Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2011/18

e-JEMMi edisi No. 18 Vol. 14/2011 (3-5-2011)

Korelasi Antara Karya Kristus di Dunia dan Etika Kristen

______________________________  e-JEMMi  _____________________________
                   (Jurnal Elektronik Mingguan Misi)
______________________________________________________________________

SEKILAS ISI
ARTIKEL MISI: ETIKA SUATU PERSPEKTIF INJIL SINOPTIK
DOA BAGI MISI DUNIA: MESIR, CHINA
DOA BAGI INDONESIA: PELAYANAN H DAN J DI ASIA

Shalom,

Banyak orang masih ada yang beranggapan bahwa mereka harus berbuat
baik untuk mendapatkan keselamatan; atau mereka harus mengasihi orang
lain agar mereka dikasihi. Itulah yang diajarkan oleh etika secara
umum. Namun, pengajaran iman Kristen sungguh berbeda. Kita berbuat
baik karena kita telah diselamatkan, kita mengasihi sesama karena kita
telah dikasihi oleh Allah. Artikel yang kami sajikan kali ini akan
membahas korelasi antara karya Kristus di dunia dan etika Kristen.
Selamat menyimak dan kami berdoa agar Anda mendapat manfaat dari
sajian kami ini. Tuhan memberkati.

Redaksi Tamu e-JEMMi,
Mahardhika Dicky Kurniawan
< http://misi.sabda.org/ >

          ARTIKEL MISI: ETIKA SUATU PERSPEKTIF INJIL SINOPTIK
                 Diringkas oleh: Novita Yuniarti

Etika berasal dari kata "ethos" dan "taethika". Bahasa latinnya adalah
"mos" yang artinya moral dalam pengertian umum. Dalam kamus
Purwadarminta (KUBI terbitan Balai Pustaka Jakarta, 1985) etika adalah
ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak. Kata lain yang mirip dengan
itu adalah etiket -- aturan sopan santun pergaulan. Etika teologis
secara khusus menjadi suatu bidang studi sistematis yang dipelopori
oleh Lambert Daneau (1577) dan Calixtus (1634). Dalam perkembangan
selanjutnya banyak dipengaruhi oleh ilmu filsafat yang kurang
berorientasi kepada Alkitab.

Kekristenan dan Hukum Taurat

Kehidupan kekristenan dewasa ini diperhadapkan dengan berbagai macam
pilihan. Tidak jarang orang Kristen harus bergumul untuk dapat
menentukan pilihan yang tepat, baik, dan benar. Berbagai faktor harus
dipertimbangkan, terutama yang menyangkut etika sebagai kaidah dalam
lingkungan sosial. Untuk dapat menentukan keputusan etis, diperlukan
pertimbangan yang etis. Hal ini ditentukan oleh standar yang
digunakan. Orang Kristen seharusnya menjadikan Alkitab sebagai dasar
etika. Tetapi masalahnya apakah Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian
Baru masih relevan untuk digunakan di zaman ini?

Tuhan Yesus dan Hukum Taurat

Dalam Matius 5:17 Kristus menyatakan bahwa Dia datang bukan untuk
meniadakan hukum Taurat dan kitab para nabi, melainkan untuk
menggenapinya. Ia sadar bahwa kedatangan-Nya ke dunia adalah dalam
rangka misi penyelamatan. John R. W. Stott, mengungkapkan dua hal
penting tentang Perjanjian Lama. Pertama, Perjanjian Lama terdiri dari
ajaran tentang doktrin (Allah, manusia, keselamatan, dan lain-lain) --
"Torah" -- "hukum", sebenarnya berarti ajaran yang diwahyukan. Kedua,
isi Perjanjian Lama adalah nubuat-nubuat yang belum terungkap
kenyataan. Pandangannya terarah ke zaman Mesianis yang akan datang.
Dapat dikatakan, Perjanjian Lama adalah Injil yang masih berbentuk
kuncup, sedangkan Perjanjian Baru adalah Injil yang sudah mekar
menjadi bunga. Perjanjian Lama adalah Injil yang masih tersembunyi
dalam pucuk, sedangkan Perjanjian Baru adalah lnjil yang sudah keluar
sebagai bulir.

Yesus menggenapi semua nubuat penyelamatan dalam Perjanjian Lama.
Pernyataan-Nya yang pertama pada awal penampilan-Nya di muka umum
ialah, "Waktunya sudah genap ..." (Markus 1:15). Klimaksnya ialah
kematian-Nya di kayu salib, di mana seluruh sistem upacara keagamaan,
baik keimaman maupun pemberian kurban, memperoleh kegenapan yang
sempurna. Mulai saat itu, sistem ritual dalam Perjanjian Lama tidak
berlaku lagi.

Hukum Taurat adalah istilah yang dipakai untuk mengungkapkan
keseluruhan pernyataan ilahi dalam Perjanjian Lama, bukan terbatas
pada Taurat Musa atau kitab para nabi, dan tidak sedikit pun dari
pernyataan ilahi itu akan ditiadakan sebelum semuanya digenapi.
Penggenapan ini tidak lengkap sebelum langit dan bumi lenyap (Matius
24:35).

Orang Kristen dan Hukum Taurat

Hukum Taurat akan tetap berlaku selama alam semesta masih ada. Suatu
hal yang pasti, bahwa Yesus sendiri memiliki kepercayaan yang kokoh
kepada hukum Taurat. Meskipun tidak semua perintah hukum Taurat itu
sama "bobotnya" (Matius 23:23), Namun perintah hukum Taurat --
sekalipun yang paling kecil, adalah sama pentingnya karena hukum itu
adalah perintah dari Allah.

Dalam pengajaran-Nya, Yesus melangkah lebih jauh lagi. Kebesaran dalam
surga tidak ditentukan oleh kesesuaian tindak-tanduk dan perilaku
kepada hukum Taurat. Sebab mustahil orang dapat masuk ke dalam
Kerajaan itu jika kepatuhannya kepada hukum Taurat tidak melebihi
kebenaran para ahli Taurat dan orang Farisi (Matius 5:20), karena
Kerajaan surga adalah suatu Kerajaan Kebenaran.

Pernyataan Tuhan Yesus tersebut mengejutkan bagi mereka yang
mendengarnya. Bukankah ahli Taurat dan orang Farisi adalah profesional
ulung dalam soal kepatuhan kepada hukum Taurat? Bagaimana mungkin
kebenaran kristiani dijadikan syarat untuk bisa masuk ke dalam
Kerajaan surga? Yesus tidak mengada-ada, tetapi yang Ia maksudkan
adalah kebenaran kristiani harus jauh melebihi kebenaran Farisi,
karena kebenaran itu lebih mendalam dan itu merupakan kepatuhan yang
timbul dari dalam hati.

Dalam hal ini, orang Kristen harus mengikuti teladan Kristus bukan
teladan orang Farisi. Orang-orang Farisi berusaha menurunkan standar
hukum Taurat untuk membuatnya lebih mudah ditaati. Yesus menempatkan
hukum Allah pada posisi yang sesungguhnya sebagai otoritas Allah
sendiri. Orang Kristen seharusnya memiliki kepatuhan yang merupakan
kebenaran dari hati dan yang mungkin dimiliki hanya oleh mereka yang
telah dilahirkan kembali (Yohanes 3:3-5).

Karya Kristus dan Etika Kristen

Orang Kristen seharusnya memiliki iman yang mengandung kepercayaan,
kesetiaan, dan kasih -- suatu penyerahan diri kepada Allah. Sebagai
orang percaya, kita bukan simpatisan melainkan partisipan di "ladang"
Allah. Namun demikian, orang Kristen tidak boleh bertindak spekulatif.
Iman kita haruslah memiliki makna dan isi. Kita harus memiliki
kepercayaan tentang sifat-sifat dan pekerjaan Allah, karena hal ini
memengaruhi aktivitas kita. Misalnya kalau kita percaya kepada Allah
yang kejam, kemungkinan kehidupan kita menjadi kejam.

"Pengetahuan kita tentang kehendak Allah harus berdasarkan pengetahuan
tentang Allah dan pekerjaan-Nya", demikian ungkapan M. Browmee. Karena
Allah adalah baik dan menciptakan dunia yang baik, maka kita harus
berbuat baik (Matius 5:8). Etika Kristen berkata: kamu harus adil,
baik, penuh kasih, dan jujur. Teologi Kristen meyakinkan kita bahwa
kalau kita "lapar dan haus akan kebenaran", kita akan dipuaskan
(Matius 5:6).

Kelahiran Tuhan Yesus

Inkarnasi adalah suatu ajaran tentang anak Allah yang menjadi manusia.
Inkarnasi Kristus adalah bukti utama yang merupakan inti kekristenan.
Seluruh susunan teologi Kristen bergantung kepada Inkarnasi Kristus,
demikian pendapat J.F. Walvoord.

Setelah berinkarnasi, kita dapat melihat dua hal tentang Yesus.
Pertama, Yesus adalah seorang manusia sama seperti manusia pada
umumnya. Dia lahir sebagai bayi dan tumbuh seperti anak-anak yang lain
(Lukas 2:52). Kedua, Yesus adalah orang biasa yang luar biasa. Dia
adalah Anak Allah, "Dalam Dia berdiam seluruh kepenuhan keallahan"
(Kolose 2:9). Menurut M. Brownlee, dalam inkarnasi dinyatakan dua hal
penting, yaitu pentingnya hal-hal materi dan kesalehan yang wajar.

a. Pentingnya Hal-Hal Materi

Yesus Kristus memunyai tubuh maupun jiwa manusia. Hal-hal rohani tidak
dapat dipisahkan dari hal-hal materi. Tubuh tidak lebih rendah
daripada roh, melainkan segala sesuatu termasuk tubuh, roh, gereja,
waktu, kerja adalah ciptaan Allah dan menunjukkan kekudusan Allah.

Di satu pihak, tidak ada bagian ciptaan yang kudus seperti Allah
adalah kudus. Tidak ada batu, gunung, gedung gereja, atau salib yang
dianggap keramat dan ajaib. Gereja disebut "kudus" dalam arti
"dipilih" bagi tugas kudus, bukan dengan arti ilahi. Setiap makhluk
ciptaan menunjukkan Pencipta -- diciptakan dalam gambar-Nya. Tubuh
orang Kristen adalah "bait Roh Kudus". Karena itu kita bertanggung
jawab bagi tubuh maupun roh. Kita tidak boleh mengabaikan kesehatan
jasmani maupun rohani kita. Kita juga harus memerhatikan kebutuhan
jasmani dan rohani orang lain. Yesus menuntut kita berkhotbah dan
mengajar, beribadah dan membaptiskan. Ia juga menuntut kita memberi
makan kepada yang lapar, minum kepada yang haus, tumpangan kepada
orang asing, dan pakaian kepada yang telanjang. Gereja harus
mengabarkan lnjil dengan kata-kata tentang kasih dan kuasa Tuhan, juga
dengan pelayanan sosial yang menyatakan kasih dan memajukan keadilan.

b. Kesalehan yang Wajar

Kesalehan bukanlah kewajiban yang harus dibangga-banggakan jika dapat
mewujudkannya. Bukan pula tembok yang memisahkan antara yang saleh dan
yang tidak saleh. Yesus turun dari surga -- tempat yang sempurna dan
masuk ke dalam dunia yang penuh dosa. Anak Allah tidak merasa bahwa
Dia tidak boleh melibatkan diri dalam hal-hal duniawi karena Dia
begitu saleh. Sebaliknya, Yesus menyatakan kesalehan yang sejati
dengan cara bergaul dengan orang-orang berdosa dalam dunia ini.

Kesalehan Kristen bukanlah kehidupan yang "tidak pernah menyentuh
tanah", bukan kehidupan yang terpisah dari dunia, melainkan pelayanan
kepada Allah di tengah-tengah dunia. Kesalehan Kristus tidak dinodai
oleh dunia melainkan mengubah dunia. Kesalehan Kristen mengandung dua
hubungan yaitu hubungan dengan Allah dan dengan dunia. Terang Allah di
hati kita tidak menjadi suram dan tidak disembunyikan dari bahaya
dunia, melainkan bercahaya di depan semua orang (Matius 13:16).

Kematian Tuhan Yesus

Sebagai bukti ketaatan Yesus yang tidak kompromi dengan kejahatan
dunia, Dia harus menyerahkan nyawa kepada Bapa-Nya dalam peristiwa
penyaliban di bukit Golgota. Yesus rela mati di salib, hal ini
menyatakan kedahsyatan dosa. Dosa bukanlah hal remeh, karena jika
demikian Anak Allah tidak perlu disalibkan untuk menghapus dosa kita.
Berita utama dari salib Kristus bukanlah bahwa kita dihakimi, tetapi
bahwa dosa kita diampuni. Oleh karena itu, respons yang paling tepat
kepada pengampunan Kristus adalah hidup sebagai orang yang diampuni,
yang dibebaskan dari dosa.

Penyaliban Kristus harus menjadi dasar etika orang percaya. Melakukan
kehendak Allah bukan karena takut akan penghukuman-Nya, melainkan
karena bersyukur atas pengampunan-Nya. Karena itu, jika kita melakukan
kebaikan, bukan supaya kita dapat diselamatkan tetapi karena kita
sudah diselamatkan; bukan supaya Allah mengasihi kita, tetapi karena
Allah sudah mengasihi kita. Pendirian demikian akan menghasilkan
perilaku yang aktif dan berani, bukan pasif dan takut.

Allah mengampuni dosa kita, maka kita patut mengampuni orang yang
bersalah kepada kita. Kita mengasihi orang lain seperti Kristus
mengasihi kita. Ini berarti bahwa kasih kita kepada seseorang bukan
berdasarkan benar tidaknya orang itu. Stephen Tong mengatakan, kalau
kita menerima seseorang tidak berarti kita menyetujui perbuatan orang
itu. Mungkin ada orang yang membenci kita, tetapi kita harus
membalasnya dengan kasih.

Kematian Kristus juga memperlihatkan kepada kita bahwa Anak Allah
menderita karena Dia menyamakan diri-Nya dengan manusia, dan Ia
memanggil kita untuk berpartisipasi dalam penderitaan-Nya. Mengikut
Yesus berarti "menyangkal diri dan memikul salib" (Markus 8:34). Kita
tidak perlu mencari penderitaan, namun kita tidak boleh menghindari
penderitaan, jika penderitaan itu demi menaati Allah dan mengasihi
sesama manusia. Kasih kepada Allah dan sesama mengandung konsekuensi
penderitaan, sama seperti kasih Kristus berkonsekuensi penderitaan.

Kebangkitan Tuhan Yesus

Yesus Kristus dibangkitkan dari antara orang mati. Batu kubur yang
besar tidak dapat menghalangi kuasa kebangkitan Yesus. Walvoord
mengatakan, dibukanya pintu kubur oleh malaikat bukan untuk
memungkinkan Kristus keluar dari kubur, melainkan supaya orang-orang
dapat masuk ke dalamnya dan melihat bahwa kubur itu telah kosong.
Yesus tidak mati. Dia hidup dan bekerja di dunia ini. Dia berjanji
akan menyertai mereka yang percaya kepada-Nya (Matius 28:20). Dia ada
di antara saudara-saudara-Nya yang miskin dan hina (Matius 18:20,
Matius 25:31-36).

Karena Yesus hidup dan menyertai kita, maka tidak sepantasnya orang
Kristen dilanda kekhawatiran dalam melakukan aktivitas kekristenan.
Sering kali, Tuhan mengutus orang percaya untuk melakukan tugas-tugas
yang sulit dalam situasi yang sukar, bahkan bagaikan domba di
tengah-tengah serigala (Matius 10:16). Tidak jarang, Allah memanggil
kita untuk tugas yang melebihi bakat dan kemampuan kita. Hal itu
berarti Allah menghendaki kuasa-Nya dinyatakan di dalam dan melalui
kehidupan kita. Karena kebangkitan Yesus, orang Kristen memiliki iman
yang bermakna dan berisi, membawa harapan -- bagi dunia dan
orang-orang yang mau menerima Dia.

Tuhan memanggil orang percaya untuk ada dalam segala bidang kehidupan,
bukan hanya dalam bidang rohani untuk memikirkan hal-hal "yang di
atas", tetapi kuasa kebangkitan Yesus justru untuk menjangkau dunia
ini bagi Dia.

Diringkas dari:
Judul majalah: Kalam Hidup, Oktober 2007
Judul artikel: Etika Suatu Perspektif Injil Sinoptik
Penulis: Drs. Denny R. Kussoy, S. Th.
Penerbit: Yayasan Kalam Hidup
Halaman: 35 -- 41

                  DOA BAGI MISI DUNIA: MESIR, CHINA

MESIR -- Ancaman kelompok garis keras dan meningkatnya sentimen anti
Kristen, menyebabkan ketegangan di antara komunitas Kristen Coptic di
Mesir. Di Kairo, sejumlah petugas keamanan berjaga-jaga di luar gedung
gereja. Di Zamalek, para pengunjung yang datang meramaikan bazar dan
festival di Gereja All Saints Cathedral, diperiksa dengan metal
detektor dan anjing pelacak. Compass Direct melaporkan bahwa
pemerintah telah meminta para pendeta untuk "membatalkan
pertemuan-pertemuan skala besar yang tidak begitu penting".

Ancaman dari kelompok garis keras di Irak, yang terjadi selama
penyanderaan di Gereja Our Lady of Salvation Baghdad pada tanggal 31
Oktober 2010, berakhir dengan tewasnya 53 orang Kristen. Kelompok
garis keras mengatakan kepada media alasan penyerangan mereka: gereja
Coptic di Mesir telah menangkap 2 wanita Coptic, yang menurut kelompok
ini telah berpindah keyakinan menjadi "agama lain".

Ketegangan juga berlangsung di Talbiya, Giza, di mana empat orang
Kristen Coptic dibunuh dan sedikitnya 50 orang terluka, ketika
beberapa anggota jemaat sebuah gereja terlibat perkelahian dengan
petugas keamanan, yang mencoba menghentikan pembangunan gereja mereka.
Kekerasan dimulai pukul 3 pagi pada tanggal 24 November 2010.

Diambil dari: Buletin Kasih Dalam Perbuatan, Edisi Maret -- April
2011, Halaman 4

Pokok doa:

1. Berdoa bagi umat percaya di Mesir, agar Tuhan melindungi mereka
   dari ancaman dan tindakan anarkis yang dilakukan oleh kelompok anti
   Kristen.

2. Doakan juga agar keadaan ini tidak membuat iman umat percaya di
   Mesir menjadi goyah, melainkan mereka semakin berpengharapan hanya
   kepada Tuhan saja.

CHINA -- China Aid melaporkan, BD -- seorang petobat baru dan aktivis
politik yang berpengalaman, ditahan di pusat penahanan Xicheng,
Beijing atas tuduhan mencoba memprovokasi terjadinya subversi terhadap
pemerintah China. Sejak Liu Xiaobo terpilih sebagai pemenang Nobel
Perdamaian 2010, pemerintah China menanggapi dengan meningkatkan
tekanan kepada umat beragama, khususnya orang-orang Kristen, aktivis
politik, dan para pengacara pembela HAM. BD dan rekan-rekan pengacara
membentuk asosiasi pembela HAM pada bulan Juni 2010, karena khawatir
melihat makin meningkatnya tindakan kekerasan terhadap
kegiatan-kegiatan para pengacara pembela HAM.

Diambil dari: Buletin Kasih Dalam Perbuatan, Edisi Maret - April 2011,
Halaman 4

Pokok doa:

1. Berdoa bagi BD dan timnya dalam membela HAM di China, agar Tuhan
   melindungi dan memberi hikmat ketika berhadapan dengan kasus
   pelanggaran HAM.

2. Berdoa bagi keluarga BD dan rekan-rekan pengacara lain, agar Tuhan
   menjaga dan memberi kekuatan kepada mereka.

           DOA BAGI INDONESIA: PELAYANAN H DAN J DI ASIA

4 April 2011, H bertemu J, yang merupakan rekan sepelayanan sejak
dulu. H dan J adalah seorang yang setia dan semangat dalam melayani di
ladang Tuhan. Saat ini, J sudah pindah ke desa T dan sedang memuridkan
para petobat baru di desa T.

Sumber: Kiriman H -- seorang utusan Injil asal Indonesia yang melayani
di salah satu negara di Asia.

Pokok Doa:

1. Mengucap syukur untuk H dan J yang tetap setia melayani di
   ladang-Nya. Doakan agar Tuhan memberi kekuatan kepada H dan J dalam
   melayani jemaat yang Tuhan percayakan pada mereka.

2. Berdoa untuk jemaat Tuhan di desa T, agar terus bertumbuh dan
   menjadi kuat. Berdoa juga bagi para petobat baru, agar iman dan
   pengenalan mereka akan Tuhan semakin bertumbuh.

3. Doakan untuk keluarga H dan J, agar Tuhan melindungi. Doakan juga
   untuk setiap keperluan hidup yang mereka butuhkan, agar Tuhan
   mencukupkan dan memberkati.

4. Doakan untuk pertumbuhan iman H dan J, supaya mereka semakin
   mengerti pimpinan Tuhan untuk hidup mereka.

"MANY WHO SING `FILL ME NOW` MIGHT BETTER SING `EMPTY ME NOW`"

Kontak: < jemmi(at)sabda.org >
Redaksi: Novita Yuniarti, Yulia Oeniyati
(c) 2011 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/misi >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org