Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2023/02/11

Sabtu, 11 Februari 2023 (Minggu ke-5 sesudah Epifani)

2 Raja-raja 17:24-41
Identitas Rancu

Identitas diri adalah dokumen yang sangat penting dimiliki oleh seseorang karena dokumen itu menjadi petunjuk keberadaan pribadi tersebut di dunia ini. Tetapi, bagaimana jika identitas itu menjadi rancu? Perikop kita berbicara tentang orang-orang Samaria yang dipindahkan untuk menempati daerah orang Israel. Mereka menolak untuk mengikuti pola penyembahan kepada Tuhan Allah.

Raja Asyur membuang orang-orang Israel dari Kerajaan Utara ke daerah orang Madai (5-6). Daerah orang Israel kemudian diisi oleh bangsa-bangsa dari daerah Babel dan sekitarnya (24). Sekalipun orang-orang ini diam di daerah Israel, mereka menolak menyembah Tuhan Allah. Mereka mempertahankan ilah-ilah mereka sendiri dan bahkan melakukan persembahan kurban anak manusia (29-32).

Tindakan ini memengaruhi sisa-sisa orang Israel yang masih ada di sana untuk ikut menyembah ilah baru itu sambil tetap menyembah Tuhan! (33-34). Dengan sengaja mereka mengingkari perjanjian mereka dengan Tuhan Allah, dan mereka mengajarkan pola pikir dan pola hidup sinkretis ini kepada anak cucu cicit mereka (35-41).

Mengapa mereka mengalami krisis identitas yang sedemikian parah? Karena mereka mengikuti bangsa-bangsa yang ada di sekitar mereka (15). Mereka memandang rendah keberadaan Tuhan Allah dan dengan sengaja mereka melupakan riwayat penyertaan Tuhan atas mereka. Mereka juga mengabaikan hukum-hukum Allah dan menggantinya dengan keinginan hati mereka sendiri. Sebagai akibatnya, nilai moral mereka tergerus menjadi tidak lebih baik daripada bangsa sekitar, dan mereka tidak lagi mengalami kuasa karya Allah dalam hidup mereka.

Manusia ada karena Allah yang menciptakan. Oleh karena itu, hakikat kebahagiaan sejati hanya dapat ditemukan di dalam Allah Sang Pencipta (Mzm. 16). Ketika manusia berupaya melarikan diri dan menjauh dari Allah, serta melupakan identitasnya yang sejati sebagai anak-anak Allah, maka mereka akan mendapat kegelisahan dan kehausan rohani. Adakah kita memiliki persekutuan yang hidup dengan Tuhan Yesus, Air Hidup yang kekal? [IBS]


Baca Gali Alkitab 6

2 Raja-raja 18:1-12

Hidup ini adalah pilihan, dan tiap-tiap orang diberi kemampuan untuk memilih dan menghidupi apa yang dia pilih. Kita mungkin pernah mendengar ada anak yang hidup takut Tuhan, berkelakukan baik, bertumbuh dalam kerohanian yang baik pula, walaupun ternyata orang tuanya atau keluarganya bukanlah seorang Kristen yang baik, atau mungkin justru bukan orang yang mengenal dan percaya kepada Kristus. Sebaliknya, ada juga individu yang berasal dari keluarga yang sangat rohani, namun ia sendiri hidup jauh dari Tuhan. Mengapa bisa terjadi demikian? Karena masing-masing orang bebas memilih jalannya sendiri jauh dari latar belakang keluarganya.

Apa saja yang Anda baca?
1. Siapakah yang menjadi raja Yehuda saat itu dan pada usia berapa dia diangkat menjadi raja? (1-2)
2. Bagaimana kehidupan yang Hizkia jalani? (3, 5-6)
3. Apa yang dilakukannya untuk mengembalikan peribadatan Yehuda kepada Allah? (4)
4. Bagaimana sikap Tuhan terhadap Hizkia? (7)

Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Apa saja pelajaran yang Anda dapatkan dari kehidupan Raja Hizkia?
2. Ketaatan dan upaya Hizkia untuk memulihkan kerohanian umat Tuhan patut dijadikan teladan. Bagaimana Anda dapat mengikuti teladannya?
3. Sebagaimana yang dialami oleh Hizkia, apa janji Tuhan kepada orang yang berpaut kepada-Nya?

Apa respons Anda?
1. Upaya apa yang akan Anda lakukan untuk membangun kembali kehidupan kerohanian Anda atau keluarga Anda?
2. Bagaimana cara Anda untuk bertahan dalam kebenaran sekalipun tinggal di tengah orang yang tidak takut Tuhan?

Pokok Doa:
Mintalah pimpinan dan kekuatan dari Tuhan agar kita dapat hidup sesuai dengan kehendak dan kebenaran-Nya.

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org