Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2023/03/06

Senin, 6 Maret 2023 (Minggu Pra-Paskah 2)

Ayub 6-7
Ketika Sahabat pun Tak Mengerti

Tidak adanya orang yang mengerti diri kita dapat membuat kita merasa sendirian, stres, kecewa, dan putus asa dalam menghadapi situasi sulit. Terlebih jika orang itu adalah orang terdekat kita, seperti sahabat. Ketika sahabat pun tidak mengerti kesusahan kita, dampaknya akan terasa sangat besar, karena pada umumnya sahabatlah yang dapat mengerti ketika yang lain tidak.

Kondisi seperti itulah yang dialami oleh Ayub. Perkataan-perkataan Elifas dalam pasal 4-5 membuatnya kecewa karena sahabatnya tidak mengerti kondisi dan perasaannya (6:1-3). Bagi Ayub, nasihat-nasihat Elifas atas penderitaannya dapat diibaratkan sebagai makanan hambar atau putih telur yang tidak memiliki rasa (6:6-7).

Hal ini menunjukkan bahwa nasihat-nasihat Elifas tidak disertai dengan empati dan belas kasihan. Perkataannya justru menambah rasa sakit di tengah perihnya penderitaan. Kehadiran dan perkataan seorang sahabat seperti Elifas tidak memberikan semangat yang membuat Ayub dapat bertahan di tengah krisis, tetapi justru mematahkan semangat dan membuat Ayub ingin menyerah di hadapan Tuhan (6:8-13).

Dari pengalaman Ayub dengan sahabatnya ini, kepada kita diberitahukan bahwa tidak ada sahabat sejati di dunia ini. Semestinya seorang sahabat sejati menjadi sumber kasih dan penghiburan. Bahkan, sahabat sejati rela berkorban dan menyerahkan nyawanya bagi sahabatnya (lih. Ams. 17:17; Yoh. 15:13). Hanya ada satu sosok yang dapat memenuhi kualifikasi sahabat seperti ini, yaitu Yesus Kristus. Ia mengerti diri kita sepenuhnya. Ia rela mati di atas kayu salib bagi kita, orang-orang berdosa yang layak menjadi seteru Allah, tetapi yang justru diangkat oleh-Nya menjadi sahabat-Nya.

Pernahkah Saudara mengalami kekecewaan karena sahabat tidak mengerti kesusahan Saudara? Atau bahkan, pernahkah Saudara dikhianati oleh sahabat sendiri? Saudara tidak perlu berputus asa karena memang manusia tidak dapat diandalkan sepenuhnya. Namun, kita memiliki Yesus Kristus, Sahabat Sejati yang dapat kita andalkan dalam kondisi apa pun. [ABL]

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org