Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2011/21

e-JEMMi edisi No. 21 Vol. 14/2011 (24-5-2011)

Makin Tertekan Makin Bertumbuh

______________________________  e-JEMMi  _____________________________
                   (Jurnal Elektronik Mingguan Misi)
______________________________________________________________________

SEKILAS ISI
KESAKSIAN MISI: MAKIN TERTEKAN MAKIN BERTUMBUH
SUMBER MISI: CHRISTIAN BLIND MISSION (CBM)

Shalom,

Manusia sering kali mengeluh ketika mengalami tekanan dalam hidupnya.
Padahal, tekanan dalam hidup bisa jadi merupakan ujian yang Tuhan
izinkan dalam proses pertumbuhan iman. Inilah yang menjadi inti
kesaksian dalam edisi kali ini. Meski tertekan dengan
kebijakan-kebijakan pemerintah, iman orang-orang percaya di China
justru semakin bertumbuh. Selamat menyimak sajian lengkapnya. Jangan
lupa untuk menengok informasi mengenai pelayanan misi bagi orang buta
dalam sajian Sumber Misi. Tuhan Yesus memberkati.

Redaksi Tamu e-JEMMi,
Mahardhika Dicky Kurniawan
< http://misi.sabda.org/ >

             KESAKSIAN MISI: MAKIN TERTEKAN MAKIN BERTUMBUH

Pada tahun 1949, Republik Rakyat China dibentuk di bawah pimpinan Mao
Zedong. Dia segera membersihkan negara dari segala sesuatu yang tidak
sesuai dengan visinya. Ia membentuk negara komunis yang menyebabkan
kematian berjuta-juta rakyat China.

Pada tahun 1950, China menginvasi Tibet, memaksa pemimpinnya, Dalai
Lama, menuju ke pengasingan di India dan memaksakan juga sistem
komunis diterapkan atas rakyat Tibet. Dalam beberapa tahun terakhir
ini, ada suatu pergerakan menuju ekonomi pasar bebas. Bagaimana pun,
kebebasan itu tidak berimbas kepada hak asasi manusia dan kebebasan
beragama.

Catatan pelanggaran hak asasi manusia di China adalah yang terburuk di
dunia, dengan menggunakan sistem "pendidikan ulang melalui kerja
paksa", yang memenjarakan ratusan ribu orang setiap tahunnya di kamp
kerja paksa, bahkan tanpa memberikan kesempatan bagi mereka melalui
proses hukum yang benar di pengadilan. Ada banyak sekali orang Kristen
ditahan di sana. Gereja-gereja resmi adalah gereja yang dengan ketat
dikontrol oleh pemerintah China. Bagi mereka yang tidak mau mengikuti
peraturan pemerintah, khususnya kebebasan beragama, harus bertemu di
rumah-rumah dan berisiko disebut sebagai "pemuja setan". Hal tersebut
juga dapat merembet pada penutupan gedung gereja, penyitaan properti,
dan tuduhan-tuduhan terhadap kepemimpinan, yang kadang kala membawa
kepada penyiksaan, pengurungan, dan kematian.

Salah satu kasus yang paling luas dipublikasikan melibatkan Gereja
China Selatan (South China Church). Sebuah kelompok pemerintah
berusaha menghancurkan gereja ini. Pemimpin dari gereja ini, Pendeta
GS, dijatuhi hukuman seumur hidup atas tuduhan palsu -- penyerangan
dan pemerkosaan. Agar memperoleh kesaksian yang memberatkan GS, pihak
yang berwajib menyiksa berbagai wanita, memaksa mereka membuat
pengakuan palsu, yang akhirnya dicabut kembali. Seorang wanita dibunuh
selama penyiksaan ini.

Pada Oktober 2003, beberapa pemimpin penting gerakan gereja rumah
ditahan. Salah satunya, ZY, dijatuhi hukuman 2 tahun "pendidikan
ulang" karena pemerintah berkata bahwa dia memunyai masalah dengan
pikirannya. Dia terlalu percaya pada hal-hal takhayul. Buku hariannya
yang ditulis seperti memohon kepada Tuhan untuk "menghancurkan
benteng-benteng di China", digunakan untuk melawan dia. Buku itu juga
sebagai barang bukti bahwa dia memerlukan "pendidikan ulang". Pada 29
Oktober 2003, ZH ditahan dan dianiaya. Dia mati keesokan harinya, di
dalam penjara.

Bersamaan dengan pertentangan dari pihak pemerintah, kelompok
pengajaran sesat dan pemujaan bertumbuh dengan pesat. Salah satu
contohnya, "Guntur dari Timur", menculik 34 pendeta injili pada bulan
April 2002. Kelompok pemujaan ini secara luas dikenal menculik
orang-orang Kristen dan mencuci otak mereka. Syukurlah semua pendeta
tersebut akhirnya dibebaskan, walaupun beberapa dari mereka mengalami
aniaya karena obat-obatan terlarang yang dipaksakan kepada mereka.

Orang-orang percaya di atas adalah hanyalah contoh dari beberapa ribu
orang Kristen yang nyawanya terancam di China setiap hari. Syukurlah,
pemerintah sedikit tanggap terhadap tekanan internasional, walaupun
rekanan dunia internasional terhadap China atas pelanggaran hak asasi
manusia tidak dilakukan secara terus-menerus, melainkan hanya sesekali
saja. Lagi pula, pemerintah Barat lebih terobsesi untuk memperoleh
akses masuk ke dalam pasar perdagangan raksasa China, daripada terus
menekan pemerintah atas pelanggaran hak asasi manusia.

Di samping pertentangan tersebut, gereja di China sedang bertumbuh
dengan pesat. Pemerintah sangat berusaha keras untuk mengendalikan
pertumbuhan tersebut. Diperkirakan, ada 3000 orang China datang kepada
Kristus setiap harinya. Kira-kira 80 persen orang-orang Kristen China
bertemu dan bersekutu di gereja-gereja rumah yang dilarang. Ada
perkiraan bahwa 7 persen populasi China dari 1 miliar lebih
penduduknya adalah orang-orang Kristen. Berbeda dengan China, di Tibet
diperkirakan hanya ada total 300 orang Kristen.

Pokok Doa:

1. Doakan agar perjuangan iman GS, ZY, dan ZH senantiasa dilanjutkan
oleh orang-orang Kristen lainnya di China.

2. Doakan agar orang-orang Kristen di China tidak mengundurkan diri
dari persekutuan. Sebaliknya, kiranya di dalam suasana tekanan oleh
pemerintah, kehidupan rohani mereka makin bertumbuh.

3. Doakan agar pemerintah Republik Rakyat China, mulai membuka diri
terhadap tuntutan masyarakat internasional untuk lebih menghormati hak
asasi manusia, khususnya kebebasan beragama bagi warganya.

Diambil dan disunting seperlunya dari:
Nama buletin: Kasih Dalam Perbuatan, Edisi Maret - April 2005
Penulis: Tidak dicantumkan
Penerbit: Yayasan Kasih Dalam Perbuatan, Surabaya
Halaman: 5

              SUMBER MISI: CHRISTIAN BLIND MISSION (CBM)

Situs ini merupakan situs resmi organisasi Christian Blind Mission
(CBM) didirikan oleh Ernst Jakob Christoffel yang berpusat di
Bensheim, Jerman. Fokus pelayanan CBM adalah orang-orang yang memunyai
gangguan fisik seperti buta, tuli, cacat, bahkan ketidakmampuan
intelektual di negara-negara miskin di dunia. CBM juga bekerja sama
dengan Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk mengetahui daerah-daerah yang
paling banyak membutuhkan bantuan. Pekerjaan mereka dibagi dalam empat
bagian yaitu: Pencegahan, Perawatan, Pendidikan/Rehabilitasi, dan
Pemberdayaan Ekonomi. Tujuan organisasi ini untuk mencari,
menyelamatkan, dan rehabilitasi orang-orang yang terlupakan. Mereka
juga memberikan harapan kepada anak-anak dan menolong
keluarga-keluarga keluar dari kemiskinan. Selama lebih dari 40 tahun,
CBM telah menjalin kerja sama dengan organisasi lokal, gereja dan
lembaga swadaya masyarakat. (DIY)

==> http://www.cbmus.org

          "THE FIRST POINT OF WISDOM IS TO KNOW WHAT IS TRUE,
                THE SECOND IS TO DISCERN WHAT IS FALSE"


Kontak: < jemmi(at)sabda.org >
Redaksi: Novita Yuniarti, Yulia Oeniyati
(c) 2011 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/misi >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org