|
Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
https://sabda.org/https://sabda.org/publikasi/misi/2012/44 |
|
e-JEMMi edisi No. 44 Vol. 15/2012 (29-10-2012)
|
|
______________________________ e-JEMMi _____________________________
(Jurnal Elektronik Mingguan Misi)
______________________________________________________________________
e-JEMMi -- Betawi di Indonesia
No.44, Vol.15, Oktober 2012
SEKILAS ISI
RENUNGAN MISI: RELA MENDERITA
PROFIL BANGSA: BETAWI DI INDONESIA
SUMBER MISI: PROJECT COMPASSION
STOP PRESS: DAPATKAN KUMPULAN BAHAN NATAL DI NATAL.SABDA.ORG DAN INTERNATIONAL DAY OF PRAYER FOR THE PERSECUTED CHURCH (IDOP)
Shalom,
Selain telah menerima anugerah keselamatan, setiap orang tebusan
Kristus pun mendapat panggilan untuk menderita bagi Kristus. Sukacita
karena telah diselamatkan oleh Kristus, tentunya menjadi berkat yang
indah dalam hidup orang percaya. Namun, bagaimana jika penderitaan
datang di tengah giatnya kita melayani Tuhan? Banyak respons berbeda
muncul dari setiap orang percaya ketika menghadap penderitaan. Respons
seperti apakah yang seharusnya orang Kristen miliki terhadap
penderitaan? Bagaimanakah kita seharusnya memandang dan memosisikan
diri dalam penderitaan? Dan, mengapa Allah mengizinkan penderitaan
dialami anak-anak-Nya? Kiranya artikel berikut ini dapat menambahkan
perbendaharaan "cara menghadapi penderitaan" dalam kehidupan kita.
Selamat membaca.
Redaksi Tamu e-JEMMi,
Berlian Sri Marmadi
< http://misi.sabda.org/ >
RENUNGAN MISI: RELA MENDERITA
Setiap pekerja Kristus harus RELA menderita. Satu Petrus 4:l berkata,
"Jadi, karena Kristus telah menderita penderitaan badani, kamupun
harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian, --
karena barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah
berhenti berbuat dosa." Sikap dan pandangan yang benar mengenai
penderitaan harus menjadi suatu bagian penting dalam perlengkapan
setiap pekerja Kristus.
Ada suatu pendapat yang diterima secara umum, yang mengatakan bahwa
segala bentuk kesenangan adalah berlawanan dan menghambat pertumbuhan
rohani. Dengan tegas, saya menolak filsafat yang demikian itu karena
firman Allah menyatakan bagian umat-Nya itu merupakan bagian yang
penuh berkat.
Mazmur 84 mengatakan bahwa Tuhan akan mengaruniakan anugerah dan
kemuliaan, tiada Ia akan menahankan kebajikan dari orang yang berjalan
dengan tulus hatinya. Mazmur 23 yang terkenal itu berkata, "Tuhan
adalah Gembalaku, takkan kekurangan aku." Alkitab dengan jelas
melukiskan mengenai pemeliharaan Allah yang penuh kasih dan teliti
seperti pemeliharaan seorang gembala; dan di sepanjang Alkitab, kita
dapat melihat bagaimana Dia dengan setia menjaga semua umat-Nya,
melepaskan mereka dari pada kesusahannya, serta selalu mengistimewakan
umat-Nya dari bangsa-bangsa lain. Bahkan ketika umat-Nya berdiam di
Mesir sekalipun, Dia mengistimewakan mereka dengan jalan memberikan
berkat yang istimewa kepada daerah yang mereka diami. Sebaliknya,
Allah tidak membebaskan mereka dari pencobaan dan ajaran, bahkan
pencobaan dan ajaran itu sangat diperlukan untuk membuat mereka
bertumbuh menuju kedewasaan iman. Tetapi, yang ingin saya tekankan di
sini ialah segi penderitaan yang sering kali disebut-sebut di dalam
firman Allah, yang dengan RELA ditanggung oleh anak-anak-Nya yang
memunyai keinginan yang besar, untuk berguna di dalam pelayanan-Nya.
Penderitaan yang dimaksud di sini bukanlah merupakan suatu penderitaan
yang harus mereka tanggung dengan TERPAKSA, tetapi merupakan sesuatu
yang mereka pilih dengan SUKARELA.
Untuk mengambil air bagi Daud, sebenarnya ketiga pahlawannya tidak
perlu membahayakan diri mereka; tetapi ketika mereka mendengar Daud
menyatakan kerinduannya untuk dapat meminum air dari perigi Bethlehem,
mereka secara sukarela menempuh bahaya maut; menerobos masuk melalui
pasukan-pasukan orang Filistin hanya untuk mengambil air guna
memuaskan keinginan Daud (2 Samuel 23: 14-17).
Kalau kita mau, banyak sekali penderitaan yang dapat kita elakkan;
tetapi kalau kita mau berguna dalam pelayanan Tuhan, kita harus dengan
sukarela memilih jalan penderitaan demi Kristus karena hal itu
merupakan KEPERLUAN YANG FUNDAMENTAL. Kalau kita tidak bersedia
menderita demi Kristus, maka pekerjaan yang kita lakukan hanya akan
merupakan sesuatu yang kurang bermutu, yang dangkal.
Kalau kita bicara mengenai RELA atau BERSEDIA menderita, apakah
sebenarnya yang kita maksudkan? Pertama-tama, kita harus membedakan
antara PENDERITAAN dan RELA/BERSEDIA untuk menderita. Rela/bersedia
menderita itu berarti demi Kristus, kita dengan sukacita memilih jalan
penderitaan; itu berarti kita memunyai hati yang rela menanggung
sengsara atau bencana demi Kristus. Persoalannya bukan banyaknya
penderitaan yang harus kita hadapi, melainkan SIKAP KITA dalam
menghadapi penderitaan itu. Misalnya, Tuhan menempatkan Anda dalam
suatu keadaan di mana Anda memiliki cukup makanan, cukup pakaian,
serta tinggal di rumah yang baik. Kalau Anda bersedia menderita demi
Kristus, itu tidak berarti bahwa Anda tidak boleh menikmati segala
sesuatu yang sudah dikaruniakan Allah kepada Anda. Persoalannya
bukanlah keadaan luar Anda senang atau susah, melainkan apakah SIKAP
HATI Anda sudah tetap dan rela menanggung kesukaran demi Kristus? Anda
mungkin tidak menderita setiap hari, tetapi setiap hari Anda bersiap-
sedia untuk menanggung derita demi Kristus. Sayang sekali, banyak
orang Kristen dan juga pekerja-pekerja Kristus hidup sebagai orang
Kristen yang baik selama keadaannya senang dan makmur, tetapi pada
saat kesusahan menimpa mereka, mereka berubah. Persoalannya adalah
hati mereka TIDAK RELA untuk menanggung derita demi Kristus. Kalau di
dalam hati kita sudah ada ketetapan dan kerelaan menempuh jalan
penderitaan demi Kristus, maka saat pencobaan datang kita sudah siap
untuk menerimanya. Kalau Tuhan mau menjauhkan penderitaan dari kita,
itu adalah urusan Tuhan; tetapi dari pihak kita harus ada KESEDIAAN
untuk menghadapinya. Apabila datang pencobaan kita menerimanya sebagai
sesuatu yang biasa, dan karena kita tidak menganggapnya aneh, maka
kita tidak bimbang atau berusaha untuk lari dari jalan yang sedang
kita tempuh, melainkan kita berusaha untuk maju terus. Perhatikanlah
baik-baik apa yang dikatakan Petrus, "Jadi, karena Kristus telah
menderita penderitaan badani, kamu pun harus juga mempersenjatai
dirimu dengan pikiran demikian." (1 Petrus 4:l) Pernahkah Anda
menyadari bahwa kerelaan atau kesediaan untuk menderita itu merupakan
suatu PELINDUNG atau BAJU ZIRAH? Hal itu merupakan salah satu
perlengkapan untuk Peperangan Rohani, serta dapat melumpuhkan si jahat
kalau dia menyerang salah satu segi yang mudah disakiti. Kalau kita
tidak memiliki baju zirah ini, kita tidak layak untuk berperang.
Ada orang-orang Kristen yang menanggung penderitaan, tetapi mereka
tidak memunyai konsep betapa indahnya penderitaan yang banyak mereka
alami itu. Mereka tidak menerima kesukaran itu dengan sukacita, tetapi
menganggap hal itu sebagai SUATU BEBAN yang menyedihkan, yang harus
mereka tanggung. Sikap mereka membuktikan bahwa mereka kurang rela,
kurang bersedia untuk menderita demi Kristus. Bila di saat-saat senang
hati Anda tidak ada kerelaan untuk menderita, maka apabila ada
kemalangan menimpa, Anda tidak dapat terus melayani Tuhan. Tetapi
kalau Anda sudah diperlengkapi dengan tekad yang rela menderita demi
Tuhan, maka Anda akan dapat terus melayani Tuhan, tidak peduli apa pun
yang menimpa Anda. Kalau Anda menanggung sesuatu penderitaan, jangan
selalu beranggapan bahwa Anda sedang menderita demi Kristus. Jadi,
bukan berapa banyak penderitaan yang sudah Anda lalui, tetapi sampai
di mana Anda dapat bersukacita di dalam penderitaan tersebut.
Kerelaan untuk menderita itu merupakan sesuatu yang terdapat jauh di
dalam hati kita. Kalau semua orang Kristen diberi kebebasan untuk
memilih menderita atau tidak menderita, pasti banyak yang memilih
untuk tidak menderita. Mereka memilih untuk bebas dari penderitaan
semata-mata karena mereka tidak berhasrat untuk menderita bagi
Tuhannya. Setiap pekerja Kristus yang memunyai kekurangan ini, akan
selalu berdoa minta keadaan yang senang dan makmur, supaya
pelayanannya dapat terus berlangsung.
Beberapa anak Tuhan nampaknya tidak banyak menghadapi kesukaran-
kesukaran dalam hidupnya, sedangkan beberapa yang lain jelas sekali
mengalami kesukaran-kesukaran yang berat. Biasanya, kita akan menarik
kesimpulan bahwa anak-anak Tuhan yang menderita itu mengetahui lebih
banyak tentang anugerah Tuhan dan tentunya pelayanannya lebih rohani.
Padahal, yang sering terjadi justru kebalikannya; apabila kita
memerhatikan lebih teliti lagi, maka kita dapati bahwa walaupun mereka
menderita, hati mereka tidak rela, sehingga begitu ada kesempatan,
mereka akan mencoba untuk melepaskan diri dari penderitaan itu.
Penderitaan mereka itu tidak menguntungkan, mereka tidak memperoleh
sesuatu melalui penderitaan tersebut.
Diambil dari:
Judul majalah: Penuai, April 1989
Penulis: Watchman Nee
Penerbit: Yayasan Pelayanan Amanat Agung
Halaman: 4 -- 6 dan 30
PROFIL BANGSA: BETAWI DI INDONESIA
Pendahuluan/Sejarah
Orang-orang Betawi dianggap sebagai penduduk asli Jakarta. Mereka
sering kali disebut "Orang-orang Jakarta, Batavi, Batawi, atau
Jakarte". Mereka berasal dari campuran orang-orang yang tiba di
Batavia (nama sejarah Jakarta), dan telah mendiami kota pelabuhan ini
sejak abad ke-15. Orang-orang Betawi asli didapati di daerah-daerah
yang jauh dari Jakarta, seperti Pasar Minggu di Jakarta Selatan,
Condet di Jakarta Timur, dan daerah Kampung Sawah di Bekasi, Jawa
Barat.
Seperti Apa Kehidupan Mereka?
Di pusat kota, orang-orang Betawi hidup sebagai pedagang, pegawai
negeri, buruh, pengrajin, atau pegawai swasta. Di daerah pinggiran
kota (seperti Jagakarsa, Cirasas, Cilangkap) kebanyakan orang Betawi
memiliki pekerjaan bercocok tanam sebagai penanam buah, petani padi,
atau nelayan. Lahan pertanian mereka lambat laun berkurang karena
banyak yang dijual untuk pembangunan perumahan, industri, dan
pemanfaatan modern yang lain. Akibatnya, para petani mengubah
pekerjaan untuk kerja perkotaan seperti buruh, pedagang, dan ojek
sepeda motor. Sulit bagi orang Betawi untuk dipisahkan dengan keluarga
mereka. Jika mereka berada di kota kelahiran mereka dan mengalami
kesulitan, mereka dapat meminta bantuan keuangan dari anggota keluarga
mereka. Situasi ini kadang-kadang memberikan kesan bahwa mereka kurang
tekun dalam mencari mata pencaharian dibandingkan dengan orang-orang
luar. Tingkat pendidikan formal penduduk asli Jakarta ini biasanya
cukup rendah. Kemungkinan, mereka telah mengaitkan "sekolah" dengan
pola hidup para "kolonialis Cina dan Belanda", yang mereka tentang.
Antipati terhadap pendidikan umum ini dikuatkan ketika guru-guru Islam
mendorong mereka untuk menghindari sekolah-sekolah pemerintah dan
justru belajar di sekolah-sekolah (pesantren) dan seminari-seminari
(madrasah) Islam. Orang-orang Betawi juga memiliki seni yang khusus
seperti teater rakyat (Lenong), parade boneka raksasa (Ondel-Ondel),
musik tiup tradisional (Tanjidor), topeng, dan teater wayang (Wayang
Golek). Namun, saat ini orang-orang Betawi jarang terlibat dalam
penyelenggaraan seni tradisional mereka sendiri.
Apa Keyakinan Mereka?
Banyak orang Betawi mengarahkan kehidupan pribadi dan masyarakat
mereka sehari-hari ke arah etika Islam. Empat asas yang diikuti oleh
sebagian besar orang Betawi berikut ini merupakan contoh dari pengaruh
Islam. Pertama, pada setiap perjumpaan mereka akan menggunakan salam
Islam, Assalamualaikum, yang dijawab, Walaikumsalam. Kedua, mereka
harus melakukan kewajiban sembahyang lima waktu. Ketiga, seorang anak
perempuan harus dinikahkan ketika ia mencapai usia yang layak. Empat,
seorang tamu harus dijamu sesuai kemampuan maksimal dari tuan rumah.
Filosofi dasar mereka adalah "Berkat untuk hari ini. Esok urusan
esok". Mereka yakin Allah akan memberikan berkat, tetapi mereka juga
yakin kehadiran roh-roh di tempat-tempat seperti pohon-pohon,
jembatan-jembatan, dan kuburan-kuburan.
Apa Kebutuhan Mereka?
Orang-orang muda Betawi perlu akses atas pengetahuan ilmiah, sehingga
mereka dapat beradaptasi terhadap era informasi dan teknologi.
Jenjang-jenjang masyarakat Betawi yang lebih rendah pada dasarnya
tetap bercocok tanam, dan ada suatu kebutuhan terhadap pandangan
mereka yang lebih luas. Orang-orang Betawi pasti mengejar pencapaian
dari tingkat yang lebih tinggi, penghematan, dan persaingan agar mampu
bertahan di daerah metropolitan Jakarta yang luas, yang sangat
menghargai produktivitas dan efisiensi. (t/Anna)
Pokok Doa:
1. Berdoa kepada Tuhan untuk orang-orang Betawi, supaya ada
keterbukaan terhadap pengetahuan ilmiah.
2. Berdoa untuk kemungkinan penginjilan kepada orang-orang Betawi.
3. Berdoa supaya perspektif kehidupan yang masih menghalangi masuknya
Injil dalam kehidupan orang-orang Betawi, diubahkan.
Diterjemahkan dari:
Nama situs: Joshua Project
Alamat URL: http://joshuaproject.net/people-profile.php?rog3=ID&peo3=10815
Tanggal akses: 24 Januari 2012
SUMBER MISI: PROJECT COMPASSION
Kegiatan Mission Trip tentu dapat menjadi pengalaman yang membentuk
hati misi bagi para pesertanya. Meski waktunya terbilang singkat,
asalkan dikerjakan dengan terarah, mission trip juga bisa memberi
dampak besar bagi orang-orang yang dilayani. Contohnya saja perluasan
pelayanan Project Compassion yang berasal dari kegiatan-kegiatan
mission trip seperti itu.
Bermula dari mission trip kecil di Meksiko tahun 1991, PC kini telah
menjadi lembaga penyelenggara mission trip yang terbilang efektif dan
bekerja di berbagai negara berkembang lainnya. Pendirian klinik
kesehatan merupakan kegiatan utama dalam mission trip PC, selain
sekolah dan panti asuhan. Lembaga ini dengan giat mengajak pribadi
maupun gereja-gereja untuk terlibat dalam mission trip, tentu dengan
pengaturan yang terbilang disiplin dan profesional. Simaklah profil
pelayanan PC, hasil mission trip, maupun usaha mission trip berikutnya
di situs projectcomapssion.org ini. Mungkin saja Anda berminat
mengikutinya. (NY)
==> projectcompassion.org
STOP PRESS: DAPATKAN KUMPULAN BAHAN NATAL DI NATAL.SABDA.ORG DAN INTERNATIONAL DAY OF PRAYER FOR THE PERSECUTED CHURCH (IDOP)
1. DAPATKAN KUMPULAN BAHAN NATAL DI NATAL.SABDA.ORG
==> http://natal.sabda.org/
Kami yakin bahwa Anda yang aktif dalam pelayanan pasti sudah mulai
berpikir untuk mempersiapkan Natal, bukan? Nah, dengan gembira kami
menginformasikan bahwa Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) telah menyediakan
wadah di situs "natal.sabda.org" bagi setiap pelayan Tuhan, agar bisa
saling berbagi bahan-bahan Natal dalam bahasa Indonesia. Ada banyak
bahan yang bisa didapatkan, seperti Renungan Natal, Artikel Natal,
Cerita/Kesaksian Natal, Drama Natal, Puisi Natal, Tips Natal, Bahan
Mengajar Natal, Blog Natal, Resensi Buku Natal, Review Situs Natal, e-
Cards Natal, Gambar/Desain Natal, Lagu Natal, dan bahkan sarana
diskusi tentang topik Natal.
Yang istimewa adalah situs "natal.sabda.org" dirancang sebagai situs
yang interaktif, sehingga pengunjung dapat mendaftarkan diri untuk
berpartisipasi aktif dengan mengirimkan tulisan, menulis blog,
memberikan komentar, dan mengucapkan selamat Natal kepada rekan
pengunjung lain. Jadi, tunggu apa lagi? Segera kunjungi situs
"natal.sabda.org". Mari berbagi berkat pada perayaan hari kedatangan
Kristus ke dunia 2000 tahun yang lalu ini, dengan menjadi berkat bagi
kemuliaan nama-Nya.
2. INTERNATIONAL DAY OF PRAYER FOR THE PERSECUTED CHURCH (IDOP)
Pada bulan kegiatan IDOP, gereja-gereja dan umat Kristen di seluruh
dunia berdoa bersama bagi gereja Tuhan yang teraniaya. Tahun ini,
kegiatan IDOP akan dilaksanakan secara serempak pada bulan November
2012.
Kami mengajak Anda, para gembala sidang, pengajar, pemimpin, kaum
muda, pendoa syafaat, dan semua orang percaya untuk dapat bergabung
dalam acara doa bersama ini. Informasi lebih lanjut tentang acara
IDOP, bisa dilihat di < www.persecutedchurch.org >.
"ONLY BY BEING ON THE LEVEL CAN WE RISE TO THE HIGHEST PLACE"
Kontak: < jemmi(at)sabda.org >
Redaksi: Novita Yuniarti dan Yosua Setyo Yudo
Tim Editor: Davida Welni Dana, Berlian Sri Marmadi, dan Santi Titik Lestari
(c) 2012 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/misi >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
|
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |