Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2023/06/06

Selasa, 6 Juni 2023 (Minggu Trinitas)

Ayub 30-31
Iman yang Utuh

Setelah sejenak menjadi lebih positif, nuansa ucapan Ayub kembali penuh dengan kemuraman. Ayub menyampaikan dengan jelas kondisinya saat ini.

Ia menjadi bahan cemooh orang-orang yang selama ini ia anggap orang rendah (30:1-14). Kedahsyatan menimpanya sehingga ia kehilangan kemuliaan dan kebahagiaan. Jiwanya hancur dan hari-hari kesengsaraan mencekamnya (30:15-19). Bahkan, hal yang paling mengerikan adalah Ayub merasakan bahwa ia sedang ditinggal Tuhan (30:20-31). Inilah penderitaan yang paling tragis.

Di hadapan Allah, Ayub mencari keadilan. Ia melakukan pembelaan atas kesucian dan jalan hidupnya yang lurus (31:1-12), juga atas perbuatan dan sikapnya yang adil kepada sesama (31:13-40). Ayub tidak ragu atas integritas hidupnya.

Ayub tidak berpura-pura di hadapan Allah untuk mendapatkan pemulihan. Ia betul-betul beriman kepada Allah yang dikenalnya. Ia datang dalam kejujuran kepada Allah di hadapan teman-temannya. Imannya membuatnya berani jujur atas perasaannya dalam menghadapi penderitaan. Ia tetap menantikan keadilan di hadapan Allah.

Dari keberanian Ayub, kita belajar untuk memiliki iman yang utuh. Penderitaan akan menyingkapkan iman kita kepada Allah: apakah kita sungguh-sungguh beriman atau sekadar mencari jalan keluar dan kenyamanan hidup?

Iman yang utuh membawa kita kepada kehidupan yang utuh. Iman Kristen bukan hanya terdiri dari aspek-aspek doktrinal dan aktivitas agama. Iman Kristen adalah iman yang mengubahkan semua aspek hidup. Iman Kristen membuat kita dapat memiliki hidup yang berintegritas, sebab seluruh hidup kita diletakkan di bawah pandangan Allah. Iman yang demikianlah yang membuat kita tetap datang kepada Tuhan secara jujur pada saat-saat yang paling sulit sekalipun.

Kita juga belajar dari Yesus dalam menantikan Bapa. Yesus begitu menderita karena ditinggal oleh Bapa, tetapi Ia tetap taat, bahkan sampai mati di kayu salib. Pada saat kita menanti-nantikan Tuhan, kiranya kita taat sepenuhnya kepada kehendak-Nya. [RGD]

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org