak agresif, yang lebih suka
lari daripada konfrontasi fisik. Kosekuensinya, kelompok-kelompok
lainnya yang mendominasi kegiatan politik di sekitar itu memandang
orang-orang Bajau dengan menghina, dan menganggap mereka sebagai
orang-orang lemah yang tidak dapat dipercaya.

Apakah Kepercayaan Mereka?

Orang Bajau adalah kaum muslim Sunni dari mazhab Syafi`i, yang
menganggap keimanan dan pelajaran agama adalah sumber penting dari
prestise individu. Karena kebiasaan orang Bajau yang hidup
berpindah-pindah, mereka tidak banyak yang memiliki tempat ibadah
(mesjid) sendiri, dan harus bergantung pada komunitas-komunitas yang
lain di daratan. Di kalangan komunitas-komunitas yang tinggal di
perahu, komunitas para dukun sekurang-kurangnya sekali setahun
berkumpul untuk mengadakan suatu pertunjukan umum dan atraksi tarian
kesurupan di malam hari. Pada saat terjadi wabah penyakit, mereka juga
dipanggil untuk mengusir roh penyebab wabah penyakit dari perahu di
laut lepas, yang jauh dari desa atau tempat menambat perahu, agar
dapat melepaskan komunitas itu dari roh-roh yang menyebabkan wabah
penyakit.

Apakah Kebutuhan-kebutuhan Mereka?

Pada saat ini, orang Bajau membutuhkan pembangunan infrastruktur dan
renovasi di bidang kesehatan dan pendidikan. Para pekerja medis,
fasilitas, dan pelayanan umum sangat tidak memadai. Imunisasi belum
sepenuhnya menjangkau daerah itu, sehingga difteri, infeksi paru,
polio, dan berbagai penyakit lainnya mengancam kesehatan anak-anak
Bajau. Masih banyak pula orang-orang Bajau yang buta aksara dan belum
bisa menuturkan bahasa nasional, bahasa Indonesia. (tSamuel)

Pokok Doa:

1. Doakan orang-orang Bajau, agar dalam segala keterbatasan, mereka
tetap bersemangat melaut dan berharap hanya kepada Tuhan saja.

2. Doakan pemerintah, supaya mengirim lebih banyak petugas medis dan
membangun prasarana kesehatan bagi orang-orang Bajau.

3. Doakan pemerintah, supaya peduli terhadap pelayanan pendidikan bagi
orang-orang Bajau dan melakukan langkah nyata untuk mengentaskan
mereka dari keterbelakangan dan buta aksara.

4. Doakan agar semakin banyak utusan Injil yang terpanggil untuk
melayani orang-orang Bajau.

5. Doakan orang-orang Bajau, agar mereka membuka hati untuk menerima
berita Injil dan mengakui karya pengorbanan Kristus.

Diterjemahkan dari:
Nama situs: Joshua Project
Alamat URL: http://joshuaproject.net/people-profile.php?peo3=10582&rog3=ID
Judul asli artikel: Bajau of Indonesia
Penulis: Tidak dicantumkan
Tanggal akses: 24 Januari 2011

                      STOP PRESS: I-HUMOR MOBILE

Kabar gembira bagi Anda yang ingin mendapatkan humor-humor sehat,
membangun, dan mendidik. Situs i-Humor yang dulunya hanya bisa diakses
melalui PC, kini dapat diakses melalui HP maupun telepon pintar
(BlackBerry, iPhone, dll.). Jika Anda ingin melihat arsip humor yang
lalu, klik saja bagian index dan telusuri humor-humor terdahulu yang
dibagi dalam dua jenis kategori: menurut urutan kitab dalam Alkitab
atau menurut judul abjadnya. Simak pula artikel-artikel tentang humor
di menu Artikel. Anda juga dapat berpartisipasi melalui kotak komentar
yang tersedia pada humor yang sedang Anda baca. Jadi tunggu apa lagi,
segera kunjungi situs i-Humor Mobile di < http://m.humor.sabda.org/ >.

"THE BIBLE IS OUR ONLY CERTAINTY FOR THIS LIFE; FOLLOWING WITH
SPIRITISM IS GREAT FOOLISHNESS"

Kontak: < jemmi(at)sabda.org >
Redaksi: Novita Yuniarti, Yulia Oeniyati
(c) 2011 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/misi >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org