Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2011/1

e-JEMMi edisi No. 01 Vol. 14/2011 (4-1-2011)

Tantangan dalam Penginjilan

______________________________  e-JEMMi  _____________________________
                   (Jurnal Elektronik Mingguan Misi)
______________________________________________________________________
SEKILAS ISI
ARTIKEL MISI: ANIAYA = BERKAT
DOA BAGI MISI DUNIA: INDIA, PAKISTAN
DOA BAGI INDONESIA: INDONESIA DI TAHUN 2011

Shalom,

"Selamat Tahun Baru" kami ucapkan kepada para pembaca e-JEMMi.
Mengawali tahun 2011, e-JEMMi tampil dengan format baru yang lebih
pendek/ringkas namun berbobot. Harapan kami semoga format yang baru
ini memberi kesegaran baru dan mempermudah Anda yang ingin
mengaksesnya lewat media mobile. Kritik dan saran Anda berkenaan
dengan format baru ini sangat kami harapkan. Silakan menghubungi kami.

Sajian perdana e-JEMMi 2011 mengangkat tema mengenai Penginjilan.
Untuk Anda yang ingin mendapatkan bahan penginjilan lebih banyak,
silakan berkunjung ke situs e-MISI < misi.sabda.org >. Selamat
membaca. Tuhan memberkati.

Pimpinan Redaksi e-JEMMi,
Novita Yuniarti
< novita(at)in-christ.net >
< http://misi.sabda.org/ >

ARTIKEL MISI: ANIAYA = BERKAT

Judul di atas pasti membuat semua orang menjadi ngeri. Tidak terbayang
rasanya kalau hal tersebut terjadi. Kira-kira kita sanggup tidak
menghadapi? Sebab kalau kita mendengar kata "aniaya", konotasinya
pasti penderitaan secara fisik maupun psikis. Bisa juga kehilangan
harta benda yang dimiliki, bahkan sampai kehilangan nyawa atau
orang-orang yang kita sayangi.

Kita harus mencari tahu apa kata Alkitab tentang aniaya yang di alami
oleh orang percaya. Filipi 1:29 menyatakan bahwa kepada kita
dikaruniakan bukan hanya untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga
untuk menderita bagi Dia. Berarti aniaya (baca: penderitaan) memang
sudah menjadi bagian orang percaya. Menerima keselamatan dengan
percaya kepada Yesus berarti siap menerima aniaya. Dengan kata lain
aniaya dan keselamatan merupakan satu paket yang tidak terpisahkan.

Yohanes 15:20-21 menunjukkan kepada kita, bahwa kita sebagai murid
Kristus pasti turut mengalami apa yang sudah dialami guru kita. Kalau
Yesus saja dianiaya, berarti kita juga mengalaminya. Penyebabnya sudah
jelas, karena mereka tidak mengenal Kristus (ayat 21). Dengan
demikian, kita seharusnya bangga bila mengalami aniaya, sebab itu
berarti kita telah menjadi murid Kristus. 2 Timotius 2:3 menyuruh kita
untuk ikut menderita sebagai prajurit Kristus. Bila kita menyadari
status kita sebagai prajurit Kristus, mau tidak mau kita akan
mempersiapkan diri untuk menderita.

Sekarang mari kita lihat masalah aniaya ini dalam kehidupan jemaat
mula-mula. Dalam Kisah Para Rasul pasal 1 diceritakan, setelah
kenaikan Yesus ke Surga, para rasul tidak berani berbuat apa-apa. Di
satu sisi mereka memang takut karena guru mereka sudah pergi, tapi di
sisi lain mereka tidak mau bertindak apa-apa sebelum menerima apa yang
Yesus janjikan, yaitu Roh Kudus. Karenanya mereka bersehati berdoa di
loteng Yerusalem menunggu janji Yesus, sampai akhirnya tibalah hari
Pantekosta dan mereka semua dipenuhi Roh Kudus dan mulai melayani
dengan berani.

Petrus yang pernah menyangkal Yesus tiga kali, berkhotbah dengan suara
nyaring. Hasilnya 3.000 jiwa menjadi percaya dan dibaptis (Kisah Para
Rasul 2:41). Setiap hari, Tuhan terus menambahkan jumlah orang yang
diselamatkan (Kisah Para Rasul 2:47), bahkan ketika Petrus dan Yohanes
berkhotbah, jumlah mereka bertambah menjadi 5.000 orang laki-laki
(Kisah Para Rasul 4:4). Tanda-tanda dan mukjizat-mukjizat yang
menyertai pelayanan para rasul semakin dahsyat, sampai-sampai mereka
sangat dihormati oleh orang banyak. Jumlah orang yang percaya kepada
Tuhan, baik laki-laki maupun perempuan bertambah banyak, bahkan
orang-orang dari kota sekitar Yerusalem datang berduyun-duyun untuk
minta disembuhkan dan dilepaskan dari roh jahat. (Kisah Para Rasul
5:12-16).

Ketika pekerjaan Tuhan semakin berkembang, datang pula aniaya. Petrus
dan Yohanes sempat ditangkap dan dibawa ke sidang mahkamah agung
(Kisah Para Rasul 4:1-22). Kemudian rasul-rasul ditangkap dan
dipenjarakan. Bahkan mereka disesah sebelum dilepaskan dengan ancaman
agar tidak lagi mengajar dalam nama Yesus (Kisah Para Rasul 5:17-40).
Meskipun terjadi aniaya, Firman Allah makin tersebar dan jumlah murid
di Yerusalem makin bertambah banyak. Bahkan sejumlah besar imam
menyerahkan diri dan percaya (Kisah Para Rasul 6:7). Sampai akhirnya
salah seorang diaken yang melayani orang miskin yaitu Stefanus,
ditangkap dan dibunuh. Penyebabnya sepele, karena orang-orang yang
memfitnah Stefanus tidak dapat melawan hikmat Stefanus ketika mereka
bersoal jawab dengan dia. Lalu, Stefanus diseret ke luar kota dan
dilempari batu hingga mati. Stefanus menjadi martir pertama. Tapi
apakah aniaya berhenti sampai di situ? Ternyata tidak!

Kisah Para Rasul 8:1 menegaskan bahwa sejak itulah mulai terjadi
penganiayaan yang hebat terhadap jemaat di Yerusalem. Rumah demi rumah
dimasuki dan setiap orang percaya diseret keluar untuk dimasukkan ke
dalam penjara. Saking hebatnya aniaya tersebut, mereka semua kecuali
para rasul, tersebar ke seluruh Yudea dan Samaria.

Mengapa Tuhan mengizinkan aniaya hebat itu terjadi? Alasannya jelas
karena para rasul hanya berfokus kepada pekerjaan Tuhan di Yerusalem
dan tidak memberitakan Injil ke daerah lain. Padahal dalam Kisah Para
Rasul 1:8 dengan jelas Yesus berjanji bahwa mereka akan menjadi
saksi-Nya di Yudea, Samaria, bahkan sampai ke ujung bumi. Namun
mereka telah lupa akan hal itu dan asyik dengan pekerjaan Tuhan di
Yerusalem sehingga mengabaikan daerah Yudea dan Samaria. Perlu
diingat, bila Yudea dan Samaria yang dekat dengan Yerusalem saja belum
dijangkau, apalagi ujung bumi! Pola yang sama akan dan sedang terjadi
pula dengan kita, Gereja Tuhan saat ini. Bila gereja tidak mau pergi
ke suku-suku dan daerah-daerah terpencil, maka aniayalah yang akan
memaksanya. Dalam Kisah Para Rasul 8 dan seterusnya, kita dapat
melihat bahwa aniaya tidak memadamkan penyebaran Injil, malah
sebaliknya. Mereka yang tersebar itu menjelajah seluruh negeri sampai
memberitakan Injil. Karena aniaya, bangsa-bangsa lain di luar
Yerusalem pun mendengar Injil termasuk pula Samaria, yang sebelumnya
bermusuhan dengan dan dipandang rendah oleh orang-orang Yahudi. Lewat
aniaya, Allah dapat menaruh hati bagi suku-suku yang tadinya tidak
kita sukai. Bahkan memakai kita untuk menjangkau mereka yang tidak
pernah terpikirkan oleh kita.

Hasil pemberitaan Injil oleh jemaat mula-mula di masa aniaya tersebut
sungguh luar biasa. Dalam Kisah Para Rasul 8:1-40 kita menemukan
bahwa:

1. Samaria menerima Injil dan sangatlah besar sukacita di kota itu
   (Kisah Para Rasul 8:4-8).
2. Seorang sida-sida dari Ethiopia menjadi percaya dan dibaptis dalam
   perjalanannya melewati jalur Gaza (Kisah Para Rasul 8:26-39).
   Diduga oleh karena sida-sida ini, maka seluruh Ethiopia mendengar
   Injil.
3. Seluruh kota yang dilalui Filipus dalam perjalanannya dari Asdod
   sampai Kaisarea (Kisah Para Rasul 8:40).
4. Saulus penganiaya jemaat, bertobat dan dibaptis (Kisah Para Rasul
   9:1-19). Kemudian ia memberitakan Injil ke Damsyik.
5. Kaisarea mendengar Injil (Kisah Para Rasul 10).
6. Bangsa-bangsa lain menerima Firman Allah (Kisah Para Rasul 11:1),
   termasuk orang-orang Yunani.
7. Injil tersebar sampai ke Fenisia, Siprus, dan Antiokhia
   (Kisah Para Rasul 11:19).

Akhirnya Injil tersebar ke Yudea dan Samaria sesuai janji Tuhan. Dari
mana kita tahu? Kisah Para Rasul 9:31 menyatakan adanya jemaat di
Yudea, Galilea, dan Samaria. Jemaat tidak mungkin ada di daerah
tersebut bila berita Injil belum disampaikan. Melalui aniaya, apa yang
dijanjikan Yesus menjadi kenyataan. Jemaat mula-mula telah menjadi
saksi di Yerusalem, Yudea, dan Samaria.

Diambil dari:
Judul majalah: Majalah Abbageng Edisi Mei 1999
Judul artikel: Aniaya = Berkat
Penulis: Tidak dicantumkan
Penerbit: Abbalove Ministries
Halaman: 3 -- 5

DOA MISI DUNIA: INDIA, PAKISTAN

INDIA

Suku Banjara adalah komunitas Gipsi yang tinggal di India. Ketika
banyak kelompok pengembara ini hijrah dari belahan barat ke bagian
utara negara-negara Eropa, mereka tetap tinggal di India. Suku Banjara
dikenal karena reputasi kriminalitas dan ketidakjujuran mereka
sehingga menimbulkan ketakutan dan ketidakpercayaan terhadap mereka.

Pelayanan Audio Scripture Ministries (ASM), yang telah berhasil
menerjemahkan Alkitab Audio ke dalam bahasa Banjara, memungkinkan suku
ini mendengar Injil. (t/Samuel)

Sumber: http://mnnonline.org/article/15173

Pokok Doa:
1. Doakan agar ASM melalui pelayanan Alkitab Audio ini dapat
   menjangkau suku Banjara dengan Injil dan kabar Keselamatan.
2. Doakan melalui Firman yang didengar mereka juga mengalami perubahan
   hidup yang transformatif.

PAKISTAN

Para pemrotes melakukan aksi menentang penghapusan pasal dalam
rancangan amandemen Undang-Undang tentang Hukuman Mati (digantung pada
tiang pancang, Red), bagi mereka yang melakukan penghinaan terhadap
agama Lain. Protes ini dipicu oleh peristiwa sebelumnya, yaitu kasus
seorang wanita dari Bibi Asia (sebuah organisasi Wanita Kristen
Pakistan, Red) yang dituduh telah mengkritik nabi agama lain. Unjuk
rasa ini diorganisir oleh para ulama setempat sesudah melakukan Ibadah
yang biasa mereka lakukan. (t/Samuel)

Sumber: http://mnnonline.org/article/15172

Pokok Doa:
1. Doakan agar umat Kristen di Pakistan tidak menjadi sasaran
   kekerasan para pemrotes/pengunjuk rasa.
2. Doakan juga agar pemerintah Pakistan bertindak adil untuk
   melindungi orang-orang percaya di negara ini dari tindakan
   semena-mena.


DOA INDONESIA: INDONESIA DI TAHUN 2011

Tahun 2011 telah tiba di hadapan kita! Kita patut bersyukur karena
kita dapat meninggalkan tahun 2010 dengan hal-hal yang Tuhan izinkan
terjadi atas Indonesia. Mari kita terus menaruh pandangan kita kepada
Kristus di tahun 2011, dengan tetap setia melayani-Nya, bahkan dengan
semakin giat menabur Firman-Nya supaya tuaian semakin berlimpah bagi
kemuliaan-Nya di tahun ini.

Pokok doa:

1. Mengucap syukur untuk penyertaan Tuhan di tahun 2010. Doakan agar
   di tahun 2011, Tuhan terus berkarya dan melakukan perkara besar
   bagi Indonesia.
2. Doakan untuk pemeliharaan dan perlindungan Tuhan bagi Indonesia.
   Biarlah damai sukacita Kristus menyertai setiap warga negara
   Indonesia yang takut akan Tuhan.
3. Doakan para pemimpin bangsa Indonesia, agar Tuhan menolong mereka
   untuk memiliki kesadaran akan tanggung jawab terhadap tugas-tugas
   yang dipercayakan kepada mereka.
4. Doakan juga agar Tuhan memberi hikmat kepada para pemimpin
   pemerintahan sehingga mereka dapat mengambil keputusan yang tepat
   bagi kepentingan bangsa dan negara.
5. Berdoa agar di tahun 2011, setiap umat percaya lebih giat lagi
   dalam melayani Tuhan, dan iman mereka semakin dewasa di dalam
   Tuhan.

        "WE ARE NOT TRULY TO LIVE UNTIL WE ARE PREPARED TO DIE"

Kontak: < jemmi(at)sabda.org >
Redaksi: Novita Yuniarti, Yulia Oeniyati, Samuel Njurumbatu
(c) 2011 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/
< http://fb.sabda.org/misi >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org