Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2009/36

e-JEMMi edisi No. 36 Vol. 12/2009 (8-9-2009)

Pentingnya Memenangkan Jiwa

 
______________________________  e-JEMMi  _____________________________
                   (Jurnal Elektronik Mingguan Misi)
______________________________________________________________________
SEKILAS ISI

EDITORIAL 
ARTIKEL MISI: Adilkah Jika Seseorang Telah Dua Kali Mendengar Injil
              Sedangkan Orang Lain Belum Pernah Satu Kali Pun
              Mendengarkannya?
SUMBER MISI: Acts Ministries Christian Evangelism
DOA BAGI MISI DUNIA: Cina, Vietnam
DOA BAGI INDONESIA: Gempa Bumi Melanda Beberapa Wilayah di Indonesia

______________________________________________________________________

     THE MORE OF HEAVEN IN OUR LIVES, THE LESS OF EARTH WE COVET
______________________________________________________________________
EDITORIAL

  Shalom,

  Siapa pun Anda -- pemimpin jemaat atau jemaat biasa -- semua yang 
  mengaku sebagai pengikut Kristus harus memiliki hati untuk jiwa-jiwa 
  yang terhilang. Tuntutan ini sebenarnya harus kita tanamkan di dalam 
  diri kita sebagai ungkapan syukur kita atas karunia keselamatan yang 
  Allah berikan, sehingga kita sekarang tidak memiliki hidup yang 
  sia-sia.

  Setiap hari kita temukan orang-orang yang belum mengenal Kristus, 
  tapi apa yang sudah kita lakukan untuk mereka? Sudahkah kita 
  menceritakan tentang Yesus, Sang Juru Selamat? Mengapa kita berdiam 
  diri? Orang percaya hadir untuk menjawab kebutuhan mereka, baik 
  melalui berita Injil atau pun sikap hidup kita. Kita juga harus 
  memuridkan mereka dengan prinsip-prinsip ilahi. Bagaimana kita dapat 
  melakukannya? Redaksi e-JEMMi telah menyiapkan wacana perenungan 
  untuk menggugah setiap kita melakukan panggilan-Nya ini. Tuhan 
  memberkati.

  Redaksi Tamu e-JEMMi,
  Desi Rianto
  http://misi.sabda.org/
  http://www.sabda.org/publikasi/misi/

______________________________________________________________________
ARTIKEL MISI

   ADILKAH JIKA SESEORANG TELAH DUA KALI MENDENGAR INJIL SEDANGKAN
       ORANG LAIN BELUM PERNAH SATU KALI PUN MENDENGARKANNYA?

  "Demikianlah Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar 
  dalam rumah-rumah ibadah dan memberitakan Injil Kerajaan Surga serta 
  melenyapkan segala penyakit dan kelemahan. Melihat orang banyak itu, 
  tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena 
  mereka lelah dan telantar seperti domba yang tidak bergembala. Maka 
  kata-Nya kepada murid-murid-Nya: Tuaian memang banyak, tetapi 
  pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya 
  tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu." 
  (Matius 9:35-38)

  Perhatikan baik-baik! Dikatakan bahwa Yesus berjalan mengelilingi 
  SEMUA kota dan desa. Yesus tidak pernah berdiam secara tetap di 
  suatu kota dan menjadi pendeta di sana. Ia terus berpindah dari satu 
  tempat ke tempat lain. Ia melihat orang banyak dan berbelas kasihan 
  pada mereka, kemudian Ia berkata pada murid-murid-Nya: "Tuaian 
  memang banyak, tetapi pekerja sedikit." Inilah masalah gereja pada 
  hari ini! Tatkala Anda melihat orang banyak, mampukah Anda menjadi 
  sama seperti Yesus, berbelas kasihan pada mereka? Pandanglah ... 
  pelayanan begitu luas, tetapi pekerja hanya sedikit, bukan? Itulah 
  sebabnya Yesus berkata: "Mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, 
  supaya Ia mengirimkan pekerja untuk tuaian itu."

  Benarkah Jika Saya Hanya Tinggal di Kanada Saja?

  Beberapa tahun lalu, saya menyelidiki Alkitab untuk melihat apakah 
  mungkin jika saya tinggal di Kanada saja dan masih menaati Allah? Di 
  Kanada saya boleh terus asyik dengan jabatan serta fungsi 
  kependetaan dan tidak perlu bersusah payah melintas batas wilayah 
  negara saya, namun sambil melaksanakan perintah-perintah Allah? 
  Apakah Allah berkenan akan hidup saya jika saya seperti itu? 
  
  Ternyata dalam Alkitab saya menemukan istilah-istilah seperti: 
  "segala bangsa; seluruh dunia; segenap alam; segala suku bangsa; 
  segala bahasa; segala manusia; dan bangsa hingga ke ujung bumi". 
  Dengan kata lain, Injil Yesus Kristus harus diberitakan kepada 
  seluruh umat manusia di dunia. Saat itu saya sadar akan kesalahan 
  saya. Tapi kemudian timbul pertanyaan kedua: "Apakah semua manusia 
  dan seluruh bangsa tinggal di Kanada? Jika hal ini benar, berarti 
  tidak ada bangsa lain di luar batas negara Kanada. Sehingga saya 
  boleh tetap berdiam di Kanada dan tidak perlu ke luar negeri."

  Tetapi kenyataan membuktikan ada bangsa lain yang hidup dan tinggal 
  di luar Kanada. Dan jika ada satu orang saja yang hidup di luar 
  batas negara Kanada, maka itu merupakan kewajiban saya untuk pergi, 
  meninggalkan Kanada kepada dia. Jika hal itu tidak mungkin saya 
  lakukan, maka saya harus mencari seorang utusan, yang akan pergi 
  menggantikan diri saya ke sana. Sebab jika saya tidak melakukan hal 
  itu, maka saya akan kehilangan mahkota di hadapan Tuhan. Injil Yesus 
  Kristus harus diberitakan kepada segala suku, bangsa, dan bahasa 
  hingga ke ujung-ujung bumi. Apa yang akan Anda perbuat? Salah satu 
  pilihan adalah Anda harus pergi sendiri, atau kalau tidak harus ada 
  seorang utusan lain mewakili Anda. Celakalah Anda jika tidak berbuat 
  apa-apa. Perintah Tuhan harus ditaati dan Anda sendiri tidak mungkin 
  luput dari perintah-Nya.

  Saya Mencoba Pergi

  Ketika berumur 18 tahun, saya pergi kepada bangsa Indian di British 
  Columbia, suatu negara bagian Kanada yang terletak di pantai Lautan 
  Pasifik, dekat Alaska. Saya tinggal sendiri di sebuah pondok kecil 
  selama setahun lamanya, terpisah kira-kira 3.000 mil dari tanah air 
  saya. Tapi kemudian saya sadar bahwa saya masih memerlukan banyak 
  bekal dan justru hal itu belum saya miliki. Saya pun kembali untuk 
  belajar teologi selama 6 tahun, kemudian dilantik menjadi seorang 
  pendeta.

  Setelah itu, saya mengajukan permohonan kepada Badan Penginjilan 
  Luar Negeri Presbyterian untuk diutus ke India. Mereka meminta saya 
  datang dan setelah mempertimbangkan permohonan saya, akhirnya mereka 
  memutuskannya untuk saya, permohonan pelayanan ke India ditolak. 
  Mereka berpendapat bahwa saya tidak cukup kuat untuk mengemban tugas 
  penginjilan di luar negeri. Saya pun pulang untuk menjadi pendeta di 
  Dale Presbyterian Church of Toronto, kota asal saya sendiri. 
  Selanjutnya melayani pekerjaan Tuhan di The Alliance Tabernacle. 
  Akan tetapi saya tetap tidak merasa puas. Saya tahu kalau saya harus 
  berbuat sesuatu, seperti penglihatan yang Tuhan berikan pada saya. 
  Akhirnya atas kehendak sendiri, saya pergi melayani di Rusia dan 
  Eropa untuk memberitakan Injil pada beribu-ribu orang di Latvia, 
  Estoa, dan Polandia. Hasilnya sangat luar biasa, banyak orang 
  percaya pada Kristus. Pelayanan ini terus berlanjut, hingga pada 
  suatu hari saya jatuh sakit karena terlalu lelah. Saya harus pulang 
  kembali. Setelah sembuh, saya pun keliling Amerika dan Kanada untuk 
  mengadakan serangkaian kampanye penginjilan. Semangat pelayanan 
  keluar negeri masih menggebu-gebu. Sekali lagi saya pergi, tapi 
  sekali lagi saya sakit dan harus pulang kembali.

  Sejak saat itu, saya menjadi pendeta di The People Church of Toronto 
  (pada tahun 1930). Dua tahun kemudian, saya pergi ke Afrika bersama 
  Dokter Thomas Lambie. Dengan berkuda, kami terus masuk ke pedalaman, 
  setiap hari kami berjalan kira-kira 3.000 mil, akhirnya saya jatuh 
  sakit di tengah hutan Afrika selama 6 minggu, saya harus pulang 
  kembali. Sejak itu saya menyadari akan keputusan Badan Penginjilan 
  Gereja Presbyterian yang melarang saya pergi adalah benar. Saya 
  tidak cukup kuat untuk menjadi seorang utusan Injil ke luar negeri. 
  Namun demikian, Tuhan memberikan penglihatan pada saya, untuk 
  melakukan penginjilan ke luar negeri. Saya pun yakin bahwa 
  bangsa-bangsa lain harus mendengar Injil. Maka pada tahun 1938, 
  sekali lagi saya pergi dengan menyandang tekad untuk menyelesaikan 
  tanggung jawab yang merupakan bagian pelayanan saya untuk sebisa 
  mungkin menginjili dunia.

  Saya berlayar selama 31 hari, siang dan malam terus pergi menuju 
  daerah Pasifik untuk berkhotbah pada orang-orang kafir, masyarakat 
  liar, dan juga berkhotbah pada sekelompok orang Kristen di Kepulauan 
  Solomon. Akhirnya saya terjangkit penyakit malaria, yang selama 3 
  tahun berturut-turut terus kambuh. Keadaan saya makin lemah. Orang 
  pun menggotong saya naik ke kapal dan berlayar kembali ke Toronto. 
  Bertahun-tahun lamanya saya terus mencoba untuk pergi melayani tugas 
  pemberitaan Injil kepada lebih dari empat puluh negara, tetapi saya 
  sulit menyesuaikan diri dengan hawa panas di wilayah tropis 
  negara-negara Timur.

  Mengirim Utusan-Utusan Injil 

  Sebenarnya sejak awal keberangkatan, saya telah menyadari 
  ketidakmampuan diri sendiri. Saya harus segera mencari orang lain 
  yang dapat menggantikan saya pergi. Pada suatu hari, saya 
  mengunjungi Pdt. J.H.W. Cook, seorang pemimpin persatuan penginjilan 
  di Amerika Selatan, dan bertanya padanya: "Apakah Bapak akan 
  mengirim beberapa utusan Injil lagi?" Ia menjawab: "Betul, di sini 
  ada lima orang utusan Injil yang akan pergi melayani Tuhan." Namun 
  demikian, saya melihat bahwa mereka tidak segera akan pergi. Dengan 
  sedikit heran, saya pun bertanya kembali. "Kalau begitu mengapa 
  Bapak tidak segera mengutus mereka?" Dengan perlahan, ia menjawab: 
  "Kami belum memunyai uang." Saya pun berkata padanya: "Kalau 
  misalnya saya mengumpulkan uang untuk ongkos perjalanan mereka, 
  apakah Bapak mengizinkan saya untuk ikut ambil bagian dalam 
  mendukung tugas ini?" Terlihat sinar cerah memenuhi wajahnya. Ia 
  menyetujui.

  Saat itu merupakan hari yang tak mungkin saya lupakan, yakni hari 
  ketiga saya memperkenalkan kelima utusan Injil itu pada jemaat saya 
  di Toronto, dan mengajak mereka semua untuk bersama-sama mengutus 
  mereka pergi ke ladang Tuhan. Selanjutnya badan misi ini bekerja 
  seperti yang saya usulkan, sehingga dari 5 orang utusan menjadi 10 
  orang, dari 10 menjadi 20 orang, 20 menjadi 40, 40 menjadi 100, 
  jumlah ini terus bertambah menjadi 300 orang. Sekarang kami memiliki 
  satuan pasukan Injil, yang bekerja menggantikan kami untuk pergi ke 
  27 negara bagian. Mereka sendiri berasal dari tiga puluh badan misi 
  yang menerima dukungan uang dari jemaat kami.

  Tetapi saya sendiri belum puas melihat hal ini. Saya ingin mengutus 
  lebih banyak lagi. Saya telah berdoa pada Tuhan: "Oh ... Tuhan, 
  kalau Engkau mengizinkan saya hidup dan jika Tuhan berkenan, saya 
  ingin mengutus lima ratus orang utusan Injil yang akan bekerja di 
  berbagai negara di seluruh dunia." Jemaat saya harus mendukung tugas 
  penginjilan ini. Kalau tidak, saya tidak akan merasa puas diri 
  karena memang untuk itulah saya hidup dan mengabdikan diri. Sehingga 
  tugas penginjilan bagi saya adalah tugas utama. Itulah sebabnya saya 
  selalu mencoba untuk pergi, saya sebenarnya telah pergi. Tapi setiap 
  kali saya melakukannya, saat itu juga saya harus kembali. Sekarang 
  saya tahu bahwa ada hal lain yang harus saya kerjakan, yaitu 
  mengutus orang lain untuk pergi sebagai pengganti saya.

  Kota-Kota yang Lain

  Pada kesempatan lain, setelah melayani, Yesus pergi menghilang. Para 
  Rasul mencari dan mendapatkan-Nya sedang berada di atas bukit untuk 
  berdoa. Mereka pun menceritakan tentang sejumlah besar orang yang 
  mencari Yesus untuk memohon pelayanan-Nya. Mereka meminta Yesus 
  turun gunung untuk menyelesaikan pekerjaan-Nya, memberitakan Firman 
  pada begitu banyak orang yang rindu akan ajaran-Nya. Tetapi Yesus 
  menjawab mereka: "Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota 
  yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena 
  untuk itulah Aku telah datang." Ini merupakan hal yang biasa Tuhan 
  pikirkan. Yesus berpikir tentang kota yang lain, yang lain, serta 
  yang lain lagi. Yesus memikirkan kota-kota yang belum pernah Ia 
  layani, sehingga Ia mau ke sana. Mereka perlu mendengar Injil. 
  Itulah sebabnya Ia pernah berkata tentang "domba-domba yang lain". 
  Rasul Paulus sebenarnya juga memunyai wawasan yang sama, ia sering 
  berbicara tentang "daerah-daerah yang di seberang", yaitu wilayah 
  jajahan Romawi yang belum pernah mendengar Injil. Ia sadar bahwa 
  Injil harus diberitakan hingga ke ujung bumi.

  Saya ingin mengatakan suatu hal yang mungkin agak mengejutkan Anda. 
  Pernah pada suatu masa, Injil telah menjangkau wilayah Afrika Utara. 
  Beratus-ratus jemaat Tuhan bertumbuh di sana, beberapa ahli teologi 
  yang ternama pada abad-abad awal juga berasal dari sana. Tetapi apa 
  yang selanjutnya terjadi? Bukankah seluruh Afrika menjadi negara 
  Islam? Tidak ada lagi tanda-tanda yang menunjukkan bahwa kekristenan 
  pernah ada di sana. Sinar terang pelita jemaat Tuhan 
  berangsur-angsur menjadi suram, dan akhirnya menjadi padam. Mengapa 
  hal ini bisa terjadi? Saat itu pemimpin-pemimpin jemaat dan 
  ahli-ahli teologi sedang berselisih pendapat tentang doktrin gereja, 
  sehingga mereka tidak lagi memikirkan penginjilan, melainkan terus 
  berdebat. Mereka seharusnya pergi ke Afrika Selatan, menjangkau 
  kota-kota lain dengan Injil Yesus Kristus. Jika mereka bertindak 
  seperti ini, saya percaya dalam waktu dekat seluruh Afrika akan 
  dimenangkan bagi Tuhan, Injil pasti menjangkau Capetown. Lebih dari 
  itu, bisa juga pada saat ini Afrika telah mengirim utusan Injil ke 
  Amerika dan Eropa. Jika kita tidak mengabarkan Injil, apa yang 
  terjadi di Afrika dapat juga terjadi di sini. Jika Injil berhenti 
  diberitakan, cahaya Tuhan yang telah kita terima akan padam, sama 
  seperti Afrika di masa lampau.

  Ladang Tuhan adalah Seluruh Dunia

  Anda mungkin bertanya: "Mengapa kita harus pergi ke tempat-tempat 
  lain, sedangkan orang-orang terdekat sekitar kita sendiri belum 
  diselamatkan? Bukankah masih banyak tugas di dalam negeri yang belum 
  diselesaikan? Mengapa pula kita tidak menyelesaikan pekerjaan Tuhan 
  yang masih terbengkalai lebih dahulu, sebelum kita pergi bertugas di 
  luar negeri." Ke mana pun saya pergi orang selalu mempertanyakan 
  masalah-masalah ini. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, 
  saya ingin mengajukan empat pertanyaan juga. Pertanyaan pertama 
  adalah tentang David Livingstone, mengapa dia meninggalkan 
  Skotlandia dan pergi ke Afrika, sebelum beribu-ribu masyarakat 
  Skotlandia percaya pada Kristus? Tapi ia pergi ke Afrika, dengan 
  masyarakatnya yang masih primitif dan terbelakang dalam kebudayaan. 
  Pertanyaan kedua, mengapa pula William Carey meninggalkan Inggris 
  pergi menuju India? Bukankah masih banyak orang Inggris yang masih 
  belum menerima Juru Selamat? Pertanyaan ketiga, mengapa Judson 
  meninggalkan Amerika dan pergi ke Birma, sedangkan Amerika sendiri 
  belum dimenangkan bagi Kristus? Pertanyaan keempat, mengapa Rasul 
  Paulus harus pergi ke Eropa dengan sengaja? Mengapa dia membiarkan 
  dan meninggalkan berjuta-juta masyarakat Palestina yang belum 
  menerima Injil? Bukankah seharusnya ia tetap tinggal di Palestina, 
  menginjilinya agar penduduk sana menerima berita keselamatan?

  Sebenarnya hanya ada satu jawaban dalam Alkitab yang menunjukkan 
  pada kita bahwa ladang Tuhan adalah seluruh dunia. Inggris Raya 
  tidak dapat dikatakan sebagai seluruh dunia, Amerika juga bukan 
  seluruh dunia, Kanada dan Indonesia pun hanya sebagian kecil dari 
  keseluruhan dunia. Ladang Tuhan adalah seluruh dunia, ini berarti 
  bahwa seluruh dunia harus mendengar Injil. Pernahkah Anda melihat 
  seorang petani yang hanya menggarap sebagian kecil tanah ladangnya? 
  Anda tentu akan berkata: "Tidak!" Jawaban Anda benar, hanya petani 
  bodoh yang bekerja seperti itu. Seorang petani akan mengerjakan 
  seluruh bidang tanahnya. Sekarang kita mencoba memikirkan beberapa 
  pertanyaan: "Mengapa mereka mencari pendengar-pendengar baru untuk 
  diinjili? Apakah tidak ada orang lagi yang dapat diinjili di dalam 
  negeri?" Saya rasa masalahnya bukan demikian. Hari ini di dalam 
  negeri sebenarnya banyak orang yang dapat ditemukan. Setiap gereja 
  mengutus utusan-utusannya pergi ke luar negeri adalah untuk mencari 
  dan menemukan daerah misi baru bagi pekerjaan Injil.

  Perhatikan baik-baik, bukankah cara itu lebih cerdik? Dalam 
  mengemban tugas agung penginjilan, kita harus bertindak lebih cerdik 
  lagi. Allah tidak mau kita berdiam di dalam negeri sendiri, Ia mau 
  kita pergi ke seluruh dunia untuk mengerjakan ladang-Nya. Dalam 
  Alkitab, tercatat peristiwa mukjizat Tuhan Yesus, yang mengenyangkan 
  5.000 orang. Ingatkah Anda tatkala Yesus menyuruh mereka duduk? 
  Tatkala Ia menerima persembahan roti dari tangan seorang anak kecil, 
  mengucap berkat, serta memecahkannya, kemudian menyuruh para
  rasul-Nya membagikan pada mereka? Semua orang duduk teratur baris 
  demi baris, menantikan jatah roti mereka. Menurut Anda, bagaimana 
  seharusnya para rasul menjalankan tugas ini? Apakah mereka memulai 
  dengan baris pertama, membagikan roti pada setiap orang sepanjang 
  baris itu, kemudian bertanya pada masing-masing orang baris pertama 
  kalau-kalau mereka masih ingin tambah lagi. Saya rasa kalau para 
  rasul bertindak seperti ini, semua orang akan serentak berdiri untuk 
  mengajukan protes: "Hei, ke sini sebentar, Bung, kami lapar, 
  bertindaklah secara adil. Mengapa orang di baris depan bisa mendapat 
  roti dua kali, sedangkan kami satu kali pun belum menerima apa-apa?" 
  Protes mereka sebenarnya tidak dapat disalahkan. Hari ini kita 
  sering mendengar pendeta berkhotbah tentang kedatangan Yesus yang 
  kedua kali. Sedangkan masih banyak orang yang belum mendengar bahwa 
  Kristus telah satu kali datang. Ini juga tidak adil, bukan?

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul buku: Merindukan Jiwa-Jiwa yang Tersesat
  Judul asli buku: The Passion for Souls
  Penulis: Oswald Smith
  Penerbit: YAKIN, Surabaya
  Halaman: 29 -- 38

______________________________________________________________________
SUMBER MISI

ACTS MINISTRIES CHRISTIAN EVANGELISM
==> http://actsministrieschristianevangelism.org/  
  Acts Ministries Christian Evangelism terbentuk pada 25 Mei 1999 
  dengan dua tujuan utama, yakni penginjilan dan pemuridan -- melihat 
  murid-murid Yesus yang terus berpegang kepada-Nya ketika berada di 
  tengah badai hidup. Bersemboyan pada Efesus 1:17-19, organisasi ini 
  memiliki misi untuk mewartakan dan memajukan pengajaran iman Kristen 
  dan prinsip, doktrin, studi, dan budaya yang berkaitan dengan iman 
  tersebut. Di situs ini, Anda akan menemukan bahan-bahan -- dalam 
  bentuk artikel, majalah, publikasi, Alkitab online, dll. -- yang 
  akan memenuhi kebutuhan Anda akan Tuhan pada masa kini dan membuat 
  Anda menemukan harapan dalam-Nya pada masa depan. Tidak hanya itu, 
  di situs ini, Anda juga bisa membantu pelayanan mereka dengan 
  bergabung menjadi anggota atau dengan memberikan bantuan keuangan. 
  Bagaimana caranya? Silakan kunjungi situsnya.

______________________________________________________________________
DOA BAGI MISI DUNIA

C I N A
  Apakah Anda bisa membayangkan hidup yang bergantung pada musik? 17 
  juta orang di Cina bagian selatan melakukan hal itu setiap hari. 
  "Mereka akan berkumpul di taman-taman dan satu kelompok akan 
  menyanyikan satu atau dua baris lagu untuk kelompok lain. Kelompok 
  lain itu kemudian akan memikirkannya dan membalasnya dengan baris 
  lagu lain. Mereka mengambil keputusan melalui lagu. Mereka menikah 
  melalui lagu. Musik sangat penting bagi masyarakat itu, jadi kami 
  menyebut mereka `Umat Musik`," kata Brent Preston, Direktur Senior 
  The Evangelical Alliance Mission (TEAM) untuk Asia Timur dan Asia.

  TEAM sedang membangun relasi dengan orang-orang itu sambil bekerja 
  di tengah mereka. Sebuah universitas lokal mencoba mengarsip musik 
  masyarakat untuk membantu pemerintah. 

  Preston mengatakan, "Pasti mereka akan bertanya tentang apa yang 
  membuat (para relawan) berbeda. Menakjubkan melihat betapa 
  seringnya topik-topik spiritual muncul. Masyarakat di sana sangat 
  tertarik dengan bagaimana keluarga kami bersatu, mengapa kami 
  memiliki hubungan yang baik dengan istri-istri kami.

  "Mereka mengatakan, `Apa yang membuat Anda hidup? Mengapa Anda
  sangat bahagia? Bagaimana keluarga Anda bisa begitu bahagia?`"
  Pertanyaan seperti itu berujung pada alasan mengapa semua itu bisa
  terjadi, dan tentu saja alasannya adalah Yesus Kristus. (t/Dian)
  Diterjemahkan dari:
  Nama buletin: Body Life, Edisi Juli 2009, Volume 27, No. 7
  Nama kolom: World Christian Report
  Judul asli artikel: Cina: Reaching the Musical People
  Penerbit: 120 Fellowship adult class at Lake Avenue Church, Pasadena
  Halaman: 4
  Pokok Doa:
  * Mengucap syukur untuk keberadaan staf dan relawan TEAM di Cina 
    yang telah menjadi berkat untuk masyarakat sekitar melalui hidup 
    mereka sehari-hari.
  * Berdoa juga bagi staf dan relawan TEAM yang sedang berupaya
    membangun relasi dengan masyarakat sekitar dan melalui musik, agar
    melalui cara ini Injil dapat tersebar di antara masyarakat Cina
    yang belum percaya.

V I E T N A M
  Polisi menginvansi ibadah Minggu jemaat Agape Baptist di provinsi
  Hung Yen, Vietnam, pada 7 Juni dan memukuli jemaat, termasuk wanita, 
  serta menangkap seorang pendeta dan seorang tua-tua.

  Sumber-sumber Kristen mengatakan polisi menempatkan dua pemimpin
  gereja itu di sel terpisah dan masing-masing dipukuli oleh 5 orang
  polisi dengan cara yang tidak meninggalkan bekas, yaitu pukulan 
  keras di perut.

  Polisi mencoba memaksa pendeta untuk menandatangani sebuah dokumen 
  yang mengatakan bahwa ia telah menolak investigasi mereka, meski ia 
  belum ditanya dan mengatakan bahwa ia adalah tahanan administratif. 
  Sumber Kristen mengatakan bahwa ia juga diperintahkan untuk 
  menandatangani sebuah dokumen yang menyatakan bahwa ia menerima 
  perampasan Alkitabnya.

  Para pemimpin kelompok Agape Baptist House Church, dengan 34 jemaat 
  di seluruh Vietnam, mengatakan bahwa menurut pengalaman panjang 
  mereka, "Penganiayaan sering kali merupakan tanda bahwa Allah 
  sedang berkarya". Mereka menambahkan bahwa mereka tidak berkecil 
  hati karena melihat pertumbuhan kedewasaan orang-orang Kristen yang 
  menderita dan mengatasi ketidakadilan tersebut. Namun, mereka juga 
  mengatakan bahwa mereka merasa sangat tersakiti melihat keluarga 
  Kristen mereka diinjak-injak, dianiaya, dan dilecehkan.
  Diterjemahkan dari:
  Nama buletin: Body Life, Edisi Juli 2009, Volume 27, No. 7
  Nama kolom: World Christian Report
  Judul asli artikel: Vietnam: Police Attack House Church, Jail
                      Leaders
  Penerbit: 120 Fellowship adult class at Lake Avenue Church, Pasadena
  Halaman: 4
  Pokok Doa:
  * Doakan umat percaya di Vietnam yang sering mendapat perlakuan
    tidak menyenangkan dari pihak-pihak tertentu, agar Tuhan memberi
    kekuatan kepada mereka dalam menghadapi perlakuan yang tidak adil 
    dan menyakitkan.
  * Doakan juga bagi mereka yang masih berada di dalam penjara karena
    iman mereka, agar Tuhan memberi kekuatan dan menjagai mereka, 
    termasuk keluarga mereka, selama mereka berada di penjara. 

______________________________________________________________________
DOA BAGI INDONESIA

          GEMPA BUMI MELANDA BEBERAPA WILAYAH DI INDONESIA

  Pulau Jawa, Bali, dan Sumatera, Rabu 2 September 2009, pukul 14.55 
  WIB berguncang menyusul gempa besar yang berkekuatan 7;3 Skala 
  Richter dan berpusat di kedalaman 30 kilometer di bawah dasar 
  Samudera Indonesia atau 142 kilometer sebelah barat daya kabupaten 
  Tasikmalaya, Jawa Barat. Hingga Kamis petang kemarin, jumlah korban 
  akibat gempa menjadi 53 orang meninggal, 167 orang luka berat dan 
  ringan. Sementara 37 orang hilang akibat gempa yang memicu 
  kelongsoran tersebut. Gempa juga mengakibatkan 13.660 (323 keluarga) 
  mengungsi.

  Kerugian dan korban ini tersebar dari Cianjur, Garut, Sukabumi, 
  Tasikmalaya, Bandung, Bandung Barat, Bogor, Kuningan, Ciamis, 
  Purwakarta, Subang, sampai Banjar. Di luar itu, menurut Satuan 
  Koordinasi Pelaksanaan Penanggulangan Bencana Jawa Barat, gempa 
  juga mengakibatkan 97 rumah hancur, 32.293 rumah rusak, dan 671 
  bangunan fasilitas umum rusak.

  Sumber: Kompas, Jumat, 4 September 2009, Halaman 1

  POKOK DOA:

  1. Doakan para korban gempa yang kehilangan anggota keluarga maupun 
     harta benda, agar Tuhan memberi kekuatan dan penghiburan kepada 
     mereka.

  2. Doakan juga untuk aparat yang sedang melakukan evakuasi untuk
     mencari korban yang belum ditemukan, agar Tuhan memberi kecakapan
     sehingga pencarian bisa dilakukan dengan bijaksana dan cepat.

  3. Berdoa untuk para pengungsi yang masih ada di tenda-tenda
     penampungan, agar Tuhan memelihara dan melindungi mereka dari
     wabah sakit penyakit yang menyerang mereka sesudah gempa.

  4. Berdoa untuk pemerintah pusat dan daerah yang sedang berupaya
     menolong para korban gempa, agar Tuhan menjaga hati mereka
     sehingga mereka dapat melaksanakan tugasnya dengan bertanggung 
     jawab.

  5. Doakan juga agar setiap bantuan dapat datang tepat waktu, 
     diberikan sesuai dengan sasaran dan dapat menolong mereka yang 
     membutuhkan.

  6. Doakan bagi para siswa sekolah yang mengalami gangguan proses
     belajar karena gedung sekolah yang rusak, agar mereka tetap 
     memiliki semangat untuk terus belajar meskipun dengan kondisi 
     yang terbatas.

  7. Berdoa agar pemerintah dapat berhikmat dalam menyusun strategi 
     dan rencana sehingga masalah-masalah yang timbul dapat segera 
     dibenahi dan diatasi.

  8. Berdoa bagi para relawan yang sedang bertugas di lapangan untuk
     menolong para korban, agar Tuhan memberikan kasih, perlindungan
     dan memberi kekuatan selama bertugas.

  9. Berdoa juga bagi orang percaya yang juga menjadi korban gempa, 
     kiranya Tuhan menolong mereka untuk memiliki sikap yang baik dan
     mengasihi orang-orang yang berada di sekitar mereka, sehingga
     kasih Kristus terpancar melalui mereka.

  10. Berdoa bagi gereja-gereja Tuhan di mana pun mereka berada, agar 
      dapat terlibat meringankan beban para korban gempa, baik melalui 
      dana maupun daya.

______________________________________________________________________

Anda diizinkan mengcopy/memerbanyak semua/sebagian bahan dari e-JEMMi
(untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: tidak
untuk tujuan komersiAl dan harus mencantumkan SUMBER ASLI bahan
yang diambil dan nama e-JEMMi sebagai penerbit elektroniknya.
______________________________________________________________________
Staf Redaksi: Novita Yuniarti, Yulia Oeniyati, dan Dian Pradana
Bahan-bahan dalam e-JEMMi disadur dengan izin dari berbagai pihak.
Copyright(c) 2009 oleh e-JEMMi/e-MISI --- diterbitkan: YLSA dan I-KAN
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Kontak Redaksi: < jemmi(at)sabda.org >
Untuk berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Untuk berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Untuk pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
______________________________________________________________________
Situs e-MISI dan e-JEMMi: http://misi.sabda.org/
Arsip e-JEMMi: http://www.sabda.org/publikasi/misi/
Situs YLSA: http://www.ylsa.org/
Situs SABDA Katalog: http://katalog.sabda.org/
______________________________________________________________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org