Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2011/10

e-JEMMi edisi No. 10 Vol. 14/2011 (8-3-2011)

Tujuan Allah Mengirim Yesus Kristus Untuk Mati (2)

______________________________  e-JEMMi  _____________________________
                   (Jurnal Elektronik Mingguan Misi)
______________________________________________________________________

SEKILAS ISI
ARTIKEL MISI: TUJUAN ALLAH MENGIRIM YESUS KRISTUS UNTUK MATI (2)
DOA BAGI MISI DUNIA: LIBIA, TURKI
DOA BAGI INDONESIA: MUSIM PANCAROBA TIBA

Shalom,

e-JEMMi edisi 10 adalah bagian kedua dari artikel John Owen, "Tujuan
Allah Mengirim Yesus Kristus untuk Mati". Setelah minggu lalu kita
menyimak ulasan tentang peran Allah Bapa dalam penebusan, kali ini
kita akan mendalami peran Allah Anak dan Allah Roh Kudus. Harapan
kami, dengan mengetahui hubungan pengorbanan Kristus dan
pengantaraan-Nya bagi kita dalam memperoleh keselamatan, kita semakin
menghargai karya penebusan Allah. Selamat menyimak. Tuhan Yesus
memberkati.

Redaksi Tamu e-JEMMi,
Mahardhika Dicky Kurniawan
< http://misi.sabda.org/ >

   ARTIKEL MISI: TUJUAN ALLAH MENGIRIM YESUS KRISTUS UNTUK MATI (2)

Allah Anak Pelaku Penebusan Kita

Karena Allah Anak dengan penuh kerelaan melakukan apa yang telah
direncanakan oleh Bapa, kita dapat mengatakan bahwa Ia juga adalah
pelaku penebusan kita. Yesus berkata: "Makanan-Ku ialah melakukan
kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya."
(Yohanes 4:34) Ada 3 cara yang di dalamnya Kristus menunjukkan
kerelaan-Nya menjadi pelaku penebusan:

1. Ia rela menanggalkan kemuliaan keilahian-Nya, dan mengambil rupa
seorang manusia. "Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan
daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian
dalam keadaan mereka." (Ibrani 2:14) Perhatikan bahwa Ia melakukan hal
ini, bukan karena seluruh umat manusia terdiri dari darah dan daging,
tetapi karena "anak-anak yang telah diberikan Allah kepada-Nya"
(Ibrani 2:13) adalah manusia. Kerelaan-Nya itu berkaitan dengan
anak-anak manusia itu, bukan seluruh umat manusia.

2. Ia bersedia memberikan diri-Nya sebagai korban. Memang Ia secara
pasif menderita banyak hal. Namun Ia juga menyerahkan diri-Nya sendiri
dalam penderitaan secara aktif dan penuh kerelaan. Tanpa kerelaan ini,
penderitaan tersebut tidak akan berarti apa-apa. Maka Ia dapat
mengatakan dengan sungguh-sungguh, "Bapa mengasihi Aku, oleh karena
Aku memberikan nyawa-Ku... Tidak seorang pun mengambilnya dari
pada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri."
(Yohanes 10:17-18)

3. Doa-Nya sekarang yang ditujukan bagi anak-anak-Nya, menyatakan
kerelaan-Nya untuk menjadi pelaku penebusan mereka. Sekarang Kristus
telah masuk ke dalam tempat kudus (Ibrani 9:11-12). Pekerjaan-Nya di
sana adalah menjadi perantara (pendoa syafaat). Perhatikan Ia tidak
berdoa untuk dunia (Yohanes 17:9), melainkan untuk orang-orang yang
bagi mereka Ia mati (Roma 8:33). Ia meminta supaya mereka yang telah
diberikan kepada-Nya bersama-sama dengan Dia, untuk memandang
kemuliaan-Nya (Yohanes 17:24). Jadi jelas bahwa tidak mungkin Ia mati
untuk semua manusia!

Allah Roh Kudus, Pelaku Penebusan Kita.

Alkitab menyebutkan tiga hal yang di dalamnya Roh Kudus bekerja
bersama-sama dengan Bapa dan Anak dalam menebus kita. Tindakan-
tindakan berikut menunjukkan peran Roh Kudus sebagai pelaku penebusan
kita.

1. Tubuh jasmani yang dipakai oleh Anak ketika Ia menjadi manusia
diciptakan oleh Roh Kudus dalam diri Maria. "ternyata ia mengandung
dari Roh Kudus." (Matius 1:18)

2. Alkitab berkata bahwa ketika Anak memberikan diri-Nya sebagai
kurban, Ia melakukannya oleh Roh Kudus. "Yang oleh Roh yang kekal
telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai
persembahan yang tak bercacat." (Ibrani 9:14) Jelaslah bahwa Roh Kudus
dengan cara tertentu merupakan alat yang memungkinkan terjadinya
persembahan itu.

3. Ada pernyataan-pernyataan Alkitab yang secara jelas menunjukkan
bahwa pekerjaan membangkitkan Kristus dari kematian merupakan
pekerjaan Roh Kudus. "Ia, yang telah dibunuh dalam keadaan-Nya sebagai
manusia, tetapi yang telah dibangkitkan menurut Roh." (l Petrus 3:18)

Jelaslah bahwa Roh Kudus memunyai peran yang penting bersama-sama
dengan Bapa dan Anak dalam tujuan-Nya untuk menebus kita.

Kita telah melihat bahwa setiap Pribadi dalam Allah Tritunggal dapat
disebut sebagai pelaku penebusan kita. Penting untuk diingat, karena
tujuan pembahasan ini, kita telah membedakan pekerjaan dari tiap
Pribadi ilahi, namun dalam kenyataannya pelaku penebusan kita bukan
tiga, tetapi hanya satu, karena Allah adalah Esa. Jadi, dapat
dikatakan bahwa keseluruhan Tritunggal adalah pelaku penebusan kita.

Karya Kristus adalah Cara yang Digunakan untuk Mendapatkan Keselamatan
Kita.

Seperti yang telah kita lihat dalam pembahasan sebelumnya, pelaku yang
melakukan suatu hal menggunakan cara-cara tertentu untuk mencapai
tujuan khusus yang ada dalam benaknya. Dan dalam pekerjaan penebusan
kita ada dua tindakan yang telah Kristus lakukan. (Di sini saya tidak
berpikir mengenai rencana kekal yang memungkinkan terjadinya penebusan
kita, tetapi hanya mengenai penggenapan penebusan itu dalam kurun
waktu historis). Berikut ini adalah dua tindakan historis yang
dilakukan oleh Kristus:

1. Pengorbanan-Nya di masa lalu.
2. Pengantaraan-Nya bagi kita sekarang.

Mengenai pengorbanan diri Kristus, maka saya menyertakan hal
kerelaan-Nya untuk menanggung segala sesuatu yang berkaitan dengan
tujuan kedatangan-Nya untuk mati: Ia mengosongkan kemuliaan dalam
diri-Nya, dilahirkan oleh seorang perempuan; tindakan-Nya yang rendah
hati dan taat pada kehendak Bapa sepanjang hidup-Nya; dan akhirnya,
kematian-Nya di kayu salib.

Mengenai pengantaraan Kristus untuk kita (sebagai Juru Syafaat), saya
menyertakan juga hal kebangkitan dan kenaikan-Nya, karena keduanya
merupakan dasar bagi pengantaraan-Nya. Tanpa kebangkitan dan kenaikan,
tidak mungkin ada pengantaraan (syafaat).

Kita akan melihat kedua hal tersebut secara lebih rinci dalam
pembahasan berikut. Di sini saya ingin memberikan beberapa komentar.
Kedua tindakan tersebut memunyai maksud yang sama. Pengorbanan dan
pengantaraan masing-masing bertujuan "membawa banyak orang kepada
kemuliaan". (Ibrani 2:10) Manfaat dari kedua tindakan tersebut
ditujukan bagi orang-orang yang sama; Ia berdoa untuk orang-orang yang
untuk mereka Ia mati. (Yohanes 17:9) Kita tahu bahwa pengantaraan-Nya
pasti berhasil -- Ia berkata, "Engkau selalu mendengarkan Aku."
(Yohanes 11:41) Selanjutnya, semua orang yang untuk mereka Ia mati,
harus menerima semua hal baik yang diperoleh dari kematian tersebut.
Semua ini dengan jelas menyangkal ajaran bahwa Kristus mati untuk
seluruh manusia!

Pengorbanan Diri Kristus dan Pengantaraan-Nya adalah Satu-Satunya Cara
untuk Mendapatkan Penebusan Kita.

Penting untuk kita amati bagaimana, dalam Alkitab, pengorbanan diri
Kristus dan pengantaraan-Nya dihubungkan bersama. Sebagai contoh:

- Kristus membenarkan mereka yang kejahatan (atau dosanya) Ia pikul
  (Yesaya 53:11).

- Kristus menjadi pengantara (Juru Syafaat) bagi mereka yang dosanya
  Ia pikul (Yesaya 53:12).

- Kristus bangkit dari kematian untuk membenarkan mereka yang untuknya
  Ia telah mati (Roma 4:25).

- Kristus mati untuk orang-orang pilihan Allah dan sekarang berdoa
  bagi mereka (Roma 8:33-34)

Dari uraian tersebut, jelas bahwa tidak mungkin Kristus mati untuk
semua orang; karena jika demikian, maka semua orang akan dibenarkan --
padahal, kenyataannya tidaklah demikian.

Mempersembahkan korban dan mendoakan, merupakan dua tugas yang
dituntut dari seorang imam. Jika ia gagal melaksanakan salah satu
saja, berarti ia telah gagal menjadi imam yang setia bagi umatnya.
Yesus Kristus disebut sebagai pendamaian (korban) kita dan sekaligus
pembela (wakil) kita (l Yohanes 2:1-2). Ia disebut sebagai yang
mempersembahkan darah-Nya sendiri sebagai korban sendiri (Ibrani 9:11-
14), maupun sebagai pengantara bagi kita (Ibrani 7:25). Karena Ia
adalah seorang imam yang setia, Ia harus menjalankan kedua tugas
tersebut secara sempurna. Oleh karena doa-Nya selalu didengar, maka Ia
tidak mungkin menjadi pengantara bagi semua manusia, sebab tidak semua
manusia diselamatkan. Dengan demikian jelas bahwa Ia tidak mungkin
mati untuk seluruh manusia.

Kita juga harus mengingat cara yang ditempuh Kristus untuk menjadi
pengantara bagi kita sekarang. Alkitab mengatakan bahwa Kristus
menjadi pengantara kita dengan mempersembahkan darah-Nya di Surga
(Ibrani 9:11-12,24). Dengan kata lain, Ia menjadi pengantara dengan
mempersembahkan sengsara-Nya kepada Bapa. Kedua tindakan tersebut,
yaitu menderita dan menjadi pengantara, merujuk kepada orang yang
sama.

Dalam doa-Nya yang dicatat dalam Yohanes 17, Kristus menghubungkan
kematian-Nya dengan pengantaraan-Nya, sebagai satu-satunya cara bagi
penebusan kita. Dalam doa tersebut, ia berbicara mengenai penyerahan
diri-Nya dalam kematian, dan doa-Nya bagi milik-Nya yang telah
diberikan Bapa kepada-Nya. Kita tidak boleh memisahkan kedua tindakan
tersebut yang telah disatukan oleh Kristus sendiri. Bagaimana pun,
salah satu saja dari tindakan tersebut tanpa lainnya, akan menjadi
sia-sia, sebagaimana yang ditekankan oleh Paulus, "Dan jika Kristus
tidak dibangkitkan (dan oleh karena itu sekarang tidak menjadi
pengantara), maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup
dalam dosamu." (1 Korintus 15:17)

Jadi tidak ada jaminan keselamatan bagi kita, jika kita memisahkan
kematian Kristus dari pengantaraan-Nya. Apa untungnya mengatakan bahwa
Kristus mati untuk saya di masa yang lampau, jika sekarang Ia tidak
menjadi pengantara bagi saya? Hanya jika Ia membenarkan kita sekarang,
kita telah dibebaskan dari penghukuman atas dosa-dosa kita. Saya tentu
masih dapat dihukum jika Kristus tidak berdoa untuk saya. Jadi
jelaslah bahwa, pengantaraan-Nya hanya bagi sebagian orang yang
untuknya Ia mati -- dan oleh karena itu, tidaklah mungkin Ia mati
untuk semua orang.

Diambil dari:
Judul asli buku: Life by His Death
Judul buku terjemahan: Kematian yang Menghidupkan
Judul bab: Tujuan Allah Mengirim Yesus Kristus untuk Mati
Penulis: John Owen
Penerjemah: Yanti
Penerbit: Momentum, Surabaya 2001
Halaman: 33 -- 41

                DOA BAGI MISI DUNIA: LIBIA, TURKI

LIBIA (Diringkas oleh: Dicky) -- Penguasa Libia, Moammar Gadhafi,
berusaha memadamkan unjuk rasa para penentangnya dengan melancarkan
serangan udara terhadap mereka. Tidak mengherankan bila jaringan
internet dan telepon seluler diputus selama terjadinya pergolakan.

RR dari SAT-7, sebuah pelayanan televisi satelit Kristen di Timur
Tengah dan Afrika Utara berkata, "Tiga kali siaran kami diputus; bukan
hanya kami, tetapi juga banyak saluran berbahasa Arab." Namun
demikian, penyebab sebenarnya dari pemutusan jaringan ini tidak bisa
langsung dikaitkan dengan pemerintah, bisa jadi karena listrik mati
atau kepadatan lalu lintas (komunikasi).

"Teknisi kami terus mengamati hal ini, kami kembali mengudara.
Lagipula ada orang-orang Kristen di Libia yang perlu kami layani
dengan program baru yang menghadirkan teolog, psikolog, dan konselor
Kristen untuk membahas situasi yang terjadi dan membantu orang-orang
menghadapinya," jelasnya.

Sumber: http://mnnonline.org/article/15390

Pokok doa:

1. Doakan agar Roh Kudus senantiasa bertindak sebagai pembawa harapan
   bagi dunia yang penuh pergolakan, terkhusus di negara Libia.

2. Doakan agar SAT-7 dapat terus menyiarkan pesan-pesan Kristen yang
   menguatkan iman orang-orang percaya di tengah pergolakan politik di
   Libia dan Timur Tengah.

3. Doakan agar Tuhan memakai peristiwa yang terjadi untuk tujuan
   rencana-Nya.

TURKI (Diringkas oleh: Dicky) -- Setelah tiga tahun bersekutu di
hotel-hotel lokal, International Church membutuhkan tempat ibadahnya
sendiri. Upaya untuk membangun maupun menyewa tempat ibadah telah
dihalangi, sehingga JB dari Evangelical Alliance Mission memimpin
jemaat membangun gedung serbaguna Pusat Kebudayaan St. Paulus yang
ditujukan untuk "kebaikan Antalia dan kemuliaan Tuhan".

Gedung itu kini melayani berbagai jemaat dengan banyak manfaat,
termasuk tempat ibadah bagi St. Paul Union Church dan Turkish Bible
Church. Akan tetapi, kontraktor atap dan konstruksi yang belum selesai
menimbulkan persoalan. Beberapa bulan lalu JB bersaksi, "Doakan hasil
positif pertemuan saya dengan walikota tentang masalah rumit ini
sehingga gedung segera diperbaiki, dibuka ulang, dan muncul tahap
pelayanan baru yang melampaui pengharapan tertinggi kami."

Sumber: http://mnnonline.org/article/15351

Pokok doa:

1. Mengucap syukur atas rancangan Tuhan dengan memakai Pusat
   Kebudayaan St. Paulus sebagai tempat pengabaran Injil di Turki.

2. Doakan agar gedung Pusat Kebudayaan St. Paulus segera selesai
   diperbaiki sehingga memungkinkan jemaat-jemaat Tuhan mendapat
   berkat.

3. Doakan agar jemaat di Antalia, Turki terus bersatu sebagai Tubuh
   Kristus dan menjadi saksi akan kasih Kristus.

              DOA BAGI INDONESIA: MUSIM PANCAROBA TIBA

Cuaca terik yang cepat berubah menjadi hujan lebat disertai angin
kencang beberapa hari terakhir menunjukkan tanda-tanda musim pancaroba
dari hujan ke kemarau. Datangnya musim pancaroba yang diikuti
perubahan suhu udara membuat daya tahan tubuh menurun. Hangatnya suhu
udara membuat mikroba, bakteri, virus, dan hewan penyebar penyakit
berkembang biak dengan baik. Untuk menghindari berbagai macam penyakit
selama pancaroba, masyarakat disarankan menjaga kebersihan diri,
rumah, dan lingkungan. Daya tahan tubuh perlu dijaga dengan asupan
makanan seimbang dan bergizi serta olah raga rutin.

Sumber: Kompas, Senin 28 Februari 2011, Halaman 13

Pokok Doa:

1. Doakan masyarakat Indonesia, agar bersikap waspada dan wawas diri
   dalam menghadapi musim pancaroba.

2. Doakan agar Tuhan memberi kekuatan kepada masyarakat yang ditimpa
   bencana banjir akibat hujan lebat yang terjadi. Biarlah mereka
   terus mewaspadai akibat-akibat yang ditimbulkan dari bencana
   banjir ini.

3. Doakan juga agar Tuhan menjaga dan melindungi umatnya ketika sedang
   beraktivitas di luar rumah, di tengah cuaca yang tidak menentu saat
   ini.

4. Berdoa juga untuk masyarakat yang hidup di daerah kumuh, karena
   cuaca yang buruk ini membuat keadaan sulit menjadi semakin sulit.
   Kiranya Tuhan mencurahkan belas kasihan-Nya.

"DON`T TRY TO BEAR TOMORROW`S BURDENS WITH TODAY`S GRACE"

Kontak: < jemmi(at)sabda.org >
Redaksi: Novita Yuniarti, Yulia Oeniyati
(c) 2011 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/misi >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org