Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2017/08

e-JEMMi edisi No. 08 Vol. 20/2017 (22-8-2017)

Doa bagi Bangsa

e-JEMMi -- Edisi 08/Agustus/2017
 
Doa bagi Bangsa
e-JEMMi -- Edisi 08/Agustus/2017
 

e-JEMMi

DARI REDAKSI:

Mendoakan Bangsa

Shalom,

Syukur kepada Allah yang telah menganugerahkan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia sehingga kita dapat menjadi bangsa yang bebas dan berdaulat. Tanpa kemerdekaan, kita akan menjadi warga negara yang terkungkung dan terpasung dengan sistem yang dibuat oleh penjajahan. Tentu saja, lebih dari itu, kita juga mesti bersyukur atas anugerah keselamatan dari Allah melalui Yesus Kristus yang membebaskan kita dari belenggu dosa dan maut. Dengan dua kenyataan tersebut, kita sebagai orang-orang percaya yang merdeka seharusnya melakukan aksi nyata untuk mensyukuri eksistensi kita. Berdoa bagi bangsa menjadi salah satu hal yang seharusnya tidak kita abaikan karena itu menjadi sarana utama agar kuasa Tuhan bekerja bagi pekerjaan Injil. Tanpa doa, gereja tidak akan memiliki kesatuan hati dan daya dalam mewujudkan kerinduan Allah bagi bangsa Indonesia. Bertepatan dengan bulan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia, e-JEMMi akan mengetengahkan artikel bertema "Doa bagi Bangsa" yang berisi tentang bagaimana kita dapat berdoa secara efektif bagi bangsa, terutama terkait dengan pekerjaan Injil. Kiranya artikel sajian kami akan sungguh-sungguh menggerakkan kita semua untuk senantiasa mendoakan pekerjaan Injil bagi bangsa dan negara Indonesia dalam doa-doa syafaat kita.

Dirgahayu Indonesia. Terang dan pemeliharaan Tuhan kiranya terus menyinari bangsa Indonesia!

N. Risanti

Pemimpin Redaksi e-JEMMi,
N. Risanti

 

ARTIKEL
Doa yang Efektif untuk Bangsa

... nasihat kepada gereja untuk berdoa agar pemerintahan berjalan dengan baik adalah melampaui pemahaman terkait dengan kemajuan Kerajaan Allah.

Kasihani dan berkatilah kami, ya Allah. Kiranya wajah-Mu menyinari kami sehingga jalan-Mu dikenal di atas bumi, keselamatan-Mu di antara semua bangsa. Biarlah bangsa-bangsa bersyukur kepada-Mu, ya Allah! Biarlah semua bangsa bersyukur kepada-Mu. Biarlah suku-suku bangsa bergembira dan bersorak-sorai karena Engkau menghakimi bangsa-bangsa dengan adil, dan menuntun suku-suku bangsa di atas bumi. Biarlah suku-suku bangsa bersyukur kepada-Mu, ya Allah! Biarlah semua suku bangsa bersyukur kepada-Mu. Bumi telah memberikan hasilnya, kiranya Allah, Allah kami, memberkati kami. Kiranya Allah memberkati kita supaya segenap ujung bumi akan takut kepada-Nya (Mazmur 67).

Bangsa Anda Memiliki Takdir Kerajaan:

Rasul Paulus berdiri di depan sekelompok filsuf di kota penyembah berhala dan memberitakan pesan menakjubkan yang ditemukan dalam Kisah Para Rasul 17:26, "Dan, Ia menciptakan, dari satu orang, semua bangsa umat manusia untuk tinggal di seluruh muka bumi ini, setelah menetapkan musim-musim dan batas-batas tempat hidup mereka, supaya mereka mencari Allah ...." Anda dipilih dan ditunjuk untuk tinggal pada waktu dan tempat tertentu. Batas-batas bangsa Anda ditetapkan sebelum awal waktu agar manusia bisa mencari dan menemukan Tuhan! Sesungguhnya, sikap dan keterlibatan Anda sebagai pendoa syafaat dan orang Kristen yang dipenuhi Roh Kudus masuk dan mengarah ke tujuan Allah di negara Anda, adalah bagian utama dari takdir dan warisan rohani Anda sendiri.

Kemudian, ketika Paulus hendak menyerahkan nyawanya untuk Injil, ia menulis perintah kepada Timotius, anak rohaninya, serta rasul dan penatua yang baru di gereja tersebut: "Karena itu, aku menasihatkan kamu untuk menaikkan permohonan, doa, doa syafaat, dan ucapan syukur bagi semua orang, bagi raja-raja, dan semua orang yang duduk di pemerintahan supaya kita dapat menjalani hidup yang tenang dan damai dalam segala kesalehan dan kehormatan. Hal ini baik dan berkenan di hadapan Allah, Juru Selamat kita, yang menghendaki semua orang diselamatkan dan sampai pada pengetahuan akan kebenaran".

Doa adalah tugas pertama gereja saat berkumpul. Pertama-tama, "aku menasihatkan". Paulus ingin agar anak didiknya tahu inilah yang harus dilakukan gereja saat mereka berkumpul. Tidak ada yang berbeda pada zaman kita -- pertama-tama, tugas kita adalah berdoa. Allah memiliki satu kendaraan dan dua metode untuk memajukan Kerajaan Allah di bumi. Satu kendaraan adalah gereja Yesus Kristus. Kedua metode itu adalah doa dan pemberitaan Injil. Kita harus berdoa untuk pemerintah kita, untuk raja, dan semua yang berwenang untuk tujuan menyebarkan Injil melalui pemberitaan. Ini bukan doa yang berpusat pada diri sendiri; Ini adalah doa duta besar gereja. Fokusnya bukan agar kita bisa bahagia di empat dinding kecil kita, melainkan agar kita dapat hidup dalam masyarakat yang tidak memiliki kekacauan, represi, dan penindasan supaya dengan kebebasan itu penyebaran Injil melalui khotbah dikerahkan, dan semua orang dapat diselamatkan.

Oleh karena itu, nasihat kepada gereja untuk berdoa agar pemerintahan berjalan dengan baik adalah melampaui pemahaman terkait dengan kemajuan Kerajaan Allah. Ini adalah Kitab Suci. Alkitab tidak mengakui adanya pemisahan gereja dan negara. Sebenarnya, Alkitab menunjukkan kepada kita bahwa kondisi negara bergantung pada kondisi gereja dan sebaliknya.

Menyelaraskan Doa:

Dalam Matius 18:19, Yesus mengatakan kepada murid-murid-Nya, termasuk Anda dan saya, "Sekali lagi Aku mengatakan kepadamu bahwa jika dua orang di antaramu sepakat di bumi tentang sesuatu yang mereka minta, hal itu akan terjadi bagi mereka oleh Bapa-Ku yang ada di surga." Kata "sepakat" berarti menyelaraskan. Akan tetapi, itu kata Yunani dari mana kita mendapatkan kata "simfoni". Mentor rohani kami, Derek Prince, biasa mengatakan bahwa "Yang terpenting bukanlah membuat Allah menjawab doa-doa kita, tetapi membuat Dia mendengar doa kita." Alkitab dengan jelas mengatakan, "Jika Dia mendengar kita, Dia akan menjawab." Yesus berkata, "Jika Dia mendengar kita, kita mendapatkan apa yang kita minta." Dalam fisika, kita tahu bahwa gelombang suara dapat menguatkan satu sama lain (meningkatkan intensitas suara) atau saling membatalkan, tergantung pada apakah mereka berada dalam fase antara satu dengan yang lain. Gelombang suara yang berada di luar fase (gelombang dengan pola berlawanan) benar-benar saling membatalkan dan hasilnya adalah keheningan total! Ini adalah pelajaran untuk kita perhatikan: kesepakatan, harmonisasi bersama dalam doa kita, adalah kunci untuk membuat suara yang jelas yang akan terdengar di surga.

Hubungan yang benar sangat penting untuk doa yang efektif. Hubungan yang benar dengan Allah -- kita datang kepada-Nya melalui Yesus Kristus dalam pertobatan, kerendahan hati, dan penyerahan diri terus-menerus kepada Raja segala raja dan Tuhan segala tuhan dan hubungan yang benar satu sama lain. Dalam Markus 11:25, Matius 18:15, dan juga dalam Matius 6:14, kita melihat Yesus menekankan hubungan yang benar dalam konteks doa yang dijawab.

Prinsip pertama dari hubungan yang benar adalah pengampunan. Yesus berkata, "Saat engkau berdiri berdoa, ampunilah terlebih dahulu." Itulah hubungan yang benar. Sesuatu yang saya perhatikan tentang dosa dan masalah ketidakharmonisan ini adalah kenyataan bahwa jika saya tersinggung, sebenarnya bukan dosa orang yang menyinggung saya itu yang menjadi batu sandungan. Jika saya tidak mau memaafkan pelanggaran itu, jika saya marah terhadap pelanggaran itu, jika saya memiliki kebencian terhadap pelanggaran itu, jika saya mengalami kepahitan terhadap pelanggaran itu, jika saya bergosip tentang pelanggaran itu, dosa kembali. Jadi, ini menunjukkan kebutuhan yang jelas bagi kita untuk selalu, selalu melihat pada hal pengorbanan ini terlebih dahulu. Kami memiliki seorang teman lama di Texas yang biasa berkata, "Anda menunjuk ke satu orang, tiga jari Anda menunjuk ke Anda sendiri." Dengan demikian, perintah Allah untuk merendahkan diri dan menyucikan diri kita agar bisa datang kepada-Nya supaya doa kita selalu didengar kembali.

Saya ingin menyisipkan sesuatu yang saya percaya bahwa Tuhan ingin menjadikan ini sebagai koreksi sikap ke segmen besar gereja-Nya, terutama di Amerika sini (artikel ini diambil dari salah satu situs Amerika - Red.). Hubungan yang benar bukan hanya dengan keluarga dekat atau lingkaran teman kita. Ingat apa yang Rasul Paulus katakan dalam khotbahnya kepada para filsuf di Efesus? Allah telah memberi kita takdir nasional untuk dipenuhi. Patriotisme dan identitas nasional sebenarnya adalah bagian dari identitas rohani kita di mata Allah. Ada sikap yang merajalela saat ini di mana spiritual menjadi hal yang kritis bagi bangsa dan pemimpin kita. Kesombongan diri sendiri ini telah menyebabkan banyak orang Kristen sepakat untuk menyetujui anti-Kristen di balik sebagian besar kebenaran sekuler, progresif, dan politis yang mencoba merobek kain mulia bangsa kita. Saya percaya bahwa Allah ingin melakukan peralihan sehingga gereja di Amerika dapat diberkati sepenuhnya dengan mendapatkan bagian-Nya, menjadi kekuatan yang benar-benar kuat bagi tujuan Allah pada zaman kita dan di generasi ini. Kita perlu merendahkan diri dan menyelaraskan diri dengan Kitab Suci Allah, mengangkat pemimpin, pemerintahan, dan bangsa kita agar kita sebagai satu umat memenuhi tujuan-Nya untuk kemuliaan-Nya di bumi.

Kita Adalah Garam Dunia:

Sebenarnya, sesuai dengan Kitab Suci dan apa yang Paulus ajarkan kepada Timotius dalam suratnya, "kita"lah, dan bukan "mereka" yang telah berdosa. Kitalah yang bertanggung jawab atas keadaan bangsa kita, bukan orang berdosa. Apa yang diajarkan Kitab Suci, yakni gereja adalah garam dunia, dan saat garam itu menjadi hambar, orang-orang durhaka dapat menginjak-injaknya. Matius 5:13 menyatakan, "'Kamu adalah garam dunia, tetapi kalau garam itu menjadi hambar, dengan apa ia diasinkan? Dia tidak berguna sama sekali selain untuk dibuang dan diinjak-injak oleh manusia.'" Sekali lagi, kita perlu memahami bahwa keadaan persatuan bergantung pada keadaan gereja, dan keadaan gereja secara langsung membawa kepada kesatuan. Kehendak Allah adalah agar sebuah bangsa memiliki pemerintahan yang saleh dan baik, agar Injil dapat diberitakan dan keselamatan dapat dengan cuma-cuma sampai kepada semua orang. Kita memainkan peran penting.

Markus 9:49-50, "Sebab setiap orang akan digarami dengan api." Anda tahu bahwa hidup Anda adalah persembahan yang hidup, yang berkenan kepada Bapa, tahukah Anda bahwa doa-doa, perpuluhan, persembahan, pekerjaan Anda untuk Injil, untuk membangun gereja adalah kurban persembahan di atas mezbah-Nya? Semua persembahan "harus diberi garam". Yesus berkata, "Garam itu baik, tetapi jika garam itu kehilangan keasinannya, bagaimana kamu akan membuatnya asin lagi? Milikilah garam dalam dirimu sendiri dan berdamailah satu dengan yang lain."

Dalam membandingkan orang beriman dengan garam, Yesus mengacu pada sesuatu yang dipahami oleh orang-orang Yahudi yang religius saat Dia berbicara dalam Kitab Suci ini. Ia mengacu pada perintah yang diberikan dalam Imamat 2:13, "juga, kamu harus membubuhkan garam pada setiap kurban sajian yang kamu bawa. Dengan demikian, garam perjanjian Allah tidak hilang dari kurban sajianmu ...." Dan, dikatakan di dalam kitab Imamat, tiap-tiap persembahan khusus, satu per satu dari setiap persembahan itu, semuanya suci bagi Tuhan. Dikatakan bahwa tidak satu pun dari mereka akan dipersembahkan dengan ragi atau madu, berbicara tentang dosa dan kemunafikan. Ketika Yesus mengutip perintah ini secara langsung dari instruksi Imamat untuk ibadah, Dia sedang berbicara tentang tubuh Kristus dan garam perjanjian Allah. Kita adalah tubuh, banyak anggota, dalam sebuah simfoni. Akan tetapi, ketika Yesus berbicara tentang menjadi garam dunia, Dia ingin kita memahami bahwa untuk menyerahkan hidup kita dalam kurban dan persembahan, baik itu melalui doa, pemberian, penyembahan, pelayanan, pekerjaan, meletakkan hidup kita di ladang misi ... jika dipersembahkan tanpa hubungan yang benar dalam kehidupan kita dengan orang lain, hal itu kehilangan rasanya. Namun, jika itu dilakukan dengan hubungan yang benar, hal itu terasa asin, dan suara kita didengar oleh Allah. Karena itu, ada korelasi langsung antara gagasan menjadi garam dunia ini dan mempersembahkannya dengan efektif, menyelaraskan doa di hadapan Tuhan.

Harmoni, Hubungan yang Benar dan Persekutuan:

2 Tawarikh 7:14 mengatakan kepada kita, "dan jika umat-Ku memanggil nama-Ku, merendahkan diri, berdoa dan mencari Aku, serta meninggalkan jalan yang jahat, maka Aku akan mendengar mereka dari surga dan mengampuni dosa mereka serta memulihkan negeri mereka." Nah orang-orang kudus, ini sangat mencengangkan. Jika kita memiliki kepercayaan akan firman Tuhan dan dalam Dia, Dia menjamin pemerintahan yang baik di suatu negara. Dia menjamin tempat di mana kita bisa menjalani kehidupan yang damai dan tenang dalam segala kesalehan dan kejujuran. Ini hanya tergantung pada apa yang kita lakukan. Kata-kata dalam Ibrani secara harfiah mengatakan, "Umat-Ku atas siapa nama-Ku berada." Jika Anda menyebut diri Anda seorang Kristen, Anda dapat menjadi duta besar Tuhan untuk menjadi orang yang secara langsung memengaruhi dan bertanggung jawab untuk pemulihan di negeri Anda. Orang-orang Kristen berdoa atas nama dan otoritas Yesus. Pertama, kita merendahkan diri. Seperti yang saya katakan, bukanlah pada mereka keadaan persatuan itu bergantung. Hal itu memberi saya kepercayaan diri yang besar karena kita melihat tidak hanya di dalam tubuh Kristus yang indah ini, gereja lokal ini, tetapi di gereja-gereja di seluruh negeri ini, gereja asin yang merendahkan dirinya dalam doa bersama, mencari wajah Tuhan, dan meletakkan semua himpitan dan semua dosa yang begitu mudah menjajah kita.

Dua puluh tahun yang lalu ketika Tuhan secara serentak melawat Mahesh dan saya sendiri, saat kami berada di wilayah yang sama sekali berbeda dari negara ini, Dia menggambarkan lawatan yang akan datang kepada mereka yang "rendah hati, suci, dan lapar". Kita memerlukan sebuah lawatan di negara ini. Dunia haus akan kebangunan rohani. Dalam 2 Tawarikh 7, Dia berkata, "Rendahkan dirimu." Jadi, kerendahan hati adalah langkah pertama. Bahaya agama adalah keangkuhan. Membuktikan seluruh dunia salah tidaklah membuat kita benar. Siapkan jalan untuk lawatan pemulihannya melalui sikap hati Anda!

Kedua, berdoa. Tugas pertama gereja saat berkumpul adalah berdoa.

Hal yang ketiga adalah "Carilah wajah-Ku". Sangat menarik bahwa ini berbeda dengan doa. Dia menunjukkan, "Jangan hanya mengucapkan doa. Berdoalah sampai kamu mendapatkan terobosan. Berdoalah sampai kamu berada di hadapan wajah-Ku dan bertatap muka, dan Aku akan mendengar suaramu."

Dan kemudian, kita berjalan dalam pertobatan, berbalik dari jalan kita yang jahat. Ini penting bagi gereja. Alkitab mengatakan jika kita berjalan di bawah terang, sebagaimana Dia ada dalam terang, kita memiliki persekutuan, selaras satu sama lain, dan darah Yesus menyucikan kita dari segala dosa. Demikian juga harmoni, hubungan yang benar dan persekutuan, hal-hal itu membuat doa kita didengar di tempat yang tinggi -- adalah penting untuk pemulihan negeri kita.

Saya ingin mendorong Anda, bahkan sekarang saat kita melihat bumi dan kerajaannya mengerang seperti rasa sakit ketika melahirkan, menunggu munculnya anak-anak Allah. Melangkahlah kembali dengan semangat baru ke dinding doa. Anda adalah penjaga penting pada hari-hari terakhir ini dengan kekuatan guna mewujudkan takdir negara Anda bagi Kerajaan.(t/Jing-Jing)

Diterjemahkan dari:
Nama situs : Sid Roth's
Alamat situs : http://sidroth.org/articles/effective-prayer-nation/
Judul asli artikel : Effective Prayer for a Nation
Penulis artikel : Mahesh dan Bonnie Chavda
Tanggal akses : 25 April 2017
 

RENUNGAN
Doa bagi Bangsa

"Jiwaku selalu teringat akan hal itu dan tertekan dalam diriku. Tetapi hal-hal inilah yang kuperhatikan, oleh sebab itu aku akan berharap: Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis- habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!" (Ratapan 3:20-23)

Dalam hidup yang berliku-liku ini, sering kali kita tersesat di tengah-tengah tumpukan masalah yang ada. Jiwa kita tertekan melihat lingkungan sekitar kita yang tidak bertuhan, yang tidak mengenal Tuhan, dan tidak memiliki kasih dalam kehidupan. Apabila kita melihat keluarga besar yang menghina Tuhan, kolega kita yang hidupnya tidak memedulikan adanya Tuhan, dan masyarakat kita yang tidak berseru dan berharap kepada Tuhan, jiwa kita seharusnya sedih dan meratap.

Apa sebenarnya yang terjadi sehingga Tuhan tidak memulihkan kota tempat kita hidup dan segera datang membereskan ketidakadilan dan penderitaan di tengah-tengah masyarakat? Sesungguhnya, Tuhan ingin kita berbalik kepada Dia, berdoa bagi orang-orang di sekitar kita yang kita kasihi. Tuhan ingin Dia menjadi bagian dalam hidup kita dan tinggal di dalam kita dan orang-orang di lingkungan sekitar kita. Apakah kita memiliki hati yang berdoa bagi bangsa dan dunia tempat kita hidup? Apakah hati kita pilu melihat kekejian dalam masyarakat di sekitar kita? Apakah kita disegarkan senantiasa oleh rahmat Tuhan yang baru? Atau, hati kita mulai acuh untuk berharap, mulai tidak peduli, dan bahkan menganggap enteng firman Tuhan? Jangan sampai kita akhirnya dibiarkan Tuhan menghina Tuhan dan binasa selama-lamanya.

Download Audio

Diterjemahkan dari:
Nama situs : Pillar (Buletin Pemuda Gereja Reformed Injili Indonesia)
Alamat situs : http://www.buletinpillar.org/renungan/doa-bagi-bangsa
Judul asli renungan : Doa bagi Bangsa
Penulis artikel : Lukas Yuan Utomo
Tanggal akses : 7 Agustus 2017
 
Anda terdaftar dengan alamat: $subst('Recip.EmailAddr').
Anda menerima publikasi ini karena Anda berlangganan publikasi e-JEMMi.
misi@sabda.org
e-JEMMi
@sabdamisi
Redaksi: N. Risanti, Davida, Yulia O. dan Ayub T.
Berlangganan|Berhenti|Arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
©, 2017 -- Yayasan Lembaga SABDA
 

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org