Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2022/05/22

Minggu, 22 Mei 2022 (Minggu ke-6 sesudah Paskah)

Yeremia 39
Siapakah yang Buta?

Sangatlah tragis, raja yang harusnya tampil berperang di garis depan harus lari mengendap-endap.

Nahasnya, usaha penyelamatan diri Raja Zedekia harus diakhiri dengan anak-anaknya dibantai, matanya dibutakan, dan dirinya dijadikan tawanan di negeri orang (6-7). Sementara Yeremia, nabi yang dia tindas justru mendapat kebebasan (14), bahkan Ebed-Melekh, hambanya, juga dilepaskan (15-18).

Begitu rapuhnya kekuasaan yang dibangun manusia dengan lobi-lobi politik yang tampak sakti. Mereka percaya: ketika mereka punya banyak koalisi dan relasi, mereka akan aman.

Inilah keyakinan Zedekia, dan demi keyakinan ini banyak hal harus dikompromikan, seperti penyembahan berhala yang berakibat kemerosotan moralitas di seluruh negeri (Yeh. 8-11). Padahal, arti nama Zedekia adalah "Yahweh itu kebenaran". Sejatinya, dirinya sudah dibutakan oleh kekuasaan sejak lama. Kisah terakhir yang tragis ini hanyalah meneguhkan apa yang telah lama terjadi.

Yeremia yang tidak buta dan jelas melihat kebutaan Zedekia justru dianiaya dan dibungkam supaya tidak bersuara. Tetapi, pada akhirnya Yahweh, Sang Kebenaran akan menunjukkan siapa yang buta dan siapa yang melihat. Bahkan, Ia menyebut Ebed-Melekh, orang asing yang bersimpati terhadap pemberita kebenaran-Nya sebagai orang yang percaya (18).

Jadi, kebenaran bukan berarti sesuatu yang banyak diyakini orang ataupun yang dinarasikan kekuasaan. Di dalam kekuasaan yang jahat selalu ada suara-suara kebenaran yang dibungkam. Dan, bukankah suara Allah adalah suara Kebenaran? Barangsiapa mendengar suara ini, mereka melihat. Tetapi, yang tidak mendengarnya sekalipun melihat, sejatinya mereka adalah orang-orang yang buta.

Mari meminta Tuhan untuk menuntun kita hidup dalam kebenaran. Janganlah demi kekuasaan kita rela mengkompromikan iman. Biarlah kita menjadi orang-orang yang tinggal dalam dunia yang buta, tetapi sejatinya, kitalah yang melihat karena Tuhanlah yang menentukan siapa yang buta dan siapa yang melihat. [JHN]

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org