Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2023/06/18

Minggu, 18 Juni 2023 (Minggu ke-3 sesudah Pentakosta)

Ibrani 1:1-4
Sambutlah Perdamaian dari Allah

Pada bagian awal suratnya, sangat terasa bahwa penulis Surat Ibrani menekankan pentingnya upaya yang dilakukan Allah untuk berbicara.

Pertama-tama ia menuliskan bahwa pada zaman dahulu, yaitu pada masa Perjanjian Lama, Allah sudah berulang kali dan dalam berbagai cara berbicara dengan perantaraan para nabi (1). Kemudian, ia juga menulis bahwa pada zaman akhir, yaitu pada zaman Perjanjian Baru, Allah berbicara dengan perantaraan Anak-Nya (2).

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, salah satu arti kata "berbicara" adalah berunding atau merundingkan. Upaya perundingan perlu dilakukan oleh kedua pihak yang tengah berkonflik, tidak hanya satu atau dua kali, melainkan berkali-kali.

Menarik untuk diperhatikan bahwa dengan menuliskan "Allah berulang kali … berbicara" (1), penulis Ibrani menunjukkan bahwa di satu sisi ada permusuhan antara Allah dan manusia. Namun, ada prakarsa dan upaya yang dilakukan Allah untuk mengakhiri permusuhan dan mengupayakan perdamaian.

Pada umumnya dalam sebuah permusuhan, pihak yang lebih lemah akan memulai upaya perundingan damai, sementara pihak yang lebih kuat akan enggan untuk berunding.

Namun, dalam permusuhan antara Allah dan manusia, terjadi paradoks yang menakjubkan. Pihak yang kuat, yaitu Allah, justru memprakarsai perundingan damai. Pihak yang lemah, yaitu manusia, justru enggan merespons Allah. Allah tahu, bila Dia hanya menunggu manusia untuk berbicara dengan Dia, maka pemulihan hubungan tak akan terwujud.

Puji syukur sebab Allah berinisiatif lebih dulu. Ia menyediakan pendamaian melalui Perantara yang lebih agung dan tinggi daripada semua nabi, yaitu Anak-Nya sendiri, Yesus Kristus. Melalui Kristus, kita mengenal Bapa, kita mengalami penyucian, dan menerima keselamatan kekal.

Bersyukurlah karena Allah berkenan menjadi pemrakarsa dan pelaku upaya pemulihan hubungan antara kita dengan Dia. Sudah sepatutnya kita merespons dengan menjaga kedekatan relasi kita dengan Allah dan mengupayakan perdamaian dengan sesama. [CHR]

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org