Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2007/40

e-JEMMi edisi No. 40 Vol. 10/2007 (2-10-2007)

Misi di Bidang Sosial


                                          Oktober 2007, Vol.10 No.40
______________________________  e-JEMMi  _____________________________
                   (Jurnal Elektronik Mingguan Misi)
______________________________________________________________________
SEKILAS ISI

EDITORIAL
ARTIKEL MISI       : Keberhasilan Melayani Mereka yang Berkekurangan
SUMBER MISI        : Nashville Rescue Mission
DOA BAGI MISI DUNIA: Amerika Serikat, Sudan, India
DOA BAGI INDONESIA : Focus Ministry Development of The Poor
SURAT ANDA         : Info Sekolah Teologia Jarak Jauh

______________________________________________________________________

            PRAYER DOES NOT NEED PROOF, IT NEEDS PRACTICE
______________________________________________________________________
EDITORIAL

  Shalom,

  Perjumpaan e-JEMMi di bulan Oktober ini akan membawa kita untuk
  lebih jauh lagi mengenal pelayanan misi melalui pelayanan
  pengembangan masyarakat. Ada empat bidang pelayanan masyarakat yang
  akan kami sajikan selama empat pekan berturut-turut. Bidang-bidang
  tersebut meliputi:

    - Bidang Sosial
    - Bidang Kesehatan
    - Bidang Pendidikan
    - Bidang Kewanitaan

  Sebagai fokus utama minggu pertama, kita akan membahas misi di
  bidang-bidang sosial. Sebagaimana kita lihat dalam pelayanan Yesus,
  penginjilan yang dilakukan-Nya lewat bidang sosial terbukti cukup
  efektif. Yesus benar-benar masuk ke dalam kehidupan masyarakat dan
  selalu membuka tangan-Nya untuk memberi pertolongan kepada mereka
  yang membutuhkan. Hal tersebut membawa orang berbondong-bondong
  datang mencari-Nya, ingin tahu lebih banyak tentang kebaikan-Nya,
  dan hal ini membuat mereka mau mendengar apa yang diajarkan-Nya.

  Melalui Artikel Misi yang kami sajikan di edisi ini, kami mengajak
  Anda untuk melihat lebih jauh lagi faktor-faktor apa yang membuat
  pelayanan di bidang sosial dapat berhasil menjadi cara yang efektif
  untuk menjangkau jiwa-jiwa. Tak lupa, kami mengajak Anda untuk
  terus berdoa bagi mereka yang membutuhkan pertolongan melalui kolom
  Doa bagi Misi Dunia dan Doa bagi Indonesia. Kiranya menjadi berkat!

  Redaksi Tamu e-JEMMi,
  Davida Welni Dana

______________________________________________________________________
ARTIKEL MISI

            KEBERHASILAN MELAYANI MEREKA YANG BERKEKURANGAN
            ===============================================

  Belum cukup jelas mengapa penginjilan yang diintegrasikan dengan
  kegiatan sosial itu bisa begitu efektif. Namun, faktanya memang
  demikian.

  Karena itu, mari kita melihat beberapa sebab yang masuk akal atas
  meningkatnya jiwa-jiwa yang diselamatkan ketika pada situasi yang
  tepat penginjilan dilakukan berbarengan dengan kegiatan sosial.

  Ada dua alasan dasar mengapa seorang misionaris harus merasa
  terdorong untuk terlibat dalam kegiatan sosial. Pertama, membantu
  mereka yang membutuhkan adalah salah satu tugas orang Kristen yang
  paling fundamental dan salah satu tindakan yang paling konsisten
  ditekankan dalam Alkitab. Ayat-ayat di bawah ini dengan baik
  menunjukkan penekanan yang dimaksud itu. Dan saya harap Anda akan
  menyempatkan diri untuk membaca dan merenungkan ayat-ayat ini.

  Contoh-Contoh Alkitabiah -- Tanggung Jawab Orang Kristen untuk
  Membantu Memenuhi Kebutuhan Orang Lain yang Membutuhkan
  ==============================================================

  Mazmur 41:1
  Amsal 11:25, 14:21, 14:31, 22:9, 29:7, 28:27, dan 31:8-9
  Yesaya 10:1-2 dan 58:6-7
  Matius 5:16, 25:40, 7:12, dan 10:8
  Markus 12:44
  Lukas 3:11, 6:38, 9:48, 11:41, dan 12:33-34
  Kisah Para Rasul 20:35
  Roma 12:8, 12:13, dan 12:20
  2Korintus 9:7
  Galatia 5:6, 6:2, dan 6:9-10
  1Timotius 6:18-19
  Ibrani 13:16
  Yakobus 2:15-17
  1Yohanes 3:17

  Ted Engstrom, Presiden World Vision, menjelaskan proses kegiatan
  sosial sebagai "sesuatu yang harus disertakan dalam ketaatan kita
  untuk `menjangkau seluruh dunia`."

  Kedua, kegiatan sosial memberikan peluang yang paling besar bagi
  pertobatan, khususnya di negara-negara yang tertutup terhadap
  jangkauan misi. Hal itu dapat membantu menjangkau banyak orang yang
  terancam untuk hidup dan mati tanpa mengenal Kristus. Karena kita
  memiliki kesempatan untuk menjangkau, meski hanya untuk beberapa
  saat, bagian-bagian dunia yang biasanya tidak dapat dijangkau oleh
  para misionaris.

  Dalam bukunya "Beyond Hunger Art", Beals menulis,

    Bekerja bersama "misi baru", dengan misionaris yang sudah biasa
    melakukan kegiatan sosial, saya melihat pintu yang dulunya
    tertutup kini terbuka lebar .... Saat kasih Tuhan terinkarnasi
    sekali lagi dalam daging dan darah anak-anak yang dikasihi-Nya,
    memberikan "segelas air" menjadi sebuah kesaksian yang penuh kuasa
    bagi orang Kristen.

  Hal itu cocok sekali dalam situasi di mana terdapat banyak pengungsi
  yang mengungsi karena suatu bencana. Perang, kemiskinan, banjir, dan
  keadaan hancur, semua itu menciptakan sebuah tingkat ketidakpuasan
  dengan kondisi sosial mereka sebelumnya yang akhirnya membuka hati
  dan pikiran mereka pada suatu tingkat yang jarang terjadi. Saat
  mereka telantar, keterikatan mereka dengan latar belakang mereka
  seperti terlepas; mereka menjadi bersedia untuk mempertimbangkan
  kepercayaan lain (misalnya kekristenan) yang dalam situasi tertentu,
  mungkin dianggap sebagai hal yang asing bahkan sampai mereka tidak
  mau memikirkannya sebelumnya.

  Lebih lagi, kegiatan sosial memungkinkan kita untuk memperlihatkan
  Tubuh Kristus yang di dalamnya terdapat kasih dan kerja sama yang
  baik. Situasi kegiatan sosial di daerah bencana menyatukan komunitas
  Kristen sebagai teladan, yang dalam banyak kasus, terdiri atas
  penginjil yang terlatih dan anggota-anggota gereja yang terbaik.
  Orang-orang yang mereka bantu merasakan perlakuan istimewa dari
  orang Kristen yang sangat konsisten dengan pengajaran alkitabiah,
  menciptakan sebuah kesaksian yang meyakinkan bagi Kristus.

  Apalagi, kesaksian itu dikuatkan oleh persepsi bahwa pemerintah
  sepertinya mendukung kekristenan, bahkan di negara-negara yang
  biasanya menentang kekristenan. Dampak toleransi orang Kristen yang
  besar terhadap masyarakat sering kali tidak bersifat sementara.
  Kegiatan sosial memungkinkan kita untuk menunjukkan kasih, unsur
  nonpolitis, dan maksud baik dalam cara-cara yang mungkin membuat
  pemerintah daerah dan nasional menjadi lebih terbuka terhadap
  misionaris-misionaris Kristen nantinya. Namun setidaknya, saat
  kegiatan sosial dilakukan, para pengungsi merasakan kebebasan untuk
  belajar dari orang-orang Kristen tanpa retribusi pemerintah.

  Dalam situasi tersebut, hasil penginjilan bisa jadi sangat
  mengejutkan. Pada 1980, saya mengunjungi kemah penampungan
  pengungsi, Khao-I-Dang, yang menampung para pengungsi perang Kamboja
  di wilayah perbatasan Thai. Ada sekitar 130.000 pengungsi di sana.
  Dari jumlah itu, pada awalnya hanya ada delapan keluarga yang
  Kristen. Namun, pertobatan segera terjadi dalam waktu ratusan hari.
  Saya menyaksikan penyembahan dinamis yang dilakukan oleh orang-orang
  percaya di sana, dan memiliki hak istimewa untuk berkhotbah, baik
  dalam gereja mereka maupun dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil.

  Dalam sebulan, orang Kristen yang ada di Khao-I-Dang tumbuh menjadi
  20 ribu orang. Mengapa penjangkauan di sana bisa mencapai sebuah
  keberhasilan?

  Penyebabnya adalah "jembatan" yang tercipta karena krisis spiritual
  para pengungsi atas hilangnya anggota keluarga, harta benda, dan
  budaya. Jelas, orang-orang itu menjadi terbuka terhadap jawaban
  yang diungkapkan dengan cara yang lebih baik. Orang-orang yang sinis
  mungkin mengatakan bahwa pertobatan para pengungsi itu hanyalah
  suatu cara agar mereka mendapat kemudahan dalam hal keimigrasian ke
  Amerika Serikat. Tentu saja hal itu mungkin terjadi, namun jumlah
  orang yang seperti itu sama sekali tidak sebanding dengan besarnya
  jumlah orang-orang yang datang kepada Kristus di Khao-I-Dang dan
  kemah-kemah pengungsi lain yang telah saya kunjungi.

  Saat saya meninjau penelitian pertobatan dalam kemah-kemah pengungsi
  di seluruh dunia, ada sejumlah faktor keberhasilan yang muncul
  secara konsisten saat terjadi tingkat pertobatan yang tinggi.

   1. Kualitas dan Dedikasi Staf Kristen
      Untuk staf, pekerjaan dalam kemah pengungsi adalah pekerjaan
      yang berat dan berlangsung lama. Agar berhasil memberikan dampak
      spiritual terhadap para pengungsi yang telah kehilangan
      segalanya itu, mereka harus menunjukkan dedikasi tingkat tinggi
      sebagai saksi Kristen.
   2. Kemampuan Bergaul yang Baik dengan Pemerintah
      Banyak kemah pengungsi berdiri karena alasan politis, karena itu
      aparat pemerintah daerah dan nasional sangat turut campur dalam
      kemah itu. Dalam situasi seperti itu, organisasi Kristen harus
      mengembangkan keterampilan untuk bekerja bersama para aparat
      setempat. Sering kali kompromi diperlukan. Untuk itu, jelas
      diperlukan keahlian diplomatis dan kemampuan untuk bergaul
      bersama pemerintah, menghormati hak mereka untuk mengendalikan
      saat terjadinya situasi yang sulit.
   3. Keterampilan Menginjili
      Karena para pengungsi cenderung terbuka terhadap Kristus, para
      misionaris harus cukup kompeten dalam menginjili untuk
      memberikan gambaran kekristenan yang jelas dengan cara yang
      tepat untuk memuaskan kebutuhan para pengungsi. Pendekatan
      akademis tidak tepat; para pengungsi mencari jawaban, bukan
      suatu tantangan intelektual yang baru.
   4. Merelevansikan Nilai-Nilai Budaya
      Akhirnya, misionaris harus mampu menyajikan kekristenan dalam
      suatu metode yang cocok dengan budaya asli para pengungsi. Para
      pengungsi harus merasa bahwa Kristen adalah agama mereka, yang
      memiliki Tuhan yang benar-benar memahami kebutuhan mereka.

  Manfaat lain dari kegiatan sosial adalah dampaknya bagi
  gereja-gereja lokal. Jika sebuah gereja telah berdiri di tempat yang
  kita bantu, kita bisa merancang sebuah sistem distribusi yang bisa
  memperlengkapi gereja itu, meningkatkan pelayanan dan pretisenya.

  Dalam situasi ini, organisasi sosial berfungsi sebagai fasilitator
  bagi gereja lokal. Kita bisa membantu gereja dan misi yang ada untuk
  menuntaskan pelayanan mereka dalam menjangkau orang-orang
  non-Kristen dengan menyediakan komoditas pangan, dana yang
  dibutuhkan, dan tenaga ahli.

  Organisasi sosial juga dapat berfungsi sebagai perantara atau
  katalis. Dalam hal ini, kita dapat menggunakan relasi kita untuk
  "memberikan kepada yang tertindas dan yang miskin hak mereka" (Ams.
  31:9), mendorong First World Vision untuk datang dan membantu.

  Hasilnya adalah sebuah kesatuan Tubuh orang-orang percaya di dunia
  yang lebih antusias dan efektif, dengan keterlibatan orang-orang
  Kristen dalam pelayanan simbiosis yang pada akhirnya akan membawa
  semakin banyak jiwa yang hilang kepada Kristus.

  Saat kami mencoba memikirkan masa depan, kami menemukan kesempatan
  yang tidak berbatas untuk melayani dalam konteks kebutuhan manusia.
  Global 2000, salah satu sumber paling komprehensif yang
  memperkirakan situasi dunia masa mendatang, memperkirakan bahwa
  memasuki tahun-tahun di depan, dunia akan menjadi lebih padat, lebih
  terpolusi, ekologi semakin tidak stabil, dan lebih rentan akan
  beragam bencana.

  Lebih dari setengah milyar manusia akan menjadi semakin kelaparan,
  dengan hampir tiga belas juta manusia diperkirakan akan mati
  kelaparan dan karena hal-hal lain yang timbul sebagai dampak dari
  kelaparan di tahun-tahun sebelumnya.

  Setiap menitnya, kelaparan merenggut 24 nyawa, 18 di antaranya
  adalah anak-anak. Sejumlah 35 ribu orang mati karena kelaparan
  setiap harinya.

  Meskipun beberapa pihak berpendapat bahwa kelaparan dunia akan
  semakin buruk, namun tidak ada kesepakatan yang pasti akan hal ini.
  Faktanya, beberapa sumber memperkirakan bahwa jumlah orang yang
  kelaparan akan berlipat ganda pada tahun 2000.

  Saya menegaskan bahwa masalah mengenai bagaimana kita menanggapi
  kebutuhan besar yang diperlukan sesama kita jauh lebih penting
  daripada membicarakan apa yang mungkin terjadi pada masa depan.
  Faktanya, 35.000 orang -- kebanyakan anak-anak -- mati setiap
  harinya karena kelaparan. Selain itu, bencana alam, perang, dan
  penyakit mematikan semakin mengkhawatirkan. Begitu juga dengan
  penderitaan yang mungkin terjadi secara tiba-tiba akibat
  perkembangan nuklir dalam dunia militer.

  Sebagai orang Kristen, kita harus terus menanggapi hal ini sebaik
  mungkin selama kita masih hidup dan sampai Yesus datang kembali.
  Pertanyaan yang sebenarnya -- dan fokus kita -- adalah bagaimana
  kita dapat menanggapi kebutuhan-kebutuhan itu sembari terus
  melaksanakan Amanat Agung? (t/Dian)

  Diterjemahkan dari:
  Judul buku: God`s New Envoys
  Judul bab : Special Strategies To Reach The Suffering
  Penulis   : Tetsunao Yamamori
  Penerbit  : Multnomah Press, Oregon 1987
  Halaman   : 112 -- 117

______________________________________________________________________
SUMBER MISI

NASHVILLE RESCUE MISSION
==>    http://www.nashvillerescuemission.org/vision.htm
  Berdasarkan perintah Tuhan untuk mengasihi sesama seperti dirimu
  sendiri, Nashville Rescue Mission membantu masyarakat Tennessee
  Tengah yang membutuhkan bantuan dengan menyediakan tempat tinggal
  dan makanan bagi para gelandangan, memberikan bahan-bahan rohani dan
  bantuan materi, membantu pemulihan mereka, serta memperluas
  pengajaran, dan menyebarkan Injil. Organisasi yang semula bernama
  Nashville Union Mission ini pertama didirikan pada tahun 1945 atas
  prakarsa Dr. Charles Fuller, seorang pengkhotbah radio di
  California. Fuller sendiri sebelumnya telah aktif membantu dan
  melayani masyarakat tak mampu dan gelandangan di Tennessee Tengah.
  Kepedulian organisasi ini meliputi segala usia. Melalui
  program-programnya, yang antara lain adalah Anchor Home dan Ladies
  Auxilliary, mereka melayani kaum muda, wanita, dan bahkan anak-anak.
  Semua pelayanan itu mereka lakukan dan berikan secara gratis.
  Sebagai gantinya, mereka hanya meminta orang-orang yang dibantu
  untuk menghadiri ibadah. Biaya untuk semua keperluan mereka didapat
  dari sumbangan-sumbangan para donatur. Cari tahu lebih rinci
  mengenai organisasi ini dan program-programnya dengan mengunjungi
  alamat situs di atas.

______________________________________________________________________
DOA BAGI MISI DUNIA

A M E R I K A  S E R I K A T
  Sejauh ini, film JESUS adalah film yang paling banyak
  dialihbahasakan ke beragam bahasa dalam sejarah dunia. Milyaran
  orang telah melihat film itu dan ratusan juta orang menerima Yesus
  setelah melihatnya. Doug, salah seorang yang terlibat dalam
  pembuatan film JESUS, mengatakan bahwa mereka sekarang sedang
  merayakan film JESUS yang diterjemahkan dalam seribu bahasa. "Bahasa
  keseribu adalah bahasa Lanka Kol, sebuah bahasa yang dituturkan oleh
  sebuah kelompok masyarakat di Asia Selatan yang jumlahnya sekitar
  seribu orang." Kelompok masyarakat itu tinggal di daerah di mana
  orang-orang Kristen dianiaya. Meski demikian, Doug mengatakan, "Suku
  itu memercayai animisme. Penerjemah utama bahasa suku itu mengatakan
  bahwa mereka sangat terbuka, namun mereka belum bisa melihat materi
  kerohanian yang tersaji dalam bahasa mereka sendiri." Doug
  mengatakan bahwa tugas mereka belum selesai. "Target kami sebenarnya
  adalah menerjemahkan film itu ke setidaknya lima ratus bahasa lagi,
  bahasa-bahasa yang dituturkan oleh seribu orang atau lebih. Dan
  tugas itu akan semakin berat seiring kami mencoba menjangkau
  kelompok masyarakat yang semakin kecil."
  Diterjemahkan dari: Mission News, Agustus 2007
  Berita selengkapnya: http://www.MNNonline.org/article/10232
  Pokok Doa
  ---------
  * Bersyukur untuk anugerah Tuhan yang memberikan film JESUS sebagai
    sarana untuk memperkenalkan kasih-Nya kepada suku-suku bangsa
    yang belum mendengar kebenaran.
  * Berdoa untuk Doug dan tim pembuat film JESUS yang masih akan
    menerjemahkan film ini ke dalam lima ratus bahasa lagi. Kiranya
    Tuhan memberikan kekuatan dan hikmat sehingga film ini bisa
    selesai dengan baik.

S U D A N
  Kekerasan di Darfur, Sudan, terus terjadi. Sejumlah 200.000 orang
  tewas dan jutaan lainnya mengungsi. Tapi situasi di Sudan bagian
  selatan tampaknya telah kondusif. Namun begitu, Todd dari Voice of
  the Martyrs mengatakan bahwa kebutuhan akan bantuan kemanusiaan
  semakin meningkat. Voice of the Martyrs mencoba membantu dengan
  mengadakan sebuah program yang disebut "Blanket and a Bible". Ia
  menjelaskan, "Banyak orang mengirimi kami selimut -- bekas tapi
  masih seperti baru. Mereka semua mengirimi selimut -- selimut dan
  uang sejumlah dua dolar untuk membayar ongkos kirim. Kami akan ke
  Sudan. Kami akan memberikan semua itu bersama dengan Alkitab dalam
  bahasa yang dapat mereka mengerti." Bagi orang-orang Kristen di
  sana, selimut dan Alkitab merupakan sebuah berkat yang luar biasa.
  Ia juga menambahkan bahwa mereka membantu gereja dalam menyebarkan
  Injil. "Orang-orang Kristen di sana akan mengambil selimut itu
  secara bergiliran dan membaginya dengan orang-orang non-Kristen di
  lingkungan mereka sambil berkata: "Saudara-saudara seiman kami di
  Amerikalah yang mengirim selimut ini. Kami ingin membaginya bersama
  kalian sebagai perwujudan kasih Kristus."
  Diterjemahkan dari: Mission News, Agustus 2007
  Berita selengkapnya: http://www.MNNonline.org/article/10242
  Pokok Doa
  ---------
  * Berdoa agar situasi aman di Sudan dapat segera terwujud. Kiranya
    Tuhan terus ikut campur dalam menolong pemerintah agar bisa
    mengendalikan situasi.
  * Bersyukur untuk setiap orang yang telah mengumpulkan selimut dan
    Alkitab yang akan dikirim ke Sudan. Biarlah hal ini menjadi berkat
    besar yang akan menguatkan orang-orang yang sedang kekurangan di
    sana.

I N D I A
  Hujan angin musim yang sangat deras terus mengguyur India bagian
  utara. Di beberapa daerah, air hujan telah mencapai ketinggian empat
  puluh inci, sementara beberapa daaerah lain masih dilanda hujan. Di
  India saja, korban tewas mencapai angka dua ribu jiwa. Pendiri dan
  Presiden Gospel for Asia (GFA), KP Yohannan mengatakan bahwa daerah
  banjir yang paling parah terdapat di wilayah Assam. "Sekitar 4.000
  rumah hancur total, lebih dari 10.000 ternak mati, banyak bangunan
  gereja kami yang hancur, dan rumah orang-orang percaya tersapu air
  banjir." Beberapa ratus misionaris menggunakan kano untuk
  menyelamatkan para korban. Yohannan mengatakan bahwa GFA sedang
  berencana untuk membangun kembali rumah-rumah. "Dapatkah Anda
  bayangkan dampak dari apa yang kita lakukan itu untuk Kristus dan
  Injil ketika kami kembali dan bersaksi? Keadaan itu adalah sebuah
  pintu masuk yang terbuka sangat lebar, seperti halnya (selama)
  masa-masa tsunami menerjang, membagikan kasih Kristus kepada
  orang-orang yang sangat membutuhkan -- orang-orang yang sangat putus
  asa dan kehilangan segalanya." Memerlukan sekitar 1.000 dollar untuk
  membangun kembali rumah-rumah tersebut.
  Diterjemahkan dari: Mission News, Agustus 2007
  Berita selengkapnya: http://www.MNNonline.org/article/10246
  Pokok Doa
  ---------
  * Doakan agar kerja sama yang sudah digalang di antara para pelayan
    Tuhan dapat menolong para korban banjir, tidak hanya secara fisik,
    tetapi juga secara rohani. Doakan agar melalui pelayanan mereka,
    kasih Kristus itu bisa dikenal semua orang.
  * Berdoalah agar pertolongan dapat datang pada saat yang tepat
    sehingga para korban yang kehilangan rumah, sanak saudara, dan
    harta bendanya dapat berjuang untuk bertahan hidup.

______________________________________________________________________
DOA BAGI INDONESIA

                FOCUS MINISTRY DEVELOPMENT OF THE POOR
                ======================================

  Para fasilitator dari Focus Ministry Development of The Poor masih
  terus berupaya membebaskan Jakarta dari kemiskinan, meskipun belum
  maksimal dan masih banyak kendala yang dihadapi; khususnya, dalam
  melayani orang-orang miskin yang hidupnya di jalan.

  Ada banyak masyarakat miskin di Jakarta, namun kategori miskin itu
  harus diperjelas terlebih dahulu. Menurut Bpk. Tambus Sihombing dari
  YASPPAT (Yayasan Pelayanan Pemulung dan Anak Terlantar), "Miskin
  menurut kategori pemerintah adalah mereka yang berpenghasilan
  maksimal Rp 200.000,00 per bulan dan memiliki KTP serta tempat
  tinggal yang jelas. Namun, yang kami layani adalah mereka yang
  hidupnya lebih di bawah lagi, yaitu mereka yang tidur di emperan
  toko atau di kolong jembatan serta tidak memiliki KTP. Mereka
  dikumpulkan dalam suatu komunitas untuk kaum miskin di beberapa
  wilayah di Jakarta. Biasanya kami mengadakan pertemuan setiap hari
  Kamis."

  Dalam komunitas tersebut, perkembangan mereka dipantau karena
  mereka rata-rata memiliki karakter yang sulit. Meskipun diberi
  modal, mereka tidak akan bisa bangkit; meskipun diberi pekerjaan,
  mereka tidak akan bekerja, bahkan sangat sulit untuk mengangkat
  kehidupan mereka. Jika mereka menunjukkan perubahan yang baik,
  mereka akan dibawa ke rumah singgah yang ditempatkan secara terpisah
  antara wanita dan pria.

  Dalam rumah singgah tersebut, diadakan pelatihan untuk membentuk
  karakter selama tiga bulan. Jika memiliki potensi untuk jadi hamba
  Tuhan, mereka akan dikirim ke tempat pelatihan di Semarang, Bandung,
  dan Surabaya. Jika tidak ada panggilan pelayanan, mereka dikirim ke
  bengkel kerja (workshop) atau ke panti untuk pelatihan montir,
  membuat tempe, salon, sablon, dan lain-lain. Selesai pelatihan,
  mereka disalurkan untuk bekerja.

  "Komunitas kaum miskin tersebut, ada di sekitar wilayah Jakarta
  Barat dan Jakarta Pusat. Mereka mendapat pendanaan dari belas
  kasihan Tuhan; mereka belum pernah mendapat sponsor dari mana pun
  juga," ujar Bapak Tambus, selaku ketua umum dari komunitas tersebut.
  Selain menangani masalah kaum miskin, fasilitator Focus Ministry
  Development of The Poor ini juga membuat sekolah bagi anak-anak yang
  tidak mampu, seperti les bahasa Inggris, bahasa Jepang, dan
  sebagainya.

  Dalam mengatasi anak jalanan, perlu pula dipahami apa yang dimaksud
  dengan anak jalanan. Ada yang menjadi anak jalanan karena orang
  tuanya gelandangan, ada yang karena kriminal bahkan menjadi
  residivis, atau yang menjadi anak jalanan karena broken home. Ada
  juga anak jalanan karena terlantar, dari kampung punya ijazah, punya
  cita-cita, punya karakter dari kampung bagus, sampai di Jakarta
  tidak ada yang menampung. Karena perjuangan hidup dan pergaulan yang
  tidak baik, karakternya menjadi rusak. "Jika kami menemukan keadaan
  yang demikian, kami segera menangani dan membawanya ke rumah
  singgah", ungkap Pak Tambus.

  Diedit seperlunya dari:
  Judul buletin: Transformation Connection Indonesia
                 Edisi VII, Agustus 2007
  Judul artikel: Focus Ministry Development of the Poor
  Penulis      : Redaksi Buletin TCI
  Halaman      : 3

  Pokok Doa
  ---------

  1. Bersyukur untuk Focus Ministry Development of The Poor di dalam
     pelayanan yang dilakukannya saat ini. Biarlah Allah saja yang
     memampukan dan memakainya dengan lebih luar biasa lagi.

  2. Doakan para pengurus dan fasilitator yang terlibat dalam
     pelayanan Focus Ministry Development of The Poor. Berdoalah agar
     Roh Kudus terus menjaga hati dan motivasi mereka sehingga mereka
     dapat menetapkan hati untuk setia terlibat dalam pelayanan ini.

  3. Dukung dalam doa juga agar lebih banyak orang yang terpanggil dan
     terlibat dalam pelayanan di Focus Ministry Development of The
     Poor tersebut, baik untuk mendukung dalam hal tenaga maupun
     dana.

  4. Doakan juga warga miskin Jakarta, termasuk anak jalanan yang saat
     ini berada di rumah singgah yang sedang diberi bekal pengetahuan
     dan keterampilan. Kiranya melalui pelayanan ini, banyak jiwa
     dapat dimenangkan dan mereka dapat hidup sebagai saksi Tuhan yang
     efektif di mana pun mereka nanti bekerja.

  5. Berdoa juga agar kebutuhan dalam hal dana, fasilitas pendukung,
     dan sarana lainnya dapat terpenuhi. Doakan agar tangan Tuhan
     senantiasa mencukupi kebutuhan mereka.

______________________________________________________________________
SURAT ANDA

   From: Junizar Iwan Halim <Junizar(at)xxxx>

   >Kepada Koordinator JEMMI,
   >
   >Apakah bisa membantu memberikan informasi - sekolah alkitab baik
   >di Indonesia atau di Asia yang bisa menyediakan pendidikan
   >Theologia Jarak Jauh. Kami membutuhkan informasi ini dan sekiranya
   >tersedia - kiranya dapat di sharekan.
   >Terima kasih , dan salam sejahtera.

   Redaksi:
   Informasi yang kami miliki tentang pendidikan teologia online untuk
   kaum awam telah kami sajikan pada e-JEMMi yang lalu (Edisi 39),
   yaitu tentang PESTA (Pendidikan Elektronik Studi Teologia Awam)
   yang diselenggarakan oleh Yayasan Lembaga SABDA. Jika ingin
   mendapatkan arsipnya, silakan mengakses alamat:
   http://www.sabda.org/publikasi/misi/2007/39/

   Sayangnya, informasi pendidikan teologia jarak jauh untuk hamba
   Tuhan purna waktu tidak kami miliki. Oleh karena itu, kami memberi
   kesempatan kepada para pembaca e-JEMMi untuk membagikan informasi
   yang dibutuhkan Bpk. Junizar tersebut. Bila memilikinya, silakan
   informasikan kepada kami untuk kami teruskan kepada Bpk. Junizar.

______________________________________________________________________

Anda diizinkan mengcopy/memperbanyak semua/sebagian bahan dari e-JEMMi
   (untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: tidak
   untuk tujuan komersiil dan harus mencantumkan SUMBER ASLI bahan
    yang diambil dan nama e-JEMMi sebagai penerbit elektroniknya.
______________________________________________________________________
            Staf Redaksi: Yulia Oeniyati dan Dian Pradana
  Bahan-bahan dalam e-JEMMi disadur dengan izin dari berbagai pihak.
Copyright(c) 2007 oleh e-JEMMi/e-MISI --- diterbitkan: YLSA dan I-KAN
  Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Kontak Redaski              :                   < jemmi(at)sabda.org >
Untuk berlangganan          :   < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Untuk berhenti              : < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Untuk pertanyaan/saran/bahan:       < owner-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
______________________________________________________________________
Situs e-MISI dan e-JEMMi        :               http://misi.sabda.org/
Arsip e-JEMMi                   : http://www.sabda.org/publikasi/misi/
Situs YLSA                      :               http://ylsa.sabda.org/
Situs SABDA Katalog             :            http://katalog.sabda.org/
______________________________________________________________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org