|
Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
https://sabda.org/https://sabda.org/publikasi/misi/2009/41 |
|
e-JEMMi edisi No. 41 Vol. 12/2009 (20-10-2009)
|
|
______________________________ e-JEMMi _____________________________
(Jurnal Elektronik Mingguan Misi)
______________________________________________________________________
SEKILAS ISI
EDITORIAL
ARTIKEL MISI: Berdoa untuk Orang Lain
SUMBER MISI: Teman Doa
DOA BAGI MISI DUNIA: Mauritania, Pakistan
DOA BAGI INDONESIA: Hari Pangan Nasional
STOP PRESS: Perayaan 15 Tahun SABDA 19 -- 23 Oktober 2009
______________________________________________________________________
WHAT THE WORLD CALLS A DOWNRIGHT FAILURE
MAY ACTUALLY BE AN UPRIGHT MAN
______________________________________________________________________
EDITORIAL
Shalom,
Saya sangat mengagumi para tokoh doa karena mereka adalah sosok luar
bisa yang sangat memberkati banyak orang melalui pengajaran dan
contoh hidup mereka. Namun pada suatu ketika, Tuhan menyingkapkan
satu rahasia dari keberhasilan pelayanan mereka kepada saya. Melalui
kisah Daud, Tuhan dengan jelas berkata, bahwa kesuksesan Daud tidak
terlepas dari orang-orang yang mendukung dan menopang pelayanannya;
Tuhan menyediakan Triwira untuk menopang Daud, para Triwira ditopang
oleh perwira-perwira lainnya, dan para perwira ditopang oleh para
prajurit.
Demikian juga para tokoh doa, mereka juga memiliki tim pendoa yang
senantiasa berdoa dan berjaga-jaga bagi mereka dan dalam setiap
pelayanan yang mereka lakukan. Tim pendoa ini tidak hanya berdoa
bagi orang-orang tertentu saja, namun mereka juga berdoa bagi
orang-orang yang belum diselamatkan. Melalui peristiwa ini, saya
mengerti bahwa pada saat Tuhan memberikan satu tugas khusus kepada
kita, Ia tidak akan membiarkan kita mengerjakannya seorang diri,
melainkan Ia juga akan memperlengkapi kita dengan orang-orang yang
bersedia berdoa untuk kita.
Pernahkah Tuhan menggerakkan Anda untuk berdoa bagi seseorang? Tidak
peduli siapa orangnya -- apakah seorang penginjil, jemaat biasa,
keluarga, atau mungkin orang yang pernah menyakiti Anda. Jika Tuhan
menggerakkan Anda untuk berdoa bagi mereka, maka berdoalah, karena
bisa jadi Anda adalah orang yang telah ditetapkan Allah untuk
menjadi penopang, bahkan perantara bagi diri-Nya dan mereka yang
belum mengenal Kristus.
Selamat menyimak, Tuhan Yesus memberkati.
Pimpinan Redaksi e-JEMMi,
Novita Yuniarti
http://misi.sabda.org/
http://www.sabda.org/publikasi/misi/
______________________________________________________________________
ARTIKEL MISI
BERDOA UNTUK ORANG LAIN
Pada malam perjamuan terakhir, Tuhan Yesus berkata, "Simon, Simon
... Aku telah berdoa untuk engkau ..." (Lukas 22:31-32). Dan kita
pun mengikuti teladan Kristus itu setiap waktu.
Suatu hari, saya mengunjungi seorang ibu tua yang lemah dan telah
menderita selama bertahun-tahun. Ia berpaling kepada saya lalu
bertanya, "Menurut Bapak, mengapa Tuhan masih menginginkan saya di
dunia ini?" Saya diam karena tak tahu jawabnya. Lalu ia mulai
bercerita tentang anaknya. Anak itu telah menempuh jalan hidup yang
sesat. Ketika mendengar cerita ibu itu, saya teringat akan kata-kata
dalam sebuah syair: "Saya tahu kasih siapa yang masih tetap
mengikuti saya, oh ibuku." Meskipun ibu itu merasa kecewa akan
anaknya dan kenyataannya anak itu telah berulang kali menghancurkan
hatinya, ia tetap mengasihi anaknya. Akhirnya, ia menjawab
pertanyaannya sendiri, "Tuhan ingin saya tetap di sini agar saya
dapat mendoakan anak saya."
Sering kali, kita merasa tak berdaya, tapi kita selalu dapat berdoa.
Berdoa untuk orang lain bukan saja merupakan kehormatan, melainkan
juga kewajiban yang sungguh-sungguh harus ditaati. Nabi Samuel
berkata: "... jauhlah daripadaku untuk berdosa kepada Tuhan dengan
berhenti mendoakanmu ..." (1 Samuel 12:23). Orang-orang Kristen
mendoakan orang lain yang mereka kasihi dan orang-orang yang sulit
untuk dikasihi. Yesus mengatakan, "... dan berdoalah bagi mereka
yang menganiaya kamu" (Matius 5:44).
Jika kita berbicara tentang orang yang kita benci, akhirnya api
panas dari kebencian di dalam diri kita akan dipadamkan lalu kita
akan mulai melihat orang itu dengan pandangan roh Tuhan sehingga
kita dapat mengatakan, "Bapa, ampunilah mereka."
Bila kita berdoa untuk mereka yang kita kasihi dan yang memerlukan
pertolongan, kita mengembangkan pengharapan dengan kekuatannya yang
senantiasa bertahan sepanjang hidup kita.
Bila anak kita sakit, kita akan merasa lega jika dokter datang
karena kita tahu bahwa ia dapat berbuat sesuatu bagi anak kita. Dan
bila kita membawa seseorang yang membutuhkan pertolongan ke dalam
tangan Tuhan, kita akan merasakan damai dalam hati kita, sebab
berdoa untuk orang lain berarti menolong diri kita sendiri.
Bila Yesus berkata, "Simon, Aku telah berdoa untukmu," Simon
berbesar hati. Bila Martin Luther merasa kuat dan bahagia, ia
mengatakan, "Saya merasa seolah-olah ada orang yang mendoakan saya."
Orang yang mendapat kritik dari orang lain akan merasa tertekan,
tapi jika ia tahu bahwa ada orang yang berdoa untuknya, maka ia akan
memperoleh sumber kekuatan yang dapat membuatnya bertahan.
Pada masa-masa sulit dalam sejarah Inggris, Cromwell menulis surat
kepada laksamana-laksamana di laut: "Banyak doa dipanjatkan untuk
kita setiap hari, hal ini merupakan dorongan semangat yang besar."
Saya tahu bahwa banyak orang berdoa untuk saya, dan saya berterima
kasih kepada mereka semua. Beberapa waktu yang lalu ada beberapa
orang anggota gereja lain menceritakan kepada saya tentang
kekurangan-kekurangan pendetanya. Saya menceritakan kepada mereka
bagaimana Paulus meminta agar umatnya mendoakan dia. Dalam setiap
surat yang ia tulis, ia minta agar didoakan, kecuali kepada umat di
Galatia. Saya lalu menyebut nama-nama pengkhotbah yang cara
pelayanannya menunjukkan kemajuan pesat bila mereka tahu bahwa ada
orang-orang di dalam gerejanya yang secara tetap mendoakan mereka.
Jika seseorang tahu bahwa orang-orang lain berdoa untuknya, maka ia
sendiri akan menolong orang itu dengan doanya.
Bila saya mendoakan orang lain, berarti saya tergerak melakukan
sesuatu untuk menolong orang itu. Dan sering kali usaha orang yang
mendoakan itu cukup untuk menjawab doa itu. Contohnya, jika saya
berdoa untuk seseorang yang sedang sakit. Mungkin salah satu faktor
yang menyebabkan penyakitnya ialah karena orang itu merasa kesepian,
putus asa, dan kehilangan gairah untuk hidup. Sebagai hasil dari doa
saya, saya merasa tergerak untuk menaruh perhatian dan menunjukkan
sikap kasih sayang yang mungkin dapat mengubah sikap mental si
penderita, dan hal ini bisa jadi merupakan titik balik antara
penyakit dan kesehatan. Jika saya berdoa untuk seseorang yang
mengalami kesulitan ekonomi, saya tergerak untuk menolong dia dengan
memberi atau meminjamkan sebagian dari milik saya. Jika saya berdoa
untuk jiwa seseorang, saya tergerak untuk mengundang dia pergi ke
gereja bersama-sama. Jika saya berdoa untuk kesejahteraan lingkungan
saya, maka saya akan menyediakan lebih banyak waktu lagi untuk
pelayanan lingkungan saya. Bila saya berdoa untuk orang lain yang
lemah, saya membawa kekuatan yang datang dari Allah untuk dipusatkan
pada kehidupan dan keadaan orang itu. Alkitab berkata, "Kalau ada
seorang di antara kamu yang sakit, baiklah ia memanggil para penatua
jemaat, supaya mereka mendoakan dia. Dan doa yang lahir dari iman
akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia,
dan jika ia telah berbuat dosa, maka dosanya itu akan diampuni,
karena itu, hendaklah kamu saling mendoakan." (Yakobus 5:14-16)
Perhatikanlah terutama kata-kata "doa yang lahir dari iman". Kita
tahu bahwa iman merupakan fondasi utama dari doa, tapi di sini kita
melihat bahwa orang yang didoakan tidak selalu harus memiliki iman.
Allah dapat menjawab doa karena iman yang mendoakan. Saya dapat
mendoakan orang yang tidak memiliki iman, tapi jika saya memanjatkan
doa yang lahir dari iman, maka Allah akan menjawab doa saya.
Di atas kayu salib, Yesus berkata, "Ya Bapa, ampunilah mereka ..."
(Lukas 23:34). Jelas bahwa Tuhan Yesus tidak akan memanjatkan satu
doa yang mustahil. Ia tahu bahwa mereka yang telah menyalibkan Dia
adalah orang-orang yang tak menyesali perbuatannya dan tak memiliki
iman. Walaupun demikian, Tuhan dapat mengampuni mereka karena doa
yang telah dipanjatkan untuk mereka lahir dari iman Yesus Kristus.
Apakah Anda pernah berdoa untuk seseorang tapi belum terkabul?
Setiap doa yang dipanjatkan dengan sungguh-sungguh harus disertai
kata-kata Kristus, "... tapi bukan kehendak-Ku, melainkan
kehendak-Mulah yang jadi." Dan mungkin jawaban yang Anda nantikan
tidak sesuai dengan kehendak Allah. Atau, mungkin Allah memunyai
alasan-alasan tertentu sehingga tidak segera menjawab doa Anda.
Mari kita ingat kata-kata pemazmur, "... bergembiralah karena Tuhan
maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu,
serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah kepada-Nya, dan Ia
akan bertindak. Berdiam dirilah di hadapan Tuhan dan nantikanlah
Dia." (Mazmur 37:4, 5, 7)
Tapi mungkin pula doa Anda tidak terjawab karena Anda tidak berdoa
dengan saksama dan saya yakin bahwa beberapa orang mendapatkan
jawaban yang lebih lengkap dari orang lain karena mereka tahu cara
berdoa yang lebih baik. Berikut ini saya uraikan cara berdoa yang
baik untuk orang lain.
1. Berdoalah sungguh-sungguh untuk orang itu.
Bayangkanlah orang itu dengan jelas di dalam pikiran kita,
sehingga kita seolah-olah dapat melihat dia di hadapan kita.
Pastikanlah secara tegas sedapat mungkin apa yang menjadi
kebutuhan orang itu dengan mempertimbangkan keadaan hidupnya.
2. Dengan membayangkan orang yang bersangkutan di dalam pikiran
kita, pusatkanlah pikiran kita kepada Allah.
Untuk ini, saya sering membayangkan suatu kejadian tertentu dalam
kehidupan Kristus yang cocok dengan kasus orang itu. Misalnya,
jika orang yang saya doakan itu memerlukan kebutuhan jasmani,
ingatlah kejadian ketika Kristus memberi makan orang banyak. Jika
hidup orang itu tidak benar, ingatlah akan Ia yang berkata,
"Pergilah, jangan berbuat dosa lagi." Jika orang itu sakit,
ingatlah kepada wanita yang menjamah jubah Yesus. Kita pusatkan
pikiran kita kepada Allah dan orang itu bersama-sama.
3. Di dalam doa kita, angkatlah orang itu di hadapan Allah.
Kita jangan mencoba menceritakan kepada Tuhan apa-apa yang tidak
kita ketahui. Demikian pula jangan mencoba mendesak Allah untuk
berbuat sesuatu yang tidak dikehendaki-Nya. Ingatlah kata-kata
Agustinus: "Tanpa Tuhan kita tidak bisa, tanpa kita Tuhan tidak
mau." Pandanglah diri kita sendiri sebagai perantara manusiawi
yang diperlukan untuk mempertemukan orang itu dengan Allah.
4. Ceritakanlah kepada Allah apa yang tersimpan di dalam hati kita.
Namun, ingatlah untuk berdoa secara positif. Jangan memusatkan
doa kita pada kelemahan, penyakit, atau dosa orang itu, melainkan
pusatkanlah pada kekuatan orang itu dan bayangkanlah di dalam
hati dan pikiran kita suatu jawaban yang kita kehendaki lalu
bayangkan orang yang menerima jawaban itu. Jadi, berdoalah dengan
penuh pengharapan.
5. Berdoalah terus sampai jawaban Tuhan kita terima.
Pada tahun 1872, Profesor John Tyndall, seorang ilmuwan Inggris,
menyatakan bahwa doa itu sesungguhnya tak ada gunanya. Untuk
mempertahankan pendapatnya itu, ia menantang orang-orang Kristen
untuk mengadakan tes. Ia berkata, "Pergilah ke rumah sakit dan
bagilah penderita-penderita di dalam dua kelompok. Pastikanlah
bahwa mereka menderita penyakit yang hampir sama dan mereka
menerima perhatian medis yang sama pula. Lalu biarlah orang-orang
Kristen mendoakan kelompok yang satu sedang kelompok yang lain
diabaikan. Selanjutnya kita akan menyaksikan apakah ada
kemajuan-kemajuan yang terlihat pada orang-orang yang didoakan
itu.
Percobaan itu sama sekali tak masuk akal. Kita tak dapat membagi
orang-orang sakit dalam kelompok sesuai dengan sakit dan penderitaan
yang identik. Kita juga tak dapat memastikan apakah setiap kelompok
mendapatkan pelayanan medis yang sama. Tapi yang lebih penting, kita
juga tak dapat memastikan apakah tak ada di antara orang dalam
kelompok yang diabaikan itu yang tidak didoakan oleh orang yang
mengasihinya. Namun, jika percobaan itu dapat dilaksanakan, pasti
dapat dibuktikan bahwa doa akan menimbulkan perbedaan.
Doa bukan saja efektif terhadap orang sakit, tapi juga memunyai
kekuatan untuk mengisi setiap kebutuhan dalam hidup kita. Berulang
kali saya memberikan nasihat kepada seorang istri maupun suami yang
pernikahannya kurang bahagia, "Tanpa diketahui oleh yang lain,
berdoalah dengan sungguh-sungguh." Sering kali saya menyaksikan
bahwa doa berhasil saat segala usaha lain gagal.
Suatu hari, seorang wanita menelepon saya dan bertanya apakah saya
mengenal seorang pendeta di Los Angeles. Ia bercerita kepada saya
tentang saudaranya yang membutuhkan pertolongan Tuhan dan ia ingin
agar pendeta itu mendoakan saudaranya. Saya berkata, "Mengapa bukan
Anda dan saya yang mendoakan dia?" "Oh, dia berada terlalu jauh dari
kita," kata wanita itu. Lalu saya menunjukkan kepadanya bahwa saya
dapat segera memutar telepon dan menghubungi pendeta itu. Ini
disebabkan tenaga listrik. Lalu saya menunjukkan pula bahwa Allah
yang telah menciptakan tenaga itu dan jika suara saya dapat
diteruskan ke benua lain, maka masuk akal jika kita percaya bahwa
Allah juga dapat membawa doa saya dan mengirimkannya ke mana saja.
Sering saya teringat akan syair pendek yang ditulis oleh Ethel Romig
Fuller dalam bukunya "Proof" (Bukti). Terjemahannya sebagai berikut:
Jika jari-jari radio yang ramping dapat memetik melodi di tengah
malam buta, lalu memantulkannya menyeberangi laut dan benua,
jika nada-nada biola laksana daun-daun bunga dihembuskan melampaui
gunung dan kota,
jika lagu seperti bunga mawar merah bertaburan dari ruang angkasa,
mengapa manusia yang fana, merasa heran jika Tuhan dapat mendengar
doa kita?
Bayangkanlah seseorang di dalam satu ruangan sebuah rumah dan Tuhan
berada di ruang sampingnya. Di antara kedua ruang itu terdapat
dinding penyekat. Jika kita berdiri di pintu yang menghubungkan
kedua ruang itu, kita dapat melihat mereka yang berada di
masing-masing ruang. Yang satu dapat berbicara kepada yang lain
melalui kita. Mungkin kita memunyai hubungan dengan beberapa orang
yang memerlukan pertolongan Tuhan. Di antara Tuhan dan orang itu ada
sebuah dinding penghalang. Mungkin dinding itu berupa rasa tidak
percaya, sikap acuh tak acuh, atau cara hidup yang salah. Tapi
karena kita memunyai hubungan baik dengan orang itu dan juga dengan
Tuhan, maka kita dapat menjadi penghubung antara keduanya. Dan,
dengan doa-doa kita, kita menyampaikan kebutuhan orang itu kepada
kuat kuasa Tuhan.
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul buku: Segala Sesuatu Mungkin Melalui Doa (Jilid 2)
Penulis: Charles L. Allen
Penerbit: Yayasan Gloria, Yogyakarta 1988
Halaman: 39 -- 44
______________________________________________________________________
SUMBER MISI
TEMANDOA.COM
==> http://www.temandoa.com/
Sesuai yang dapat Anda lihat di ucapan selamat datangnya, situs ini
memberikan fasilitas kepada semua orang untuk berdoa dan belajar
Alkitab bersama. Anda, melalui situs ini, dapat mengirimkan
permohonan doa melalui berbagai media, termasuk web, email, dan SMS
sehingga memudahkan Anda untuk mengirim permohonan doa kapan dan di
mana saja. Sedang, untuk membantu Anda belajar Alkitab, situs ini
sudah menyediakan Alkitab dalam berbagai bahasa yang dapat Anda baca
secara online. Silakan pilih yang sesuai dengan kebutuhan Anda.
Meski fokus dalam hal doa dan Alkitab, situs ini juga menyediakan
bahan-bahan lain yang pasti akan membantu Anda menjaga dan
mengembangkan kehidupan rohani Anda, seperti renungan, kesaksian,
dll.. Nah, selamat bergabung dengan komunitas pendoa di situs ini.
______________________________________________________________________
DOA BAGI MISI DUNIA
M A U R I T A N I A
Pada 23 Juni lalu, CL tewas di depan sekolah bahasa dan komputer
yang dikelolanya di Nouakchott, ibukota Mauritania. Seorang juru
bicara Al Qaeda asal Afrika Utara mengeluarkan pernyataan di salah
satu stasiun TV Arab bahwa sekelompok orang membunuhnya karena
menurut mereka ia mencoba mengkristenkan orang setempat. CL,
istrinya, dan empat anaknya tinggal di Mauritania selama 7 tahun,
dan memimpin tempat pelatihan keterampilan komputer, menjahit, dan
baca tulis. Menurut Cleveland Daily Banner, dia juga memberikan
pelayanan program keuangan mikro. Keluarganya mengeluarkan
pernyataan meminta keadilan, tetapi mereka mengampuni pembunuhnya.
Kata mereka, "CL sangat mengasihi Mauritania dan orang-orang
Mauritania, di sini kami membagikan kasih." (t/Ratri)
Diterjemahkan dari:
Nama buletin: Body Life, Edisi Agustus 2009, Volume 27, No. 8
Nama kolom: World Christian Report
Judul asli artikel: Mauritania: Another Martyr
Penerbit: 120 Fellowship adult class at Lake Avenue Church, Pasadena
Halaman: 3
Pokok doa:
* Doakan istri dan keempat anak CL, agar Tuhan memberi ekstra
kekuatan agar mereka tetap mau membagikan hidup mereka kepada
orang-orang di Mauritania, khususnya mereka yang belum percaya.
* Berdoa juga bagi gereja Tuhan dan umat percaya di Mauritania yang
merupakan kelompok minoritas, agar Tuhan melindungi dan menolong
mereka untuk terus membagikan kasih Tuhan.
P A K I S T A N
Setelah melakukan pemfitnahan, seorang pemimpin agama setempat
menggerakkan sekelompok orang untuk membuat huru-hara dan memimpin
mereka melakukan suatu penyerangan terhadap sebuah desa Kristen pada
30 Juni yang lalu. Mereka menghancurkan rumah-rumah orang Kristen,
merampas harta benda, dan melukai orang-orang percaya, menganiaya
seseorang hingga mati. Akibatnya, setidaknya ada 110 keluarga
Kristen (hampir 700 orang), terpaksa melarikan diri.
Keluarga-keluarga itu mencari tempat aman di ladang-ladang di
sekitar desa mereka.
Pemerintah mengaku memberikan hak yang sama kepada penganut agama
minoritas, termasuk orang-orang Kristen. Tapi mereka tidak melihat
hal ini diterapkan dalam kenyataan. Pasti akan lebih baik bila
mereka memberikan perlindungan atau menghentikannya sebelum serangan
terjadi.
Di Pakistan, penganut agama minoritas sering kali menghadapi
penganiayaan dan dihukum karena difitnah tidak menghormati nabi
terakhir dari agama mereka. Dari peristiwa ini, kelompok mayoritas
telah mendaftar kasus-kasus pemfitnahan terhadap 11 orang percaya.
Meskipun berisiko, orang-orang masih terus datang kepada Kristus.
Voice of the Martyrs masih terus mendampingi sisa-sisa gereja. TN
menjelaskan bahwa "Voice of the Martyrs bekerja bersama orang-orang
Kristen di Pakistan, dan dalam beberapa kasus, mereka juga datang
untuk membantu mereka untuk bersama-sama mengembalikan kehidupan
mereka".
Ini adalah kesempatan pelayanan. "Orang-orang Kristen yang merespons
peristiwa seperti ini dengan kasih dan pengampunan akan memancarkan
cahaya yang membawa kebangunan karena orang-orang setempat melihat
mereka dan berkata, `Tunggu dulu, bagaimana bisa mereka merespons
peristiwa itu dengan cara seperti ini? Bagaimana mereka masih bisa
mengasihi kami?`" Doakan agar para penganiaya di seluruh Pakistan
tertantang oleh kesaksian yang terus dilakukan oleh para pengikut
Kristus sehingga mereka menerima Kristus. (t/Ratri)
Diterjemahkan dari: Mission News, July 2009
Kisah selengkapnya: http://mnnonline.org/article/12924
Pokok doa:
* Mengucap syukur untuk orang percaya di Pakistan. Meskipun sering
mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan, namun mereka tetap
bersikap baik dan mengasihi pihak-pihak yang telah menganiaya
mereka.
* Doakan bagi organisasi/lembaga Kristen yang melayani orang percaya
di Pakistan, agar Tuhan memampukan mereka untuk menolong dan
mengupayakan kehidupan yang lebih baik bagi orang Kristen di
Pakistan.
______________________________________________________________________
DOA BAGI INDONESIA
HARI PANGAN NASIONAL
Ketahanan pangan merupakan pilar utama pembangunan suatu bangsa.
Kita tak ingin krisis pangan seperti 2008 jadi batu sandungan bagi
pembangunan ekonomi ke depan. Ketahanan pangan di sini bukan hanya
menyangkut stabilitas pasokan dan harga, tetapi juga terpenuhinya
hak atas pangan dan gizi yang baik bagi semua. Artinya jangan lagi
kita mendengar ada kasus gizi buruk di negeri ini. Oleh sebab itu,
kita berharap momentum peringatan Hari Pangan Nasional (16 Oktober
2009) kali ini akan lebih banyak diisi tindakan nyata ketimbang
seremonial.
Sumber: Kompas, Kamis, 15 Oktober 2009, Halaman 6
POKOK DOA:
1. Besarnya ketergantungan pada impor pangan menjadi persoalan
pangan yang dihadapi bangsa ini. Ditambah lagi perubahan iklim
yang cukup ekstrem, sudah pasti akan berdampak pada pertanian,
khususnya pangan. Doakan agar pemerintah dapat segera
menindaklanjuti persoalan ini, sehingga dapat menentukan
kebijakan-kebijakan yang harus diambil guna meningkatkan dan
menjaga ketahanan pangan bagi rakyat.
2. Doakan agar Tuhan memampukan pemerintah dalam memperlengkapi para
petani dalam menghadapi anomali iklim seperti kekeringan dan
banjir, yang cakupan dan frekuensinya semakin meningkat, termasuk
pola budidaya dan bercocok tanam.
3. Dilihat dari sisi daya dukung lahan, pertumbuhan penduduk, pola
konsumsi, dan kondisi iklim ke depan, bukan tidak mungkin
Indonesia akan semakin kewalahan menjaga ketahanan pangan. Doakan
agar pemerintah dan setiap instansi terkait mulai serius untuk
menggarap pertanian pangan demi kesinambungan ketahanan pangan
jangka panjang.
4. Kondisi masyarakat Indonesia yang mengalami gizi buruk masih
sering terdengar. Doakan agar pemerintah segera mengambil
tindakan untuk menanggulangi masalah ini, sehingga ke depannya
kita tidak mendengar lagi adanya masyarakat Indonesia yang
mengalami gizi buruk.
5. Doakan juga agar masyarakat Indonesia secara sadar menjaga sumber
daya alam dan lingkungan, serta tidak bersikap konsumtif. Biarlah
ada perubahan ke arah yang lebih bijaksana dalam mengelola sumber
alam yang sudah Tuhan berikan.
______________________________________________________________________
STOP PRESS
PERAYAAN 15 TAHUN SABDA 19 -- 23 OKTOBER 2009
Banyak sukacita mewarnai minggu ketiga perayaan 15 Tahun SABDA.
Selain jumlah fan SABDA yang sudah melewati angka 1.000, peluncuran
Aplikasi Facebook SABDA Ayat juga telah mendapat sambutan yang
hangat dari para penggunanya. Bagi Anda yang ingin facebook-nya
dihiasi dengan tampilan ayat setiap hari secara otomatis, silakan
menambahkan aplikasi SABDA Ayat melalui URL berikut ini.
==> http://apps.facebook.com/sabda_ayat/
Sementara itu, masih ada beberapa kendala untuk peluncuran Tutorial
SABDA Alkitab dan upgrade situs SABDA.net. Kami mohon dukungan doa
dari Anda semua agar kedua proyek tersebut dapat diselesaikan dengan
baik.
Memasuki perayaan minggu ke-3 ini, ada beberapa acara yang akan
YLSA laksanakan, yaitu:
- Peluncuran CD Image SABDA (ISO)
- Dimulainya Pemilihan (Polling) Karya Slogan, Desain Stiker SABDA,
dan Desain T-Shirt SABDA
- Peluncuran Gadget "AYATIZER"
- Peluncuran upgrade CD Alkitab Audio (TB dan BIS)
Doakan agar semua rencana tersebut berjalan dengan lancar dan
menjadi berkat bagi banyak orang.
Terima kasih, Tuhan memberkati.
______________________________________________________________________
Anda diizinkan mengcopy/memperbanyak semua/sebagian bahan dari e-JEMMi
(untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: tidak
untuk tujuan komersial dan harus mencantumkan SUMBER ASLI bahan
yang diambil dan nama e-JEMMi sebagai penerbit elektroniknya.
______________________________________________________________________
Staf Redaksi: Novita Yuniarti, Yulia Oeniyati, dan Dian Pradana
Bahan-bahan dalam e-JEMMi disadur dengan izin dari berbagai pihak.
Copyright(c) 2009 oleh e-JEMMi/e-MISI --- diterbitkan: YLSA dan I-KAN
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Kontak Redaksi: < jemmi(at)sabda.org >
Untuk berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Untuk berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Untuk pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
______________________________________________________________________
Situs e-MISI dan e-JEMMi: http://misi.sabda.org/
Arsip e-JEMMi: http://www.sabda.org/publikasi/misi/
Situs YLSA: http://www.ylsa.org/
Situs SABDA Katalog: http://katalog.sabda.org/
______________________________________________________________________
|
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |