Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2007/47

e-JEMMi edisi No. 47 Vol. 10/2007 (20-11-2007)

Supremasi Allah dalam Penderitaan


                                           November 2007, Vol.10 No.47
______________________________  e-JEMMi  _____________________________
                   (Jurnal Elektronik Mingguan Misi)
______________________________________________________________________
SEKILAS ISI

EDITORIAL
ARTIKEL MISI       : Supremasi Allah dalam Misi Melalui Penderitaan
SUMBER MISI        : The Persecution Project Foundation
KESAKSIAN MISI     : Kesaksian dari Luar Tembok Penjara
DOA BAGI MISI DUNIA: Pakistan, Laos, Ho Chi Minh
DOA BAGI INDONESIA : Kesatuan Umat Tuhan dalam Menghadapi Penganiayaan

______________________________________________________________________

          A LIFE GIVEN FULLY TO GOD BECOMES A GOD-FILLED LIFE
______________________________________________________________________
EDITORIAL

  Shalom,

  Betapa seringnya kita mengagungkan kedaulatan dan supremasi Allah
  sebelum kita tahu persis apa artinya, terutama di area di mana kita
  akan merasa tidak nyaman, seperti dalam hal penderitaan. Bagian
  artikel yang ditulis oleh John Piper yang kami sajikan pada kolom
  Artikel Misi minggu ini seakan-akan menggugat kenyamanan pengertian
  supremasi Allah yang selama ini kita miliki. Mengapa? Silakan
  menyimak dan merenungkannya.

  Masih dalam rangka berdoa bagi saudara-saudara seiman kita yang
  sedang mengalami penganiayaan dan penderitaan karena iman mereka
  pada Tuhan, kami sajikan Kesaksian Misi yang kami harap dapat
  menguatkan keyakinan kita bahwa Tuhan tidak pernah melupakan kita
  dan Dia tidak pernah membiarkan kita hidup tanpa pimpinan-Nya.

  Selamat merenungkan kasih Tuhan.

  Pemimpin Redaksi e-JEMMi,
  Yulia Oeniyati

______________________________________________________________________
ARTIKEL MISI

             SUPREMASI ALLAH DALAM MISI MELALUI PENDERITAAN
             ==============================================

  Kita mengukur harga sebuah harta terpendam dengan apa yang rela kita
  jual untuk membeli harta tersebut. Jika kita mau menjual semua milik
  kita, berarti kita menghargai harta itu dengan sangat tinggi. Namun
  jika kita tidak akan menjual semuanya, berarti apa yang kita miliki
  lebih berharga. "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama harta yang
  terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi.
  Oleh sebab sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya lalu
  membeli ladang itu" (Mat. 13:44). Tingkat pengorbanan dan besarnya
  sukacitanya menyiratkan harga yang ia patok untuk harta milik Allah.
  Kehilangan dan penderitaan, semuanya diterima dengan sukacita demi
  kerajaan Allah, menunjukkan bahwa supremasi Allah jelas lebih
  berharga di dunia daripada semua penyembahan dan doa.

  Itulah mengapa kisah para misionaris yang dengan senang hati
  memberikan semua yang mereka miliki, telah membuat Allah lebih nyata
  dan berharga bagi kita semua. Selama hampir dua ratus tahun, dampak
  tersebut ada pada kehidupan Henry Martyn.

  Henry Martin Menyerahkan Hidupnya kepada Allah
  ----------------------------------------------
  Ia lahir di Inggris pada tanggal 18 Februari 1781. Ayahnya yang kaya
  mengirimnya ke sekolah tata bahasa (begitulah sekolah itu disebut
  pada masa itu) yang berkualitas, kemudian ke Cambridge pada tahun
  1797 saat ia berumur enam belas tahun. Empat tahun kemudian, ia
  menerima penghargaan tertinggi di bidang matematika. Setahun
  kemudian, ia merajai kompetisi penyusunan prosa dalam bahasa Latin.

  Saat muda, ia memalingkan diri dari Tuhan dan selama masa-masa
  prestasi akademiknya, ia dikecewakan oleh mimpinya. "Saya memperoleh
  apa yang paling saya inginkan, tapi saya terkejut karena apa yang
  saya gengggam hanyalah bayangan." Harta dunia rusak dalam genggaman
  tangannya. Kematian ayahnya, doa saudara perempuannya, nasihat
  seorang pendeta beriman, dan buku harian David Brainerd, membuatnya
  menyerahkan hidupnya kepada Allah. Pada 1802, ia memutuskan untuk
  meninggalkan martabat dan kesenangannya dalam bidang akademik dan
  menjadi seorang misionaris. Itulah nilai pertama dalam hidupnya yang
  ia jual untuk menghargai kerajaan Allah.

  Ia menjadi asisten Charles Simeon, seorang penginjil besar di
  Trinity Church di Cambridge, sampai kepergiannya ke India pada
  tanggal 17 Juli 1805. Ia melayani sebagai pendeta di perusahaan East
  India. Pada tanggal 16 Mei 1806, ia tiba di Kalkuta dan bertemu
  dengan William Carey pada hari pertamanya di sana.

  Martyn adalah seorang Anglikan; sementara Carey adalah seorang
  Baptis. Terdapat ketegangan antara dua denominasi tersebut dalam hal
  penggunaan liturgi. Namun, saat itu Carey menulis, "Seorang pendeta
  muda, Saudara Martyn, yang baru saja tiba, yang memiliki semangat
  misionaris sejati .... Kita membicarakan hal yang baik bersama dan
  pergi ke gereja sebagai teman."

  Selain melayani sebagai pendeta, tugas utama Martyn adalah sebagai
  penerjemah. Maret 1808 menandai masa dua tahunnya menerjemahkan
  bagian dari "Book of Common Prayer", sebuah uraian mengenai
  perumpamaan dan seluruh kitab Perjanjian Baru ke bahasa Hindustan.

  Ia kemudian ditugaskan untuk mengawasi penerjemahan kitab Perjanjian
  Baru versi Persia. Terjemahan itu tidak terlalu diterima seperti
  yang lainnya, dan juga membuatnya jatuh sakit. Jadi, ia memutuskan
  untuk kembali ke Inggris untuk memulihkan diri. Ia kembali ke
  Inggris dengan jalur darat melalui Persia dengan harapan ia dapat
  merevisi terjemahannya selama dalam perjalanan.

  Namun, sakitnya menjadi semakin parah sampai-sampai ia tak lagi
  sanggup melakukan pekerjaannya. Ia meninggal di tengah orang-orang
  asing di kota Tocat di Asiatic Turkey pada tanggal 16 Oktober 1812.
  Saat itu ia berumur 31 tahun.

  Rasa Sakit Martyn yang Tersembunyi
  ----------------------------------
  Apa yang tidak dapat Anda lihat dalam gambaran mengenai kehidupan
  Martyn di atas adalah apa yang dirasakannya, yang membuat
  pencapaiannya begitu nyata dan berguna bagi banyak orang. Saya
  diyakinkan bahwa alasan mengapa "David Brainerd`s Life and Diary"
  dan "Henry Martyn`s Journal and Letters" begitu berpengaruh bagi
  misi adalah karena dua buku itu memaparkan kehidupan misionaris
  sebagai kehidupan peperangan dalam jiwa yang tiada hentinya, bukan
  kehidupan yang adem ayem. Penderitaan dan perjuangan yang ada dalam
  kehidupan mereka membuat kita merasa bahwa supremasi Allah adalah
  yang paling penting dalam hidup mereka.

  Lihatlah perkataannya ketika berada di sebuah kapal menuju India:

    Ternyata sangat sulit untuk mencapai sesuatu yang ilahi. Aku
    lebih banyak tergoda dengan hasrat duniawi dalam dua tahun
    terakhir .... Mabuk laut dan bau kapal membuatku sangat
    menderita, dan kemungkinan akan kutinggalkannya kenyamanan dan
    saudara-saudara seiman di Inggris, menuju ke tempat
    antah-berantah, untuk memikul suatu penyakit dan penderitaan
    dengan orang-orang yang tak mengenal Tuhan selama berbulan-bulan,
    sangat membebaniku. Hatiku berada di ambang kehancuran.

  Di antaranya terdapat kisah cinta. Martyn jatuh hati kepada Lydia
  Grenfell. Ia merasa bahwa tidak benar untuk mengajaknya serta jika
  ia tidak pergi terlebih dahulu dan membuktikan ketergantungannya
  akan Tuhan saja. Namun dua bulan setelah ia sampai di India pada
  tanggal 30 Juli 1806, ia menulis surat untuk melamarnya dan
  memintanya datang menyusulnya.

  Ia menunggu jawabnya selama lima belas bulan. Demikian jurnal
  tertanggal 24 Oktober 1807-nya tertulis:

    Bukan hari bahagia; akhirnya menerima surat dari Lydia, yang
    tidak mau datang menyusulku karena ibunya pasti tidak akan
    mengizinkannya. Pada awalnya, kesedihan dan kekecewaan
    menghempaskan jiwaku dalam kekacauan; namun perlahan, seiring
    surutnya kekacauan itu, mataku terbuka, dan aku pun memahaminya.
    Aku memahami keputusannya karena Allah tidak akan dimuliakan dan
    kita tidak akan mendapatkan berkat, jika ia tidak menaati kehendak
    ibunya.

  Ia meraih penanya dan membalas surat itu hari itu juga:

    Meski hatiku dipenuhi dengan kesedihan dan kekecewaan, aku
    menulis surat ini bukan untuk menyalahkanmu. Kejujuran dalam
    segala tindak tandukmu menghindarkanmu dari kecaman .... Sulit
    sekali hatiku diatur -- sungguh suatu badai yang besar yang
    menggoyahkanku! Aku tak menyangka bahwa aku belum sepenuhnya
    menyerahkan diriku pada kehendak ilahi.

  Selama lima tahun, ia merentangkan harapan akan adanya suatu
  perubahan. Surat demi surat terus-menerus mengaliri ribuan mil jarak
  antara India dan Inggris. Surat terakhir yang diketahui, ia tulis
  dua bulan sebelum ajal menjemputnya (28 Agustus 1812), ditujukan
  seperti biasa, kepada "Lydiaku tersayang". Tertulis:

    Segera, kita tidak akan saling berkirim surat lagi; tapi aku
    percaya aku akan segera bersua denganmu. Salam kasih untuk
    saudara-saudara seiman.
                                         Milikmu selamanya,
                                         paling setia dan penuh kasih,
                                         H. Martyn

  Martyn tidak pernah melihatnya lagi. Namun, sekarat bukanlah hal
  yang paling membuatnya takut, tidak juga bertemu Lidya; itu
  bukanlah hal yang paling diinginkannya. Hasratnya adalah agar semua
  orang menyadari supremasi Kristus dalam segala kehidupan. Mendekati
  ajalnya, ia menulis, "Tak peduli aku mati atau hidup, biarlah
  Kristus dimuliakan melaluiku! Jika Ia memberiku sebuah mandat, aku
  tidak akan mati." Mandat Kristus untuk Martyn telah terlaksana. Dan
  ia telah melaksanakannya dengan baik. Rasa kehilangannya dan
  penderitaannya membuat supremasi Allah dalam hidupnya sangat kuat
  sepanjang masa.

  "Ia Memintanya untuk Ikut dan Mati"
  -----------------------------------
  Penderitaan adalah panggilan bagi setiap orang percaya, khususnya
  bagi mereka yang Tuhan panggil untuk menjangkau orang-orang yang
  belum mengenal Yesus dengan Injil. Tulisan Dietrich Bonhoeffer
  benar-benar alkitabiah: "Salib bukanlah sebuah akhir mengerikan
  dari takut akan Allah dan hidup bahagia, melainkan merupakan titik
  awal persekutuan kita dengan Kristus. Saat Kristus memanggil
  seseorang, Ia memintanya untuk ikut dan mati." Kalimat itu adalah
  sebuah parafrase dari Markus 8:34, "Setiap orang yang mau mengikut
  Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut
  Aku." Memikul salib dan mengikut Yesus berarti berjalan bersama
  Yesus menuju Kalvari dengan ketetapan hati untuk menderita dan mati
  bersama-Nya. Salib bukanlah sebuah beban yang harus dipikul, salib
  adalah sebuah alat penyiksa dan penjagal. Sama halnya ketika
  mengatakan, "Ambil kursi listrikmu dan ikuti aku ke ruang eksekusi."
  Atau: "Ambil pedang ini dan bawalah ke tempat pemenggalan." Atau:
  "Ambil tali ini dan bawa ke tiang gantungan."

  Mengidap batuk-batuk dan memiliki pasangan temperamental yang
  diartikan sebagai pemikulan salib sama sekali bukan merupakan
  panggilan Kristus. Ia memanggil setiap orang percaya untuk
  "meninggalkan segala yang ia punya," dan untuk "membenci
  kehidupannya sendiri" (Lukas 14:33,26), dan menaati-Nya dengan
  penuh sukacita, tak peduli betapa pun besarnya rasa kehilangan yang
  ia alami di dunia. Mengikut Yesus berarti bahwa di mana pun kita
  taat, kita akan menerima pengkhianatan, penolakan, pemukulan,
  hinaan, penyaliban, dan kematian. Yesus menjamin bahwa jika kita
  selalu mengikut Dia ke Golgota setiap Jumat Agung dalam kehidupan
  kita, kita juga akan bangkit bersama-Nya pada hari Paskah yang
  terakhir. "... barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan
  karena Injil, ia akan menyelamatkannya" (Markus 8:35). "...
  barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan
  memeliharanya untuk hidup yang kekal" (Yohanes 12:25). (t/Dian)

  Diterjemahkan dari:
  Judul buku   : Let the Nations be Glad; Supremacy of God in Missions
  Judul artikel: The Supremacy of God in Missions Through Suffering
  Penulis      : John Piper
  Penerbit     : Baker Books, Michigan 1993
  Halaman      : 71 -- 75

______________________________________________________________________
SUMBER MISI

THE PERSECUTION PROJECT FOUNDATION
==>    http://www.PersecutionProject.org/
  The Persecution Project Foundation lahir dari rasa keprihatinan
  terhadap bangsa Afrika yang mengalami kehancuran dari hari ke hari
  akibat pertikaian politik, penganiayaan kemanusiaan, dan bencana
  alam (kekeringan dan kelaparan) yang terus-menerus menimpa rakyat
  Afrika. Keprihatinan ini diwujudkan dengan memberikan bantuan, baik
  pangan maupun sandang, juga informasi. Oleh karena itu, salah satu
  tujuan utama dibangunnya situs The Persecution Project Foundation
  adalah untuk menyebarkan informasi kepada dunia tentang keadaan di
  Afrika agar dunia terbuka melihat penderitaan yang dialami di sana,
  termasuk penganiayaan terhadap orang-orang Kristen. Melihat
  banyaknya negara dan orang yang memerlukan, bantuan perlu datang
  dari berbagai tempat di dunia. Namun, kepentingan utama keberadaan
  proyek ini adalah untuk membawa harapan, tidak hanya pada
  keselamatan fisik, tetapi lebih daripada itu: keselamatan jiwa untuk
  bangsa-bangsa di Afrika. Memberitakan Kabar Baik Yesus Kristus
  secara efektif merupakan kerinduan para pendukung proyek ini.
  Silakan berkunjung ke alamat situs di atas untuk mendapatkan
  informasi lebih jelas tentang penganiayaan terhadap orang-orang
  Kristen di Afrika.

______________________________________________________________________
KESAKSIAN MISI

                  KESAKSIAN DARI LUAR TEMBOK PENJARA
                  ==================================

  Dr. Rebekka Zakaria, Eti Pangesti, dan Ratna Bangun akhirnya
  dibebaskan dari penjara Indramayu, Jawa Barat, pada tanggal 8 Juni
  2007 pukul enam pagi, tiga jam lebih cepat dari jadwal awal untuk
  menghindari demonstrasi dari kelompok-kelompok radikal.

  Kelompok-kelompok ini berencana untuk menunggu di luar penjara dan
  mengantar ketiga ibu ini keluar dari kota Indramayu dan memastikan
  mereka tidak kembali lagi dan tidak lagi melayani di Indramayu.

  Setelah pembebasan, ketiganya langsung pergi ke Cirebon untuk
  beberapa hal administrasi. Mengendarai bis yang disediakan Open
  Doors, tujuh mobil yang berisikan keluarga, kerabat, media, dan
  aparat menemani mereka.

  Dr. Rebekka yang telah dicabut izin praktiknya karena pemenjaraan
  mengatakan, "Saya akan mengejar impian masa kecil untuk menjadi
  dokter misionaris."

  Ibu Ratna berencana untuk segera bertemu dengan anak-anaknya yang
  tinggal di Pekanbaru. "Ayah saya meninggal dunia dua bulan lalu.
  Saya sangat kehilangan karena kami sangat dekat. Jika saja ia masih
  hidup, pasti kata-kata ini yang akan disampaikannya saat bertemu
  saya setelah bebas, `Saya sangat bangga padamu, anakku, karena kau
  menderita bagi Kristus,`" demikian dikatakan Ibu Ratna.

  Sementara Ibu Eti belum memunyai rencana setelah pembebasan dirinya.
  Sebuah acara ucapan syukur telah disiapkan di rumahnya, "Keluarga
  saya berjumlah dua puluh orang akan hadir. Beberapa dari mereka
  bahkan cuti dari kantor untuk menyambut saya," ujarnya.

  Pembebasan ketiga ibu ini adalah jawaban doa. Namun, tantangan tetap
  ada, "Kami tetap memerlukan doa saudara-saudara seiman di Indonesia
  dan di seluruh dunia. Kami masih mencari tempat untuk beribadah.
  Kemungkinan kami tetap akan beribadah di Haurgeulis jika Tuhan
  menghendaki. Tolong doakan kami dan keluarga agar tetap setia dan
  tetap teguh mengikut Tuhan apa pun yang terjadi," Ibu Rebekka
  berkata mewakili kedua ibu lainnya.

  Diambil dan diedit dari:
  Judul Buletin: Open Doors, Edisi September -- Oktober 2007,
                 Volume 14 No. 5
  Judul Artikel: Kesaksian dari Luar Tembok Penjara
  Penulis      : tidak dicantumkan
  Halaman      : 9

______________________________________________________________________
DOA BAGI MISI DUNIA

P A K I S T A N
  Beberapa waktu lalu, pengadilan negeri di Faisalabad, Pakistan,
  secara tak terduga membebaskan Shahid dari tuduhan fitnah. Tidak
  biasanya pengadilan negeri Pakistan membebaskan tersangka korban
  pemfitnahan. Todd dari Voice of the Martyrs menyatakan bahwa hal itu
  adalah jawaban doa. "Hal itu memberi harapan pada orang-orang
  Kristen di Pakistan akan adanya keputusan yang adil tanpa perlu
  melalui proses banding sampai ke Mahkamah Agung. Saya pikir ini
  jelas merupakan suatu perkembangan yang bagus." Pembebasan itu
  mengejutkan pihak Kristen maupun pihak lain. Todd memohon
  orang-orang percaya untuk berdoa agar berita itu membawa orang-orang
  Kristen untuk mengenal Yesus Kristus. "Saya pikir kita bisa berdoa
  bagi gereja di Pakistan yang keadaan politiknya sedang kacau. Kita
  dapat berdoa agar gereja itu akan tetap kuat meskipun mengalami
  banyak pergolakan, juga agar mereka dapat menjadi saksi Kristus dan
  kita akan melihat banyak orang dijamah hatinya dan datang kepada
  Kristus," ujarnya.
  Diterjemahkan dari: Mission News, September 2007
  Selengkapnya: http://www.MNNonline.org/article/10369
  Pokok Doa
  ---------
  * Doakan gereja-gereja di Pakistan agar tetap kuat dan dapat menjadi
    berkat bagi masyarakat sekitar meskipun banyak mengalami tantangan
    dari pihak-pihak yang tidak percaya.
  * Doakan agar anak-anak Tuhan yang masih dipenjara karena iman
    mereka tetap kuat di dalam Tuhan dan percaya bahwa Tuhan berkuasa
    atas mereka.

L A O S
  Tentara, polisi, dan aparat lainnya telah membunuh setidaknya tiga
  belas orang Kristen di Laos bulan lalu dalam sebuah penyerbuan
  terhadap penduduk desa Hmong yang dituduh sebagai pemberontak,
  demikian dilaporkan Compass. Dalam penyerbuan yang dimotori oleh
  para pemimpin desa komunis dan pihak lain yang memfitnah orang-orang
  Kristen sebagai kaum separatis, 200 dari 1.900 jemaat Laos
  Evangelical Church yang kuat di desa Ban Sai Jarern, Provinsi Bokeo
  di barat laut Laos, telah ditangkap dan dijebloskan ke bui. Salah
  satu yang terbunuh bulan lalu adalah Neng Mua, seorang Kristen yang
  kembali ke desa asalnya, desa Fay, setelah bersembunyi di pegunungan
  dari kejaran polisi. Pada 7 Juli, ia meminta sesuap nasi kepada
  salah seorang penduduk desa, namun orang itu malah menembaknya mati
  karena menganggapnya sebagai tersangka anggota "tentara liberal",
  demikian dikatakan salah seorang Kristen. Secara intensif polisi
  mengejar orang-orang Kristen di persawahan dan pegunungan, lalu
  langsung menembak mereka begitu mereka terlihat, kata seorang sumber
  yang tidak mau disebutkan identitasnya. "Banyak orang Kristen yang
  terbunuh dan terluka parah," katanya. "Para wanita dan anak-anak
  ditangkap dan dijebloskan ke penjara.
  Sumber asli: Compass Direct, 7 Agustus 2007
  Alamat situs: http://www.compassdirect.org/en/display.php?page=news&idelement=4979&lang=en&length=short&backpage=archives&critere=&countryname=&rowcur=50
  Dilaporkan di Missions Catalyst News Briefs, 15 Agustus 2007
  Pokok Doa
  ---------
  * Doakan anak-anak Tuhan di Laos yang mengalami banyak tekanan dari
    pihak berwajib. Secara khusus, doakan mereka yang sedang
    dikejar-kejar oleh aparat berwajib karena iman mereka kepada
    Kristus.
  * Doakan jemaat Laos Evangelical Church yang ditahan oleh aparat
    setempat atas tuduhan sebagai kaum separatis, agar Tuhan memberi
    kekuatan dan ketabahan. Doakan juga keluarga mereka supaya iman
    mereka tidak goyah dalam menghadapi berbagai macam tekanan dan
    ancaman.

H O  C H I  M I N H
  Seorang pemuda Kristen dari suku minoritas Hroi yang menolak untuk
  menyangkal imannya tewas dibunuh akibat penganiayaan saat ia
  melewati masa-masa interogasi di kantor polisi. Kantor berita
  Compass mengonfirmasikan bahwa Presiden Nguyen Minh Triet bertemu
  dengan Presiden Amerika Serikat, George Bush, di Washington DC pada
  hari Jumat, 22 Juni, di tengah protes keras tentang peristiwa
  pelanggaran HAM yang terjadi di Vietnam. Pemuda Vin Y Het
  meninggalkan seorang istri yang tengah mengandung dan dua orang
  putra yang masih kecil-kecil. Ia berasal dari sebuah kota kecil di
  Provinsi Phu Yen, sebelah selatan Vietnam, dan menjadi Kristen sejak
  bulan September tahun lalu. Ketika pemerintah mengetahui hal
  tersebut, ia diperintahkan untuk datang ke kantor polisi dan dipaksa
  untuk menandatangani sebuah dokumen yang berisikan persetujuannya
  untuk menyangkal iman Kristennya. Ketika ia menolak, petugas
  memukulinya bertubi-tubi. Sebelum pertemuan bersejarah dengan
  Presiden Bush, Presiden Triet juga sempat bertemu dengan pemimpin
  Kristen di Kedutaan Vietnam di Washington pada hari Kamis. Ia harus
  menghadapi kritik dan protes tajam dari para pemimpin Kristen dan
  pemimpin Kongres Amerika Serikat.
  Diambil dan diedit seperlunya dari:
  Sumber asli  : Compass Direct
  Judul buletin: Open Doors, Edisi September-Oktober 2007, Volume 14
                 No. 5
  Judul artikel: Umat Kristen dari Suku Hroi Tewas Akibat Penganiayaan
  Penulis      : tidak dicantumkan
  Halaman      : 8
  Pokok Doa
  ---------
  * Doakan keluarga Vin Y Het yang ditinggalkan, kiranya Tuhan
    memberikan kekuatan sehingga istri dan anak-anak Vin Y Het dapat
    terus bergantung sepenuhnya kepada Tuhan.
  * Doakan Presiden Triet agar dengan positif menanggapi protes
    pemerintah Amerika tentang perlakukan tidak adil terhadap
    orang-orang Kristen di Vietnam.

______________________________________________________________________
DOA BAGI INDONESIA

          KESATUAN UMAT TUHAN DALAM MENGHADAPI PENGANIAYAAN
          =================================================

  Kesatuan di dalam tubuh Kristus adalah sesuatu yang harus terus kita
  jaga dan pelihara karena masing-masing kita adalah bagian dari tubuh
  tersebut. Jika ada salah satu dari bagian tubuh itu yang "sakit",
  tentu akan mengganggu dan memengaruhi anggota tubuh lainnya. Oleh
  karena itu, perpecahan di dalam tubuh Kristus seharusnya tidak
  sampai terjadi.

  Nyatanya, kita masih menjumpai adanya perselisihan bahkan perpecahan
  di antara sesama umat Kristen. Kejadian semacam ini sungguh sangat
  menyedihkan. Sebab seharusnya, kita bisa lebih saling mengasihi di
  antara sesama orang Kristen dan menopang pelayanan satu dengan yang
  lainnya.

  Demikian halnya dalam berdoa, Tuhan menginginkan kita bersatu hati
  karena kita adalah anggota-anggota tubuh-Nya. Mari menyingkirkan
  perbedaan-perbedaan yang ada dan bersatu hati, berdoa bagi anak-anak
  Tuhan yang mengalami aniaya karena mempertahankan iman mereka pada
  Kristus. Doa-doa Anda sangat mereka butuhkan.

  Pokok Doa
  ---------

  * Mintalah kepada Tuhan agar kesatuan hati di antara umat Kristen di
    Indonesia tetap terjaga dan terpelihara. Doakan juga agar lewat
    kesatuan hati ini, umat Kristen di Indonesia setia mendoakan
    setiap orang percaya yang mengalami aniaya karena iman mereka.

  * Mari kita meminta kepada Tuhan agar semakin mengokohkan kesatuan
    di antara umat-Nya supaya penderitaan yang berat dapat terasa
    ringan karena ditanggung bersama-sama. Selain itu, kita juga
    menjadi lebih kuat dalam menghadapi berbagai macam pencobaan yang
    datang.

  * Berdoalah bagi setiap umat Kristen di Indonesia dalam
    denominasinya masing-masing, agar kasih Kristus saja yang menjadi
    perekat di antara perbedaan yang ada.

  * Doakan juga agar perpecahan yang selama ini terjadi di dalam
    tubuh Kristus segera dapat diselesaikan sehingga kesatuan di
    antara tubuh Kristus dapat terjaga. Doakan agar terwujudnya
    kesatuan tersebut mendatangkan berkat bagi sesama sehingga
    rancangan Tuhan atas Indonesia bisa digenapi.

______________________________________________________________________

Anda diizinkan mengcopy/memperbanyak semua/sebagian bahan dari e-JEMMi
   (untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: tidak
   untuk tujuan komersiil dan harus mencantumkan SUMBER ASLI bahan
    yang diambil dan nama e-JEMMi sebagai penerbit elektroniknya.
______________________________________________________________________
            Staf Redaksi: Yulia Oeniyati dan Dian Pradana
  Bahan-bahan dalam e-JEMMi disadur dengan izin dari berbagai pihak.
Copyright(c) 2007 oleh e-JEMMi/e-MISI --- diterbitkan: YLSA dan I-KAN
  Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Kontak Redaksi              :                   < jemmi(at)sabda.org >
Untuk berlangganan          :   < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Untuk berhenti              : < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Untuk pertanyaan/saran/bahan:       < owner-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
______________________________________________________________________
Situs e-MISI dan e-JEMMi        :               http://misi.sabda.org/
Arsip e-JEMMi                   : http://www.sabda.org/publikasi/misi/
Situs YLSA                      :               http://ylsa.sabda.org/
Situs SABDA Katalog             :            http://katalog.sabda.org/
______________________________________________________________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org