Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2009/28

e-JEMMi edisi No. 28 Vol. 12/2009 (14-7-2009)

Rintangan dalam Memberi

 
_______________________________e-JEMMi________________________________
                   (Jurnal Elektronik Mingguan Misi)
______________________________________________________________________
SEKILAS ISI

EDITORIAL
ARTIKEL MISI: Kekurangan Keuangan
SUMBER MISI: Zuni Christian Mission
KESAKSIAN MISI: Besarlah Upahnya
DOA BAGI MISI DUNIA: Yunani, Amerika Serikat
DOA BAGI INDONESIA: Pelaksanaan Masa Orientasi Sekolah

______________________________________________________________________

  GOD`S GRACE ENABLES US TO FACE THE MUSIC
                                   EVEN WHEN WE DON`T LIKE THE TUNE!
______________________________________________________________________
EDITORIAL

  Shalom,

  Sering kali, kita mendengar orang, tak terkecuali pihak gereja, 
  mengatakan, "Kalau aku/kami sudah punya banyak uang, aku/kami akan 
  menopang pelayanan misi." Nah, apa kata Alkitab tentang hal ini? 
  Artikel e-JEMMi minggu ini akan menolong kita mengerti bahwa Paulus 
  mengajarkan hal yang berbeda tentang memberi. Melalui artikel yang 
  kami sajikan, Anda akan belajar bahwa untuk mendukung pelayanan 
  Tuhan, berapa pun uang yang kita berikan bukanlah hal yang 
  terpenting. Jika kita memberikannya dengan motivasi yang benar, 
  percayalah bahwa Tuhan disukakan karena pemberian kita. Nah, selamat 
  menyimak! Semoga wawasan Anda tentang konsep memberi akan dibukakan. 
  
  Selamat memberi!

  Pimpinan Redaksi e-JEMMi,
  Novita Yuniarti
  http://www.sabda.org/publikasi/misi/
  http://misi.sabda.org/

______________________________________________________________________
ARTIKEL MISI

                         KEKURANGAN KEUANGAN

  Apakah Hal Ini Merupakan Alasan yang Sebenarnya?

  Kekurangan keuangan sering kali dijadikan alasan agar gereja tidak 
  perlu melibatkan diri dalam misi, terutama dalam negara-negara 
  miskin di Asia. Apakah hanya orang-orang kaya saja yang sanggup 
  memberi? Dengan kata lain, apakah gereja-gereja memerlukan "modal 
  dasar" sebelum mereka bisa menginjil keluar secara antarbudaya 
  dengan efektif? Jika sebuah gereja telah mengader pekerja-pekerja 
  untuk kebun anggur Tuhan, menurut Matius 20:1-16, dari mana gereja 
  bisa membayar ongkos hidup mereka? Dalam Matius 20:8, Tuhan kebun 
  anggur berkata kepada penatalayannya, "Panggillah pekerja-pekerja 
  itu dan bayarkan upah mereka ...." Bukankah hal ini menjadi sebuah 
  tantangan bagi penatalayanan, bagi orang-orang yang mengader 
  pekerja-pekerja? Apakah gereja-gereja mengurung dirinya dari usaha 
  mengader pekerja-pekerja karena takut tidak akan sanggup memikul 
  tanggung jawab untuk menanggung mereka? Apa alasan-alasan sebenarnya 
  di balik ini? Apa yang dilakukan gereja-gereja di Asia untuk 
  mengatasi halangan-halangan ini? Tentu saja selalu ada pandangan ke 
  Barat ... ke gereja-gereja Barat, organisasi-organisasi Barat untuk 
  dana-dana tambahan, untuk memungkinkan perkara-perkara yang takkan 
  bisa jadi tanpa itu, seperti pengutusan misi-misi Asia! Apakah ini 
  rencana Tuhan ... atau apa kata Alkitab?

  Pola Alkitabiah

  Dalam 2 Korintus 8 dan 9, Paulus berusaha mengajar gereja-gereja di 
  Akhaya mengenai "anugerah memberi". Dalam 2 Korintus 8:1-8, dia 
  mengingatkan kita akan teladan gereja-gereja di Makedonia (terutama 
  Tesalonika, Filipi, dan Berea) yang "sangat menderita" dan "sangat 
  miskin", tetapi penuh sukacita dan kaya akan kemurahan (ayat 1-2). 
  Bisa saja mereka memberikan banyak alasan untuk tidak memberikan 
  persembahan. Tetapi, bukan demikian yang mereka lakukan, dengan 
  pengabdian kepada Tuhan (5:5a), mereka malah "menyerahkan diri 
  mereka ... kepada kami", yang dinyatakan dengan persekutuan mereka 
  dengan Paulus dan dengan orang-orang suci yang memerlukan uang di 
  Yerusalem. Sama dengan persekutuan yang ditunjukkan dalam Kisah Para 
  Rasul 4:32, yang menyatakan bahwa "segala sesuatu adalah kepunyaan 
  mereka bersama", dan memberikan dengan kerelaan (ayat 3b), bahkan 
  melampaui kemampuan mereka (ayat 3a) disertai dengan semangat dan 
  kemauan besar (ayat 4)! Dalam 2 Korintus 8:6-8, Paulus menantang 
  gereja-gereja Akhaya, yang di antaranya terdapat juga orang-orang 
  Korintus yang telah ragu-ragu mengenai persoalan persembahan, supaya 
  mereka menjadi sempurna. Benar mereka sudah berkelimpahan dalam 
  iman, dalam perkataan dan dalam pengetahuan, dalam kesanggupan untuk 
  membantu dan kasih terhadap Paulus, tapi mereka kurang dalam 
  pelayanan kasih (ayat 7).

  Setelah menyuguhkan pola gereja-gereja Makedonia, Paulus lalu 
  menunjukkan kepada mereka teladan Kristus sendiri (2 Korintus 8:9), 
  "Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, 
  bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, 
  supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya." Setelah 
  menerima begitu banyak dari Dia, masih sanggupkah mereka menolak 
  memberi sumbangan kepada orang-orang yang sedang kekurangan pada 
  saat itu? Paulus mendorong mereka untuk melaksanakan apa yang 
  mereka mulai atau rencanakan 1 tahun yang lalu, sehingga menurut 
  kemampuan, mereka mau menyumbang guna memenuhi kebutuhan 
  saudara-saudara lain (2 Korintus 8:10-14) dengan sasaran mengadakan 
  persamaan. Dengan demikian, mereka tidak menjilat lidah. Sekali 
  lagi, dalam 2 Korintus 9:1-5, Paulus menghimbau kesediaan mereka 
  untuk menyelesaikan apa yang mereka mulai. Dalam 2 Korintus 5:6 dan 
  seterusnya, prinsip-prinsip menabur banyak untuk menuai banyak, dan 
  memberi dengan sukacita berdasarkan kenyataan bahwa Tuhan mengasihi 
  orang yang memberi dengan sukacita dan memungkinkan kita untuk 
  "memberi dengan berkelimpahan". Pemberian semacam itu mengakibatkan 
  tiga hal (2 Korintus 9:10-15).

  1. Memenuhi kebutuhan atau kekurangan orang-orang suci.
  2. Menimbulkan banyak ucapan syukur dan memuliakan Tuhan.
  3. Menghasilkan buah untuk pemberinya (Filipi 4:17).

  Jadi, Paulus menunjukkan bagaimana gereja-gereja di Asia dewasa ini 
  bisa beralih dari keadaan "kekurangan uang" kepada "kelimpahan dalam 
  anugerah memberi", dengan kesukaan dan kemurahan yang dialami oleh 
  orang Kristen di Makedonia: dengan sasaran bahwa pekerja-pekerja 
  misi yang dikirim dari persekutuan kepada usaha misi antarbudaya 
  boleh mengalami "persamaan" untuk kehidupan mereka sehingga mereka 
  bisa melaksanakan Amanat Agung. Dengan begitu, gereja yang mengirim 
  mereka beserta gereja yang menerima mereka boleh bersukacita atas 
  buah-buah usaha bersamanya!

  Beberapa Teladan dari Asia

  Kor Cheng, bekas pendeta Grace Gospel Church di Manila, Filipina, 
  yang menyokong 47 misionaris bangsa Asia yang bekerja di delapan 
  negara Asia pada tahun 1975, menggambarkan langkah-langkah yang 
  diambil oleh gereja untuk mulai melibatkan diri dalam misi. Setelah 
  beberapa berita misi disampaikan dari mimbar dan banyak doa 
  dipanjatkan untuk misi, baik secara bersama maupun secara pribadi, 
  bersama dengan usaha misi dalam berbagai kelas pemahaman Alkitab, 
  dibentuklah sebuah panitia misi. Di samping mengadakan konferensi 
  misi tahunan yang memberikan kesempatan kepada para anggotanya untuk 
  mengikrarkan uang mereka di hadapan hadirat Tuhan, dan hidup mereka 
  juga demi pelayanan misi, panitia misi juga menunjukkan betapa 
  penting dan vitalnya kelanjutan tanggung jawab terhadap keprihatinan 
  misi yang harus berlanggung terus! Inilah tanggung jawab panitia 
  misi: "Dalam tiap gereja perlu dibentuk panitia misi ... dan panitia 
  ini harus bertanggung jawab atas misi asing. Mereka akan mempelajari 
  tentang misi-misi, menelaahnya, berdoa untuknya, dan merangsang 
  persembahan untuknya." Dan Grace Gospel Church tetap menunjukkan 
  bahwa kurangnya keuangan tidak perlu menjadi halangan bagi gereja 
  dan bagi pengutusan pengabar-pengabar Injil antarbudaya.

  Dari sudut pandangan Asia, Grace Gospel Church dianggap beruntung, 
  karena gereja ini memunyai banyak orang Tionghoa yang kaya sebagai 
  anggota-anggotanya. Tetapi persembahan semacam itu adalah sesuai 
  dengan kemampuan masing-masing (2 Korintus 8:11-12), dan Tuhan 
  melihat hati para pemberi! Kami tidak mudah melupakan pos kecil 
  Gereja Tengger di Jawa Timur, di mana pada hari Minggu terakhir 
  bersama mereka sebelum kami berangkat ke Filipina, para anggotanya 
  mengumpulkan persembahan yang diberikan kepada kami untuk 
  orang-orang suci yang akan kami datangi! Hasil penukaran uangnya 
  adalah beberapa peso (mata uang Pilipina), yang disampaikan 
  sebagaimana mestinya. Jumlah kecil ini disumbangkan untuk 
  kelangsungan/kelanjutan First Asian Student Missionary Convention! 
  Tuhan menerima kurban yang sekecil apapun demi kerajaan-Nya dan 
  hanya surga sajalah yang akan menunjukkan berapa banyak "uang janda" 
  yang telah disumbangkan untuk membawa Injil lewat 
  rintangan-rintangan kepada orang-orang yang belum diinjili.

  Halangan-halangan dari dalam yang menghambat gereja-gereja Asia 
  memenuhi tugas mereka dalam penginjilan antarbudaya adalah sesuatu 
  yang nyata. Namun bukan berarti halangan-halangan tersebut tidak 
  dapat diatasi. Jika gereja-gereja di Asia menjunjung tinggi Alkitab 
  dalam semua perkara iman, perilaku, kehidupan gereja, dan kalau 
  mereka mulai memohon dengan sungguh-sungguh agar Tuhan membangunkan 
  kerohaniannya, berdoa untuk pekerja-pekerja, belajar menaati Tuhan, 
  dan bekerja sama dengan-Nya dalam pemberian yang penuh pengorbanan 
  untuk mengutus keluar pengabar-pengabar Injil antarbudaya, maka 
  Tuhan akan menjawab doa-doanya, gereja-gereja akan dibangunkan, 
  halangan-halangan akan diatasi, pekerja-pekerja akan bisa 
  dilipatgandakan, dan keuangan akan melimpah demi tugas yang belum 
  selesai ini!

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul buku: Merencanakan Misi Lewat Gereja-Gereja Asia
  Penulis: David Royal Brougham
  Penerbit: Yayasan Gandum Mas, Malang 2001
  Halaman: 136 -- 138

______________________________________________________________________
SUMBER MISI

ZUNI CHRISTIAN MISSION
==> http://zunichristianmission.org/
  Zuni Christian Mission, yang kini melakukan pelayanannya melalui
  gereja (Zuni Christian Reformed Church ) dan sekolah (Zuni Christian
  Mission School), adalah hasil dari pelayanan misi yang dirintis oleh
  Andrew dan Effa Vander Wagen pada 1897 dan kemudian dilanjutkan oleh
  misionaris-misionaris lain. Pelayanan ini lahir atas dasar kerinduan
  para misionaris terdahulu untuk menjangkau bangsa Zuni dengan Injil.
  Hingga kini, organisasi ini masih aktif melakukan pelayanan di
  tengah bangsa Zuni. Hal ini bisa terlihat dari padatnya jadwal acara
  pelayanan yang ada dalam menu Events di situsnya. Selain
  mengemukakan pelayanan mereka, termasuk di antaranya melalui sebuah
  publikasi yang dimilikinya, "The Torch", organisasi ini juga
  mengetuk hati Anda untuk membantu pelayanan mereka. Anda dapat
  membantu organisasi ini melalui beberapa cara. Silakan mengunjungi
  situsnya untuk mengetahuinya secara lebih jelas.

______________________________________________________________________
KESAKSIAN MISI

                           BESARLAH UPAHNYA

  Pendeta Robert memimpin sebuah gereja yang beranggotakan delapan 
  puluh jemaat di Pakistan. Ia telah menjadi pendeta selama 18 tahun 
  dan memunyai jemaat yang berlatar belakang "agama lain". Suatu hari, 
  pada awal tahun, sang pendeta memeriksa kotak suratnya. Dia 
  menemukan surat bertuliskan tangan yang ditujukan kepadanya. Surat 
  itu sepertinya sebuah surat pribadi, tetapi lebih kepada pertanda 
  buruk.

  "Bapak Robert," tulis surat itu. "Ingatlah kami sedang mengawasimu 
  dan kegiatanmu. Kami mendapat informasi bahwa kamu membujuk saudara 
  `seiman` kami untuk menjadi Kristen. Hati-hati. Jika kamu tidak 
  menghentikannya, kami akan membunuhmu dan semua keluargamu. Kami 
  akan membunuh seluruh anggota keluargamu, yang terkecil sampai yang 
  tertua, sehingga orang-orang dapat menarik pelajaran ...."

  Inilah yang akan terjadi ketika seorang pendeta Kristen menjangkau 
  orang-orang dengan firman Kristus di daerah yang menjadi benteng 
  agama lain. Itu bukanlah surat pertama yang sang pendeta terima 
  dari kelompok radikal "agama lain" yang menjadikannya target 
  kematian. Nyatanya, ia menerima surat yang lainnya tahun lalu. Apa 
  yang ia lakukan? "Aku mengabaikannya," kata pendeta Robert, yang 
  memunyai lima orang anak.

  Pendeta ini adalah pengkhotbah yang berapi-api, yang memunyai hati 
  melayani komunitas lokal. Pendeta ini tinggal di sebuah rumah batu 
  bata yang berkamar satu di sebuah daerah yang dikelilingi oleh 
  orang-orang "agama lain". Gerejanya, yang beranggotakan lusinan 
  keluarga, semuanya berdikari. Gereja membuka beberapa pelayanan 
  bagi komunitas setempat, termasuk sebuah ibadah untuk kaum ibu, 
  sekolah minggu, dan pelayanan penjara.

  "Ketika saya mengunjungi penjara-penjara, Tuhan membukakan 
  kesempatan kepadaku untuk membagikan Injil bagi para narapidana 
  setempat serta narapidana asing," kata Pendeta Robert. "Saya 
  bersyukur pada Tuhan bahwa banyak dari narapidana yang dijatuhi 
  hukuman mati bertobat dari dosa-dosa mereka dan menerima Yesus 
  Kristus sebagai Juru Selamat pribadi mereka."

  Ditarik oleh terang Kristus dari dalam dunia kegelapan, ada 
  orang-orang "agama lain" yang mencari-cari Pendeta Robert karena 
  mereka ingin menjadi orang percaya. Ia telah membagikan kesaksian 
  tentang Kristus pada sekelompok orang di daerah itu dan ini 
  membuatnya menjadi sasaran orang-orang garis keras.

  Mereka bahkan mencoba untuk memfitnahnya. Jebakan dibuat selama 
  perhelatan perayaan hari besar "agama lain". Pendeta Robert saat 
  itu sedang menghadiri sebuah persekutuan doa bersama istrinya 
  selama perhelatan berlangsung. Dalam perjalanan pulang, ia melewati 
  beberapa orang "agama lain" yang sedang merayakan hari besar mereka 
  dekat rumahnya. Di situlah ketika ia melihat sebuah kantung-kantung 
  plastik.

  "Ketika istriku dan aku melihat isi kantung itu kami sangat
  terkejut," katanya. "Kami sangat terkejut karena kantung tersebut
  penuh dengan robekan-robekan kecil kitab "agama lain".

  Pemusnahan kitab "agama lain" secara hukum dapat dijatuhi hukuman
  mati. Seseorang ingin orang-orang "agama lain" di daerah itu
  menemukan kantung itu di depan rumah Pendeta Robert dan agar
  pemimpin gereja disalahkan.

  "Jika saja ada orang `agama lain` melihat kantung itu, kami akan 
  dibunuh hari itu juga," katanya.

  Walaupun Pendeta Robert telah beberapa kali diancam oleh 
  orang-orang garis keras, ia tetap menolong orang-orang menemukan 
  Kristus. Kami mendukung pendeta dan lainnya dengan menyediakan 
  buku-buku Kristen dan peralatan yang mereka butuhkan untuk 
  menjangkau mereka yang mencari-cari Tuhan yang sebenarnya. Kami akan 
  membantu Pendeta Robert dengan memindahkannya ke suatu daerah yang 
  lebih aman di mana ia bisa terus melanjutkan pelayanannya.

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Nama buletin: Kasih Dalam Perbuatan, Edisi Maret -- April 2009
  Penulis: Tidak dicantumkan
  Penerbit: Yayasan Kasih Dalam Perbuatan, Surabaya 2009
  Halaman: 4 -- 5

______________________________________________________________________
DOA BAGI MISI DUNIA

Y U N A N I
  Di Yunani, saat ini terdapat suatu kebutuhan yang terus meningkat
  akan toko buku-toko buku Kristen. Di seluruh negara tersebut, hanya
  ada sekitar 25.000 penginjil. AMG International telah bekerja di
  negara itu selama 60 tahun dan memiliki penerbitan Kristen yang
  pertama di sana.

  Saat ini, ada lima toko buku yang berlokasi di Athena, Tesalonika, 
  Patra, Larissa, dan Volos. Gereja-gereja lokal di Patra, Larissa, 
  dan Volos telah bekerja sama dengan toko buku di kota 
  masing-masing. Semakin banyak gereja yang muncul dan menyatakan 
  keinginannya untuk bekerja sama jika kebutuhan finansial tersedia.

  Di samping ke-25.000 penginjil tersebut, kebanyakan penduduk 
  menganggap diri mereka Kristen, namun sama sekali tidak memiliki 
  pengetahuan tentang Yesus. Banyak di antara pelanggan yang 
  mendatangi toko buku di Patra adalah murid-murid universitas yang 
  datang ke toko buku untuk menggunakan mesin foto kopi. Mereka 
  bertanya-tanya tentang literatur yang mereka lihat dan sering kali 
  mereka berjumpa dengan Kristus untuk pertama kalinya berkat staf 
  Kristen yang mereka temui.

  Pernah seorang pria yang sedang dirundung masalah datang ke toko 
  buku itu untuk mencari jawaban. Saat ini, ia menjadi Kristen. Lalu, 
  ada juga seorang ateis yang datang dan mengajukan   
  pertanyaan-pertanyaan. Saat menyadari dirinya adalah orang yang 
  berdosa, ia menaruh imannya kepada Kristus. AMG berkata "Hanya Tuhan 
  yang tahu berapa banyak orang yang telah dipimpin kepada Kristus 
  melalui pelayanan toko buku Kristen tersebut."

  Di Larissa, pelayanan tersebut memiliki dua peran. Toko buku itu 
  tidak hanya buka selama 10 -- 12 jam setiap harinya, namun juga 
  berperan sebagai pusat distribusi literatur Kristen untuk bahasa 
  Albania -- sebuah pelayanan yang mereka kerjakan bersama Operation 
  Mobilization. 
  
  Doakan agar dana yang masuk dapat digunakan untuk mendukung
  gereja-gereja untuk mendanai toko buku-toko buku yang baru sehingga
  kesaksian mereka dapat berkembang ke kota-kota lainnya. (tBenny)
  Diterjemahkan dari: Mission News, Juni 2009
  Kisah selengkapnya: http://mnnonline.org/article/12747
  Pokok doa:
  * Mengucap syukur atas keberadaan toko buku Kristen di Yunani,
    karena melalui toko buku ini banyak orang bisa mengenal dan
    merasakan kasih Kristus, serta mengalami perjumpaan pribadi dengan
    Kristus.
  * Mengucap syukur juga atas bantuan dana yang diberikan untuk
    menopang gereja Tuhan dan toko buku Kristen di Yunani. Doakan agar
    Tuhan memberkati pihak-pihak yang telah membantu selama ini dan
    memampukan mereka yang ditugaskan untuk mengelola dana yang telah 
    diberikan.

A M E R I K A  S E R I K A T
  Sejak 18 Juni hingga 24 Juni, di Pusat Distribusi Pennsylvania 
  (Pennsylvania Distribution Center), Global Aid Network dan Feed My 
  Starving Children bekerja sama untuk menyelenggarakan acara "Mix a 
  Meal: Food Packaging Event" (Mencampur Makanan: Acara Membungkus 
  Makanan).

  Jika Anda berusia 7 tahun atau lebih, Anda dapat membantu dengan
  menjadi relawan selama 2 jam pada hari apapun dalam acara itu.

  Pada saat Anda tiba, akan diadakan orientasi selama 15 menit dan 
  kemudian selama 2 jam menjadi relawan. Seorang relawan tidak boleh 
  memakai sandal selama membungkus. Setiap paket makanan akan 
  dimasukkan ke dalam sebuah kantong kecil. Masing-masing kantong 
  akan diisi dengan enam macam makanan bergizi.

  Di dalam satu paket makanan akan terdapat nasi, tahu (yang 
  mengandung banyak protein dengan harga murah), sayuran kering, 
  vitamin, mineral, dan perasa ayam vegetarian. Hanya dibutuhkan 25 
  sen (atau sekitar Rp2500) untuk menyediakan makanan bagi keluarga 
  yang terancam kelaparan dan memberikan mereka harapan lewat 
  pelayanan penginjilan.

  Jika Anda tinggal di dekat Pusat Distribusi Pennsylvania dan mau 
  menjadi relawan selama dua jam, kunjungilah situs web mereka untuk 
  melihat waktu dan tanggalnya. Jika Anda ingin menyumbang untuk GAiN 
  USA dan membantu mereka mempersiapkan makanan dan harapan bagi 
  lebih banyak lagi keluarga yang kelaparan, Anda juga dapat pergi ke 
  situs mereka dan mengeklik "donate" saat ini juga. 
  (t/Benny)
  Diterjemahkan dari: Mission News, Juni 2009
  Kisah selengkapnya: http://mnnonline.org/article/12771
  Pokok doa:
  * Bersyukur atas program "Mix a Meal: Food Packaging Event" yang
    telah diadakan pada tanggal 18 -- 24 Juni. Biarlah acara tersebut
    memberikan dampak jasmani dan rohani yang baik kepada setiap 
    keluarga yang menerima bantuan makanan. Kiranya mereka mengenal 
    Kristus melalui setiap program tersebut.
  * Berdoa juga untuk GAiN USA yang melayani mereka yang kelaparan,
    agar Tuhan memberkati pelayanan yang dilakukan, sehingga melalui
    pelayaan mereka, banyak orang dapat melihat dan merasakan kasih
    Kristus.

______________________________________________________________________
DOA BAGI INDONESIA

                  PELAKSANAAN MASA ORIENTASI SEKOLAH

  Pelaksanaan masa orientasi siswa baru yang dimulai pada hari Senin, 
  13 Juli 2009, harus jauh dari tindakan kekerasan atau perpeloncoan 
  serta kegiatan-kegiatan yang tidak bernuansakan pendidikan.   
  Sekolah-sekolah seharusnya mengisi masa orientasi siswa baru dengan 
  beragam kegiatan yang berfokus pada pengenalan lingkungan dan budaya 
  sekolah guna menyiapkan siswa baru agar mampu beradaptasi dengan 
  sekolah baru mereka.

  Sumber: Kompas, Senin, 13 Juli 2009, Halaman 25

  POKOK DOA:

  1. Mengucap syukur karena mulai senin kemarin, mereka yang masih
     berada di bangku sekolah sudah dapat memulai aktivitas belajar
     mereka. Doakan agar setelah melewati masa liburan yang cukup
     panjang, para siswa dapat kembali mengikuti kegiatan belajar
     dengan antusias.

  2. Doakan juga untuk para siswa baru, agar mereka dapat beradaptasi
     dengan lingkungan mereka yang baru dan dapat melakukan setiap
     kegiatan belajar dengan baik dan bertanggung jawab.

  3. Masa orientasi siswa baru akan berlangsung selama beberapa hari.
     Doakan agar para perserta (siswa baru) dapat memanfaatkan
     kesempatan ini untuk dapat mengenal lingkungan sekolah dan 
     teman-teman baru mereka.

  4. Doakan para pendidik atau senior yang terlibat dalam pelaksanaan 
     kegiatan orientasi ini, agar dapat menjalankan tugas mereka untuk
     mendampingi dan mengenalkan kegiatan-kegiatan di sekolah secara
     edukatif dan bertanggung jawab.

  5. Berdoa agar pelaksanaan masa orientasi sekolah tahun ini
     benar-benar tidak diisi dengan kegiatan yang berbau kekerasan
     atau perpeloncoan, melainkan dapat diisi dengan kegiatan
     yang mendidik dan menambah wawasan peserta.

______________________________________________________________________

Anda diizinkan mengcopy/memerbanyak semua/sebagian bahan dari e-JEMMi
(untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: tidak
untuk tujuan komersial dan harus mencantumkan SUMBER ASLI bahan
yang diambil dan nama e-JEMMi sebagai penerbit elektroniknya.
______________________________________________________________________
Staf Redaksi: Novita Yuniarti, Yulia Oeniyati, dan Dian Pradana
Bahan-bahan dalam e-JEMMi disadur dengan izin dari berbagai pihak.
Copyright(c) 2009 oleh e-JEMMi/e-MISI --- diterbitkan: YLSA dan I-KAN
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Kontak Redaksi: < jemmi(at)sabda.org >
Untuk berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Untuk berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Untuk pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
______________________________________________________________________
Situs e-MISI dan e-JEMMi: http://misi.sabda.org/
Arsip e-JEMMi: http://www.sabda.org/publikasi/misi/
Situs YLSA: http://www.ylsa.org/
Situs SABDA Katalog: http://katalog.sabda.org/
______________________________________________________________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org