Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2010/10

e-JEMMi edisi No. 10 Vol. 13/2010 (12-3-2010)

Pengurbanan Kristus

______________________________  e-JEMMi  _____________________________
                   (Jurnal Elektronik Mingguan Misi)
______________________________________________________________________
SEKILAS ISI

EDITORIAL
RENUNGAN PASKAH: Kurban Sejati atau Manipulasi
ARTIKEL PASKAH: Pemberian Terindah: "Dalam Tiga Hari"
SUMBER MISI: Paskah SABDA - Situs Paskah Indonesia
DOA BAGI MISI DUNIA: Haiti, India
DOA BAGI INDONESIA: Guru Kristen Dibebaskan
______________________________________________________________________

  THE BIBLE IS OUR ONLY CERTAINTY FOR THIS LIFE;
                       FOLLOWING WITH SPIRITISM IS GREAT FOOLISHNESS
______________________________________________________________________
EDITORIAL

  Shalom,

  Pengurbanan Kristus di kayu salib merupakan anugerah yang sangat
  luar biasa bagi kita. Karena kasih-Nya kepada kita, Ia rela
  mengurbankan diri-Nya untuk menyelamatkan kita. Tuhan telah
  memberikan keteladanan yang sungguh sangat baik bagi kita. Sebagai
  umat-Nya, kita sudah sepantasnya meneladani Dia, dalam hal berani
  menyalibkan kedagingan kita dan belajar mengasihi orang-orang di
  sekitar kita dengan tulus.

  Tuhan Yesus memberkati.

  Pimpinan Redaksi e-JEMMi,
  Novita Yuniarti
  http://misi.sabda.org
  http://fb.sabda.org/misi

______________________________________________________________________
RENUNGAN PASKAH

                   KURBAN SEJATI ATAU MANIPULASI

  Penjangkauan sesama membuat hidup kita menjadi berarti. Kenyataan
  membuktikan bahwa semakin kita banyak memberi dan berbagi, semakin
  kita banyak menerima dan mendapat balasannya. Ketika kita mengasihi
  dan melayani dengan berbuat baik kepada sesama, segala kebajikan dan
  hal-hal yang baik akan mendatangi kita. Tetapi, kita mungkin akan
  berpikir sejenak, bagaimana dalam kondisi sulit seperti sekarang
  kita masih bisa bermurah hati dan rela berkurban?

  Rasanya sikap rela berkurban sudah semakin langka saat ini. Nilai
  pengurbanan juga terasa semakin luntur ketika hidup makin diwarnai
  prinsip "berikan dan terimalah", "tidak ada makan siang yang
  gratis", atau prinsip "elu elu -- gua gua". Jika ada [yang mencoba
  tanpa pamrih], itu pun dilakukan dengan berbagai pertimbangan
  "apakah imbalan yang akan kuterima?" atau "apa manfaatnya bagiku?"
  Tampaknya, kita perlu merenungkan kembali, masih adakah kurban yang
  sejati [tanpa pamrih]? Pengurbanan sebagai suatu tindakan nyata
  tanpa pamrih, tidak dimotivasi keinginan mendapat balasan atau
  menghitung-hitung manfaat yang kita akan terima secara langsung.
  Manfaat semacam itu baru akan dipetik dalam jangka waktu panjang,
  dalam bentuk kita memperoleh kasih, penghormatan, dan kemurahan dari
  orang lain. Kita mungkin menerima pertolongan orang lain pada saat
  yang tidak terduga, tepat ketika kita membutuhkannya.

  Mengapa Berkurban Itu Penting?
  1. Karena kehidupan memiliki siklus tabur dan tuai.
     Secara kodrati, Tuhan telah menetapkan prinsip umum hukum alam
     bahwa segala sesuatu yang ditanam pasti akan bertumbuh dan
     menghasilkan buah. Demikian pula dengan setiap tindakan yang kita
     lakukan pasti akan menghasilkan balasan entah kapan waktunya.

  2. Jika tidak ada kerelaan berkurban, bumi penuh dengan kefasikan.
     Bayangkan jika semua orang ingin menang dan berhasil, termasuk
     dengan menghalalkan segala cara! Setiap kejatuhan dan kesusahan
     dianggap sebagai peluang untuk memenangkan persaingan, kegagalan
     orang lain disambut sebagai seleksi alami [siapa] yang kuat -- si
     pandai pemenangnya -- dan sukses. Tanpa hati nurani, dunia serasa
     hanya dipenuhi dengan semak berduri.

  3. Pengurbanan membuat hidup itu bernilai.
     Mandat untuk hidup diwujudkan dengan berkarya dan mengusahakan
     bumi ini secara penuh tanggung jawab. Bukti dari keberhasilan
     setiap jerih lelah dan prestasi ditandai dengan berbagai bentuk
     pengurbanan dan kerelaan melakukan sesuatu yang terbaik.

  4. Penghargaan muncul dari setiap pengurbanan.
     Kita tidak dapat membeli penghargaan dan tidak bisa memaksa orang
     lain untuk menaruh hormat kepada kita, sebab penghargaan itu
     hanya berasal dari sikap dan tindakan rela berkurban. Ini
     pasti menginspirasi pemikiran dan memotivasi banyak orang untuk
     melakukan perbuatan positif yang sama.

  Manipulatif -- Berkurban dengan Suatu Pamrih

  Ketika perhatian kita hanya terpusat pada diri sendiri, kita sulit
  memerhatikan keadaan dan kebutuhan orang lain. Setiap pertimbangan
  hanya diukur semata-mata dari keuntungan dan kesenangan pribadi.
  Motivasi di balik setiap tindakan perlu diterawang lebih jauh agar
  kita tidak keliru dan menyimpang dari setiap pemikiran dan perbuatan
  yang dianggap sebagai sikap berkurban dan bajik. Pengurbanan yang
  berpamrih sebenarnya adalah sikap manipulatif terhadap orang lain
  bahkan terhadap diri sendiri, dan justru kenyataannya sering sangat
  tersamar, lazim, dan tidak disadari dalam kehidupan sehari-hari.
  Perhatian dan kurban yang sejati itu tidak bersyarat. Tidak menuntut
  balasan. Tidak menghitung untung rugi. Dilakukan dengan tulus, tanpa
  keluh kesah, spontan, yakin, dan tidak mengkhawatirkan penolakan
  karena berfokus pada kepentingan dan kebaikan orang lain.

  Pemahaman Mengenai Sikap dan Tindakan Manipulatif:

  1. Penipuan yang disamarkan sebagai kebenaran.
  2. Penyalahgunaan kesempatan, jabatan, hak, kewajiban, dan
     otoritas.
  3. Aktivitas yang tampaknya baik tetapi diselubungi motif egoisme.
  4. Sikap mental yang tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur dan
     tulus.
  5. Pemanfaatan seseorang, sesuatu, keadaan, atau kondisi dengan
     maksud untuk mencari keuntungan diri sendiri.
  6. Membohongi dan tidak sesuai dengan hal-hal yang sifatnya sejati.
  7. Sikap berpura-pura, tidak ikhlas, dan bertujuan untuk
     memanfaatkan orang.
  8. Pengendalian kehendak orang-orang melalui pengaruh, cara-cara,
     tekanan, atau perlakuan tertentu.
  9. Menutup-nutupi keadaan, ketidakjujuran, dan tidak memperlihatkan
     jati diri yang sebenarnya untuk kepentingan pribadi.

  Akibat Sikap Manipulatif

  Mungkin tidak disadari, namun segala sesuatu yang tidak sejati pasti
  tidak akan bertahan lama. Sikap yang tidak tulus, cepat atau lambat
  akan tersingkap dan memengaruhi hubungan kita dengan keluarga,
  rekan, kolega, atau mitra kerja. Konsekuensinya, kita akan
  kehilangan kepercayaan orang lain dan kita akan sulit memiliki
  rekan, mitra, atau kolega yang sejati; terperangkap dalam sikap
  munafik, kehilangan kebenaran dan jati diri; dikejar perasaan
  bersalah dan kehilangan damai sejahtera; terlibat dalam berbagai
  bentuk persaingan tidak sehat dan memiliki tujuan yang menghalalkan
  segala cara.

  Kurban Sejati adalah Pernyataan Kasih yang Tertinggi

  Ibu Teresa mengisi hidupnya dengan mengasihi dan melayani
  orang-orang yang kekurangan di negara-negara miskin. Beliau
  menyelamatkan hidup banyak balita dengan sentuhan dan belaian
  tangannya ke tubuh-tubuh kurus kecil karena kekurangan gizi.
  Sesungguhnya, sentuhan manusia memiliki kekuatan merespons
  unsur-unsur kimiawi di dalam tubuh, yang sangat membantu pertumbuhan
  dan daya hidup. "Saya telah menemukan paradoks bahwa jikalau saya
  mengasihi sampai terasa sakit, rasa sakit itu akan hilang, dan yang
  tertinggal hanyalah lebih banyak kasih". (Ibu Teresa)

  Sikap berkurban timbul dari kesadaran akan adanya kebutuhan
  orang-orang di sekitar kita. Jika kita mulai menjadi pemerhati, akan
  tampak begitu banyak kesempatan untuk berbuat baik dan menjadi
  jawaban bagi orang lain. Sikap berlapang hati untuk tidak sekadar
  mengkritisi orang lain atau keadaan, menguasai diri berhadapan
  dengan rasa memiliki, bebas dari rasa khawatir dengan membangun rasa
  aman, semua ini akan mendorong kita untuk mengembangkan sikap
  berkurban yang sejati.

  Dalam penerapannya, pengurbanan senantiasa berbentuk pernyataan
  kasih yang tertinggi, yaitu ditunjukkan dengan kepedulian sejati
  kepada orang lain melalui tindakan nyata. Ia tidak mementingkan diri
  sendiri dan rela mendahulukan kepentingan orang lain, memberi dan
  berbagi tanpa mengharapkan imbalan atau pamrih, bahkan ikhlas
  memberikan kesempatan atau peluang kepada orang lain yang
  membutuhkannya. Pengurbanan adalah kesediaan untuk mendengar,
  melayani, dan membantu orang lain. Suatu bentuk kebaikan hati yang
  tidak menuntut pembayaran. Bahkan mungkin sebaliknya, berani
  membayar harga dan menghadapi risiko.

  Pengurbanan sebagai teladan terbesar telah ditunjukkan oleh Kristus,
  ketika Ia menanggung apa yang seharusnya tidak diterima-Nya.
  Kematian-Nya menggantikan kita, yang seharusnya menanggung upah dosa
  itu, dan Ia memberikan kehidupan kekal yang sebenarnya tidak layak
  kita terima. Itulah pengurbanan karena bersedia membayar harga demi
  keselamatan orang banyak. Kurban yang sejati bukan sekadar menabur
  benih kebajikan untuk menolong orang lain, tetapi kita juga akan
  menuai hasilnya pada saat yang kita tidak ketahui. Pengurbanan pada
  hari ini tidak akan pernah sia-sia pada hari esok.

  Diambil dari:
  Judul majalah: Bahana, Edisi Mei 2005, Volume 169
  Judul artikel: Pengorbanan Sejati atau Manipulasi
  Penulis: Jakoep Ezra
  Penerbit: Yayasan ANDI, Yogyakarta
  Halaman: 60 -- 61
______________________________________________________________________
ARTIKEL PASKAH

               PEMBERIAN TERINDAH: "DALAM TIGA HARI"

  SUDAH SELESAI

  Ketika Yesus mati, Ia sungguh mengetahui bahwa pekerjaan-Nya telah
  selesai. Yesus, sang Gembala Agung, menyerahkan nyawa-Nya dengan
  sukarela bagi domba-domba-Nya. Ia berseru, "Sudah selesai" (Lukas
  23:46). "Apa pun maksud [seruan] itu," kata Dr. G. Campbell Morgan,
  "tujuan kedatangan-Nya, tujuan kepergian-Nya, itu telah selesai
  sepenuhnya dan lengkap." Penikaman lambung Yesus dengan tombak
  membuktikan dua hal. Pertama, apa yang difirmankan Tuhan telah
  tercapai dengan setepat-tepatnya. Tidak satu pun tulang-Nya yang
  dipatahkan (Mazmur 34:20; Keluaran 12:46; Zakharia 12:10; Mazmur
  22:16). Kedua, kematian-Nya telah memberikan bukti yang tidak dapat
  dibantah. Para petugas yang membunuh-Nya tidak mudah dikelabui,
  mereka sudah memastikan bahwa Yesus benar-benar sudah mati. Pilatus
  sendiri bertanya secara khusus kepada kepala pasukannya "... apakah
  Yesus sudah mati" (Markus 15:44). Mengenai penikaman lambung Yesus,
  Dr. Morgan menambahkan bahwa "Dia sudah mati, dan kematian itu
  disebabkan oleh kerusakan pada hati-Nya. Ketika Ia berkata `Sudah
  selesai` dan Ia menyerahkan Roh-Nya kepada Bapa, peristiwa itu sudah
  menghancurkan hati-Nya, dan Ia pun mati."

  YESUS TERBARING DI SANA

  Pemakaman tubuh Yesus adalah salah satu bukti nyata tentang
  kematian-Nya, salah satu peristiwa terpenting di dalam Alkitab
  (1 Korintus 15:3-4). Mereka yang berperan bukanlah pengikut-pengikut
  terdekat Tuhan Yesus, namun kita mengetahui meskipun sedikit, masih
  ada dua orang terdekat, yaitu Yusuf dari Arimatea -- sebuah kota di

  Yudea -- dan Nikodemus. Yusuf disebut sebagai "... anggota Majelis
  Besar yang terkemuka, yang juga menanti-nantikan Kerajaan Allah."
  (Markus 15:43a) Menurut Lukas 23:50, Yusuf adalah seorang yang
  "baik" dan "benar". Yusuf adalah seorang pengikut Yesus, tetapi
  secara "... sembunyi-sembunyi karena takut kepada orang-orang Yahudi
  -- ...." Yohanes 12:42 menulis kemungkinan Yusuf dan Nikodemus
  adalah dua orang anggota dari sekelompok pemimpin, yang memercayai
  Yesus dengan sembunyi-sembunyi. Yusuf meminta izin dari Pilatus
  untuk menurunkan mayat Yesus (Yohanes 19:38).

  Nikodemus adalah anggota Sanhedrin, penguasa Yahudi yang datang
  kepada Yesus pada malam hari (Yohanes 3). Ia berdiri dengan berani
  menentang imam-imam kepala dan orang-orang Farisi ketika mereka
  menangkap Yesus (Yohanes 7:50). Kematian Tuhan Yesus ternyata
  mendatangkan keberanian pada kedua orang ini, dan dengan tindakan
  itu mereka menyatakan diri secara terbuka sebagai pengikut Tuhan
  Yesus. Yusuflah yang menyediakan kain kafan untuk membungkus tubuh
  Tuhan Yesus, dan demikian juga "tempat kuburnya yang baru" (Matius
  27:59,60). Nikodemus yang membawa rempah-rempah, sebanyak hampir 40
  kilogram. Mereke membersihkan tubuh Tuhan Yesus dan membungkus-Nya
  dengan kain kafan. Ramuan kemenyan dan buah pohon gaharu ditempatkan
  di sela-sela kain. Kain yang lain dipakai untuk membungkus bagian
  kepala Tuhan. Lalu sebuah batu besar ditempatkan untuk menutupi
  liang kubur itu, dan mereka pergi dengan sedih. Yesus, yang mereka
  percayai sebagai seorang pembebas orang-orang Israel, ternyata telah
  mati.

  DIA BANGKIT

  Alkitab tidak mencatat detik per detik kebangkitan Kristus.
  Murid-murid Tuhan Yesus telah gagal mencatat atau telah melupakan
  pernyataan yang diulang-ulang-Nya bahwa Dia akan mati dan bangkit
  kembali (Matius 16:4; Markus 8:31, 9:31; Lukas 9:22; Yohanes 2:19).
  Karena kematian-Nya, pengharapan mereka sudah hancur. Maria
  Magdalena datang untuk berkabung pada hari pertama dalam minggu itu
  (Yohanes 20:1). Adakah orang-orang lain yang datang bersama Maria
  Magdalena pada hari itu? Mungkin! Ini tampak dari penggunaan kata
  "kami" pada ayat kedua; Yohanes hanya mencatat Maria Magdalena yang
  melihat batu penutup jalan masuk ke kuburan itu telah diangkat.
  Selanjutnya, Maria menduga kubur Tuhan yang telah kosong itu
  dirampok orang, oleh karena itu Maria berseru "Tuhan telah diambil
  dari liang kuburnya!"

  Ketika Petrus mendengar berita itu, ia dan murid-murid yang lain
  berangkat ke kubur itu. Yohanes, yang lebih dahulu tiba di sana,
  menjenguk ke dalam ruangan yang agak gelap itu dan ia melihat "kain
  kafan yang tergeletak". Tetapi, Yohanes tidak langsung masuk ke
  dalam. Petrus, si impulsif itu, seperti biasanya langsung masuk ke
  dalam kubur itu dan memeriksa bukti yang ada. Dalam kata-kata G.
  Campbell Morgan, kain kafan yang tergeletak itu "masih seperti waktu
  membungkus tubuh Yesus, dengan semua ramuan dan gulungan kain yang
  tidak berubah, namun bagian yang dipakai untuk membungkus tubuh
  Yesus sudah mengempis sama sekali karena tidak berisi lagi. Sedang
  kain peluh yang semula di kepala Yesus terletak terpisah, dan masih
  terlipat seperti ketika membalut kepala-Nya."

  Tatkala Petrus tertegun, Yohanes menerobos masuk ke dalam kubur.
  Yohanes "melihat dan percaya" (Yohanes 20:8). Seperti yang ditulis
  secara tepat oleh Dr. Merrill Tenney, "Kubur Yesus terbuka bukan
  untuk memberikan keluar kepada Yesus, melainkan untuk memberikan
  jalan masuk bagi murid-murid-Nya. Yesus telah bertransformasi
  dalam kebangkitan-Nya, sehingga Ia seperti lenyap melalui jubah
  kematian, yang ditinggalkan-Nya bagaikan kepompong kemuliaan."

  TUHANKU DAN ALLAHKU

  Dari sekian banyak bukti yang menghebohkan mengenai kebangkitan
  Tuhan Yesus, tidak ada yang lebih menghebohkan dibanding penampakan
  diri Yesus di hadapan murid-murid-Nya. Kita diberitahukan bahwa Ia
  menampakkan diri-Nya pada malam yang sama, "hari pertama minggu itu"
  (Yohanes 20:19). Pada suatu hari Yesus menampakkan diri-Nya kepada
  Simon Petrus (Lukas 24:34) dan kepada kedua murid-Nya di Emaus
  (Lukas 24:l3). Pada saat murid-murid-Nya sedang berkumpul di ruang
  tertutup dan pintu telah ditutup rapat-rapat "karena takut kepada
  orang-orang Yahudi". Tidak ada baut yang longgar atau pintu yang
  terbuka engselnya, ketika Yesus tiba-tiba berdiri di hadapan mereka.
  Tidak heran bahwa mereka terkejut seperti melihat "hantu" (Lukas
  24:37). "Damai sejahtera bagi kamu," salam Yesus kepada murid-murid-
  Nya (Yohanes 20:21).

  Kemudian, Yesus menunjukkan tangan dan lambung-Nya kepada mereka
  untuk membuktikan identitas-Nya. Bekas-bekas luka itu akan selalu
  ada pada-Nya. Apa yang semula merupakan suatu tanda kekalahan, telah
  berubah menjadi meterai kemenangan yang abadi. Tidak heran bahwa
  murid-murid Yesus bersukacita melihat Dia, sebab mereka bukan hanya
  melihat Dia dengan mata mereka sendiri, tetapi juga menyadari
  kebenaran tentang kebangkitan Yesus, sama seperti yang dialami
  Yohanes di kubur Tuhan Yesus. Tetapi, Tomas "... tidak ada
  bersama-sama dengan mereka, ketika Yesus datang ke situ" (Yohanes
  20:24b). Ketidakpercayaannya sedikit berbeda dari yang lain.
  Murid-murid Yesus yang lain telah melihat Dia dengan mata mereka
  sendiri, dan Tomas menuntut perlakuan yang sama. Ia berkata bahwa,
  "Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku
  mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku
  ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya." (Yohanes
  20:25b) Maka, Tomas tetap kesepian dan bersedih hati selama delapan
  hari.

  Pada hari Minggu berikutnya murid-murid Yesus sedang berkumpul di
  tempat yang sama dan Tomas sedang bersama-sama dengan mereka. Sekali
  lagi, pintu telah ditutup rapat-rapat. Namun, Yesus sekali lagi
  menampakkan diri-Nya secara tiba-tiba. Kali ini, Ia berbicara kepada
  Tomas. William Hendrickson menulis bahwa untuk setiap [permintaan
  Tomas] Yesus memberikan satu perintah. Tomas berkata seminggu
  sebelumnya: "[Aku harus] melihat bekas paku pada tangan-Nya." Yesus
  mengatakan hari itu, "Lihatlah tangan-Ku." Tomas juga mengatakan,
  "[Aku harus] mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu." Perintah
  Yesus kedua, "Taruhlah jarimu di sini." Tuntutan Tomas yang ketiga,
  "Dan [aku harus] mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya." Kata
  Yesus, "Ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku."
  (Yohanes 20:27)

  Seminggu sebelumnya Tomas berkata, "Aku tidak akan percaya." Yesus
  berkata pada hari itu, "Jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan
  percayalah." Apakah Tomas sungguh-sungguh memeriksa tubuh Yesus?
  Tampaknya, Tomas jelas terperanjat dan terpana, tidak memerlukan
  lagi bukti melebihi yang telah dilihatnya. Pengakuannya melebihi
  kata-kata apa pun: "Tuhanku dan Allahku." Kepercayaan Tomas bukannya
  kurang berarti, meskipun didasarkan pada apa yang telah dilihatnya.
  Tetapi, Yesus kemudian menekankan kebahagiaan bagi mereka yang
  percaya meskipun tidak beroleh konfirmasi melalui penglihatan.
  (Yohanes 20:29)

  Diambil dari:
  Judul majalah: HARVESTER, Edisi Maret/April, Tahun 1994 (Disadur
                 dari Majalah Moody, April 1977)
  Judul artikel: Pemberian Terindah: "Dalam Tiga Hari"
  Penulis: Ivy Supratman
  Penerbit: Indonesian Harvest Outreach
  Halaman: 18 -- 19

______________________________________________________________________
SUMBER MISI

PASKAH SABDA - SITUS PASKAH INDONESIA
==> http://paskah.sabda.org

  Tidak salah jika situs ini menamakan dirinya sebagai "Situs Paskah
  Indonesia" karena situs ini merupakan satu-satunya situs berbahasa
  Indonesia yang didedikasikan untuk hal-hal seputar perayaan
  terpenting dalam gereja ini. Meskipun baru berusia 2 tahun, namun
  situs ini sudah mengumpulkan bahan yang cukup banyak, yang
  akhir-akhir ini, menjelang Paskah 2010, rupanya juga sudah ditambahi
  lagi.

  Pada menu bagian atas, Anda tinggal mengarahkan kursor pada bagian
  "Kumpulan Bahan Paskah" untuk melihat kategori yang Anda inginkan:
  artikel, drama, renungan, bahan mengajar, kesaksian, audio khotbah,
  puisi, resensi buku, blog, review situs, tips, humor, lagu, gambar,
  dan ucapan. Selain itu situs ini juga mengundang pembacanya untuk
  ikut mengisikan kontennya, sehingga sudah ada beberapa pengunjung
  yang bersumbangsih dengan tulisan-tulisan kesaksian Paskah, puisi,
  blog, ucapan natal, dll.. Untuk menuliskan artikel, seorang
  pengunjung perlu terlebih dahulu mendaftarkan diri. (KN)

______________________________________________________________________
DOA BAGI MISI DUNIA

H A I T I
  Saat kelegaan fisik merupakan prioritas, Proyek "Film JESUS"
  melakukan berbagai macam cara untuk menjangkau mereka yang tersesat.
  Tim "Film JESUS" di Haiti sudah berada di lokasi dan siap menolong
  kebutuhan di lapangan. Para pemimpin proyek belum mengetahui
  bagaimana keadaan para pekerja film ini di haiti, namun mereka tetap
  menolong dan menjangkau keluarga-keluarga di sekitar mereka. Ketika
  gempa melanda Tiongkok pada tahun 2008, tim "Film JESUS" langsung
  bertindak, dampaknya orang-orang berdatangan kepada Kristus.
  Doakanlah agar mereka yang terbelenggu praktik voodoo berpaling
  kepada Kristus. (t/Uly)

  Diterjemahkan dari: Mission News, January 2010
  Kisah selengkapnya: http://mnnonline.org/article/13765

  Pokok doa:
  * Mengucap syukur untuk keberadaan tim "Film JESUS" yang berupaya
    menjangkau masyarakat Haiti dengan Injil. Doakan agar tim ini
    dapat melayani mereka secara maksimal.
  * Doakan agar masyarakat Haiti yang telah dilayani oleh tim "Film
    JESUS" dapat membuka hati mereka untuk menerima kebenaran Injil.

I N D I A

  Keputusan India memekarkan negara bagian Andhra Pradesh menjadi dua,
  Andhra Pradesh dan Telangana menyebabkan kekacauan di negara bagian
  itu. Selain itu, kejadian ini juga menyebabkan krisis di
  pemerintahan India. DS dari Mission India yang berpusat di Grand
  Rapids, Michigan, menekankan adanya ketegangan di antara grup etnis
  dan bahasa. Namun, muncul banyak protes terkait keputusan ini.
  "Banyak Kelompok Alkitab Anak-anak dan kelas membaca remaja yang
  tidak aktif di wilayah ini selama dua minggu. Biasanya, mereka
  bertemu setiap hari. Namun karena kejadian ini, warga tercekam
  perasaan takut. Mereka memilih tinggal di rumah. Keresahan penduduk
  adalah halangan besar bagi pelayanan." Kami tidak mengetahui kapan
  hal ini akan berakhir. Regu mereka ingin sekali kembali keluar
  melayani. Mengapa? "Wilayah Telangana di India memunyai nilai
  pertumbuhan gereja yang pesat. Rekan sekerja kami banyak yang
  bekerja di wilayah ini. Gereja biasanya bertumbuh di tengah situasi
  yang penuh dengan ketidakpastian seperti ini." Akibat huru-hara
  kerusuhan, DS mengatakan bahwa direkturnya menyerukan permohonan doa
  yang "meminta kita mendoakan keamanan: keamanan sosial dan politik."
  (t/Uly)

  Diterjemahkan dari: Mission News, December 2009
  Kisah selengkapnya: http://mnnonline.org/article/13615

  Pokok doa:
  * Doakan agar Tuhan melindungi pekerja-perkerja-Nya yang melayani di
    India, terutama di Andhra Pradesh, mengingat kondisi keamanan yang
    labil.
  * Doakan juga agar umat percaya di India tetap bertekun di dalam doa
    dan firman Tuhan, sehingga meskipun mereka tidak bisa bertemu
    dengan umat percaya lainnya, iman mereka masih tetap bertumbuh.

______________________________________________________________________
DOA BAGI INDONESIA

                         GURU KRISTEN DIBEBASKAN

  Setelah hampir setahun dipenjara, WH (49 tahun), seorang guru
  Kristen mendapatkan kembali kebebasannya. WH, seorang guru sekolah
  dasar, telah dituduh melakukan penghinaan terhadap agama lain, saat
  ia memberikan les privat kepada muridnya tanggal 10 November 2008.
  Akibat isu yang merebak, pada tanggal 9 Desember massa melakukan
  protes dengan cara membakar desa L -- tempat pemukiman orang
  Kristen. Di bawah tekanan dan paksaan WH dipaksa mengakui dakwaan
  tersebut. Saat ini WH, dengan bantuan gereja lokal, dipercaya
  menjadi guru pada sebuah sekolah Kristen.

  Diambil dari:
  Judul buletin: Frontline Faith, Edisi Maret - April 2010
  Penulis: Tidak dicantumkan
  Penerbit: Yayasan Open Doors Indonesia
  Halaman: 4

  Pokok Doa:

  1. Mengucap syukur untuk kebebasan WH. Doakan agar melalui peristiwa
     ini setiap orang percaya dapat belajar bahwa Allah tidak pernah
     membiarkan dan meninggalkan anak-anak-Nya meskipun dalam masa
     sulit.
  2. Berdoa agar Tuhan melindungi dan memberkati keluarga WH supaya
     menjadi keluarga yang dapat memancarkan terang dan kasih Kristus.
  3. Berdoa agar anak-anak WH tumbuh menjadi anak yang takut akan
     Tuhan dan berbakti kepada orang tuanya.
  4. Doakan masyarakat Kristen di desa L agar dapat mengampuni
     orang-orang yang telah membakar desa mereka beberapa
     waktu yang lalu dan tetap berdoa bagi pertobatan orang-orang yang
     melakukan aksi kerusuhan.
  5. Doakan agar Tuhan memampukan dan memberi hikmat kepada WH yang
     saat ini mengajar di salah satu sekolah Kristen, sehingga setiap
     anak yang dididiknya dapat menjadi anak-anak yang mengasihi Tuhan
     dan dapat menjadi berkat.
  6. Berdoa juga agar Tuhan memberkati gereja lokal di desa L dan
     memampukan serta memberi keberanian setiap jemaatnya untuk mau
     memberitakan Kabar Baik kepada mereka yang belum percaya.
  7. Tetaplah berdoa agar iman setiap umat percaya di mana pun mereka
     berada saat ini tetap terpelihara dan mengalami pertumbuhan
     rohani yang semakin berakar dan berbuah lebat.
______________________________________________________________________
Anda diizinkan menyalin/memperbanyak semua/sebagian bahan dari e-JEMMi
(untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: tidak
untuk tujuan komersial dan harus mencantumkan SUMBER ASLI bahan
yang diambil dan nama e-JEMMi sebagai penerbit elektroniknya.
______________________________________________________________________
Staf Redaksi: Novita Yuniarti dan Yulia Oeniyati
Kontak Redaksi: < jemmi(at)sabda.org >
Untuk berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Untuk berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Untuk pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
______________________________________________________________________
Situs e-MISI dan e-JEMMi: http://misi.sabda.org/
Arsip e-JEMMi: http://www.sabda.org/publikasi/misi/
Facebook MISI: http://fb.sabda.org/misi
______________________________________________________________________
Bahan-bahan dalam e-JEMMi disadur dengan izin dari berbagai pihak.
Copyright(c) e-JEMMi/e-MISI 2010 / YLSA -- http://www.ylsa.org
SABDA Katalog: http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org