Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2010/11

e-JEMMi edisi No. 11 Vol. 13/2010 (19-3-2010)

Kebangkitan Kristus

______________________________  e-JEMMi  _____________________________
                   (Jurnal Elektronik Mingguan Misi)
______________________________________________________________________
SEKILAS ISI

EDITORIAL
ARTIKEL MISI: Penampakan Yesus dan Tugas Pemuridan Gereja
SUMBER MISI: Free Christian Easter Resources
KESAKSIAN MISI: Allah Akan Memberi Kekuatan Kepadaku
DOA BAGI MISI DUNIA: Haiti, Amerika Serikat
DOA BAGI INDONESIA: Teroris di Indonesia

______________________________________________________________________

    GOD IS MORE INTERESTED IN YOUR AVAILABILITY THAN YOUR ABILITY
______________________________________________________________________
EDITORIAL

  Shalom,

  Terkadang kita memaknai peristiwa kebangkitan Kristus hanya sebagai
  bukti kemenangan-Nya atas maut. Pernyataan ini tidaklah salah.
  Namun, pernahkah kita merenungkan apa tujuan Ia bangkit dari
  kematian-Nya? Inilah yang sering luput dari perhatian kita. Untuk
  mengetahui jawabannya, kami mengajak Anda menyimak artikel yang
  telah kami persiapkan di edisi JEMMi kali ini. Tuhan Yesus memberkati.

  Pimpinan Redaksi e-JEMMi,
  Novita Yuniarti
  http://misi.sabda.org
  http://fb.sabda.org/misi

______________________________________________________________________
ARTIKEL MISI

            PENAMPAKAN YESUS DAN TUGAS PEMURIDAN GEREJA

  Alkitab mengatakan bahwa setelah Yesus bangkit dari antara orang
  mati, Ia menampakkan diri berulang-ulang selama empat puluh hari
  kepada murid-murid-Nya dan beberapa orang dekat-Nya. Dalam
  penampakan tersebut, Ia tentu memunyai maksud-maksud, seperti
  membuktikan bahwa Ia sungguh-sungguh telah bangkit dan sudah menang
  terhadap maut, mengajar murid-murid tentang Kerajaan Allah (Kisah
  Para Rasul 1:3), dan mendelegasikan pemuridan kepada
  murid-murid-Nya (Matius 28:19-20).

  Artikel ini akan secara khusus memaparkan tentang Yesus, yang sudah
  bangkit dari antara orang mati dan menampakkan diri-Nya untuk
  memberikan tugas pemuridan kepada murid-murid-Nya. Pemaparan ini
  didasarkan pada narasi penampakan Yesus kepada murid-murid-Nya di
  danau Tiberias, yang dilaporkan di dalam Injil Yohanes 21:1-14. Apa
  yang telah dicatat oleh Yohanes ini bukan hanya sekadar laporan
  peristiwa masa lalu, tetapi Yohanes melalui narasi tersebut
  menyampaikan pengajaran teologis kepada gereja masa kini tentang
  tugas pemuridan, yang didelegasikan-Nya kepada gereja.

  Banyak orang berpikir bahwa murid-murid, yakni Simon Petrus, Tomas
  yang disebut Didimus, Natanael, dua anak-anak Zebedeus (Yakobus dan
  Yohanes), dan dua murid-Nya yang lain, berada di danau Tiberias dan
  menangkap ikan karena mereka mengalami kekecewaan dan kembali ke
  pekerjaan semula. Sepintas, tampaknya pendapat di atas menyatakan
  kebenaran, tetapi apakah pendapat itu sama dengan apa yang hendak
  disampaikan Rasul Yohanes melalui narasinya. Jika disimak dengan
  teliti, pendapat di atas melupakan beberapa data kecil tetapi
  penting dalam narasi yang diceritakan. Dengan melihat data-data
  tersebut, pembaca akan menangkap berita Yohanes 21:1-14 lebih jelas
  dan lebih baik.

  Pada ayat 1, Rasul Yohanes menceritakan tentang penampakan Yesus di
  pantai danau Tiberias kepada murid-murid dengan menggunakan satu
  kata keterangan "lagi" (Yunani: "palin"). Setiap pembaca kata
  keterangan ini yang menaruh perhatian akan mendapatkan kesan yang
  kuat bahwa Rasul Yohanes hendak mengatakan bahwa penampakan di danau
  Tiberias bukanlah penampakan yang pertama, tetapi yang kesekian
  kali. Lebih tepatnya, penampakan di danau Tiberias adalah yang
  ketiga kalinya (ayat 14). Tentu saja yang dimaksud dengan penampakan
  ketiga itu bukan ketiga dari keseluruhan penampakan yang dicatat
  oleh penulis Perjanjian Baru. Akan tetapi, yang dimaksudkan
  penampakan ketiga ini adalah hitungan penampakan kepada murid-murid
  (tidak termasuk penampakan kepada Maria Magdalena) menurut laporan
  Yohanes saja.

  Jika demikian, Yesus tentu sudah menampakkan diri-Nya dua kali
  sebelumnya. Menurut laporan Yohanes, penampakan-Nya yang pertama
  adalah ketika murid-murid tanpa Tomas berkumpul di tempat yang
  tertutup dan terkunci (Yohanes 20:19-23). Sebagai respons atas
  penampakan itu, mereka berkata kepada Tomas: "kami telah melihat
  Tuhan" (Yohanes 20:25). Sebelum penampakan ini, murid-murid dalam
  kondisi rohani yang sama dengan Tomas yang tidak percaya. Yohanes
  20:8 menceritakan bahwa Maria Magdalena sudah mengatakan bahwa
  dirinya telah melihat Tuhan. Akan tetapi, mereka seakan-akan tidak
  memberi tanggapan atas kesaksian Maria Magdalena, dan bahkan mereka
  masih takut serta berkumpul di tempat terkunci. Pernyataan mereka
  kepada Tomas menyiratkan dengan jelas kondisi rohani mereka yang
  sudah berubah atau berbeda dari sebelumnya. Dengan tegas dan penuh
  keberanian, mereka berkata: "kami telah melihat Tuhan." Apakah di
  sini, kesan kekecewaan karena kematian Yesus masih ada pada
  murid-murid yang telah melihat Tuhan itu?

  Sebagaimana mereka dingin dan tidak percaya atas kesaksian Maria
  Magdalena, demikian pula Tomas tidak percaya atas kesaksian mereka.
  Ketidakpercayaan Tomas sangat tersurat dengan mengatakan bahwa
  sebelum ia melihat bekas paku dan mencucukkan jarinya pada bekas
  paku tersebut, serta mencucukkan tangannya ke lambung Yesus, ia
  tidak akan percaya (Yohanes 20:25). Ketidakpercayaan Tomas ini
  dinyatakan secara tegas dengan pernyataan berbahasa Yunani "ou me
  pisteuso." Ungkapan ini hendak menyatakan gagasan bahwa Tomas sama
  sekali tidak akan pernah percaya. Kondisi rohani seperti ini
  menimbulkan pertanyaan mengapa ia tidak akakn pernah percaya
  meskipun murid-murid yang lain telah memberikan kesaksian mereka.

  Yohanes 11:24 melaporkan tentang kepercayaan Marta tentang
  kebangkitan orang-orang mati pada akhir zaman. Tentu saja,
  kepercayaan ini kondisi umum di antara orang-orang Yahudi, kecuali
  kelompok Saduki. Tomas juga seorang Yahudi dan boleh dikatakan ia
  memunyai kepercayaan yang sama dengan Marta dan orang Yahudi pada
  umumnya. Dengan kepercayaan seperti itu, adalah mustahil baginya
  untuk percaya kalau ada orang yang memberitakan tentang kebangkitan
  orang pada masa sekarang ini. Jadi, ketidakpercayaannya akan
  kebangkitan Yesus boleh dikatakan menyatakan iman Yahudinya mengenai
  kebangkitan orang mati pada akhir zaman dan bukan pada masa sekarang
  ini. Tomas adalah seorang yang berdiri teguh pada keyakinan Yahudi
  namun akan mengubah keyakinannya dengan satu syarat. Apakah
  syaratnya? Jika ia melihat bekas paku dan mencucukkan jari pada
  bekas paku tersebut, serta mencucukkan tangannya ke lambung Yesus.

  Demi mengubah keyakinan Tomas, Yesus menampakkan diri yang kedua
  kali, serta berkata kepadanya: "Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah
  tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan
  jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah." (Yohanes
  20:27b) Dari perkataan Yesus ini, setiap pembaca dapat menangkap
  maksud penampakan yang kedua ini. Sangat jelas, Yesus menghendaki
  Tomas percaya bahwa Ia benar-benar sudah bangkit dari antara orang
  mati sekarang, bukan nanti pada waktu kebangkitan orang-orang mati
  pada akhir zaman. Fakta kebangkitan ini bukan isapan jempol dan
  bukan halusinasi semata. Tetapi, ada satu fakta yang mampu mengubah
  keyakinan Yudaisme Tomas yang kokoh. Perubahan itu tertera dalam
  pengakuannya kepada Yesus: "Ya Tuhanku dan Allahku!" (Yohanes
  20:28). Apakah seseorang yang telah mengakui Yesus sebagai Tuhan dan
  Allahnya masih memunyai kekecewaan atas kematian Yesus? Bukankah
  pengakuan itu memberi kesan sebaliknya?

  Jika para pembaca dapat mengikuti jalan cerita yang disampaikan oleh
  Rasul Yohanes, kesan bahwa murid-murid berada di danau Tiberias
  karena mereka kecewa atas kematian Yesus, pasti tidak akan ada lagi.
  Mereka yang berada di danau Tiberias adalah komunitas orang-orang
  yang percaya bahwa Yesus sudah bangkit dan mereka adalah saksi mata
  atas kebangkitan itu. Lalu, mengapa mereka ada di sana? Apakah
  mereka kembali melakukan pekerjaan mereka yang kurang lebih tiga
  tahun telah mereka tinggalkan? Biarlah pertanyaan-pertanyaan ini
  dijawab berdasarkan apa Alkitab sendiri katakan.

  Alkitab mencatat perkataan Yesus kepada murid-murid sebelum
  kematian-Nya. Ia berkata, "Akan tetapi sesudah Aku bangkit, Aku akan
  mendahului kamu ke Galilea." (Markus 14:28; Matius 26:32) Setelah Ia
  bangkit, melalui perempuan-perempuan yang melihat kubur Yesus yang
  kosong disampaikan pesan supaya murid-murid ke Galilea untuk melihat
  Tuhan (Markus 16:7; Matius 28:10). Mencermati data-data Alkitab di
  atas, keberadaan murid-murid di danau Tiberias (di daerah Galilea)
  jauh dari fakta bahwa mereka kecewa karena kematian Yesus dan
  kembali ke pekerjaan sebagai nelayan, yang mereka telah tinggalkan
  selama kurang lebih tiga tahun. Mereka adalah komunitas orang-orang
  yang memercayai kebangkitan Yesus. Mereka berada di danau Tiberias
  sebagai bentuk ketaatan terhadap perintah Tuhan, yang mendahului
  mereka dan juga suatu bentuk kerinduan mereka berjumpa dengan-Nya.
  Pada sisi lain, ketika Tuhan memerintahkan mereka untuk ke Galilea,
  pastilah Ia memunyai satu maksud atas perintah-Nya tersebut. Apakah
  maksud-Nya itu?

  Rasul Yohanes memberi kesan bahwa murid-murid sudah sekian lama
  berada di danau itu. Kata yang diterjemahkan "berkumpul" adalah
  frase Yunani "esan homou", yang berarti "ada bersama". Kata "esan"
  adalah dalam bentuk "Indikatif Imperfek", yang menyatakan keberadaan
  mereka di danau itu sudah berlangsung sekian lama, tetapi mereka
  belum juga melihat Tuhan. Apakah Tuhan yang dapat menampakkan diri
  meskipun di tempat tertutup dan terkunci itu tidak sanggup
  menampakkan diri-Nya di tempat terbuka seperti di danau Tiberias
  ini?

  Ketika menanti untuk melihat Tuhan dan mungkin disertai rasa lapar,
  Petrus berkata hendak menangkap ikan. Inisiatif Petrus ini didukung
  oleh teman-temannya. Oleh sebab itu, mereka pergi ke danau untuk
  menangkap ikan. Inti narasi dari drama penampakan itu baru saja
  dimulai. Semalam-malaman mereka berusaha menangkap ikan, tetapi
  mereka tidak mendapatkan apa-apa. Menjelang siang ketika mereka akan
  mendarat, Yesus menampakkan diri-Nya dan berkata kepada mereka,
  "`Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk-pauk?` Jawab mereka:
  `Tidak ada.`" (Yohanes 21:5b) Kemudian Yesus memerintahkan mereka
  untuk menebarkan jala dan mereka menangkap banyak ikan sehingga
  tidak dapat menariknya. Peristiwa penangkapan ikan itu membuat murid
  yang dikasihi Yesus berkata kepada Petrus, "Itu Tuhan." (Yohanes
  21:7) Peristiwa penangkapan ikan seakan-akan mengingatkan
  murid-murid akan sesuatu.

  Lukas 5:1-11 menceritakan peristiwa penangkapan ikan yang hampir
  sama dengan yang dilaporkan Yohanes 21. Jika cerita Lukas dibaca
  dengan teliti, maksud utamanya tampak di dalam perintah Yesus kepada
  Simon Petrus dan kawan-kawan. Mereka harus menebarkan jala untuk
  menangkap ikan. Ia menginginkan mereka menjadi penjala manusia. Ia
  berkata, "Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala
  manusia." (Lukas 5:10) Peristiwa penangkapan ikan tersebut dipakai
  oleh Yesus untuk memanggil mereka menjadi penjala manusia. Penjala
  manusia bertugas untuk menjadikan orang lain murid Yesus. Ketika
  peristiwa yang hampir sama terjadi lagi tiga tahun kemudian, murid
  yang dikasihi Yesus itu teringat pada peristiwa yang terjadi tiga
  tahun sebelumnya, seperti yang dilaporkan oleh Lukas. Oleh sebab
  itu, Yohanes kemudian dapat berkata "Itu Tuhan" kepada Simon Petrus.

  Rasul Yohanes melalui narasinya seakan-akan hendak mengatakan bahwa
  jika tiga tahun yang lalu Yesus telah memanggil murid-murid menjadi
  penjala manusia pada peristiwa penangkapan ikan yang menakjubkan,
  sekarang pada penampakan di danau Galilea, Ia mengadakan penangkapan
  yang lebih menakjubkan lagi. Panggilan itu mungkin lebih tepat
  diingat sebagai pembaruan panggilan; sebagaimana sukses penangkapan
  ikan itu karena perintah-Nya, demikian pula dengan sukses menjadikan
  orang lain murid-Nya.

  Narasi Yohanes (dan Lukas) di atas tentu saja bukan sekadar
  melaporkan keajaiban masa lalu yang sudah tidak bermakna lagi bagi
  gereja masa kini. Sebagaimana gereja memperingati kebangkitan Yesus
  dengan bukti momentum penampakan yang bernilai tinggi baginya, makna
  penampakan itu sendiri harus bernilai sama pula bagi gereja. Melalui
  penampakan-Nya, Yesus menginginkan murid-murid menjalankan tugas
  pemuridan yang sudah didelegasikan kepada mereka, sebagaimana sudah
  didelegasikan kepada gereja. Peristiwa Paskah ini harus menjadi
  momentum penyadaran gereja, yang diingatkan kembali pada amanat
  pemuridan.

  Diambil dari:
  Judul majalah: Penyuluh, No. 40, Tahun XVI/2007
  Judul artikel: Penampakan Yesus dan Tugas Pemuridan Gereja
  Penulis: Pdt. Stephano Ambesa
  Penerbit: Badan Pekerja Harian Gereja Bethel Indonesia, Jakarta
  Halaman: 68 -- 70

______________________________________________________________________
SUMBER MISI

FREE CHRISTIAN EASTER RESOURCES
==> http://www.freechristianresources.org/easter

  Jika Anda mencari satu situs yang memuat cukup banyak bahan-bahan
  Paskah dalam bahasa Inggris yang gratis -- dan legal -- di internet,
  tidak ada salahnya Anda mencoba FreeChristianResource.org ini. Situs
  yang dibuat oleh seorang ayah dengan dua anak ini memiliki cukup
  banyak konten. Walaupun sudah lama tidak diperbarui (terakhir 2008),
  namun jumlahnya cukup banyak untuk membuat Anda sibuk mengunduh
  bahan-bahan yang sudah disediakan.

  Karena berbentuk blog dan bukan direktori situs, maka navigasi situs
  ini agak lemah. Namun tidak perlu kuatir karena Anda dapat melihat
  semua bahan yang disediakan dengan kata kunci easter
  (http://www.freechristianresources.org/tag/easter) di satu halaman.
  Selain itu pengguna Facebook atau Twitter juga dapat mengikuti
  perkembangan terbaru karena situs ini sekarang juga sudah hadir di
  kedua jejaring sosial tersebut.

  Yang terakhir, situs ini tidak hanya menyediakan bahan-bahan Paskah
  saja, namun bahan-bahan gratis lainnya, yang dibagi-bagi menjadi
  tujuh kategori utama, yaitu Studi Alkitab, Buku, Gambar, Renungan,
  iPhone, Musik, dan Khotbah. Jadi hal terbaik dari situs ini adalah
  Anda bisa kembali mengunjunginya pada kesempatan yang lain untuk
  mendapatkan bahan untuk Natal atau lain-lainnya. dengan membuka
  halaman "Sitemap" (Peta Situs) atau "Archive" (Arsip). Untuk mencari
  bahan-bahan lainnya, Anda dapat melakukannya secara sistematis
  dengan mengunjungi halaman "Sitemap" (Peta Situs) atau "Archive"
  (Arsip).

  ==> http://www.freechristianresources.org (situs utama)
  ==> http://www.freechristianresources.org/tag/easter (semua blog
      dengan kata kunci "easter")
______________________________________________________________________
KESAKSIAN MISI

              ALLAH AKAN MEMBERIKAN KEPADAKU KEKUATAN

  "Rowland, janganlah pergi," bujuk teman-temannya. "Engkau telah
  menjalankan tugasmu. Engkau telah bersaksi demi kebenaran dan
  melawan imam yang mencoba membawamu kembali pada berhala. Kristus
  Juru Selamat kita sudah mengatakan bahwa ketika mereka menganiaya
  kita di satu kota, kita harus menyingkir ke kota lain. Pertahankan
  dirimu untuk waktu lain, karena gereja memiliki kebutuhan yang besar
  akan guru-guru yang rajin dan pendeta-pendeta yang saleh."

  Dr. Rowland Taylor menjawab, "Allah tidak akan meninggalkan
  Gereja-Nya. Ia akan membangkitkan orang-orang lain untuk mengajar
  Umat-Nya." Ia melanjutkan, "Sedangkan untuk diriku, aku percaya, di
  hadapan Allah, aku tidak akan pernah dapat melakukan pelayanan yang
  demikian baik kepada Allah, seperti yang mungkin aku lakukan kini;
  pernahkah akan kumiliki panggilan semulia sekarang; sedemikian
  besarnya kemurahan Allah yang diberikan kepadaku. Jadi aku meminta
  kalian, dan semua kawan-kawanku yang lain, untuk berdoa bagiku; dan
  aku mengetahui Allah akan memberiku kekuatan dan Roh Kudus-Nya."

  Pada pertengahan tahun 1500-an, Alkitab telah diterjemahkan ke dalam
  bahasa Inggris. Dari seluruh Inggris, kota Hadley merupakan salah
  satu tempat pertama yang menerima firman Allah. Di sini, banyak
  orang sering membaca seluruh Alkitab dan mengikuti firman Allah
  dalam kehidupan mereka. Tetapi, ketika Raja Edward meninggal,
  kebebasan beragama mengalami kemunduran yang teramat besar. Dr.
  Rowland Taylor, pendeta dari Hadley, dengan berani menantang mereka
  yang berusaha memaksa orang-orang percaya untuk kembali ke takhayul
  dan berhala Zaman Kegelapan. Untuk itu, ia diperintahkan untuk
  menghadap uskup dan Lord Chancellor [seorang pejabat khusus yang
  dilantik langsung oleh Raja/Ratu Inggris atas nasihat Perdana
  Menteri, Red.].

  "Aku telah tua dan telah hidup terlalu lama untuk melihat hari-hari
  yang mengerikan dan paling jahat ini," ia mengatakan kepada
  kawan-kawannya. "Lakukanlah sebagaimana nurani kalian membawa
  kalian. Aku telah sepenuhnya bertekad dengan anugerah Allah untuk
  pergi menghadap uskup. Aku tidak mengharapkan keadilan atau
  kebenaran, tetapi pemenjaraan dan kematian yang kejam. Tetapi, aku
  mengetahui alasanku baik dan benar, bahwa kekuatan kebenaran di
  pihakku." Dengan kata-kata ini, dengan penuh keinginan ia pergi ke
  London. Dan sebagaimana sudah diperkirakan, ia dituduh sebagai bidat
  dan dijebloskan ke dalam penjara. Setelah dua tahun, ia lagi-lagi
  dibawa menghadap uskup dan diberikan kesempatan untuk mengubah
  pendiriannya.

  Ketika para uskup melihatnya senantiasa berani dan tidak tergoyahkan
  pada kebenaran, mereka menjatuhkan hukuman mati kepadanya. Ia
  langsung dikirimkan kembali ke kota kelahirannya Hadley untuk
  dibakar di tiang pancang. Sepanjang perjalanan ia demikian
  bersukacita dan bergembira sehingga semua yang melihatnya mengira
  ia hendak pergi ke pesta atau pernikahan. Kata-katanya kepada para
  penjaganya sering membuat mereka menangis sementara ia
  sungguh-sungguh memanggil mereka untuk bertobat dari kejahatan dan
  kehidupan yang sesat. Mereka sangat kagum ketika melihat
  keteguhannya yang tidak mengenal rasa takut, tetap bersukacita, dan
  bergembira menghadapi kematian.

  Dua mil dari kota, ia turun dari kudanya dengan sedikit menari, ia
  demikian bergembira menjelang tiba di rumah. Ia kemudian berdoa,
  "Terima kasih, Tuhan, karena sekali lagi aku akan melihat
  domba-dombaku, yang kukasihi dengan sepenuh hati dan yang kuajar
  dengan sungguh-sungguh. Berkati mereka dan jagalah agar mereka tetap
  teguh dalam firman dan kebenaran-Mu." Ia harus melewati kota untuk
  menuju ke tempat eksekusi. Pada setiap sisi jalan terdapat
  wanita-wanita dan pria-pria yang menangis tersedu-sedan, "O Tuhan!
  Dialah gembala kami yang baik, yang dengan demikian setia mengajar
  kami, merawat kami, dan memerintah kami. O Allah yang penuh belas
  kasihan! Apakah yang akan kami -- domba-domba yang miskin dan
  tercerai-berai ini -- lakukan? Apa yang akan terjadi pada dunia yang
  paling kejam ini? Tuhan, kuatkanlah dia dan hiburlah dia."

  Pada saat menjelang mereka tiba di tempat dia akan dibakar, Dr.
  Taylor mengatakan kepada mereka semua yang berkumpul di sana, "Aku
  telah mengajarkan semuanya kepada kalian, firman Allah yang kudus
  dan pelajaran-pelajaran yang telah kuambil dari kitab Allah yang
  penuh berkat, Alkitab yang kudus. Aku datang ke sini pada hari ini
  untuk memeteraikannya dengan darahku." Ketika ia berlutut dan
  berdoa, seorang wanita miskin melangkah masuk dan berdoa bersama
  dengannya; tetapi mereka mendorongnya pergi dan mengancam akan
  menginjak-injak dia dengan kuda-kuda itu. Walaupun demikian, ia
  tetap tidak bergeming, bertahan tinggal di sana dan berdoa bersama
  dengannya.

  Ia pergi ke tiang pancang, mencium tiang itu, berdiri dan bersandar
  padanya, dengan tangannya terlipat dan matanya menatap surga.
  Demikianlah, ia terus-menerus berdoa. Mereka mengikatnya dengan
  rantai, dan beberapa pria menempatkan kayu-kayu ke tempatnya. Salah
  seorang melemparkan seikat kayu dengan kejamnya ke arah Dr. Taylor
  hingga mengenai kepalanya. Darah bercucuran membasahi wajahnya. Ia
  mengatakan, "Oh kawanku, aku telah mendapat cukup banyak kesakitan;
  mengapakah engkau perlu melakukan itu pula." Akhirnya, mereka mulai
  menyalakan api. Dr. Taylor mengangkat kedua tangannya dan berseru
  kepada Allah, "Bapa Surgawi yang penuh kasih, demi Yesus Kristus
  Juru Selamatku, terimalah nyawaku ke dalam tangan-Mu."

  Ia berdiri di tengah kobaran api tanpa berteriak dan tanpa gerakan,
  dengan kedua tangan terlipat bersama-sama. Untuk mengurangi
  penderitaan lebih lanjut, seorang pria dari kota berlari ke
  arah kobaran api itu, dan ia mengayunkan kampak perang bertangkai
  panjang ke kepala Dr. Taylor. Ia langsung meninggal seketika itu
  juga, tubuhnya roboh dalam kobaran api itu. Seorang martir Yesus
  tidak pernah menghadapi masalah-masalahnya seorang diri. Roh Kudus
  dari Allah senantiasa berada di sana untuk memberikan penghiburan,
  kekuatan, dan pengharapan kepadanya.

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul buku: Jesus Freaks
  Penyusun: Toby McKeehan dan Mark Heimermann
  Penerbit: Cipta Olah Pustaka, 1995
  Halaman: 117 -- 120

______________________________________________________________________
DOA BAGI MISI DUNIA

H A I T I

  Rumah sakit di Haiti runtuh karena gempa dahsyat beberapa waktu yang
  lalu. Ribuan orang terkubur di antara puing-puing reruntuhan. Dengan
  kondisi yang serba terbatas ini, tampaknya mustahil untuk memberikan
  perawatan medis kepada ribuan orang yang masih bertahan hidup. SB
  dari CURE International membawa lima anggota tim bedah ke wilayah
  ini. "Kami telah menemukan sebuah rumah yang tidak terlalu rusak
  parah, jaraknya hanya lima rumah dari reruntuhan rumah sakit anak-
  anak."

  Karena SB mengetahui banyak orang ingin ikut menolong, SB berkata,
  "Pertama-tama, kami akan menerjunkan para profesional yang
  berpengalaman, mengamati situasi, dan kemudian kami akan mengetahui
  berapakah kebutuhan dokter dan perawat." Perusahaan listrik di
  negara tetangga, Republik Dominika, ikut membantu tim CURE. "Mereka
  menyumbangkan generator listrik, makanan, air bersih, dan persediaan
  medis." Orang-orang yang menerima bantuan itu menyaksikan
  pengharapan Injil. "Mereka memahami adanya pengaruh spiritual,
  misalnya, `Allah pasti telah mengirim kalian.` Setelah keadaan itu
  mulai mereda, orang-orang bertanya-tanya, `Mengapa Anda menolong
  kami?` Pada saat itulah kami mendapat kesempatan untuk menceritakan
  kasih Yesus yang menyertai mereka." (t/Ully)

  Diterjemahkan dari: Mission News, January 2010
  Kisah selengkapnya: http://mnnonline.org/article/13755

  Pokok doa:
  * Mengucap syukur atas keberadaan organisasi-organisasi Kristen di
    Haiti yang banyak membantu para korban gempa, kerena pelayanan
    mereka secara tidak langsung telah membuat masyarakat Haiti dapat
    merasakan kasih Kristus.
  * Doakan juga agar masyarakat Haiti yang telah mendengar Injil
    digerakkan hatinya untuk lebih mempelajari Injil.

A M E R I K A  S E R I K A T

  Menurut PBB, sekitar 1;2 miliar anak-anak di seluruh dunia sedang
  dalam bahaya. Sebagian dari mereka tinggal di jalanan, sebagian
  kelaparan karena kemiskinan, sebagian yatim piatu, dan sebagian
  dipaksa menjadi buruh. Pioneers, organisasi perintisan gereja yang
  mengelola pelayanan, mengharapkan umat Kristen turut mengulurkan
  pertolongan. Oleh karena itu, TS membentuk program yang disebut Red
  Card.

  "Red Card adalah kelas yang dirancang untuk keluarga. Pertama-tama,
  kelas ini dibentuk untuk meningkatkan kesadaran keluarga akan apa
  yang sedang terjadi. Kedua, untuk menggerakan doa. Ketiga,
  menciptakan langkah-langkah nyata untuk mewujudkan perubahan." TS
  mengatakan bahwa setelah keluarga-keluarga sadar tentang masalah
  yang sedang terjadi, mereka dapat memiliki pengaruh langsung
  terhadap penginjilan. "Kami rindu mengajak keluarga-keluarga terjun
  ke lapangan dengan lembaga misi atau utusan, bekerja bersama dengan
  anak yatim atau anak jalanan, untuk mengabarkan Injil Kristus kepada
  mereka." (t/Ully)

  Diterjemahkan dari: Mission News, December 2009
  Kisah selengkapnya: http://mnnonline.org/article/13616

  Pokok doa:
  * Doakan Pioneers yang sedang menggalakkan gereja-gereja dan
    organisasi Kristen agar terlibat membantu anak-anak jalanan untuk
    mengenal Injil Kristus.
  * Doakan agar Tuhan memberi hikmat kepada TS dan program Red Card
    yang dilakukannya sehingga program tersebut sungguh-sungguh
    memberikan perubahan bagi anak-anak jalanan.
______________________________________________________________________
DOA BAGI INDONESIA

                        TERORIS DI INDONESIA

  Keberhasilan pihak berwajib dalam menumpas teroris yang hendak
  mengacaukan Negara Kesatuan Republik Indonesia pantas diacungi
  jempol. Meskipun demikian, rakyat Indonesia juga harus tetap
  waspada, karena kemungkinan besar masih ada teroris yang berkeliaran
  sampai saat ini.

  Pokok doa:

  1. Mengucap syukur atas pertolongan Tuhan sehingga pihak berwajib
     dapat menangkap beberapa pelaku terorisme di Indonesia. Doakan
     agar pemerintah tidak berpuas diri dan terus berusaha menemukan
     pelaku terorisme lain yang masih berkeliaran di Indonesia.

  2. Doakan juga agar Tuhan menolong serta memampukan pihak berwajib
     untuk menangkap otak dan pendukung dana teroris di Indonesia.

  3. Berdoa agar Tuhan memberi perlindungan kepada masyarakat Aceh,
     khususnya mereka yang bermukim di desa-desa yang diduga menjadi
     tempat pelarian teroris, yang masih dicekam rasa takut
     pascapenumpasan teroris.

  4. Doakan juga agar Tuhan memberi kekuatan, kesehatan, dan
     perlindungan kepada aparat yang berupaya untuk meningkatkan
     keamanan di Indonesia. Doakan agar Tuhan melindungi dan
     memberkati anggota keluarga mereka.

______________________________________________________________________
Anda diizinkan menyalin/memperbanyak semua/sebagian bahan dari e-JEMMi
(untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: tidak
untuk tujuan komersial dan harus mencantumkan SUMBER ASLI bahan
yang diambil dan nama e-JEMMi sebagai penerbit elektroniknya.
______________________________________________________________________
Staf Redaksi: Novita Yuniarti dan Yulia Oeniyati
Kontak Redaksi: < jemmi(at)sabda.org >
Untuk berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Untuk berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Untuk pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
______________________________________________________________________
Situs e-MISI dan e-JEMMi: http://misi.sabda.org
Arsip e-JEMMi: http://www.sabda.org/publikasi/misi
Facebook MISI: http://fb.sabda.org/misi
______________________________________________________________________
Bahan-bahan dalam e-JEMMi disadur dengan izin dari berbagai pihak.
Copyright(c) e-JEMMi/e-MISI 2010 / YLSA -- http://www.ylsa.org
SABDA Katalog: http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org