Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2005/47

e-JEMMi edisi No. 47 Vol. 8/2005 (22-11-2005)

David Livingstone


~//~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~
   / Jurnal Elektronik Mingguan Misi (e-JEMMi)  Nov 2005, Vol.8 No.47
~*/*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~

SEKILAS ISI:

[Editorial]
[Tokoh Misi]         : David Livingstone
[Sumber Misi]        : Tell Me the Story of Jesus,
                       Religious Practices Around the World
[Doa Bagi Misi Dunia]: Indonesia, Mongolia, dan Pakistan
[Doa Bagi Indonesia] : Dukungan Misi dalam Negeri
[Surat Anda]         : Ingin Tahu Kehidupan Kristen di Berbagai Negeri
[URLs Edisi Ini]

*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~* EDITORIAL *~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~

  Salam dalam kasih Kristus,

  Anda mungkin pernah menyaksikan di televisi, sebuah acara game
  bernama Amazing Race. Dalam game yang melibatkan sekitar 12 pasangan
  ini, tiap pasangan diberi petunjuk-petunjuk yang terbatas menuju
  tempat-tempat yang tersebar di beberapa negara. Hanya pasangan
  paling tangguh dan yang paling cepat menemukan tempat itulah yang
  akan mendapatkan hadiahnya. Perjuangan mereka cukup berat karena
  petunjuk-petunjuk yang harus mereka temukan ditempatkan di sekitar 9
  negara yang tersebar di 4 benua.

  Para peserta game itu gigih dalam melakukan penjelajahan tersebut
  karena mempunyai dorongan yang cukup kuat -- memenangkan hadiah.
  Demikian juga halnya dengan David Livingstone, seorang tokoh misi
  yang hidup di abad 19. Dia gigih untuk melakukan penjelajahan di
  pedalaman Afrika, namun bukan karena hadiah yang mendorongnya.
  Dorongan kuat muncul dihatinya setelah dia menangkap visi untuk
  "memenangkan 1000 desa yang sama sekali belum pernah dikunjungi
  misionaris".

  David Livingstone adalah seorang tokoh Kristen yang banyak berjasa
  dalam penginjilan. Dia adalah satu dari sekian hamba Tuhan yang
  memiliki semangat luar biasa untuk memberitakan Injil kepada orang-
  orang yang belum terjangkau Injil khususnya di Afrika. Bagaimana
  dedikasinya dalam penginjilan? dapat Anda simak dalam kolom Tokoh
  Misi. Kiranya kegigihan David Livingstone dalam membawa obor Injil
  ke Afrika terus memberi semangat kepada kita untuk memberitakan
  Injil kepada orang-orang di sekitar kita yang belum percaya. Tak
  lupa, terus dukung dalam doa usaha-usaha pekabaran Injil di seluruh
  dunia. Beritakan kabar sukacita sekarang juga! (Lis)

  Redaksi e-JEMMi

 "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah
  mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka
      melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu.
            Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa
            sampai kepada akhir zaman." (Matius 28:19-20)
         < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Matius+28:19-20 >

*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~
                      ALLAH MENGASIHI KITA SEMUA
      SEOLAH-OLAH SETIAP KITA ADALAH ANAK TUNGGAL-NYA (Agustinus)
*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~
~* TOKOH MISI *~

                          DAVID LIVINGSTONE
                          =================
                      Penjelajah dan Utusan Injil

  MAHASISWA KEDOKTERAN
  --------------------
  David Livingstone dilahirkan tahun 1813 di tengah-tengah situasi
  gencarnya Revolusi Industri di Inggris. Rumahnya terdiri atas satu
  ruangan berhadapan dengan pabrik pemintalan kapas -- pabrik tempat
  di mana ia bekerja empat belas jam sehari sejak usia sepuluh tahun.
  Meskipun demikian, hal itu tidak mengendurkan semangatnya untuk
  menuntut ilmu. Dia melanjutkan pendidikannya dengan mengikuti
  sekolah malam. Membagi waktu antara bekerja dengan belajar tidaklah
  mudah. Namun David bisa mengatasi kesulitan-kesulitan selama
  mengenyam pendidikan. Sambil bekerja, ia membaca buku-buku yang
  ditaruhnya di atas pemintal benang tempatnya bekerja. Ia mengalami
  pertobatannya di usia belasan tahun. Namun, karena keluarga tidak
  menganggap pendidikannya sebagai prioritas, maka dia baru memulai
  kuliahnya di Anderson`s College tahun 1836 di Glasgow. Dia belajar
  tentang misiologi dan pelayanan medis.

  Setelah membaca suatu seruan mengenai dibutuhkannya utusan Injil
  dalam bidang kedokteran di Cina, yang ditulis oleh utusan Injil
  berkebangsaan Jerman, Karl Gutzlaff, Livingstone memantapkan
  pilihannya untuk dilatih menjadi dokter untuk pelayanan misi.
  Pendidikan medis dan teologi di Glasgow membuatnya diterima oleh
  London Missionary Society (LMS) pada tahun 1838 untuk mengikuti
  pelatihan lebih lanjut. Akan tetapi, karena pecahnya Perang Candu
  yang pertama, pelayanan ke Cina ternyata menjadi tidak memungkinkan
  untuk dilakukan. Walau demikian, berkat kedekatan hubungannya dengan
  Robert Moffat (1795 - 1883), yaitu utusan Injil LSM terkenal di
  Afrika Selatan (dan kelak menjadi ayah mertua Livingstone), pemuda
  Skotlandia inipun terdorong untuk menjadi relawan yang diutus
  melayani di bagian Selatan benua Afrika.

  Livingstone memulai kariernya sebagai utusan Injil di pangkalan
  Kuruman, tempat Moffat bertugas, pada tahun 1841. Begitu mulai, dia
  dengan segera bergerak lebih jauh ke pedalaman untuk mencari orang-
  orang yang belum terjangkau Injil. Dari tahun 1843 sampai tahun 1853
  ia bekerja di antara suku Tswana, tetapi hanya satu jiwa yang dapat
  dimenangkannya, yaitu Seehele, kepala suku Bakwera -- sebagai hasil
  jerih payahnya. Sasaran Livingstone semakin terpusat pada wilayah
  yang jauh lebih ke Utara, di kedua sisi Sungai Zambesi. Di daerah
  ini penduduknya lebih padat dan berada di luar jangkauan para petani
  Boer yang berasal dari Selatan; lebih dari itu semua, Sungai Zambesi
  menawarkan kemungkinan terbukanya jalur untuk perdagangan yang
  `sah`, yang dipercayai oleh Livingstone sebagai satu-satunya
  kekuatan yang dapat menghalau perdagangan budak dari daerah itu.

  Awalnya, ia memutuskan untuk berusaha menembus ke arah Barat laut,
  ke pantai Atlantik, dengan harapan akan menemukan jalur lain menuju
  Afrika tengah yang tidak melintasi daerah orang Boer yang
  memusuhinya. Setelah menempuh suatu perjalanan dengan keberanian
  yang sangat menakjubkan, Livingstone tiba di pantai di Luanda pada
  bulan Mei 1854. Karena kecewa dengan jalur pantai barat ini, ia
  tidak hanya maju kembali mengikuti jejaknya sendiri, tetapi ia
  bahkan menyusuri tepi Sungai Zambesi sampai ke muaranya di Samudera
  Hindia. Ia tiba di sana pada bulan Mei 1856 setelah menempuh
  perjalanan sejauh 2500 mil.

  PAHLAWAN NASIONAL
  -----------------
  Livingstone kembali ke Inggris pada bulan Desember 1856 dan
  mendapatkan dirinya disambut meriah sebagai pahlawan nasional.
  Prestasi geografisnya merupakan sesuatu yang belum pernah dicapai
  sebelumnya, dan hal ini terlaksana karena suatu alasan yang sesuai
  dengan semangat penginjilan di Inggris -- yaitu dihapusnya
  perdagangan budak yang dibenci itu dari benua Afrika. Namun
  demikian, sambutan publik ini menyelubungi suatu perbedaan pandangan
  yang serius di antara Livingstone dan LMS, yang telah timbul jauh
  sebelum Livingstone kembali. Livingstone membicarakan rencana
  kembali ke Afrika untuk "mencoba merintis jalan untuk perdagangan
  dan kekristenan". Karena menyadari bahwa LMS tidak akan membantunya
  untuk terlibat dalam penjelajahan dan perdagangan, Livingstone
  membiarkan berlanjutnya negosiasi dengan Pemerintah Inggris mengenai
  penunjukannya sebagai konsul Inggris. Pada bulan Oktober 1857 ia
  memberitahukan kepada LMS bahwa perjalanan kembalinya ke Afrika
  tidak lagi memerlukan bantuan organisasi tersebut, dan pada bulan
  Maret tahun berikutnya ekspedisi Zambesi berangkat berlayar di bawah
  pimpinan Livingstone.

  Ekspedisi ini ternyata merupakan bencana. Dalam perjalanan lintas-
  Afrika ini, Livingstone telah terburu-buru membuat kesimpulan yang
  keliru, ia mengira bahwa Sungai Zambesi dapat dilayari seluruhnya.
  Ia juga terlalu memandang ringan riam-riam di Cabora Bassa.
  Ketidakmungkinan riam-riam ini untuk dilayari kapal-kapal uap telah
  menghancurkan gagasan Livingstone untuk menjadikan Sungai Zambesi
  sebagai jalur utama penginjilan dan perdagangan ke pusat benua
  Afrika. Sebagai gantinya, ia berpaling ke Sungai Shire, yang
  mengalir di sebelah utara dari Sungai Zambesi menuju Danau Malawi,
  yang ternyata berada di ujung sungai tersebut. Tanah di ujung
  selatan danau ini tampaknya berpenduduk cukup padat dan dapat
  dimanfaatkan untuk budi daya kapas; kehadiran perdagangan Kristen di
  sana mungkin dapat mematahkan sebagian besar perdagangan budak di
  Afrika Timur pada sumbernya. Sebelum gagasan tersebut terlaksana,
  pemerintah Inggris memanggil pulang rombongan ekspedisi ini pada
  tahun 1863. Demikianlah salah satu episode yang paling menyedihkan
  dalam hidup Livingstone, yang ditandai dengan perselisihan terus-
  menerus antara Livingstone dengan rekan-rekan seperjalanannya, dan
  mencapai puncaknya dengan kematian istrinya, Mary, pada bulan April
  1863.

  Sambutan terhadap Livingstone di Inggris ketika ia pulang untuk
  kedua kalinya pada tahun 1864-1865 jauh lebih dingin daripada tahun
  1856-1858. Pemerintah Inggris telah kehilangan antusiasmenya yang
  mula-mula terhadap rencana-rencananya. Ia kembali ke Afrika untuk
  terakhir kalinya sebagai konsul yang tidak dibayar, dengan
  menyandang wewenang yang sekedar nama saja. Tahun-tahun terakhirnya
  dilalui dengan menjelajahi wilayah yang belum pernah dilewati antara
  Danau Malawi dan Tanganyika. Selama bertahun-tahun, sangat sedikit
  kabar mengenai keberadaan dan keselamatannya yang dapat diketahui
  dunia luar.

  Berbagai rombongan ekspedisi diutus untuk mencari Livingstone.
  Rombongan yang dipimpin oleh wartawan ternama H.M. Stanley mungkin
  yang paling banyak dipublikasikan dan paling berhasil. Pertemuan
  Stanley dengan Livingstone pada bulan November 1871, diikuti dengan
  berita kematiannya yang menyedihkan di Chitambo pada 1 Mei 1874,
  semua ini mengokohkan anggapan bahwa sekali lagi Livingstone
  merupakan legenda, lambang kepahlawanan dari semangat yang mendorong
  penginjilan sebagai inti dari kekristenan pada zaman Victoria.

  MENEMBUS MITOS
  --------------
  Beberapa gagasan Livingstone kedengarannya usang dan eksentrik.
  Harapannya untuk menghapuskan perdagangan budak dengan cara
  memperkenalkan perdagangan resmi bahan-bahan mentah dari Afrika
  kepada para industriawan Eropa, mencerminkan pengaruh intelektual
  masa mudanya yang khususnya didapat dari gagasan ahli filsafat
  ekonomi berkebangsaan Skotlandia, Adam Smith. Usaha-usaha
  Livingstone untuk menggabungkan pekerjaan penginjilan di Afrika
  tengah dengan perdagangan Eropa tidak membuahkan hasil. Setelah
  kematiannya, keyakinan terhadap rumusan utusan Injil dari awal zaman
  Victoria ini mengenai "perdagangan dan kekristenan" sedikit demi
  sedikit memudar.

  Livingstone berkeyakinan bahwa Allah bekerja melalui setiap jenis
  aktivitas manusia -- dalam penemuan-penemuan wilayah geografis atau
  hubungan dagang -- sama halnya dalam ruang lingkup kekristenan yang
  kuat untuk membawa pergerakan sejarah menuju suatu "penyempurnaan
  yang gemilang" saat dimana pemerintahan Kristus akan mencapai
  puncaknya. Pandangannya tersebut merupakan wawasan kristiani yang
  khas pada zaman Victoria dalam hal optimisme rasionalnya. Meskipun
  begitu, wawasannya yang luas dalam bidang penginjilan juga selalu
  mengingatkan jemaat gereja pada masa-masa yang kurang meyakinkan,
  bahwa pertobatan dalam Kristus memang membawa dampak terhadap
  kehidupan ekonomi dan budaya suatu masyarakat.

  EKSPANSI DALAM PENGUTUSAN INJIL
  -------------------------------
  Satu hal yang lebih relevan dengan masa kini ialah tuntutan
  Livingstone yang tidak berubah, yaitu bahwa semboyan dalam strategi
  penginjilan seharusnya bukanlah konsolidasi (penggabungan),
  melainkan ekspansi (perluasan). Ia mengritik LMS yang memusatkan
  sumber-sumber pengutusan Injilnya pada gereja-gereja yang sudah
  mapan di wilayah koloni di Semenanjung Afrika Selatan, sementara
  sejumlah besar orang-orang yang tinggal di bagian lebih utara
  diabaikan. Ia mengingatkan bahwa politik konsolidasi yang kuat
  menyebabkan timbulnya gereja-gereja yang didominasi oleh para utusan
  Injil: "pengawasan yang terus-menerus dan pengendalian yang tidak
  berkesudahan akan melemahkan para malaikat." Laju pertumbuhan
  gereja-gereja Afrika, debat Livingstone, berbanding terbalik dengan
  jumlah utusan Injil yang ditempatkan di antara mereka.

  Dalam beberapa hal, sebenarnya, Livingstone telah merintis teori
  pertumbuhan gereja modern. Ia membenarkan strateginya untuk terus
  mendesak maju melewati suku Tswana dan menginjili suku-suku di
  sekitarnya sebagai "satu-satunya cara yang memberi harapan yang
  rasional, sehingga bila orang-orang tersebut mau berpaling kepada
  Allah, mereka akan datang secara berkelompok."

  Menyadari bahwa tingkat penerimaan terhadap kekristenan di antara
  sebagian besar orang Afrika pada saat itu sangatlah rendah, ia
  mendorong agar usaha-usaha penginjilan dipusatkan bukan demi
  memperoleh pertobatan-pertobatan dari penduduk yang terpencil dalam
  suatu wilayah terbatas yang telah ditaburi benih Injil dengan baik,
  tetapi melalui penyebaran yang seluas-luasnya mengenai kebenaran dan
  prinsip-prinsip kristiani sehingga tercipta suatu kondisi yang
  memungkinkan seluruh suku untuk berpaling kepada Kristus.

  Menurut David Livingstone, tidak akan mungkin memperoleh hasil
  tuaian penginjilan yang besar jumlahnya tanpa didahului usaha yang
  sungguh-sungguh untuk menabur pada lahan yang seluas-luasnya. Dan
  dengan pandangan itulah, seluruh usaha penginjilannya tersebut
  dilakukan. Gereja-gereja Protestan di wilayah Afrika sub-Sahara
  yang sebagian besar didirikan setelah masa-masa penjelajahan
  Livingstone, sekarang merupakan gereja-gereja yang terkuat di dunia.
  Livingstone meyakini dirinya telah dipimpin oleh Allah untuk
  "membuka" Afrika bagi penginjilan. Lebih dari seabad setelah
  kematiannya, terbukti ia memang benar.

  Bahan diedit dari sumber:
  Judul Majalah : Sahabat Gembala, Aug 1995
  Judul Artikel : David Livingstone
  Penulis       : Brian Stanley
  Penerbit      : Yayasan Kalam Hidup -- Gereja Kemah Injil Indonesia
  Halaman       : 24 - 28

*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~
~* SUMBER MISI *~

 TELL ME THE STORY OF JESUS
==>     http://www.thestoryofjesus.com/
  Bible Heritage Foundation, Inc., mempersembahkan The Story of Jesus,
  sebuah situs penginjilan Kristen yang menceritakan kisah hidup
  Yesus, menurut Injil. Situs ini diperuntukkan baik bagi mereka yang
  belum ataupun sudah menjadi Kristen. Temukan sebuah pemaparan Injil
  yang dibawakan dengan menawan dan dilengkapi dengan berbagai link ke
  informasi lain di internet. Masuklah ke bagian peta Tanah Suci;
  dengarkan khotbah Dr. R. Kent Hughes dari College Church, Wheaton,
  Illinois, Amerika Serikat; dan nikmati kisah-kisah tersebut dalam
  versi cetak atau audio. Komentar dari Dr. Hughes, "Keindahan dan
  kekuatan Situs `The Story of Jesus` terletak pada kesederhanaan,
  keterusterangannya yang tidak melebih-lebihkan serta pemaparannya
  yang jelas tanpa terlalu banyak komentar ataupun kalimat yang
  bertele-tele."

 RELIGIOUS PRACTICES AROUND THE WORLD, COMPILED AND EXPLAINED
==>     http://www.adherents.com/                                  [1]
==>     http://www.adherents.com/adh_predom.html                   [2]
==>     http://www.adherents.com/adh_fam.html                      [3]
==>     http://www.adherents.com/rel_USA.html                      [4]
  Berapa jumlah orang Kristen -- atau Hindu, atau Muslim, atau Budha
  di dunia? Negara mana yang memiliki persentasi orang atheis paling
  banyak? Apa dan di mana terdapat gereja terbesar di dunia? Semua
  pertanyaan tersebut beserta ratusan pertanyaan lainnya dijawab di
  Situs adherents.com[1], sebuah sumber lengkap berisi beraneka data
  statistik keagamaan, informasi demografis, dan fakta-fakta lain
  mengenai kepercayaan agama di seluruh dunia. Beberapa bagian yang
  menarik untuk dijadikan awalan antara lain adalah daftar agama
  mayoritas[2] di tiap negara di dunia; sumber data tokoh-tokoh agama
  terkenal[3], dan sebuah deskripsi tentang sebuah kelompok keagamaan
  terbesar di Amerika Serikat[4]. Pemimpin gereja, penginjil, dan
  siapa saja yang tertarik dengan praktek keagamaan di dunia mungkin
  akan menghabiskan waktu berjam-jam membaca bahan yang ada di dalam
  situs ini.

*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~
~* DOA BAGI MISI DUNIA *~

 I N D O N E S I A
  Beberapa waktu yang lalu, draft terjemahan kitab Timotius dan
  Tesalonika dari misionaris Darcy Berglunda telah dikoreksi oleh
  seorang konsultan, Jill Goring. Turut membantu proses koreksi
  tersebut adalah seorang guru sekolah Alkitab dari NTM (New Tribes
  Mission) yang juga ahli bahasa Yunani, Jason Weaver. Dan beliau
  jugalah yang melakukan paling banyak koreksi. "Proses koreksi itu
  sangat menarik, dan seperti biasa, saya mengambil banyak pelajaran
  dari hal itu," tulis Darcy. "Sebagian besar terjemahan memang sudah
  benar, namun seperti yang selalu terjadi, kami menemukan beberapa
  bagian yang masih perlu lebih dikembangkan." Tim bidang kepemimpinan
  NTM juga sempat singgah selama beberapa hari untuk bertemu kelompok
  misionaris setempat. "Kami menyempatkan beberapa waktu guna
  mendengarkan para penatua gereja lokal saat mengemukakan gagasan-
  gagasan mereka untuk mengembangkan terjemahan ini," tulis Darcy.
  Mereka berdiskusi tentang bagaimana kelanjutan proyek itu sambil
  menetapkan langkah-langkah yang akan dilakukan di beberapa bulan ke
  depan dan selama musim semi. Sebagai tambahan, mereka juga akan
  memakai hampir sepanjang 3 bulan ke depan untuk menyelesaikan draft
  kitab Roma, Lukas dan sisa kitab Perjanjian Lama yang diperlukan
  untuk bahan mengajar. "Kami membutuhkan banyak dukungan doa agar
  bola dapat tetap bergulir ke arah yang tepat," kata Darcy. "Begitu
  banyak yang harus saya pikirkan dan rencanakan, namun saat saya tahu
  bahwa kalian selalu memberi dukungan doa, hal itu sangat menguatkan
  saya. Terima kasih karena Anda telah ikut ambil bagian dalam
  perkembangan pekerjaan ini."
  [Sumber: Get Info -- New Tribes Mission, November 11th, 2005]
  Pokok Doa:
  ----------
  * Naikkan syukur untuk draft terjemahan kitab Timotius dan
    Tesalonika yang sudah selesai dikerjakan dan sedang dalam tahap
    koreksi. Berdoa untuk mereka yang mengoreksi draft ini supaya
    diberi hikmat, tenaga yang cukup serta kerjasama tim yang baik
    selama proses koreksi berlangsung.
  * Doakan rencana pembuatan draft kitab-kitab lainnya dalam Alkitab
    yang diperlukan sebagai bahan mengajar serta usaha-usaha mereka
    dalam mengembangkan draft-draft yang telah selesai dibuat.

 M O N G O L I A
  "Selama hampir satu dekade, Eagle TV adalah satu-satunya media
  jurnalisme independen di Mongolia," demikian laporan Michael Ireland
  dari Assist News Service. Siaran program Kristen yang ditayangkan
  lewat TV kabel itu telah membuat lebih dari 10.000 orang mulai
  tertarik dengan pesan-pesan kekristenan. Pada akhir Oktober 2005,
  Eagle Broadcasting Company mulai melakukan siaran lewat Channel 8 di
  ibukota Mongolia, Ulanbator. Lebih banyak orang kini dapat menonton
  program-program yang mereka tayangkan. Stasiun TV Kristen itu
  melihat diri mereka sebagai satu-satunya sumber berita yang
  independen di negeri itu, dan secara khusus juga menjadi media yang
  menayangkan program-program kekristenan. "Ini adalah momen yang
  menarik bagi kami semua," kata Tom Terry, Direktur Pelaksana program
  siaran Eagle Broadcasting Company, "kini sekitar 1 juta orang di
  ibukota telah memiliki akses untuk menonton program-program kami."
  Menurut sebuah laporan, "Eagle TV adalah satu-satunya stasiun TV
  lokal di Asia yang dapat secara terbuka menayangkan Injil."
  [Sumber: FridayFax, November 11th 2005]
  Pokok Doa:
  ----------
  * Mengucap syukur karena Eagle TV ini dapat secara terbuka
    menayangkan Injil di Mongolia. Doakan follow-up dari orang-orang
    yang menunjukkan ketertarikannya akan pesan-pesan kekristenan
    tersebut.
  * Doakan supaya program-program yang ditayangkan dapat menjadi alat
    yang efektif untuk memberitakan Injil dan menjangkau orang-orang
    yang belum percaya.

 P A K I S T A N
  Sekitar 10.000 orang menghadiri KKR di Karachi. Organisasi misi
  Reach The Unreached (RTU) menyampaikan laporan ulang KKR di Karachi
  yang menampilkan evangelis Bernd Goldbach. Berikut adalah kutipan
  laporan mereka:

  Pakistan adalah negara yang wilayahnya dua kali lebih besar dari
  Jerman, dengan jumlah penduduk mencapai 160 juta jiwa. Pada bulan
  September 2005 yang lalu, sebuah KKR telah diadakan di Karachi. Pada
  malam terakhir rangkaian acara tersebut, lebih dari 10.000 orang
  turut menghadirinya. Selama 5 malam, sekitar 8.000 orang menanggapi
  ajakan untuk mengundang Yesus masuk ke hidup mereka sebagai
  Juruselamat. Tuhan menyatakan penggenapan firman-Nya melalui banyak
  tanda dan mujizat: ratusan orang disembuhkan atau dilepaskan dari
  ikatan setan. Setelah mendapat doa kesembuhan, seorang peserta
  berkata pada kami bahwa dia telah disembuhkan dari penyakit jantung
  yang telah menyebabkan dia sangat menderita, dan di depan umum ia
  menunjukkan surat dokter yang menjelaskan penyakitnya. Ada juga dua
  orang, salah satunya dilaporkan menderita lumpuh. Temannya harus
  menggendongnya datang ke KKR malam itu. Sewaktu doa kesembuhan,
  Tuhan menjamah orang itu, dan serta merta ia pun mampu berdiri dan
  berjalan untuk pertama kalinya selama bertahun-tahun. Seorang pria
  juga maju ke depan mimbar dengan memanggul kruk di bahunya, dan
  berkata bahwa ia juga baru saja disembuhkan dari kelumpuhannya.
  [Sumber: FridayFax, November 11th 2005]
  Pokok Doa:
  ----------
  * Jangan berhenti untuk berdoa bagi orang-orang yang belum percaya
    di Pakistan. Berdoa agar mereka diberi hati yang merindukan
    kebenaran sejati.
  * Doakan usaha anak-anak Tuhan yang berusaha menjangkau jiwa-jiwa
    yang masih belum terjamah khususnya pelayanan RTU. Doakan supaya
    Allah terus memberikan hikmat dan selalu menjaga keselamatan
    mereka.

*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~
~* DOA BAGI INDONESIA *~

 Dukungan Misi dalam Negeri
  --------------------------

  * Para Misionaris
    Doakan para misionaris Indonesia yang sudah menerima panggilan
    TUHAN dan siap melayani di antara suku-suku terabaikan di dalam
    negeri dan di luar negeri agar mereka dapat segera diutus ke
    tempat panggilannya. Terus berdoa agar jemaat-jemaat gereja Tuhan
    di Indonesia dan di luar negeri dapat terus mendukung
    (1Tawarikh 29:9-14), mendoakan (Kolose 4:3), dan mengutus para
    pekerja lintas budaya (Kisah Para Rasul 13:1-3) tersebut dalam
    sukacita.

  * Situs e-MISI
    ==>   http://www.sabda.org/misi
    Berdoa untuk Situs e-MISI (Mengabarkan Injil ke Seluruh Indonesia)
    yang dikelola oleh Yayasan Lembaga SABDA (YLSA). Doakan agar situs
    berbahasa Indonesia ini dapat terus menyediakan berbagai informasi
    seputar misi sekaligus pokok-pokok doa misi yang bisa Anda
    pergunakan.

  * Persekutuan Doa Misi
    Jangan putus untuk meminta kepada TUHAN agar persekutuan doa misi
    di berbagai tempat semakin bertambah. Persekutuan doa ini secara
    khusus mendoakan pelayanan dan misionaris di dalam dan di luar
    negeri. [Bagi Anda yang memerlukan informasi lebih lengkap tentang
    persekutuan misi, silakan mengirim email ke: < endah(at)sabda.org >.

  * Mobilisasi Doa 23 (MD 23)
    Berdoa untuk MD 23 yang sudah ada di beberapa kota di Indonesia.
    Mereka secara aktif mengadakan seminar/KKR sehingga ada lebih
    banyak orang yang semakin rindu untuk mendoakan suku-suku
    terabaikan.

  * OM Indonesia (Obor Mitra, Operation Mobilisation)
    Doakan wakil dari OM Indonesia yang saat ini melayani di berbagai
    negara di Eropa, Turki, Tajikistan, Moldova, dan Malaysia Timur.
    Berdoa untuk kekuatan, anugerah dalam pelayanan serta dana yang
    mereka perlukan.

  * Badan Pengutus Lintas Budaya (BPLB)
    Terus berdoa bagi BPLB yang sedang menyiapkan dan mengutus tenaga
    untuk ladang penginjilan di Asia Timur.

  * Sending WEC Indonesia
    Bersama-sama kita terus berdoa bagi Zending WEC Indonesia yang
    siap mengutus misionaris ke berbagai daerah yang penduduknya masih
    belum banyak yang mengetahui Injil; untuk usahanya menerbitkan
    Majalah misi Terang Lintas Budaya; dan mengirimkan via email
    surat doa Zending WEC Indonesia dalam bahasa Indonesia, Inggris,
    dan Jerman. Kunjungi Situs WEC Indonesia di alamat:
    ==>   http://www.wec-int.org/swi

  [Diedit dari sumber    : Pokok Doa Timotius Okt/Nov. 05
   Informasi berlangganan:
   - versi cetak: kirim data ke PD Timotius PO. Box 12 IKIP,
                                Malang 65145, Indonesia
   - versi email: < endah(at)sabda.org > ]

*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~
~* SURAT ANDA *~

  From: danti tarigan <danti_t(at)>
  >Saya ingin mengetahui lebih banyak bagaimana kehidupan orang
  >kristen di dalam dan di luar negeri serta pelayanan hamba-hamba
  >Tuhan khususnya dalam misi lintas budaya dengan harapan bisa
  >mendoakannya dan sekaligus bisa mendorong saya secara secara
  >pribadi dalam melayani Kristus.

  Redaksi:
  Untuk mendapatkan informasi tentang kesaksian misi di dalam dan luar
  negeri, Anda bisa berkunjung ke Situs e-MISI yang menyediakan
  beragam informasi seputar misi di Indonesia dan luar negeri. Kami
  percaya bahwa kesaksian-kesaksian dari berbagai negara yang ada di
  Situs e-MISI bisa menambah referensi pokok-pokok doa Anda. Selamat
  berdoa dan berkunjung ke Situs e-MISI.
  ==>   http://www.sabda.org/misi/

*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~
~* URLS Edisi Ini *~

* CMDNet                                 http://www.cmd.org.nz/cmdnet/
* NTM                                              http://www.ntm.org/
* Get Info                                          getinfo(at)ntm.org
* GOSPELCOM                                  http://www.gospelcom.net/
* FRIDAY FAX                          http://www.cmd.org.nz/fridayfax/

*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~
Anda diizinkan mengcopy/memperbanyak semua/sebagian bahan dari e-JEMMi
   (untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: harus
    mencantumkan SUMBER ASLI dari masing-masing bahan dan e-JEMMi
(sebagai penerbit bahan-bahan tersebut dalam bahasa Indonesia). Thanks
*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~
Bahan-bahan dalam e-JEMMi disadur dengan izin dari berbagai pihak.
Copyright(c) 2005 oleh e-JEMMi/e-MISI --- diterbitkan: YLSA dan I-KAN
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Staf Redaksi: Lisbet, Ary, Natalia, Rudi Kurniadi
Staf e-MISI dan Staf Redaksi <owner-i-kan-misi(at)xc.org>
______________________________________________________________________
Untuk berlangganan              :       subscribe-i-kan-misi(at)xc.org
Untuk berhenti                  :     unsubscribe-i-kan-misi(at)xc.org
Untuk pertanyaan/saran/bahan    :     owner-i-kan-misi-JEMMi(at)xc.org
Situs e-MISI dan e-JEMMi        :           http://www.sabda.org/misi/
Arsip e-JEMMi                   : http://www.sabda.org/publikasi/misi/
Situs YLSA                      :           http://www.sabda.org/ylsa/
Situs SABDA Katalog             :        http://www.katalog/sabda.org/
*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org