Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2007/25

e-JEMMi edisi No. 25 Vol. 10/2007 (19-6-2007)

Anak Yatim Korban AIDS

                                               Juni 2007, Vol.10 No.25
______________________________  e-JEMMi  _____________________________
                   (Jurnal Elektronik Mingguan Misi)
______________________________________________________________________
SEKILAS ISI

EDITORIAL
ARTIKEL MISI (1)   : Generasi yang Hilang
ARTIKEL MISI (2)   : Sepuluh Mitos Mengenai HIV/AIDS
SUMBER MISI        : Bethel Orphanage
DOA BAGI MISI DUNIA: Zambia, Global, Amerika Serikat
DOA BAGI INDONESIA : Berdoa bagi Anak Korban HIV/AIDS

______________________________________________________________________

  THE DIFFICULTIES OF LIFE ARE INTENDED TO MAKE US BETTER NOT BITTER
______________________________________________________________________
EDITORIAL

  Shalom,

  Tak pelak lagi, HIV/AIDS merupakan salah satu penyakit yang turut
  mengancam kelangsungan hidup umat manusia. Coba simak kutipan
  berikut.

     "Sulit untuk mengimbangi laju penyebaran virus HIV. Lebih dari
     dua puluh juta orang telah meninggal karena AIDS di beberapa
     dekade terakhir dan jumlah orang yang terinfeksi virus HIV pun
     masih terus bertambah. Sepuluh orang terinfeksi virus HIV setiap
     detiknya. Di seluruh dunia, terdapat 40 juta orang yang terkena
     HIV/AIDS, 28 juta di antaranya tinggal di Sub-Saharan, Afrika.
     Meski begitu, jumlah penderita HIV/AIDS di benua lain juga
     meningkat secara perlahan. Terdapat sekitar sepuluh juta orang
     berumur 15-24 tahun yang terinfeksi HIV, sebagian besar dari
     mereka adalah orang tua yang nantinya akan membuat anak-anak
     mereka menjadi yatim piatu. Wabah penyakit mematikan terdahulu,
     seperti Black Death yang memakan korban dua puluh juta jiwa di
     abad pertengahan dan wabah Spanish Flu yang juga memakan korban
     dua puluh juta jiwa pada tahun 1918 -- 1919 berlangsung hanya
     sebentar; sedangkan wabah HIV/AIDS tampaknya baru pada tahap
     permulaan. Tidak ada pola penyebaran yang pasti, termasuk alat
     yang menyebarkan virus HIV. Namun secara global, HIV menyebar
     melalui hubungan seksual (80%), penularan dari ibu kepada anaknya
     (10%), jarum suntik yang terinfeksi HIV yang digunakan para
     pemakai obat (5%), transfusi darah atau kantong darah yang
     terinfeksi HIV, dan masih banyak pola-pola penyebaran HIV yang
     lain. Dampak keseluruhan dari virus HIV akan mengubah ramalan  --
     dari peramal terhebat sekalipun -- tentang apa yang akan terjadi
     di masa depan." < http://www.viva.org/?page_id=129 >

  Berapa banyak dari kita yang cukup peduli dengan keadaan di atas?
  Berapa banyak dari kita yang mau menerima dengan tangan terbuka jika
  ada teman atau saudara kita positif terinfeksi virus HIV? Bagaimana
  orang Kristen menyikapi hal ini?

  Sebuah organisasi misi Kristen di Kenya telah memainkan peran yang
  luar biasa untuk memberikan harapan bagi anak-anak korban HIV/AIDS
  ini untuk melanjutkan hidup. Simak juga sajian-sajian lain dari
  e-JEMMi minggu ini yang membahas "Anak Yatim Korban AIDS". Sebagai
  anggota gereja-Nya, Anda pun bisa berbagian di dalam pelayanan ini,
  baik melalui doa, dana, atau daya. Anda terpanggil?

  Redaksi tamu e-JEMMi,
  Puji Arya Yanti

______________________________________________________________________
ARTIKEL MISI (1)

  Berikut ini suatu kisah nyata dari sebuah panti asuhan di Kenya yang
  menawarkan kehidupan baru bagi anak-Anak penderita AIDS. Kiranya
  menginspirasi Anda untuk terlibat dalam pelayanan menolong mereka
  yang tertular penyakit HIV/AIDS.

                         GENERASI YANG HILANG
                         ====================

  Setiap hari, ratusan anak dan bayi meninggal karena AIDS -- atau
  penyakit yang berhubungan dengan AIDS dan yang lebih parah lagi
  adalah terinfeksi AIDS -- yang biasanya diturunkan dari ibu mereka.

  "Bayi-bayi malang ditemukan di berbagai tempat," kata Clive
  Beckenham, direktur New Life Homes. "Di parit-parit, tempat-tempat
  pembuangan, di ladang-ladang, juga di luar kebun-kebun kopi." Namun,
  bayi yang baru lahir bisa diberi obat antiretroviral atau ARV. ARV
  akan menyerang virus HIV penyebab AIDS, dengan demikian pasien bisa
  bertahan hidup selama bertahun-tahun. Tidak ada yang lebih memahami
  hal ini selain Father Angelo d`Agostino, pendiri Nyumbani Orphanage
  (Panti Asuhan Nyumbani) di Kenya.

  "Pada awalnya, di tahun 1992, kami sebenarnya hanya mendirikan rumah
  singgah," katanya. "Banyak anak yang meninggal karena tidak ada
  obat-obatan. Pada saat itu, makam anak-anak yatim piatu cepat
  terisi penuh. Sekarang ini, hampir seratus anak tumbuh dan besar di
  sini. Kami menyelamatkan mereka dari kematian," kata Father
  d`Agostino. "Sangat menakjubkan melihat mereka bertambah gemuk,
  semakin aktif dan sehat." Aturan pemberian ARV memang patut
  disyukuri sehingga anak-anak Nyumbani bisa bermain, belajar, dan
  menikmati kegiatan mereka sehari-hari.

  UNICEF memperkirakan bahwa lebih dari 95% anak-anak di seluruh dunia
  yang positif terinfeksi HIV tidak menerima perawatan yang mereka
  perlukan. Mengobati anak-anak itu lebih rumit karena berat dan
  tinggi mereka berubah-ubah. Sementara obat menjadi lebih mahal --
  mahalnya bisa mencapai delapan kali dosis orang dewasa. "Secara
  klinis dan ekonomis, merawat anak-anak itu lebih rumit," kata
  William Bellamy, duta besar AS di Kenya.

  Dana mengalir dengan lancar. Dalam lima tahun, 15 milyar dollar
  Amerika dana yang dijanjikan Presiden Bush untuk AIDS telah
  menjadikan Kenya sebagai program AIDS terbesar kedua AS dalam dunia
  yang berkembang ini. Apa yang membuat hal ini menjadi perhatian
  utama? Duta besar Bellamy mengatakan hal ini berkat usaha kelompok
  misi Kristen dan nirlaba. "Kami mendapati organisasi-organisasi
  lokal yang didirikan atas dasar iman ini menjadi rekan kerja yang
  kuat di mana kami dengan cepat dapat menjalin kerjasama," katanya.

  Namun selain masalah dana, anak-anak yang positif terinfeksi HIV
  sering kali tidak mendapat perawatan karena tidak ada yang tahu
  bahwa mereka sakit. Dr. Irene Inwani dari Kenyatta National Hospital
  mengatakan bahwa kesalahan dalam mendiagnosa mudah terjadi.
  "Anak-anak itu pada umumnya terlihat sehat, namun jumlah CD4 mereka
  rendah dan bahkan sangat rendah," katanya. Karena anak-anak ini
  terinfeksi HIV dari ibu mereka, bisa saja satu anak menginfeksi
  seluruh keluarga.

  Banyak keluarga yang takut terhadap diskriminasi
  ------------------------------------------------
  "Karena ketakutan dan merasa HIV adalah suatu aib, tidak mudah untuk
  mendapatkan izin untuk merawat mereka. Oleh sebab itu, bisa saja
  anak-anak tersebut tidak mendapat pilihan yang terbaik untuk
  mendapatkan perawatan," kata Chris Ouma dari UNICEF. Evelyn
  contohnya, seorang pasien HIV berusia enam belas tahun di Kenyatta
  National Hospital. Setelah orang tuanya meninggal, sebagian besar
  keluarganya menolak dia. Namun, bibinya menolong dia mendapatkan
  awal yang baru di asrama sekolah. Di sana, Evelyn memutuskan untuk
  menyembunyikan statusnya sebagai penderita HIV. "Jika murid-murid
  lain tahu bahwa saya positif HIV, hal buruk akan menimpa saya,"
  katanya.

  Bagi anak-anak yang kehilangan orang tuanya, mereka selalu dipenuhi
  dengan pertanyaan di mana mereka akan tinggal. Kenya sendiri
  memiliki dua juta anak yatim. Pemerintah menganjurkan
  keluarga-keluarga yang mampu untuk mengadopsi mereka.

  Perubahan perilaku di Kenya merupakan kabar baik bagi anak-anak
  yatim piatu penderita HIV. New Life Homes mengatakan kira-kira 80%
  dari anak-anak itu akan diadopsi. "Inilah yang kami lihat ketika
  orang-orang asing masuk ke negara ini," kata Ahmed Hussein dari
  Departemen Pelayanan Anak Kenya (Kenyan Dept. of Children’s
  Services), "sekarang hal ini terjadi pada anak-anak Kenya. Menurut
  saya, ini adalah tahap yang rumit, tahap pendidikan dan perubahan
  dalam masyarakat."

  New Life mengatakan banyak keluarga yang merasa dipanggil Allah
  untuk mengadopsi anak-anak itu. "Mereka berjalan-jalan, mereka
  melihat seorang anak, mereka menyukainya," kata Beckenham, "mereka
  ingin tahu sedikit sejarahnya. Istri saya menceritakan sedikit latar
  belakang anak itu. Lalu mereka mengatakan, tidak masalah. Allah
  juga mengasihi saya apa adanya."

  Orang-orang Afrika berkata, Anda diinfeksi atau menginfeksi. Untuk
  keduanya, AIDS merupakan tantangan sepanjang masa. Akhirnya,
  penderita AIDS berharap ada masyarakat yang akan menerima anak-anak
  ini -- suatu masyarakat yang memiliki hati yang terbuka. (t/Ratri)


  Diterjemahkan dari:
  Situs             : CBN
  Judul asli artikel: Kenya Orphanage Offers New Life for Children
                      with AIDS
  Penulis           : Heather Sells, dari CWNews
  Alamat URL        : http://www.cbn.com/cbnnews/cwn/082506kenya.aspx

______________________________________________________________________
ARTIKEL MISI (2)

                   SEPULUH MITOS MENGENAI HIV/AIDS
                   ===============================

  Mulailah belajar memahami bahaya HIV/AIDS dengan terlebih dahulu
  mengetahui mitos-mitos HIV/AIDS yang justru cenderung dipercaya
  banyak orang.

  1. HIV/AIDS adalah penyakit yang kebanyakan diidap oleh kaum homo.
     Penyebaran utama penyakit ini adalah melalui seks dengan lawan
     jenis (heteroseks) dan sampai sekarang HIV/AIDS sudah
     menginfeksi banyak pria dan wanita di dunia. Meski penyakit ini
     pertama kali dikenal di Amerika di kalangan kaum homo, ternyata
     penyakit ini juga banyak menyebar di kalangan pengguna
     obat-obatan terlarang. Secara internasional, HIV/AIDS lebih
     sering menjadi penyakit orang-orang heteroseksual.

  2. HIV/AIDS kebanyakan menyerang orang Afrika.
     Penyakit ini ditemukan di seluruh dunia, infeksi HIV paling cepat
     tersebar di negara-negara di luar Afrika, termasuk India dan
     Rusia. Banyak negara Afrika yang telah mengalami dampak mematikan
     dari HIV/AIDS dan kini termasuk juga negara-negara Asia, Eropa
     Timur, dan India.

  3. HIV/AIDS menyebar terutama karena pilihan moral yang buruk.
     Sering kali wanita menjadi terinfeksi HIV karena tertular
     suaminya. Anak-anak paling sering terinfeksi HIV karena
     dilahirkan oleh ibu yang mengidap HIV. Menentukan siapa yang
     salah atau siapa yang menjadi korban, tidak ada gunanya.

  4. Sudah banyak dana yang digunakan untuk memerangi HIV/AIDS.
     Meskipun sudah banyak dana yang dikeluarkan oleh pemerintah,
     organisasi-organisasi swasta, dan perorangan untuk memerangi
     HIV/AIDS, dana dengan jumlah besar masih sangat diperlukan.

  5. HIV/AIDS sudah tidak lagi menjadi masalah di Amerika.
     Karena obat untuk HIV (Antiretrovirals atau ARVs) dapat dengan
     mudah ditemukan di Amerika, angka kematian di Amerika menurun.
     Faktanya, jumlah orang yang hidup dengan HIV/AIDS di Amerika
     tidak berkurang dan jumlah orang yang baru terinfeksi juga tidak
     menurun.

  6. ARVs tersedia di mana saja.
     Meski antiretroviral semakin mudah untuk didapat, obat itu masih
     sulit ditemukan di banyak daerah dan di beberapa negara.
     Penambahan jumlah obat dan sistem pendistribusiannya sangat
     diperlukan di berbagai negara, khususnya di negara-negara dunia
     ketiga.

  7. Ada obat untuk HIV/AIDS.
     Memang ada perawatan untuk memperpanjang umur penderita HIV/AIDS,
     tapi tidak ada obat untuk menyembuhkan penyakit ini. Banyak
     peneliti yang berusaha untuk menemukan obatnya, tetapi sedikit
     yang yakin mereka dapat menemukan satu cara yang efektif untuk
     menyembuhkan seseorang yang terinfeksi HIV/AIDS. Hal ini
     disebabkan oleh terus berubahnya virus HIV/AIDS.

  8. Tidak ada harapan bagi mereka yang mengidap HIV/AIDS.
     Ada kemajuan yang cukup menggembirakan dalam perawatan para
     pengidap AIDS dan angka bayi yang terinfeksi HIV di beberapa
     negara juga menurun. Penularan di beberapa negara terlihat
     menurun seiring dengan dijalankannnya program-program pencegahan
     HIV. Gereja juga menyediakan harapan dengan semakin melibatkan
     diri dalam program pencegahan HIV.

  9. Jika saya tidak positif HIV, penyakit itu tidak berdampak untuk
     saya.
     Tingginya angka penularan HIV/AIDS menyebabkan ketidakstabilan di
     banyak negara dan membalikkan kemajuan-kemajuan yang dicapai.
     Penyakit ini telah menyebabkan wabah TBC yang mendunia. Sebuah
     wabah penyakit pasti akan memberi dampak pada semua orang jika
     tidak segera dikenali. Jadi, semua gereja juga terkena dampaknya.
     Sebuah wabah penyakit akan memberi dampak buruk bagi semua orang
     jika tidak segera dikenali.

 10. Tidak ada yang dapat saya lakukan.
     Semua orang dapat melakukan sesuatu. Pertama, jadilah tenaga yang
     terdidik. Kemudian bantulah dengan memberi penjelasan tentang
     bahaya HIV/SIDS di gereja, sekolah, dan lingkungan Anda. Mulailah
     peduli dan berdoa agar Anda dan gereja Anda dapat terlibat.
     Mulailah melibatkan diri Anda dan menggunakan keterampilan yang
     Anda miliki untuk menghentikan penyebaran AIDS dengan merawat
     anak-anak yatim piatu dan orang-orang yang terinfeksi dan terkena
     dampak wabah penyakit mematikan ini.

  Tentang penulis artikel ini:
  Dale Hanson Bourke adalah presiden dari sebuah perusahaan konsultasi
  pemasaran dan strategi yang secara khusus bekerja sama dengan
  organisasi-organisasi nirlaba. Dia juga pendiri AIDS Orphan Bracelet
  Project dan penulis dari The Skeptics Guide to the Global AIDS
  Crisis (Authentic, 2004). (t/Dian)

  Diterjemahkan dari:
  Situs             : The Christian Post
  Judul asli artikel: 10 Myths About HIV/AIDS
  Penulis           : Dale Hanson Bourke
  Alamat URL        : http://www.christianpost.com/article/20061130/23769.htm

______________________________________________________________________
SUMBER MISI

BETHEL ORPHANAGE
==>    http://www.zambian.com/bethel/html/orphanage-mission.html
  Bethel Orphanage adalah yayasan amal Kristen di Zambia yang
  bertujuan memelihara anak-anak yatim piatu. Yayasan ini berdiri pada
  16 April 2001 sebagai reaksi atas meningkatnya jumlah anak-anak
  yatim piatu, terutama yang disebabkan oleh HIV/AIDS yang juga
  mewabah di Zambia. Tujuan Bethel Orphanage adalah menyediakan rumah,
  makanan, keamanan, dan layanan kesehatan bagi anak-anak yatim piatu.
  Selain itu, yayasan ini juga berusaha untuk mendidik anak-anak
  dengan menyediakan taman kanak-kanak, SMP, dan SMA, serta memberi
  mereka keterampilan khusus (dalam bidang pertanian, kerajinan
  tangan, dan lain-lain) sebagai bekal mereka nantinya. Yayasan ini
  mendidik dan memelihara anak-anak yatim piatu itu sesuai dengan iman
  Kristen sehingga mereka juga mengalami pertumbuhan rohani dalam
  Kristus. Sekarang ini, Bethel Orphanage menampung dan memelihara
  lebih dari seratus anak yatim piatu di daerah Kafue, Zambia. Yayasan
  ini mengajak kita semua untuk peduli kepada anak-anak yatim piatu
  itu melalui sumbangan doa, tenaga, keahlian, dan juga dana sehingga
  memungkinkan tersedianya fasilitas-fasilitas yang mendukung
  tercapainya tujuan yang telah mereka tetapkan dan agar usaha mereka
  bisa berbuah. Silakan mengunjungi situsnya jika Anda tertarik untuk
  lebih mengenal yayasan ini dan rindu untuk turut ambil bagian dalam
  pelayanan yang mereka lakukan.

______________________________________________________________________
DOA BAGI MISI DUNIA

Z A M B I A
  Di Zambia terdapat lebih dari 700.000 anak-anak yatim korban HIV.
  Joanne dari World Hope mengatakan mereka sudah mengidentifikasi dua
  ratus komunitas di Zambia yang berpeluang terkena HIV. Tujuan World
  Hope adalah untuk membantu anak-anak yatim ini agar memberi pengaruh
  budaya yang baik di komunitas mereka. Namun, mereka tidak bisa
  melakukannya sendiri. "Kami sudah meminta gereja-gereja dan
  masyarakat untuk bekerja sama dengan desa-desa dan membantu
  desa-desa itu supaya berkembang dalam hal ekonomi dan rohani, yang
  nantinya mampu membawa anak-anak yatim korban HIV ini untuk tinggal
  dalam komunitas itu, melatih perawat anak-anak yatim korban AIDS,
  termasuk yang sekarat, dan juga mengusahakan pencegahan HIV/AIDS."
  Joanne mengatakan bahwa gereja-gereja telah melaksanakan usaha-usaha
  tersebut. "Dengan senang hati saya melaporkan bahwa kami memiliki
  kesempatan di dua ratus desa dan sekarang kami sudah menggerjakan 53
  di antaranya." Membantu proyek penjangkauan seperti ini ternyata
  memiliki dampak yang menyatukan," lanjut Joanne. "Para pendeta
  mengatakan kepada saya bahwa gereja mereka menjadi tiga kali lebih
  besar dari yang dulu dan salah satu pendeta itu mengatakan bahwa
  kuasa Tuhan sangat kuat dalam masyarakat mereka, dan saat ini mereka
  sudah menyuruh para dukun supaya menghentikan praktik perdukunan
  mereka."
  Sumber: Mission News, Mei 2007
  Berita selengkapnya: http://www.MNNonline.org/article/9904
  Pokok Doa
  ---------
  * Negara Zambia saat ini menjadi salah satu negara Afrika dengan
    populasi penderita HIV/AIDS terbesar. Doakan agar melalui
    usaha-usaha pertolongan yang dilakukan, budaya dan persepsi yang
    salah tentang penyakit HIV/AIDS dapat diubah.
  * Doakan ke-200 desa yang ingin dilayani. Biarlah kesatuan
    antar gereja di Zambia ini dapat menjadi kekuatan untuk menjangkau
    dan menolong para korban.

G L O B A L
  Kapal rumah sakit swasta terbesar di dunia, Africa Mercy, telah
  berhasil menyelesaikan "pelayaran uji cobanya" sehingga dapat
  melaksanakan pelayaran resminya menuju Afrika. Kapal yang dulunya
  adalah "kapal api" Danish ini diubah menjadi kapal medis terbaik
  yang menghabiskan dana 30 juta poundsterling. Kapal ini direncanakan
  akan bertolak dari Inggris pada awal bulan Mei dengan membawa empat
  ratus kru relawan yang akan memberikan perawatan medis gratis,
  menyediakan tempat penampungan, bantuan kebutuhan hidup (uang,
  pakaian, pangan) dan program pengembangan komunitas untuk para
  korban perang di Liberia. Africa Mercy adalah kapal keempat yang
  dioperasikan oleh Mercy Ships, sebuah lembaga pelayanan
  internasional, yang telah menghabiskan lebih dari 350 juta
  poundsterling untuk pelayanannya sejak berdiri pada tahun 1978.
  Statistik menunjukkan lembaga ini telah memberikan perawatan medis
  untuk lebih dari 200.000 jiwa melalui klinik medis di pedesaan,
  menjalankan lebih dari 26.000 operasi bedah, 162.000 perawatan
  gigi, serta merampungkan lebih dari 800 proyek pembangunan,
  pertanian, dan proyek pengembangan air.
  Sumber: Mercy Ships, News Bytes, April 2007
  Pokok Doa
  ---------
  * Bersyukur untuk kapal Africa Mercy dan empat ratus kru relawan
    yang membantu program perawatan medis gratis. Berdoalah agar Tuhan
    memberikan semangat dan dana yang cukup bagi Mercy Ships untuk
    terus menjalankan program ini.
  * Doakan agar program perawatan medis ini dapat dipakai Tuhan untuk
    menjangkau mereka yang membutuhkan, khususnya penduduk Afrika yang
    tinggal di daerah-daerah yang jauh dari fasilitas pengobatan.

A M E R I K A  S E R I K A T
  Meskipun musim semi belum sepenuhnya berakhir di Amerika, kegiatan
  misi jangka pendek musim semi yang diadakan oleh organisasi
  kemanusiaan International Aid (IA) sudah berakhir. Kurt dari IA
  mengatakan bahwa kegiatan itu berhasil; mereka mengirimkan tujuh
  kelompok ke pegunungan-pegunungan di Honduras. "Dengan adanya para
  relawan ini, kami memasang 63 buah penyaring air, membangun sebelas
  tungku Lorena, dan mendirikan sepuluh kakus di desa-desa tersebut."
  Meskipun penting untuk menyediakan keperluan fisik, namun Kurt
  mengatakan bahwa bukan hanya itu yang mereka pedulikan. "Tugas kami
  adalah mengimani apa yang dikatakan dalam Matius 25, yaitu merawat
  "yang paling hina" untuk memenuhi tugas dalam Matius 28, yaitu
  memuridkan. Sebagai bagian dari perjalanan ini, saya dan istri
  mengadakan pendidikan ekstensif tentang mandat alkitabiah untuk
  merawat orang-orang miskin." Para anggota tim kembali dengan membawa
  perubahan. Seorang anak muda berumur tujuh belas tahun telah
  membentuk suatu kelompok pelayanan untuk melayani golongan miskin
  yang ada di daerah tersebut. Berdoalah agar kegiatan ini akan
  menggerakkan hati orang lain.
  Sumber: Mission News, Mei 2007
  Berita selengkapnya: http://www.MNNonline.org/article/9927
  Pokok Doa
  ---------
  * Bersyukur untuk tujuh kelompok misi jangka pendek musim semi yang
    baru saja pulang dari Honduras. Kiranya semua kegiatan yang sudah
    mereka kerjakan di sana benar-benar merepresentasikan kasih Tuhan
    yang membekas di hati penduduk setempat.
  * Doakan organisasi International Aid sebagai penyelenggara misi
    jangka pendek ini agar setiap tahun mereka dapat menggerakkan
    jemaat dari berbagai gereja di Amerika untuk menjadi berkat bagi
    bangsa-bangsa lain.

______________________________________________________________________
DOA BAGI INDONESIA

                   BERDOA BAGI ANAK KORBAN HIV/AIDS
                   ================================

  Kasus AIDS pertama kali dilaporkan di Indonesia pada 1987, yang
  menimpa seorang warga negara asing di Bali. Tahun berikutnya mulai
  dilaporkan adanya kasus di beberapa provinsi. Sampai akhir September
  2003, ada 1.239 kasus AIDS dan 2.685 kasus HIV yang telah
  dilaporkan. Para ahli memperkirakan bahwa hingga saat ini terdapat
  antara 90.000-130.000 orang Indonesia yang hidup dengan HIV.
  Sehingga dengan menggunakan perhitungan angka kelahiran sebesar
  2,5%, diperkirakan terdapat 2.250 hingga 3.250 bayi yang mempunyai
  risiko terlahir dengan infeksi HIV. Pola penyebaran infeksi yang
  umum terjadi adalah melalui hubungan seksual, kemudian diikuti
  dengan penularan melalui penggunaan napza suntik.

  Sumber       : Situs BAPPENAS
  Alamat URL   : http://www.bappenas.go.id/index.php?module=Filemanager&
  func=download&pathext=ContentExpress/&view=8/IndonesiaMDG_BI_Goal6.pdf

  1. Satukan hati kita dalam doa bagi anak-anak korban HIV/AIDS di
     Indonesia, termasuk anak-anak yang menjadi yatim piatu karena
     orang tuanya meninggal akibat AIDS. Kiranya kasih setia Allah
     selalu menyertai dan membesarkan hati mereka sehingga mereka
     tetap berjuang dalam hidupnya.

  2. Berdoa juga bagi keluarga atau orang tua anak-anak pengidap
     HIV/AIDS agar mereka bergantung hanya kepada Tuhan di sisa hidup
     mereka. Doakan juga agar para orang tua ini diberi keteguhan
     dalam membesarkan anak-anak mereka yang juga tertular HIV/AIDS.

  3. Berdoa bagi masyarakat di sekitar anak-anak korban HIV/AIDS dan
     anak-anak yatim piatu korban HIV/AIDS agar mereka tidak
     melakukan diskriminiasi dan mengucilkan anak-anak tersebut.
     Kiranya masyarakat juga semakin sadar dan memahami penyakit ini
     dengan benar.

  4. Mohonkan pula hikmat dan pengetahuan dari Allah bagi pemerintah
     dan praktisi kesehatan di Indonesia, kiranya dengan hikmat dan
     pengetahuan tersebut, mereka dapat terus melakukan penelitian dan
     mengupayakan obat antipenyakit HIV/AIDS ini.

______________________________________________________________________

Anda diizinkan mengcopy/memperbanyak semua/sebagian bahan dari e-JEMMi
   (untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: harus
    mencantumkan SUMBER ASLI dari masing-masing bahan dan e-JEMMi
(sebagai penerbit bahan-bahan tersebut dalam bahasa Indonesia). Thanks
______________________________________________________________________
                   Pimpinan redaksi: Yulia Oeniyati
                    Redaksi tamu: Puji Arya Yanti
  Bahan-bahan dalam e-JEMMi disadur dengan izin dari berbagai pihak.
Copyright(c) 2007 oleh e-JEMMi/e-MISI --- diterbitkan: YLSA dan I-KAN
  Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Staf e-MISI dan Staf Redaksi:               < staf-misi(at)sabda.org >
Untuk berlangganan          :   < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Untuk berhenti              : < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Untuk pertanyaan/saran/bahan:       < owner-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
______________________________________________________________________
Situs e-MISI dan e-JEMMi        :               http://misi.sabda.org/
Arsip e-JEMMi                   : http://www.sabda.org/publikasi/misi/
Situs YLSA                      :           http://www.sabda.org/ylsa/
Situs SABDA Katalog             :            http://katalog.sabda.org/
______________________________________________________________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org