Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2005/30

e-JEMMi edisi No. 30 Vol. 8/2005 (26-7-2005)

Seniman dan Gereja

~//~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~
   / Jurnal Elektronik Mingguan Misi (e-JEMMi)  Jul 2005, Vol.8 No.30
~*/*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~

SEKILAS ISI:

[Editorial]
[Artikel Misi]       : Menjembatani Kesenjangan antara Seniman dan
                       Gereja
[Profil Sumber Misi] : The Music and Missions Event of 2006,
                       American Tract Society
[Doa Bagi Misi Dunia]: Eritrea, Argentina, dan China
[Doa Bagi Indonesia] : Berdoa bagi Tentena
[Surat Anda]         : Share Berkat yang Diperoleh dari e-JEMMi
[URLs Edisi Ini]

*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~* EDITORIAL *~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~

  Salam dalam kasih Kristus,

  Berbicara tentang hubungan seni dan gereja, saya teringat peristiwa
  yang terjadi di gereja saya dua tahun yang silam. Komisi Pemuda
  berhasil mengemas khotbah perayaan Natal dalam sebuah sendratari
  yang sangat menarik. Kisah kejatuhan Adam dan Hawa dalam dosa,
  kehidupan manusia yang bergelimang dosa, sampai Allah mengutus Yesus
  untuk menyelamatkan manusia dari jerat dosa, dikemas dalam tari-
  tarian apik yang diiringi dengan musik gamelan Jawa. Sajian itu
  sangat mempesona jemaat. Bukan semata karena gemulainya para penari,
  melainkan karena mereka melihat khotbah yang biasanya disampaikan
  dengan monoton di atas mimbar menjadi sebuah kisah perenungan yang
  dapat dinikmati dan dihargai. Sendratari itu merupakan karya para
  seniman muda gereja yang dipercaya untuk menyampaikan pesan Natal
  kepada para jemaat yang hadir pada perayaan Natal itu.

  Saat gereja membuka diri dan memberi kesempatan kepada para seniman
  untuk berkarya bagi kemuliaan Tuhan, maka karya-karya unik dan
  menarik bisa tercipta di gereja. Namun, adakalanya, gereja susah
  sekali untuk membuka diri dan membuat jembatan agar para seniman
  dapat berpartisipasi di ladang Tuhan. Masing-masing mempunyai
  kecurigaan yang beralasan untuk saling menutup diri. Nah, sebuah
  artikel menarik kami sajikan untuk mengulas topik kita minggu ini,
  yaitu tentang "Seniman dan Gereja". Bagaimana cara menjembatani
  kesenjangan antara seniman dan gereja? Selamat merenungkan.

  Tidak bisa dipungkiri, Allah sanggup bekerja melalui para seniman
  Kristen untuk memenangkan beragam suku bangsa dengan budaya dan
  tradisinya yang unik. Seni bisa menjadi salah satu pintu masuk untuk
  mengenalkan kasih sejati Yesus Kristus. Karena itu, mari bersama-
  sama bersatu hati untuk berdoa bagi para seniman Kristen agar Allah
  memberi hikmat dan memakai mereka untuk melayani pekerjaan Tuhan di
  tempat di mana kotbah mungkin lebih sulit diterima.

  Selamat berkarya dan melayani melalui seni. (End)

  Redaksi e-JEMMi

*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~
                ALLAH MEMBERI PENGHIBURAN KEPADA KITA
               SUPAYA KITA MENJADI PENGHIBUR ORANG LAIN
*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~
~* ARTIKEL MISI *~

          MENJEMBATANI KESENJANGAN ANTARA SENIMAN DAN GEREJA
          ==================================================

  Para pendeta selalu mencari jalan untuk membuat kehidupan gereja
  menjadi menyenangkan, praktis, dan berharga. Membuka gereja untuk
  para seniman dan memasukkan kesenian -- drama, musik, pembacaan
  puisi, kaca berwarna atau spanduk -- ke dalam kebaktian gereja akan
  membuat orang-orang percaya terbuka bagi cara-cara baru untuk
  beribadah dan cara-cara baru untuk melihat, dan akhirnya dapat
  memasukkan hidup baru ke dalam gereja. Hal itu juga dapat menjadi
  langkah besar untuk menjembatani kesenjangan yang ada antara seniman
  dan gereja.

  Banyak pemimpin gereja takut dan curiga kepada seniman pada umumnya.
  Biasanya, gereja-gereja konservatif sepenuhnya menentang teater,
  drama, fiksi, dan fantasi. Barangkali mereka berpendapat bahwa seni
  itu palsu, tidak karuan, dan sia-sia; atau mereka keliru mengira
  bahwa seni itu tak ada hubungannya dengan kehidupan nyata atau
  dengan kekristenan yang praktis. Bahkan, dewasa ini banyak gereja
  kelihatannya buta terhadap keindahan. Begitu banyak gereja yang
  mengganti keindahan dengan efisiensi.

  Kecurigaan itu merembet kepada para seniman sendiri, dan dengan
  alasan yang kuat. Banyak seniman, terutama seniman sekuler,
  menjalani kehidupan yang tidak bertanggung jawab. Mereka bersifat
  impulsif, suka memberontak, dan hidup sebagai golongan pinggiran
  dalam masyarakat. Mereka cenderung menjadi tukang protes yang
  mengacau keadaan, dan para pendeta dan guru Alkitab menganggap hal
  itu sebagai ancaman. Mereka takut.

  Tetapi, sifat-sifat yang diperlihatkan oleh para seniman ini --
  kemampuan yang kreatif untuk melihat berbagai hal dengan cara baru
  walaupun hal itu menimbulkan protes atau perubahan -- dapat
  diarahkan untuk penggunaan yang baik dalam gereja. Namun, sering
  sekali, para seniman curiga terhadap gereja sama seperti gereja
  curiga terhadap mereka. "Gereja itu kaku dan terlalu terikat pada
  peraturan," kata mereka. "Kami tidak pernah mendengar bahasa yang
  segar; Kabar Baik itu selalu diberitakan dengan kalimat-kalimat yang
  itu-itu saja dan dengan nada suara yang sama. Kami ingin sesuatu
  yang membangkitkan semangat kami dan yang menimbulkan imajinasi
  kami."

  Kenyataan bahwa kesenjangan antara seniman dan gereja ini ada memang
  merupakan ironi, karena Yesus sendiri adalah penentang pemujaan
  terhadap lembaga-lembaga yang telah ada sama seperti setiap seniman.
  Yesus melanggar tradisi dalam segala hal dan Ia memperkenalkan cara
  bertindak dan cara memberi reaksi yang baru. Misalnya, Ia memberikan
  contoh-contoh yang mengejutkan untuk menghidupkan kebenaran. Ia akan
  mengatakan, "Kalau matamu melakukan kesalahan, cungkillah." Atau,
  "Kalau tanganmu bersalah, penggallah." Yesus tidak memaksudkan hal
  itu secara harfiah. Ia memakai gaya bahasa hiperbolis untuk
  menyatakan suatu maksud. Begitu sering ketika kita terjepit dalam
  hal-hal rutin, para artislah yang dapat menolong kita untuk melihat
  kebenaran lama dengan cara baru. Dan, seringkali seni itu
  mengejutkan. Tetapi kita memerlukan kejutan itu, sengatan itu. Seni
  menonjolkan keadaan secara berlebihan untuk membantu kita melihat
  kehidupan dengan lebih jelas.

  Seniman dapat merupakan katalisator. Sama seperti pengkhotbah yang
  baik membuka mata kami untuk melihat kebenaran rohani, demikian juga
  hal itu dapat dilakukan oleh seniman yang baik. Karya seorang
  seniman dapat memperkembangkan diskusi. Barangkali akan ada yang pro
  dan ada yang kontra -- yaitu orang yang mendukung karya itu dan
  orang lain yang yang menentangnya -- tetapi pendapat yang tidak sama
  dapat memperjelas persoalan dan mempertajam daya memahami.

  Kalau jalan buntu antara seniman dan gereja itu harus diatasi,
  bagaimanapun, senimanlah yang harus memulai. Pemimpin-pemimpin
  gereja mungkin tidak dapat menjangkau para seniman secara besar-
  besaran, karena kekuasaan ada di tangan mereka dan biasanya mereka
  mendukung keadaan yang ada. Dengan demikian, para seniman perlu
  menemui pendeta dan berkata, "Lihat, di sini ada kelompok orang
  Kristen yang memiliki banyak karunia, tetapi mereka tidak
  menggunakan karunia-karunia yang dapat mereka sumbangkan. Bolehkah
  kami menjadi bagian dari gereja ini, dan menjadi hamba? Kami akan
  tunduk pada pimpinan Bapak dan mulai memegang tanggung jawab. Kami
  ingin menjadikan karunia kami makanan untuk kehidupan gereja
  sekarang."

  Sangat sukar bagi seniman untuk tunduk pada sesuatu yang mereka
  anggap terlalu terikat pada peraturan atau bersifat klise namun
  mereka harus mulai. Kalau pemimpin-pemimpin gereja melihat bahwa
  para seniman itu bertanggung jawab, bekerja keras, dan bahkan
  bersedia melakukan tugas-tugas biasa yang dihindari orang lain, maka
  mereka akan mulai membangun hubungan yang menguntungkan kedua belah
  pihak.

  Seorang seniman yang menginginkan perubahan dalam gerejanya perlu
  menyadari bahwa banyak hal yang harus dikerjakan, baik untuk
  mengakui potensi artisitik yang sudah ada di gereja itu maupun untuk
  mendorong daya cipta orang dewasa ataupun anak-anak. Saya kira di
  dalam setiap jemaat ada banyak potensi artistik yang terpendam.
  Potensi itu ada tetapi tertahan. Seringkali para wanita mempunyai
  karunia artistik tetapi di banyak gereja mereka disuruh diam dan
  pasif, dan itu membuat semua orang rugi. Gereja perlu memperkaya
  seni tetapi seringkali gereja malah menolak sumber daya yang sudah
  dimilikinya. Seniman dapat mencari benih-benih kreativitas yang
  tidak tampak itu dan mengasuh mereka sampai mereka menghasilkan buah
  bagi gereja dan Tuhan.

  Orang-orang percaya perlu dididik kembali, untuk mengetahui bahwa
  kesenian dapat memperkaya hidup mereka dan membuka dunia baru bagi
  mereka. Pendidikan yang paling efektif dimulai dalam keluarga,
  dengan para orangtua yang mau memperkenalkan bermacam-macam kesenian
  kepada anak mereka. Misalnya, dalam keluarga tempat saya dibesarkan,
  kami rakus sekali membaca. Kami, anak-anak terus membaca, dan
  orangtua kami membaca keras-keras untuk kami. Sekarang, dengan
  kemajuan-kemajuan teknologi, kami dapat menyampaikan kesenian kepada
  anak-anak kami melalui bentuk lain juga: kaset video, pita kaset,
  atau piringan hitam.

  Keluarga dapat diajari untuk mengembangkan anak-anak mereka kalau
  mereka melihat anak-anak itu memiliki karunia. Saya mengenal
  beberapa keluarga di Jepang yang setelah mengetahui bahwa salah
  seorang anak mereka mempunyai bakat musik, telah mendorong,
  menyokong, dan membantu anak itu dengan segala cara. Keluarga-
  keluarga itu menghasilkan orang-orang yang hebat, karena mereka
  berkeinginan menolong anak-anak mereka untuk menjadi seniman yang
  sebaik mungkin.

  Bagi anak-anak mungkin lebih mudah untuk belajar terbuka pada
  kesenian karena mereka memang suka mengerjakan sesuatu secara
  spontan, tetapi orang dewasa pun dapat belajar. Gereja dapat
  membantu proses belajar itu. Misalnya, gereja dapat membantu
  mensponsori film-film yang baru pada hari Minggu petang, atau gereja
  dapat menyelenggarakan konferensi para penulis dan mengundang
  anggota jemaat untuk berperan serta.

  Kesenian mungkin menimbulkan kecurigaan karena kesenian berhubungan
  dengan perubahan, dan perubahan itu mengandung risiko. Kesenian
  mengandung risiko. Namun, hidup sebagai orang Kristen di bawah
  pimpinan Roh Kudus juga mengandung risiko. (Itulah sebabnya, ada
  orang yang takut pada pembaharuan karismatik; mereka takut pada apa
  saja yang membuat kehidupan mereka terlepas dari pengendalian mereka
  sendiri.) Keluar ke daerah yang belum dikenal memang menakutkan, dan
  hal itu sangat sulit terutama bagi orang yang tidak mantap dan tidak
  percaya pada identitas mereka sendiri. Tetapi kalau kita memiliki
  identitas kuat sebagai anak-anak Allah, kita dapat menjadi lebih
  terbuka dan percaya diri untuk menggunakan kesempatan. Kemudian kita
  akan menjadi lebih terbuka untuk mendengarkan Roh Kudus dengan cara-
  cara yang tidak lazim -- drama, sastra, dan seni.

  Bahan diedit dari sumber:
  Judul Buku   : Pola Hidup Kristen
  Judul Artikel: Menjembatani Kesenjangan antara Seniman dan Gereja
  Penulis      : Luci Shaw
  Penerbit     : Gandum Mas, Yayasan Kalam Hidup, Yakin, 2002
  Halaman      : 582 - 585

*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~
~* SUMBER MISI *~

 THE MUSIC AND MISSIONS EVENT OF 2006
==>     http://www.gcommhome.org/
  Konsultasi Global tentang Musik dan Misi (Global Consultation on
  Music and Missions, GCoMM 2006) akan diadakan pada 11-15 Juli 2006
  di Bethel University, St. Paul, Minnesota. Melalui acara ini, Anda
  akan mendapat kesempatan untuk belajar, mengikuti persekutuan dan
  penyembahan dengan para pemimpin yang ahli di bidang musik dan
  pelayanan misi dari seluruh penjuru dunia. Sesi-sesi ceramah,
  seminar, dan diskusi akan mengulas tentang topik-topik yang
  berkaitan dengan musik, seni, misi, dan cara-cara penyembahan para
  penduduk pribumi dari berbagai negara. Nah, untuk informasi lebih
  lanjut, silakan berkunjung ke situs GCoMM. Selain itu, melalui situs
  ini Anda juga bisa berlangganan GCoMM informational updates
  listserv.

 AMERICAN TRACT SOCIETY
==>     http://www.atstracts.org/    [1]
==>     http://www.digitracts.com/   [2]
  American Tract Society [1] yang telah berkecimpung selama ",100 tahun
  untuk mengubah kehidupan banyak orang" (",100 years of changing
  lives") dengan menyediakan traktat-traktat penginjilan yang
  didasarkan pada masalah-masalah kontemporer yang sedang terjadi.
  Anda bisa menemukan traktat mengenai "Terror in London", "War of the
  Worlds", dan "Ten Commandments". Semua traktat itu bisa dibaca
  secara online dan siap untuk dipesan. Selain ATS, Anda juga akan
  menikmati sajian traktat dari DigiTracts [2], antara lain "Honor Our
  Heroes", "The Adventures of Bubby Fly", dan "Be Ready". ATS
  memberikan informasi seputar traktat kepada para pengunjung dan
  melalui situs ini Anda dapat saling berbagi pengalaman tentang
  sarana-sarana penginjilan, khususnya melalui traktat.

*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~
~* DOA BAGI MISI DUNIA *~

 E R I T R E A
  Ketegangan yang terus meninggi di antara Eritrea dan Ethiopia mulai
  terasa dampaknya bagi gereja. Carl Moeller dari Open Doors
  mengatakan bahwa hal ini memberikan dampak bagi para jemaat.
  "Konflik perbatasan antara Eritrea dan Ethiopia terus berlanjut dan
  semakin memanas. Pemerintah Eritrea melanjutkan dengan menggunakan
  dalih ketidakstabilan sebagai sarana untuk mempertahankan
  populasinya dan tidak memberikan hak kebebasan dasar, termasuk
  hak kebebasan dalam beragama." Sebagai hasilnya, hidup di Eritrea
  seperti hidup di suatu daerah yang sedang berperang. Kebebasan
  beragama telah dikekang dengan hebat namun sangat sulit untuk
  dilaporkan karena adanya penghentian surat kabar secara efektif.
  Namun, saat laporan-laporan tentang penganiayaan mulai bermunculan,
  maka menurut Moeller, kekuatan gereja mulai dibangun. "Saat ini
  merupakan salah satu paradoks terbesar bagi gereja di Eritrea.
  Sepanjang sejarah, dimana ada gereja yang paling banyak mengalami
  penganiayaan, maka gereja itu mengalami pertumbuhan yang paling
  pesat. Itulah alasannya mengapa para pekerja lapangan dari Open
  Doors dan jalinan hubungan nasional yang kami miliki di seluruh
  penjuru bumi mengatakan bahwa penganiayaan, di satu sisi juga
  mendatangkan kebaikan. Melalui penganiayaan itu, gereja bisa melihat
  kebutuhan sejatinya, yaitu untuk tetap percaya dan terus bersandar
  kepada Allah dalam menghadapinya."
  [Sumber: Mission Network News, July 14th 2005]
  Pokok Doa:
  ----------
  * Doakan gereja dan jemaat di Eritrea yang saat ini mengalami
    penganiayaan supaya mereka terus percaya kepada Allah dalam
    menghadapi setiap kesulitan.
  * Berdoa untuk pelayanan Open Doors di Eritrea agar bisa menguatkan
    para jemaat dan gereja dalam menghadapi tekanan pemerintah dan
    penganiayaan.

 A R G E N T I N A
  Film "The Godman" dipakai sebagai sarana untuk memenangkan
  pemirsanya saat pertama kali diputar di Argentina. Pembuatan film
  ini membutuhkan waktu bertahun-tahun, namun pertunjukkan perdana
  film "The Godman" -- sarana penginjilan terbaru dari Book of
  International -- baru-baru ini memberikan dampak yang luar biasa.
  "The Godman" adalah film animasi 3 dimensi yang menceritakan tentang
  kehidupan Kristus yang memberikan dampak kepada anak-anak.
  Perwakilan dari Book of Hope, Rob Hoskins mengatakan bahwa mereka
  telah membagikan undangan ke suatu wilayah agar anak-anak di wilayah
  itu bisa menghadiri pemutaran film. "Melalui agen distribusi Book of
  Hope, kami bisa mengundang sekitar 26.000 anak di suatu wilayah
  untuk menyaksikan pemutaran film "The Godman" di akhir minggu. Ada
  sekitar 3.000 anak yang muncul pada hari pemutaran film tersebut.
  Dari 3.000 anak itu, ada kurang lebih 600 anak yang membuka hatinya
  untuk menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamatnya pribadi."
  Sementara ini, film "The Godman" tersedia dalam bahasa Inggris dan
  Spanyol. Proses penerjemahan ke bahasa-bahasa lain sedang
  dikerjakan. "Kami bekerja secara giat untuk menerjemahkan "The
  Godman" dalam bahasa Portugis, kemudian dilanjutkan dengan proyek
  penerjemahan dalam bahasa Arab. Kami memperoleh izin untuk
  menayangkan "The Godman" melalui televisi nasional India, karena itu
  kami juga akan menerjemahkan "The Godman" ke dalam 7 bahasa yang ada
  di India."
  [Sumber: Mission Network News, July 13th 2005]
  Pokok Doa:
  ----------
  * Bersyukur untuk pemutaran film "The Godman" yang memberikan
    pengaruh yang luar biasa bagi anak-anak di Argentina. Doakan
    follow-up pelayanan ini agar semakin banyak anak dimenangkan bagi
    Kristus.
  * Berdoa bagi usaha Book of Hope untuk menerjemahkan film "The
    Godman" dalam berbagai bahasa (India, Portugis, Arab, dan bahasa
    lainnya).

 C H I N A
  Ada trend baru yang melanda gereja di China. Selain adanya laporan
  tentang meningkatnya penganiayaan terhadap gereja-gereja yang tidak
  terdaftar di China, ada juga berita baik yang terdengar dari Negeri
  Tirai Bambu ini. Sama seperti yang dilakukan Rasul Paulus dan
  Timotius, sekarang ini, banyak gereja di China yang legal telah
  mempunyai dasar yang kuat untuk pelayanan outreach. Erik Burklin
  dari China Partner Ministries memperhatikan bahwa selama kunjungan
  terakhirnya ke China dia melihat bahwa kebanyakan tampuk
  kepemimpinan gereja tidak lagi dipegang oleh generasi tua. "Hal ini
  berarti bahwa gereja generasi muda mulai bermunculan di China.
  Mereka telah dilatih untuk terlibat dalam pelayanan. Hal tersebut
  juga berarti bahwa generasi tua menyadari bahwa mereka tidak mampu
  lagi mengikuti tuntutan-tuntutan pelayanan masa kini. Generasi tua
  ini mengizinkan generasi muda untuk mengambil alih pelayanan."
  Burklin menjelaskan lebih lanjut bahwa generasi baru dari para
  pemimpin gereja ini mempunyai visi yang jelas tentang masa depan
  gereja. "Membangun gereja itu penting. Namun ada hal lain yang perlu
  disadari, yaitu bangunan gereja itu tidak hanya dipakai untuk
  beribadah tiap hari Minggu dan aktivitas pelayanan gereja lainnya.
  Saat ini, bangunan gereja juga menjadi tempat untuk mengadakan Bible
  Training Center (Pusat Pelatihan Alkitab)."
  [Sumber: Mission Network News, July 18th 2005]
  Pokok Doa:
  ----------
  * Doakan gereja generasi muda China yang saat ini diserahi mandat
    untuk memimpin gereja-gereja legal di China. Doakan agar generasi
    muda ini bisa menjadi pemimpin yang berkompeten dan mempunyai visi
    yang jelas tentang masa depan gereja.
  * Berdoa agar gereja-gereja legal semakin mantap dalam mengembangkan
    pelayanan outreach, khususnya untuk wilayah-wilayah yang lebih
    luas di China

*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~
~* DOA BAGI INDONESIA *~

 BERDOA UNTUK TENTENA
  ====================

  Sejarah
  -------
  Tentena adalah kota tua yang usianya hampir sama dengan kota Poso.
  Mayoritas penduduknya beragama Kristen Protestan.

  Penduduk
  --------
  Jumlah penduduk pada tahun 2000 mencapai 1.524 jiwa, dengan
  kepadatan 251 penduduk per km2.

  Ekonomi
  -------
  Tentena memilik kategori penduduk dengan tingkat ekonomi cukup.

  Wabah Penyakit
  --------------
  Wabah penyakit yang menyerang daerah ini adalah diare, infeksi
  saluran pernafasan, dan malaria.

  Kriminalitas
  ------------
  Kasus pencurian merupakan kasus kriminalitas yang paling sering
  ditangani oleh pihak kepolisian. Daerah ini juga memiliki kasus
  aniaya.

  Permasalahan Kota
  -----------------
  1. Praktik perjudian semakin marak
  2. Narkoba
  3. Masih ada kelompok masyarakat yang trauma akibat kerusuhan

  Pokok Doa:
  ----------
  * Terbentuknya kesehatian di antara para hamba Tuhan sehingga dapat
    terwujud kesehatian Tubuh Kristus di Tentena.

  * Terciptanya persekutuan dan persatuan yang harmonis antarjemaat
    Tuhan yang berada di Tentena.

  * Allah melembutkan hati jemaat Tuhan di Tentena untuk memberikan
    pengampunan kepada Kaum Kedar.

  * Masyarakat yang masih trauma akibat kerusuhan yang pernah terjadi
    bisa pulih sepenuhnya.

  * Pemberantasan perjudian dan narkoba bisa dilakukan secara efektif
    dan berbagai pihak terkait bisa saling bekerjasama dalam
    melakukannya.

  [Diedit dari sumber: VIP Tahun VII/Edisi Juli 2005]

*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~
~* SURAT ANDA *~

  From: "Anton" <anton.segi(at)>
  >Pertama saya ucapkan terima kasih atas kesediannya mengirim 2 edisi
  >yang saya minta. Kalau boleh saya share banyak berkat yang saya
  >peroleh dari e-JEMMI ini salah satunya yang dapat saya sharekan
  >adalah ttg pokok doa bagi misi dunia dimana saya bisa tau ttg
  >penginjilan yg dilakukan di negara lain, yg selama ini informasinya
  >tdk terlalu banyak. Maju terus e-JEMMI semoga menjadi berkat bagi
  >banyak orang. GBU

  Redaksi:
  Terima kasih atas sharing berkat yang telah Anda peroleh melalui
  setiap terbitan e-JEMMi dan juga dorongan semangatnya. Salah satu
  harapan kami adalah setiap pembaca e-JEMMi bersatu hati ikut
  mendoakan pelayanan-pelayanan misi di berbagai negeri melalui
  kesaksian-kesaksian singkat yang kami muat dalam e-JEMMi. GBU too!

*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~
~* URLS Edisi Ini *~

* CMDNet                                 http://www.cmd.org.nz/cmdnet/
* Mission Network News              http://www.missionnetworknews.org/
* FRIDAY FAX                          http://www.cmd.org.nz/fridayfax/

*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~
Anda diizinkan mengcopy/memperbanyak semua/sebagian bahan dari e-JEMMi
   (untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: harus
    mencantumkan SUMBER ASLI dari masing-masing bahan dan e-JEMMi
(sebagai penerbit bahan-bahan tersebut dalam bahasa Indonesia). Thanks
*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~
Bahan-bahan dalam e-JEMMi disadur dengan izin dari berbagai pihak.
Copyright(c) 2005 oleh e-JEMMi/e-MISI --- diterbitkan: YLSA dan I-KAN
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Staf Redaksi: Natalia Endah S., Rudi Kurniadi, Lisbet, dan Tesalonika
Staf e-MISI dan Staf Redaksi <owner-i-kan-misi(at)xc.org>
______________________________________________________________________
Untuk berlangganan, kirim email kosong ke: subscribe-i-kan-misi(at)xc.org
Untuk berhenti,   kirim email kosong ke: unsubscribe-i-kan-misi(at)xc.org
Untuk kirim pertanyaan/saran/bahan:    <owner-i-kan-misi-JEMMi(at)xc.org>
Untuk Situs e-MISI dan e-JEMMi              http://www.sabda.org/misi/
Untuk Arsip e-JEMMi               http://www.sabda.org/publikasi/misi/
Situs YLSA                                  http://www.sabda.org/ylsa/
SABDA Katalog                            http://www.sabda.org/katalog/
*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org