|
Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
https://sabda.org/https://sabda.org/publikasi/misi/2012/48 |
|
e-JEMMi edisi No. 48 Vol. 15/2012 (27-11-2012)
|
|
November 2012, Vol.15, No.48
______________________________ e-JEMMi _____________________________
(Jurnal Elektronik Mingguan Misi)
______________________________________________________________________
e-JEMMi -- Melayu Brunei di Brunei
No.48, Vol.15, November 2012
SEKILAS ISI
RENUNGAN MISI: UTUSAN-UTUSAN KRISTUS
PROFIL BANGSA: MELAYU BRUNEI DI BRUNEI
KESAKSIAN MISI: BEBAN PADA BAHU ANAK LELAKI PERTAMA
STOP PRESS: IKUTILAH! KELAS DISKUSI DASAR-DASAR IMAN KRISTEN (DIK) PERIODE JANUARI/FEBRUARI 2013
Shalom,
Menyadari keberadaan kita sebagai wakil Allah di dunia, perlu diikuti
dengan kesadaran bahwa kemurnian predikat tersebut akan melewati
berbagai ujian. Kehidupan merupakan sebuah tes yang harus dijalani
setiap orang dan hasil tes itulah, yang akan menentukan siapakah diri
kita. Sebagai anak-anak Tuhan, setiap tes kehidupan yang akan kita
kerjakan perlu kita cari jawabannya dalam firman Tuhan, sehingga kita
tidak salah bertindak. Firman Tuhanlah yang akan membuat kita menjadi
wakil Allah yang "siap menjawab" setiap tes yang diperhadapkan kepada
kita. Pelayanan misi akan selalu menuntut kesiapan orang-orang yang
terlibat di dalamnya, untuk siap sedia dengan segala kondisi yang
dihadapi. Kiranya kita semua dapat menjadi utusan Kristus yang benar-
benar teruji kualitas iman dan kasihnya. Selamat membaca.
Redaksi Tamu e-JEMMi,
Berlian Sri Marmadi
< http://misi.sabda.org/ >
RENUNGAN MISI: UTUSAN-UTUSAN KRISTUS
Beberapa waktu lalu, saya bertemu dengan seorang teman yang sedang
menghadapi masalah. Kami saling berbicara untuk menemukan jalan keluar
menghadapi permasalahan yang sedang dihadapinya. Setelah itu, teman
saya ini menceritakan tentang seseorang yang baru percaya kepada
Kristus, yang juga sedang dalam masalah dan perlu ditolong.
Saya merasa kagum dengan teman saya ini karena di dalam kesusahannya,
ia masih bisa memerhatikan kesusahan orang lain dan memikirkan cara
untuk menolongnya. Berapa banyak dari kita yang tertimpa masalah atau
tantangan? Setiap hari kita berhadapan dengan masalah. Mari kita
renungkan, apakah kita hanya berkutat dengan masalah kita sendiri
ataukah kita menyadari bahwa ada tugas lain yang harus tetap
dilaksanakan, walaupun saat itu kita juga sedang berada di dalam suatu
masalah atau tantangan iman. Siapakah kita ini? Kita adalah Utusan
Kristus -- baik susah atau senang, saat sibuk atau santai, saat
menghadapi masalah maupun tidak.
Kualitas iman dan kasih kita akan terbukti ketika kita sedang berada
dalam situasi yang tidak menyenangkan atau terjepit, pada saat itu
apakah kita tetap berfungsi sebagai utusan Kristus. Kita hidup bukan
hanya berjuang untuk mencukupi kebutuhan fisik saja, melainkan sebagai
orang percaya, kita juga diberi mandat untuk menyampaikan berita yang
sangat penting bagi manusia -- supaya setiap manusia diselamatkan oleh
anugerah Tuhan melalui pertobatan dan perbuatan kita.
Perkataan dan perbuatan kita harus seimbang. Dunia tidak hanya
membutuhkan kata-kata atau janji-janji kita yang bagus dan manis,
tetapi dunia juga akan sangat terkesan dengan perbuatan kita yang baik
dan menyenangkan.
Beritakan kebaikan Tuhan kepada sesama dan lakukan perbuatan baik bagi
sesama, jangan putus asa untuk terus berbuat baik sampai kasih Allah
dirasakan oleh dunia dan sekitar kita.
Diambil dari:
Judul buletin: Kasih Dalam Perbuatan, Mei - Juni 2008
Penulis: Tidak dicantumkan
Penerbit: Kasih Dalam Perbuatan, Surabaya
Halaman: 1
PROFIL BANGSA: MELAYU BRUNEI DI BRUNEI
Siapakah Melayu Brunei?
Melayu Brunei adalah nama yang digunakan untuk mengacu pada beberapa
kelompok yang terkait erat dan sama dengan orang-orang Brunei asli.
Yang paling besar adalah Melayu dan Kedayan. Beberapa kelompok yang
lebih kecil, termasuk Low Malay Creole, Kiput, Kayan, dan Bisaya
Selatan juga bagian dari penduduk Melayu Brunei.
Meskipun secara etnis mereka terkait dengan Melayu dan juga berbagai
agama Islam yang sama, ada banyak perbedaan budaya dan bahasa yang
membuat wilayah Melayu Brunei berbeda dari masyarakat Melayu yang
lebih luas di sekitar Malaysia dan Singapura.
Mayoritas masyarakat Melayu Brunei tinggal di ibu kota yang disebut
Daerah Brunei - Muara, dan juga di jalur pantai yang tersebar di
sepanjang perbatasan laut negeri itu. Mereka menulis dalam bahasa
Malaysia tetapi berbicara dalam bahasa Melayu Brunei, yang secara unik
berbeda pelafalannya dari bahasa Melayu lisan.
Seperti Apa Kehidupan Mereka?
Budaya dan adat dari berbagai kelompok sering kali cukup berbeda --
misalnya, mereka berbeda dari segi adat (hukum desa yang tidak
tertulis) yang mengatur perilaku di masing-masing desa.
Sebagai orang-orang asli dari daratan tersebut, orang-orang Melayu
Brunei umumnya menikmati hak-hak istimewa yang berkaitan dengan
kemakmuran negara tersebut -- Kesultanan Islam mengendalikan minyak
tanah yang luas dan cadangan gas alam. Mereka banyak disukai di area-
area semacam pegawai negeri dan memiliki akses ke universitas-
universitas nasional.
Mereka menikmati layanan pendidikan dan kesehatan yang relatif
dikembangkan dengan baik. Pendapatan dari produksi minyak bumi
sebagian besar digunakan untuk membiayai semua layanan ini, yang
disediakan secara cuma-cuma bagi orang-orang Melayu Brunei. Sultan
Brunei Darussalam juga menyubsidi makanan dan perumahan mereka.
Apa Kepercayaan Mereka?
Semua orang Melayu Brunei digolongkan sebagai Muslim pada saat lahir;
mereka 100 persen Muslim Sunnis Shafi. Orang-orang Melayu Brunei
mengikuti praktik-praktik dan kepercayaan Islam tradisional.
Diperkirakan, Brunei memiliki lebih banyak masjid pada setiap
kilometer perseginya dibandingkan dengan negara lain di dunia.
Agama mereka didasarkan pada lima rukun Islam. Mereka mengakui tidak
ada Tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah rasul-Nya. Mereka dituntut
sembahyang lima kali sehari, memberikan sedekah kepada orang miskin,
berpuasa selama bulan Ramadan, dan berusaha setidaknya melakukan
perjalanan ziarah ke kota suci Mekah.
Banyak kelompok Melayu Brunei menggolongkan seluruh masyarakatnya
sebagai Muslim. Tetapi, penggolongan ini lebih pada perbedaan budaya
daripada penggolongan keyakinan individu. Keyakinan individu sering
kali akan dipengaruhi oleh agama-agama suku dari nenek moyang mereka.
Apa Kebutuhan Mereka?
Saat ini, masyarakat Melayu Brunei secara fisik telah terpelihara
dengan baik. Negeri mereka kaya minyak dan Sultannya sangat dermawan.
Tetapi, sumber-sumber materi dapat habis.
Meskipun masyarakat Melayu Brunei memiliki banyak sumber materi, tetap
saja ada kebutuhan akan pemenuhan kerohanian. Doakan agar ada pekerja-
pekerja yang akan diutus ke sana, yang bekerja di antara orang-orang
Melayu Brunei. (t/Anna)
Pokok doa:
1. Berdoa kepada Tuhan Yesus agar mengirimkan para pekerja di antara
masyarakat Melayu Brunei.
2. Berdoa untuk Brunei supaya pintu Injil dapat terbuka bagi negara
itu, dan setiap orang bisa mendengar Injil Yesus Kristus.
3. Berdoa untuk orang-orang yang telah mengenal Kristus, agar mereka
memiliki keberanian untuk membagikan iman kepada saudara-saudara
mereka di Brunei yang belum percaya.
Diterjemahkan dari:
Nama situs: Joshua Project
Alamat URL: http://www.joshuaproject.net/people-profile.php?rog3=BX&peo3=10973
Tanggal akses: 24 Januari 2012
KESAKSIAN MISI: BEBAN PADA BAHU ANAK LELAKI PERTAMA
Ini terjadi saat T berusia 14 tahun. Sangat mustahil untuk menebak
bagaimana besarnya dampak dari apa yang akan dialami oleh anak laki-
laki yang berasal dari Ethiopia ini. Tetapi, satu hal yang pasti
"Hidupnya tidak akan sama lagi". Orang yang paling ia kasihi, ia
hormati, panutan bagi hidupnya, telah meninggalkannya selamanya.
Ayah T, YD, telah menjadi pengikut Yesus sesaat sebelum T dilahirkan.
Pada tahun 2005, YD memboyong keluarganya untuk pindah ke distrik
Qelem Welega, di daerah Oromia untuk mencari kedamaian. Tetapi, YD
memiliki keinginan yang kuat untuk melayani Tubuh Kristus. Ia
memberikan semangatnya untuk Tuhan, belas kasihannya kepada saudara
seiman, dan dedikasinya kepada pelayanannya. Hal ini menjadikannya
sebagai pemimpin dan pengkhotbah di sebuah Gereja Injili Lokal yang
sangat setia.
Namun, pada tanggal 15 Maret 2010, ayah T dibunuh dalam perjalanan
pulang setelah melakukan pelayanan. Ibu T, MG, tertegun memikirkan
nasib keenam anaknya. Selama ini, MG selalu menjadi ibu rumah tangga.
Di tengah kelemahan fisik dan emosinya, ia mencoba untuk melawannya
dan bergulat dengan tanggung jawabnya yang baru; mengatasi
kehilangannya, bekerja di ladang pertanian agar makanan terus ada di
atas meja, dan ia juga harus menghadiri sidang pengadilan
pascapembunuhan yang menjadikan suaminya sebagai korban.
Sepeninggal YD, keluarga ini tidak sanggup lagi menyewa rumah yang
mereka sewa sebelum tewasnya YD. Menyadari hal ini, para pemimpin
gereja memobilisasi anggota gerejanya, untuk membantu membangun rumah
baru yang bersebelahan dengan rumah sebelumnya. Tetapi karena dana
tidak mencukupi, lebih dari setengah proses pembangunan rumah itu
tidak dapat terselesaikan. Bangunan itu hampir tidak dapat disebut
rumah. Tidak ada pelindung yang melindungi mereka dari angin, dingin,
dan hujan. Mereka juga tidak memiliki tempat tidur dan matras.
Bagi T, yang adalah anak pertama, sangat jelas bahwa ia harus
berkorban dan berjuang bagi keluarganya. Ia harus segera turun dan
bekerja di ladang, meskipun untuk mencapai tujuan ia harus berjalan
selama satu setengah jam lamanya. Tetapi, perjalanan T selama 3 jam
ini tidak menyurutkan semangatnya. Ia menyadari hanya dengan
bekerjalah, maka ia dan keluarganya dapat makan.
Di samping konsentrasi MG pada keadaan finansial mereka, hal yang
menguras perhatiannya adalah kasus pembunuhan YD. Dengan dilanda
perasaan cemas karena peristiwa pembunuhan suaminya masih sangat segar
dalam ingatannya, ia tidak memiliki kekuatan lagi untuk menghadiri
rangkaian sidang. T pun menyadari tidak ada perwakilan dari
keluarganya untuk menghadiri pengadilan. Bulan berganti bulan, ia pun
setia mengikuti rangkaian sidang yang menghabiskan 5-6 jam seorang
diri. Rute yang ia lewati adalah rute yang sulit dan terkadang harus
kehujanan.
Di samping menghadiri persidangan dan bekerja di ladang, T menyadari
bahwa ia kehilangan banyak waktu untuk bersekolah. Tetapi, ia terus
berjuang untuk yang terbaik bagi sekolahnya. Pendaftaran untuk tahun
ajaran baru telah mendekat. MG telah mengupayakan yang terbaik, namun
ia tidak berhasil mengumpulkan cukup banyak uang untuk membayar biaya
pendaftaran, atau untuk membeli seragam dan alat tulis bagi T, apalagi
untuk adik-adik T. Hal ini mengharuskan T untuk mengorbankan
pendidikannya. Ia pun melakukannya tanpa ragu-ragu. Tragedi ini tidak
dapat ia tolak, dan ia dengan rela mengambil beban yang harus dipikul
olehnya dan mengangkat beban tersebut di atas bahunya.
Namun, Tuhan berencana lain. Sebuah organisasi Kristen mendengar
tentang pembunuhan YD dan berkesempatan untuk mengunjungi mereka. Tim
ini pun datang tanpa pemberitahuan karena memang tidak ada cara untuk
berkomunikasi dengan mereka. Kedatangan Tim ini membawa kejutan dan
senyum bagi keluarga T, dan kekuatan bagi umat percaya setempat yang
saat itu berkumpul dalam sebuah rumah yang kecil. Setelah tim
menyadari akan kebutuhan keluarga ini, mereka segera berkomitmen untuk
membantu dana untuk pemenuhan kebutuhan, serta keperluan perlengkapan
sekolah untuk semua anak. MG dan anak-anaknya terdiam sejenak karena
bantuan untuk sekolah, peralatan, dan seragam baru itu seperti jatuh
dari surga.
"Sekarang saya mengerti bahwa saya memiliki banyak ayah di gereja,"
kata T kepada pendetanya. "Saya sangat berterima kasih kepada Tuhan
atas dukungan dan kekuatan yang berasal dari gereja dan saudara seiman
kami," lanjutnya. Ia terlihat sangat senang saat menerima seragam,
pena, dan buku tulis untuk sekolah. "Adik perempuan saya sangat senang
karena ia memiliki barang yang sama, yang dimiliki oleh teman-temannya
di sekolah."
"Kami umat Kristen tidak dibatasi oleh warna kulit atau bahasa," kata
MG. "Orang yang tidak mengenal kami juga turut membantu kami saat kami
membutuhkan. Kami merasa sangat senang! Tuhan akan terus membantu saya
untuk membesarkan anak-anak ini," katanya.
Diambil dari:
Judul buletin: Frontline Faith, September - Oktober 2011
Penulis: Tidak dicantumkan
Penerbit: Yayasan Open Doors Indonesia, Jakarta
Halaman: 2 -- 3
STOP PRESS: IKUTILAH! KELAS DISKUSI DASAR-DASAR IMAN KRISTEN (DIK)
PERIODE JANUARI/FEBRUARI 2013
Apakah Anda rindu mempelajari pokok-pokok penting seputar iman Kristen
bersama rekan-rekan seiman dari berbagai penjuru melalui dunia maya?
Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) < http://ylsa.org > mengundang Anda untuk
bergabung di kelas diskusi Dasar-Dasar Iman Kristen Januari/Februari
2013 yang diselenggarakan oleh Pendidikan Elektronik Studi Teologia
Awam (PESTA) < http://pesta.org >. Dalam kelas ini setiap peserta akan
belajar bersama secara khusus tentang penciptaan manusia, kejatuhan
manusia dalam dosa, rencana keselamatan Allah melalui Yesus Kristus,
dan hidup baru dalam Kristus. Pelajaran-pelajaran ini sangat berguna,
baik orang Kristen lama maupun baru, untuk memiliki dasar-dasar iman
kepercayaan yang teguh sesuai dengan kebenaran Alkitab.
Diskusi akan dilakukan melalui milis diskusi (email) dan berlangsung
mulai 14 Januari - 21 Februari 2013. Pendaftaran dibuka mulai hari ini
dan segera hubungi Admin PESTA di <kusuma(at)in-christ.net>.
Secepatnya, kami akan mengirimkan bahan DIK untuk dikerjakan setiap
peserta sebagai tugas tertulis.
Peserta kelas hanya dibatasi untuk 20 orang saja. Karena itu,
daftarkanlah diri Anda sekarang juga!
"THE MORE YOU LOVE JESUS, THE MORE YOU LONG FOR HEAVEN"
Kontak: < jemmi(at)sabda.org >
Redaksi: Novita Yuniarti dan Yosua Setyo Yudo
Tim Editor: Davida Welni Dana, Berlian Sri Marmadi, dan Santi Titik
Lestari
(c) 2012 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/misi >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
|
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |