Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2010/8

e-JEMMi edisi No. 8 Vol. 13/2010 (23-2-2010)

Jepang

______________________________  e-JEMMi  _____________________________
                   (Jurnal Elektronik Mingguan Misi)
______________________________________________________________________
SEKILAS ISI

EDITORIAL
PROFIL BANGSA: Orang Jepang
SUMBER MISI: Mission: JAPAN
KESAKSIAN MISI: Selamat dari Perbudakan
DOA BAGI MISI DUNIA: Haiti, Aljazair
DOA BAGI INDONESIA: Bencana Tanah Longsor
______________________________________________________________________

  CHRISTIAN ARE THE LORD`S PROPERTY DEARLY BOUGHT LAWFULLY REQUIRED,
                        AND CAREFULLY PRESERVED
______________________________________________________________________
EDITORIAL

  Shalom,

  Jepang merupakan salah satu negara yang paling maju di Asia. Negara
  ini juga dikenal memiliki sikap hidup yang dibentuk oleh tingkat
  persaingan yang sangat tinggi, baik dalam hal pendidikan maupun
  pekerjaan. Satu hal yang lebih penting untuk kita ketahui adalah
  sebagian besar masyarakat Jepang belum menerima anugerah
  keselamatan. Ini merupakan tantangan sekaligus kesempatan bagi
  setiap orang percaya untuk melakukan sesuatu supaya masyarakat
  Jepang juga bisa memperoleh anugerah keselamatan. Untuk mengenal
  bangsa ini lebih dekat, kami mengajak Anda untuk menyimak artikel
  yang telah kami persiapkan.

  Tuhan Yesus memberkati.

  Pimpinan Redaksi e-JEMMi,
  Novita Yuniarti
  http://misi.sabda.org/
  http://fb.sabda.org/misi

______________________________________________________________________
PROFIL BANGSA

                           ORANG JEPANG

  Jepang terdiri dari kumpulan besar pulau-pulau yang terletak di
  antara Samudera Pasifik dan Laut Jepang. Jepang terdiri dari lima
  pulau utama yaitu Honshu, Hokkaido, Kyushu, Shikoku, dan Okinawa.
  Ibu kota negara ini, Tokyo, serta sebagian besar daerah
  perindustriannya berada di pulau Honshu.

  Pegunungan bebatuan terbentang memenuhi lebih dari 71% dataran
  Jepang; sebagian di antaranya adalah gunung api yang masih aktif.
  Daerah pedalamannya diselimuti hutan lebat yang meninggalkan
  sedikit sisa tanah untuk bercocok tanam. Jepang kerap kali dilanda
  gempa bumi, angin puyuh, dan angin musim.

  Masyarakat Jepang merupakan salah satu grup masyarakat yang paling
  homogen baik secara ras, kultur, dan etnisnya. Mereka
  mengidentifikasi diri mereka berdasarkan warisan biologis, tanah
  kelahiran, budaya bersama, dan bahasa sehari-hari (bahasa Jepang).
  Satu kelompok, Burakumin (kelompok minoritas di Jepang), memunyai
  dialek bahasa Jepang yang unik. Masyarakat Jepang menganggap mereka
  orang-orang terbuang -- "tak terjamah".

  SEPERTI APA KEHIDUPAN MEREKA?

  Sebanyak 60% keluarga Jepang hidup membentuk keluarga inti,
  sedangkan lebih dari 20% warganya terdiri dari keluarga besar, yang
  disebut juga dengan Ie. Ie terdiri dari tiga generasi keluarga yaitu
  kakek nenek, orang tua, dan anak-anak. Walaupun muda-mudi Jepang
  bebas memilih pasangan mereka, namun masih banyak pernikahan yang
  dijodohkan. Angka perceraian di Jepang juga cukup tinggi.

  Ekonomi Jepang bergantung pada sistem pasar-kompetensi/usaha-swasta.
  Akan tetapi, banyak keluarga yang berkebun sebagai pekerjaan
  tambahan. Biasanya, para istri bercocok tanam dan para suami bekerja
  dalam usaha bisnis maupun industri. Walaupun produksinya dijaga
  ketat, beras tetaplah hasil panen utama mereka. Mata pencaharian
  lainnya adalah peternak, nelayan, pembuat kapal, pedagang luar
  negeri, peneliti ilmiah, dan peneliti perkembangan teknologi.

  Biasanya, bangunan-bangunan di Jepang terbuat dari kayu dengan atap
  menjulang untuk melindungi rumah dari angin musim. Sedangkan
  rumah-rumah di pedalaman didirikan dengan kerangka konstruksi
  "tiang pancang". Lantainya dirancang lebih tinggi dari tanah dan
  fondasinya adalah bebatuan agar rumah itu dapat bergerak sesuai arah
  gempa. Di perkotaan, sebagian besar penduduk hidup di apartemen atau
  perumahan.

  Banyak pria, wanita, maupun anak-anak suka mengenakan pakaian à la
  Barat untuk aktivitas sehari-hari, sedangkan pakaian tradisional
  dikenakan saat upacara agama dan festival. Wanita Jepang sering
  memakai pakaian tradisional mereka -- kimono sutra.

  Keunikan budaya Jepang tampak dari jenis-jenis seni mereka, termasuk
  seni merangkai bunga (ikebana), upacara minum teh (cha-no-yu),
  kaligrafi, dan seni pertunjukan boneka. Drama Noh dan Kabuki juga
  tetap dilestarikan.

  Jepang mengenal berbagai macam bentuk rekreasi termasuk bisbol,
  sumo, gulat, judo, karate, ping-pong, memancing, bola voli, "shogi"
  (sejenis catur) dan "igo" (permainan strategi papan). Menanam adalah
  hobi yang paling populer di antara pria dan wanita Jepang.

  APA KEPERCAYAAN MEREKA?

  Shinto adalah agama asli Jepang yang berakar dari animisme
  (kepercayaan bahwa benda mati memunyai roh). Dalam kepercayaan
  mereka, dewa-dewa dan roh-roh dikenal dengan sebutan "kami". Buddha
  masuk ke Jepang pada abad ke-6. Saat ini, sebagian besar penduduk
  Jepang memeluk agama Shinto dan Buddha.

  Tradisi Shintoisme, Buddhisme, Konfusianisme, dan Taoisme turut
  memunyai andil dalam prinsip-prinsip agama Jepang: penyembahan
  kepada nenek moyang, kepercayaan akan adanya warisan agama dalam
  keluarga, kedekatan antara negara dan agama, serta tukar pikiran
  antara sistem-sistem keagamaan dan praktik keagamaan yang
  dititikberatkan pada meditasi, jimat, dan pemurnian diri.

  APA KEBUTUHAN MEREKA?

  Sebagian besar orang Jepang tidak peduli atau skeptis dengan agama
  lain. Mereka tampaknya sudah hidup berkecukupan dan tidak banyak
  memerlukan bantuan. Namun, banyak dari mereka yang terobsesi dengan
  kesenangan materi, karir, dan kepemilikan. Sebenarnya, kebutuhan
  terbesar mereka adalah pengenalan dengan Bapa melalui Anak-Nya,
  Yesus.

  POKOK-POKOK DOA

  1. Mintalah kepada Tuhan agar Dia mengutus para pelayan-Nya ke
     Jepang untuk mengenalkan Kristus kepada mereka.

  2. Berdoalah agar para pebisnis Kristen membuka hati mereka untuk
     mengabarkan Injil kepada pebisnis Jepang lainnya.

  3. Mintalah kepada Roh Kudus untuk melembutkan hati mereka agar
     mereka mau menerima orang-orang Kristen sehingga Injil dapat
     didengar.

  4. Doakanlah agar orang Kristen Jepang mendapat kesempatan
     mengabarkan kasih Yesus dengan keluarga dan sahabat mereka.

  5. Doakanlah agar siaran radio dan televisi Kristen menjadi sarana
     yang efektif untuk menjangkau orang-orang Jepang.

  6. Doakanlah agar ada pergantian otoritas atas bentuk pemerintahan
     dan kekuasaan yang mengikat Jepang.

  7. Berdoalah agar Allah membangkitkan kelompok doa untuk menjangkau
     mereka.

  8. Mintalah kepada Tuhan untuk membangun gereja lokal yang teguh
     di antara mereka. (t/Uly)

  Diterjemahkan dari:
  Nama situs: Joshua Project
  Penulis: Tidak dicantumkan
  Alamat URL: http://www.joshuaproject.net/peopctry.php?rop3=104189&rog3=JA

______________________________________________________________________
SUMBER MISI

MISSION: JAPAN
==> http://www.missionjapan.com

  Mission: Japan merupakan sebuah situs misi yang bertujuan untuk
  menjangkau seluruh orang Jepang, bukan hanya yang berada di Jepang
  saja, namun juga di seluruh dunia. Misi yang sudah dibentuk sejak
  1998 ini memiliki pendoa-pendoa yang mendoakan dan juga
  penginjil-penginjil yang melayani orang-orang Jepang. Anda juga
  dapat ikut mendoakan pokok-pokok doa yang tersedia di situs
  tersebut. Selain itu di situs tersebut tersedia forum untuk
  berdiskusi dan halaman untuk menghubungi pengelola misi tersebut.
  Mungkin yang paling menarik dari situs ini adalah pranala-pranala
  dikumpulkan oleh situs tersebut yang berhubungan dengan kekristenan
  di Jepang.
______________________________________________________________________
KESAKSIAN MISI

                     SELAMAT DARI PERBUDAKAN

  Pertama mereka mendengar suara mesin motor di dekat rumah mereka.
  Sementara S dan ibunya, MR, melihat orang yang bersepeda motor
  tersebut memacu motornya menyeberangi lapangan. Itu adalah M. M
  mendekati mereka dan turun dari sepeda motor. M menembakkan senjata
  pistolnya ke udara dan mendorong MR hingga jatuh ke tanah. Ia
  memukul S dan menyeretnya ke sepeda motor, memaksanya duduk di
  depannya. "Jika kamu bersuara, aku akan menembakmu," katanya,
  sambil mendorong ujung pistolnya di punggung S. MR berusaha
  mencegahnya, tetapi tidak mampu karena M mencekiknya. M melepaskan
  cekikannya dan memacu motornya. Ia membawa S ke rumahnya. Di dalam
  rumah ini, ia menjebloskan gadis ini ke dalam sebuah kamar yang
  hanya dilengkapi dengan sebuah tikar di lantai. Kamar ini akan
  menjadi penjaranya dan ruang penyiksaan selama empat bulan setelah
  hari itu.

  Sejarah Penganiayaan

  Orang-orang Kristen Pakistan seperti S diperlakukan lebih buruk
  daripada warga negara kelas dua. Mereka disebut "chora," yang
  artinya "tukang sapu kasta terendah." Mereka adalah orang-orang yang
  menjalani pekerjaan yang tidak dikehendaki. Pengadilan, polisi, dan
  pihak yang berwenang seringkali berprasangka buruk terhadap
  orang-orang Kristen, yang berjumlah hanya 2 persen dari populasi
  Pakistan. Hukum agama sedang diterapkan makin mendalam. Hukum ini
  mengizinkan kekerasan terhadap orang-orang Kristen atau mereka yang
  berkeyakinan lain. Hukum itu juga mengizinkan membunuh orang-orang
  "agama lain" yang meninggalkan agamanya. Oleh karena itu, penculikan
  dan penyerangan S pada bulan September 2007 bukanlah suatu hal yang
  luar biasa.

  Sekarang S berusia 20 tahun. Ia tumbuh di dalam keluarga Kristen dan
  dibaptis pada tahun 2002. Ayahnya meninggal pada tahun 1990 dan
  keluarganya -- ibu, saudari, dan kedua saudaranya berjuang untuk
  hidup. Kakak laki-lakinya, R, bekerja di sebuah pabrik kapas untuk
  menyokong pendidikan S. R memimpin saudara kembar dan ibunya berdoa
  setiap malam. R membela orang-orang Kristen di komunitas mereka. Ia
  terang-terangan menentang orang-orang "agama lain" yang menyiksa
  gadis-gadis Kristen. Mereka mengancam untuk membunuhnya. Suatu kali
  beberapa remaja dengan sebuah pistol menghentikan perjalanannya saat
  ia melalui ladang tebu tetapi ia berhasil meloloskan diri.

  Pada tanggal 3 Juli 2004, tiga orang pria "agama lain" yang
  merupakan teman R datang untuk berbicara dengannya. Ia keluar dan
  duduk bersama mereka di bawah pohon mangga. Mereka memberinya
  minuman yang sudah dicampur dengan pil tidur, dan R tertidur. Salah
  seorang dari mereka menembak kepala R, membunuhnya saat itu juga.
  Ketiga pria lain membuang mayatnya di alang-alang di samping jalan
  besar. Seseorang yang lewat menemukan mayatnya keesokan paginya.

  Berseru Kepada Tuhan

  Keluarga R saat itu hancur. Mereka telah kehilangan pemimpin
  spiritual mereka dan yang menafkahi mereka. S marah. "Aku ingin
  melihat para pembunuh itu di balik jeruji besi," katanya. Untuk
  mencari keadilan S sudah pasti akan membayar harga yang mahal.
  Orang-orang di Pakistan mendanai kejahatan penganiayaan terhadap
  orang-orang Kristen. Pejabat yang korup meminta uang untuk melakukan
  segala hal. Keluarga menjual rumah, ternak, dan tanah mereka demi
  uang untuk membayar proses kasus peradilan pembunuhan R oleh tiga
  orang pria tersebut. Setelah dua tahun, keluarga kehabisan uang.
  Pihak pengadilan mengatakan kepada mereka bahwa kasus mereka akan
  dihentikan jika mereka tidak dapat membayar.

  Lalu datanglah si M. Pada awal perkenalan, M layaknya seorang
  pahlawan. Walaupun ia "beragama lain", ia berjanji untuk menolong
  keluarga ini melalui kasus ini. Ia mengatakan bahwa ia mengenal
  pejabat negara yang akan menolong mereka. M memberikan S beberapa
  dokumen seraya mengatakan kepadanya bahwa berkas dokumen tersebut
  adalah untuk kasus pembunuhan kakaknya. Beberapa bulan kemudian, S
  dan keluarganya mendengar rumor yang beredar di desanya bahwa ia dan
  M telah menikah. Ternyata M menggunakan tanda tangan S untuk
  memalsukan sertifikat nikah. Para pemimpin desa menekan M hingga ia
  akhirnya menandatangani persetujuan perceraian. Tiga hari kemudian,
  pada tanggal 25 September 2007, M mengendarai sepeda motornya dan
  menculik S di bawah ancaman pistolnya.

  "Pindah Agama atau Mati"

  M menyekap S di lantai paling atas dari rumah bertingkat dua di
  balik dua pintu yang terkunci. Setiap malam ia berkali-kali
  melecehkan S. Terkadang ia juga datang pada siang hari untuk
  melecehkannya. Setelah itu, ia memukuli S. Ia meninju S,
  menamparnya, dan menghantamkan kepalanya ke tembok. Sementara M
  menyiksanya, S terus berdoa, berseru kepada Tuhan untuk
  menyelamatkannya. "Aku terus mengucapkan Mazmur 23, 120, dan 121 di
  dalam hatiku. Ayat-ayat itu menguatkanku bahwa Tuhan adalah

  benar-benar gembalaku, dan Ia akan membebaskanku segera. Oleh karena
  itu akan mendapatkan kekuatan," katanya. M berkata kepadanya, "Jika
  kamu berpindah agama, aku akan berhenti memukulimu." Tetapi S tetap
  teguh, dengan berkata kepadanya, "Kristen adalah agamaku, bukan
  `agama lain`. Aku adalah seorang Kristen, dan jika kamu mau
  membunuhku maka bunuhlah aku, tetapi aku tidak akan masuk `agama
  lain`."

  "Setiap hari, aku memerhatikan pintu," kata S. Setelah empat bulan
  dalam penyekapan, pada 11 Januari 2008, M lupa mengunci pintu. S
  menyelinap keluar dan melarikan diri ke rumah keluarganya yang
  meneteskan air mata sukacita atas kepulangannya.

  Memercayai Keadilan Tuhan

  Walaupun mereka kembali berkumpul, keluarga dalam keadaan yang
  sulit. Mereka meminjam uang dalam jumlah besar, sekitar 2 juta
  rupiah dari pemilik usaha pembuatan batu bata untuk mengajukan kasus
  penyekapan oleh M kepada pihak yang berwajib. Untuk membayar hutang
  itu, semua anggota keluarga bekerja sebagai budak (berdasarkan
  perjanjian dengan majikan) di tempat pembuatan batu bata. Di
  tempat-tempat inilah, banyak orang-orang Kristen Pakistan, seperti
  S, diperbudak oleh hutang mereka kepada pengutang yang kaya. Mereka
  bekerja membanting tulang di tempat ini, membuat batu bata dengan
  tangan mereka. Semua 11 orang anggota keluarga S tinggal di kompleks
  tempat pembuatan batu bata di sebuah rumah kecil tanah liat tanpa
  ada dapur dan kamar mandi. Mereka bekerja 12 jam per hari. Untuk
  setiap 1000 batu bata yang mereka buat, mereka mendapat upah Rp
  30.000. Bahkan keponakan S yang masih kecil terpaksa ikut bekerja.

  Iman dalam Tuhan menguatkan keluarga ini. "Setiap hari di waktu
  malam kami mengadakan persekutuan doa di rumah dengan keluargaku.
  Aku merasa kuat di dalam imanku ketika kami membaca firman Tuhan,"
  kata S. Setiap Kamis mereka menghadiri persekutuan doa di Gereja
  Apostolik Baru.

  Alkitab membantu memulihkan pikiran S juga. Ia berkata pada
  perwakilan kami, "Sebelumnya, ketika aku berusaha membawa para
  pembunuh kakak saya dan orang yang memperkosa aku ke meja hijau, aku
  sulit mengampuni mereka. Aku ingin membalas dendam. Lalu aku membaca
  dan mendengar di dalam firman Allah bahwa kita harus mengampuni
  mereka yang menganiaya kita. Itu adalah hal yang sulit bagiku --
  untuk mengampuni mereka. Aku memerlukan waktu sekitar setahun untuk
  melupakan dan memaafkan mereka. Sekarang, aku telah mengampuni
  mereka yang menganiaya aku. Tuhan dapat melakukan apa pun. Ia akan
  menegakkan keadilan bagiku."

  Dibebaskan dari Perbudakan

  Perwakilan kami di Pakistan mendengar kisah S dan mewawancarainya
  pada bulan Juli 2008. Satu bulan kemudian perwakilan kami membayar
  hutang keluarga tersebut sekitar Rp 2 juta kepada pemilik usaha
  pembuatan batu bata. Perwakilan kami juga membelikan sebuah becak,
  yang akan digunakan keluarga ini untuk memulai bisnis transportasi.
  Adik laki-laki S, ML, akan mengantar penumpang dari desa ke halte
  bis. Ia mengharapkan mendapat pemasukan sekitar Rp 500.000 per
  bulan, yang akan cukup untuk membayar biaya makan dan kebutuhan
  hidup keluarga. "Doa adalah segalanya bagi kami," kata S kepada
  perwakilan kami. "Kakakku R selalu mendorong aku untuk berdoa. Ia
  berkata kita harus berdoa kepada Allah di dalam setiap keadaan.
  Keluargaku dan aku telah mengalami pengalaman yang luar biasa
  melalui semua ini bahwa Tuhan tidak akan pernah meninggalkan
  umat-Nya. Sungguh ini adalah jawaban dari doa." Perwakilan
  kami dan keluarga S bersama-sama berdoa mengucap syukur.

  S ingin melanjutkan pendidikannya dan ingin menjadi seorang dokter
  suatu hari nanti. Perwakilan kami akan membayar biaya sekolahnya di
  Sekolah Pemerintah Khusus Perempuan. "Kami merasa ini adalah suatu
  kehormatan yang besar dan berkat dari Tuhan bahwa Ia memakai kami
  untuk kemuliaan-Nya," tulis perwakilan kami di Pakistan setelah ia
  bertemu dengan S. Ia juga baru saja menolong 11 keluarga Kristen
  lainnya dari perbudakan pembuatan batu bata. Keluarga S sudah mulai
  mengadakan persekutuan doa untuk teman-teman dan tetangga di rumah
  mereka, dan S ingin memulai pelayanan sekolah minggu. "Adalah
  keinginanku bahwa aku bisa berkhotbah dan mengajar tentang Yesus
  Kristus di antara orang-orang dan anak-anak desa kami, sehingga
  mereka juga dapat mengabarkan firman Tuhan dan hidup dengan iman
  yang kuat seperti aku."

  Perwakilan kami di Pakistan menerima sebuah surat terima kasih dari
  S atas pertolongan yang diberikan. Ia menulis, "Aku bersyukur kepada
  Tuhan yang memberikanku hidup baru. Ia menyelamatkan aku dari semua
  masalah. Keluargaku dan aku sangat mengasihi Allah, dan kami rindu
  semua orang di desaku berkumpul dan berdoa bersama. Kami akan
  mengabarkan firman Tuhan di mana pun di bagian dunia ini." Mari
  ingatlah S dan orang-orang yang hidup seperti mereka -- menderita
  karena iman mereka di Pakistan. Marilah kita semua berseru memohon
  pertolongan Tuhan untuk menjaga dan memberi kekuatan kepada mereka.

  Diambil dari:
  Judul buletin: Kasih Dalam Perbuatan, edisi Mei -- Juni 2009
  Penulis: tidak dicantumkan
  Penerbit: Yayasan Kasih Dalam Perbuatan, Surabaya
  Halaman: 3 -- 5

______________________________________________________________________
DOA BAGI MISI DUNIA

H A I T I

  Hampir dua juta anak Haiti menjadi yatim piatu yang dihantui rasa
  takut setelah kejadian bencana alam yang lalu. Banyak juga yang
  mencemaskan keamanan mereka karena para penjarah yang mulai
  berkeliaran. Penjara runtuh, dan para napi membanjiri jalanan.
  Anak-anak kecil menerima pelecehan dan serangan dari kekacauan yang
  melanda Port-au-Prince. AL bersama Kids Alive mengatakan "Kids Alive
  berharap dapat bekerja sama dengan organisasi lain dan menyelamatkan
  anak-anak ini kemudian merawat mereka dalam waktu dekat ini dengan
  memberikan mereka bimbingan konseling dan perhatian yang mereka
  butuhkan setelah melalui kejadian yang mengerikan ini." Mereka
  memastikan bahwa anak-anak yang mereka tolong tetap aman. Kemudian
  mereka berusaha membantu lebih lagi. Anak-anak mendengarkan pesan
  ini: "Kami akan merawat kalian sampai kalian beranjak remaja. Kami
  akan mendidik kalian, dan kami akan mengasihi kalian, dan kami akan
  mengajarkan kalian tentang Yesus Kristus. Kami ingin kalian menjadi
  agen perubahan yang saleh untuk masa depan Haiti." Kids Alive
  mengirimkan dana untuk memulai pertolongan tapi masih banyak
  pertolongan yang dibutuhkan.(t/Uly)

  Diterjemahkan dari: Mission News, January 2010
  Kisah selengkapnya: http://mnnonline.org/article/13762

  Pokok doa:
  * Doakan tim Kids Alive yang saat ini sedang melayani anak-anak
    korban gempa di Haiti agar mereka dimampukan mendidik dan
    mengajarkan tentang Yesus Krisrus kepada anak-anak itu.
  * Berdoa juga agar Tuhan memulihkan trauma yang diderita anak-anak
    di Haiti akibat gempa, serta melindungi mereka dari
    tindakan-tindakan yang tidak senonoh oleh orang-orang tertentu
    yang memanfaatkan kondisi dan situasi di Haiti saat ini.

A L J A Z A I R

  Walaupun ada larangan bagi orang lokal untuk masuk agama Kristen,
  banyak dari mereka yang berpaling kepada Kristus saat Roh Kudus
  melawat mereka dengan dahsyat di Aljazair Utara. Pendeta YJ bersama
  Operation Mobilization melaporkan bahwa mereka mengalami pertumbuhan
  secara fenomenal. "Kita memunyai gereja-gereja yang bertumbuh
  sebanyak 820% dalam setahun. Banyak orang lokal yang bertobat,
  walaupun mereka bukan berasal dari keluarga Kristen, atau berlatar
  belakang Kristen; mereka juga tidak memunyai bahan rohani serta
  pelatihan apa pun, namun mereka percaya pada Allah." YJ mengatakan
  bahwa di wilayah K terdapat gereja di setiap desa dan kota. Satu
  desa memunyai gereja yang lebih banyak dari tempat ibadah lain.
  Dengan banyaknya orang yang bertobat menjadi Kristen, banyak
  pelatihan dibutuhkan. YJ mengatakan bahwa mereka sangat membutuhkan
  dana. "Jika kita gagal melatih, memuridkan, dan menguatkan gereja di
  Aljazair sekarang, saya rasa ini akan menjadi satu kesalahan besar
  dalam sejarah pelayanan Kristen di dunia." Doakanlah agar tersedia
  dana untuk pelatihan dan agar Injil dapat didengar di seluruh Afrika
  Utara dan Eropa. (t/Uly)

  Diterjemahkan dari: Mission News, January 2010
  Kisah selengkapnya: http://mnnonline.org/article/13606

  Pokok doa:
  * Berdoa bagi para petobat baru di Aljazair. Doakan agar Tuhan
    memampukan mereka untuk dapat tetap setia mengikut-Nya, serta
    mengenal Dia secara pribadi dan bertumbuh.
  * Berdoa juga untuk program pemuridan para petobat baru di Aljazair,
    agar Tuhan mencukupkan setiap keperluan yang mereka butuhkan.

______________________________________________________________________
DOA BAGI INDONESIA

                        BENCANA TANAH LONGSOR

  Bencana tanah longsor yang terjadi di kawasan perkebunan dan pabrik
  teh Desa Tenjolaya, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung, hari
  Selasa (23/2) pukul 08.00 WIB. Musibah tersebut mengakibatkan
  kerugian materi dan korban jiwa. Upaya evakuasi telah dilakukan,
  namun sedikit terhambat karena medan yang cukup berat dan kondisi
  cuaca yang tidak bersahabat. Sampai hari Rabu (24/2), diperkirakan
  ada warga yang masih tertimbun tanah longsor.

  Pokok Doa:

   1. Doakan agar proses evakuasi korban longsor dapat terus
      dilakukan, sehingga para korban dapat segera mendapatkan
      pertolongan dan pengobatan yang mereka perlukan.

   2. Doakan juga agar Tuhan memberi ketabahan dan kekuatan kepada
      keluarga para korban.

   3. Berdoa agar Tuhan melindungi, memberi kekuatan, dan kesehatan
      bagi mereka yang membantu proses evakuasi, sehingga mereka dapat
      melaksanakan tugas evakuasi dengan optimal.

   4. Doakan agar Tuhan menjaga hati orang-orang yang bertanggung
      jawab dalam menyalurkan bantuan kepada para korban longsor
      sehingga terhindar dari tindakan yang tidak terpuji.

   5. Berdoa agar bantuan yang diberikan oleh pemerintah maupun para
      donatur dapat segera sampai ke tangan mereka yang membutuhkan.

   6. Doakan juga supaya Tuhan menjaga kesehatan para korban di tempat
      pengungsian agar mereka terhindar dari sakit penyakit.

   7. Berdoa agar Tuhan melindungi mereka yang bermukim di wilayah
      rawan longsor, mengingat hujan lebat masih akan terjadi di
      Indonesia.

   8. Doakan agar Tuhan memampukan orang percaya yang menjadi korban
      tanah longsor ini untuk menyampaikan Kabar Baik kepada mereka
      yang belum percaya, dan semoga Tuhan menjamah hati mereka,
      sehingga mau terbuka terhadap kebenaran.

   9. Berdoa agar umat percaya dan gereja-gereja di Indonesia dapat
      menggunakan peristiwa ini untuk berbagi Kabar Baik melalui
      bantuan apa saja yang dapat mereka berikan.

  10. Demikian juga untuk kondisi psikis para korban tanah longsor,
      doakan agar Tuhan memulihkan, sehingga mereka tidak
      dibayang-bayangi rasa takut yang berkepanjangan.

______________________________________________________________________
Anda diizinkan menyalin/memperbanyak semua/sebagian bahan dari e-JEMMi
(untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: tidak
untuk tujuan komersial dan harus mencantumkan SUMBER ASLI bahan
yang diambil dan nama e-JEMMi sebagai penerbit elektroniknya.
______________________________________________________________________
Staf Redaksi: Novita Yuniarti dan Yulia Oeniyati
Kontak Redaksi: < jemmi(at)sabda.org >
Untuk berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Untuk berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Untuk pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
______________________________________________________________________
Situs e-MISI dan e-JEMMi: http://misi.sabda.org/
Arsip e-JEMMi: http://www.sabda.org/publikasi/misi/
Facebook MISI: http://fb.sabda.org/misi
______________________________________________________________________
Bahan-bahan dalam e-JEMMi disadur dengan izin dari berbagai pihak.
Copyright(c) e-JEMMi/e-MISI 2010 / YLSA -- http://www.ylsa.org
SABDA Katalog: http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org